Setiap kerajaan hanya terdapat satu orang permasisuri…


Sekarang mari kita bersama berpikir bersama tentang hikmah kenapa seorang suami di beri hak kepemimpinan atas istrinya, pertama mari kita saling bertanya:” Apakah mungkin di dalam satu Negara terdapat dua orang raja? Atau apa mungkin di dalam satu yayasan atau orgasnisai terdapat dua orang pimpinan? Atau dalam sebuah kapal terdapat dua orang kapten? Atau untuk sebuah mobil terdapat dua orang sopir?! Seorang menetapkan sesuatu dan yang lain membatalkannya, satu menyetir ke- arah timur dan sopir lainnya ke arah yang berlawanan?!

Ketika Allah -ta'aalaa- menjadikan hak kepemimpinan untuk seorang suami terhadap istrinya:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِم

"Kaum laki-laki adalah pemimpin atas kaum wanita dengan apa-apa yang telah Allah utamakan pada sebagian mereka atas sebagian yang lainnya dan dengan apa yang telah mereka belanjakan (belanjakan) dari harta-harta mereka..."

Wanita adalah makhluk perasa, mengambil keputusan menurut perasaannya, dan kadang keputusannya sering jauh dari kebenaran dan kadang pula benar pada saat lainnya, kemudian berkenaan dengan ketaatannya kepada sang suami -di dalam selain kemaksiatan kepada Allah- adalah jalannya menuju syurga, urutannya datang dalam amal kebaikan setelah sholat, puasa, dan penjagaan atas dirinya secara langsung. ini menunjukan kepada kita betapa besar dan agungnya ketaatannya kepada sang suami, Rasulullah -shollallaahu 'alaihi wasallam- bersabda:

المرأة إذا صلَّت خمسَها وصامت شهرَها وحفظت فرجَها وأطاعت زوجَها فلتدخل من أي أبواب الجنة شاءت

“Seorang wanita apabila sudah megerjakan shoalat yang lima waktu, telah berpuasa pada bulannya (Ramadan), telah menjaga kemaluannya, dan telah mentaati suaminya maka ia dapat memasuki syurga dari pintu mana saja yang dia kehendaki.”


Jadilah seorang ibu untuknya niscaya ia akan menjadi budak untukmu…..
Saat kita masih kecial kalimat ini mencengangkan kita, dan kita berkata sunguh telah habis masa perbudakan, dan seorang budah wanita adalah seorang hamba yang di miliki yang tidak mempunyai keputusan untuk dirinya sendiri, dan penghambaan seperti ini itu hukumnya hina , maka pemikiran seperti apakah beberapa kalimat di atas itu yang datangd alam bentuk nasihat untuk seorang wanita/ istri?!


Akan tetapi dalam banyak percobaan telah terbukti kalimat-kaliamt ini, kelembutan tida di dapatkan kecuali dengan kelembutan, kebaikan tidak membuahkan kecuali kebaikan, dan perbuatan baik tidak mendapatkan balasan kecuali kebaikan, dan tidak di hasilkan dari keta’atan kecuali kelembutan sag suami dan cintanya untuk sang istri, seorang istri yang mengabaikan ketaatan keapda suaminya akan menyempitkan dadanya dan tidak akan meunculkan selaun kebenciannya kepada sang istri, wahai para istri yang baik….telah cukuplah bahwasannya ketaatanmu kepada suamimu adalah juga ketaatanmu kepada Allah…

0 komentar: