Bagaimanakah engkau memperlakukan suamimu?
Oleh: Muhafidz Ibn Maqshudy
Perhatikan dengan baik wahai istri yang baik dengan lakumu terhadap suamimu, dan bertanyalah pada dirimu sendiri apakah engkau sudah memperlakukannya sebagaimana seharusnya?! Apakah engkau sudah menampakkan dan menunjukkan kasih sayang, penghormatan dan ketaatan keapdanya?! Apakah engkau sudah memperlakukannya dengan hal yang Allah ridhoi?! Apakah engkau selalu berusaha memperbaharui nit dan semangatmu?! Apakah engkau sudah memikirkan tentang syurga ketika engkau mentaati suami dalam beberapa hal, khususnya ketika perkara ini tidak muncul dari nafsumu?!
Dengarlah baik-baik kepada putri Sa’id bin Al Musayyib ketika ia berkata:” Tidaklah kami membicarakan para suami kita kecuali seperti kalian membicarakan para pemimpin kalian.”
1. Bersihkanlah kalimatmu bersamanya dan jangan memperlakukannya kecuali dengan akhlak yang baik.
2. Jangan mengejek atau meremehkan perkataannya walaupun dalam keadaan bergurau, dan jangan mengejek cela yang di milikinya.
3. Jagalah kemulyaannya, dan tampakkan pula penghormatanmu kepadanya di depan orang lain.
4. Jangan engkau sampai memberikan atau menimbulkan sebuah perasaan terhadapnya bahwa engkau itu lebih utama darinya, mulai dari pengetahuan, pemahaman ataupun pengalaman hidup, akan tetapi tanamkanlah perasaan di dalam dirinya bahwasannya engkau selalu memerlukannya di setiap waktu kapanpun saja adanya.
5. Hormatilah ia selalu, saat ia ada maupun tidak ada, jangan pernah sekali-kali menyebut-nyebut tentangnya di depan orang lain kecuali kebaikan.
6. Jangan engkau pergi atau keluar rumah kecuali setelah mendapatkan izinnya; Rasulullah –shollallaahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
إن المرأة إذا خرجت من بيتها وزوجها كارهٌ لعنَها كلُّ ملك في السماء وكل شيء مرَّت عليه غير الإنس والجن حتى ترجع
“Sesungguhnya seorang wanita jika keluar dari rumahnya sedangkan suaminya dalam keadaan tidak suka (benci) maka ia akan di laknat oleh setiap malaikat di langit dan setiap sesuatu yang di lewatinya selain manusia dan jin sampai ia pulang.”
7. Jangan engkau berpuasa sunnah kecuali dengan izinnya. Rasulullah bersabda:
لا يحلُّ لامرأةٍ أن تصوم وزوجها شاهد إلا بإذنه
“Tidak halal untuk seorang wanita berpuasa sedangkan suaminya ada kecuali dengan izinnya.”
8. Jangan engkau memasukkan orang yang tidak di ridhoi atau tidak di sukai atau I benci oleh suamimu.
9. Jangan membelanjakan hartanya sama sekali kecuali dengan izinnya, juga jangan engkau menyimpan sesuatu- pun dari hartnya kecuali dengan izinnya.
10. Jika engkau memang harus menasehatinya maka nasehatilah ia dengan halus dan lembut, pilihlah waktu dan kalimat yang pas untuk itu.
11. Jangan engkau lukai perasaanya dan jangan pula menyakitinya dengan perkataan atau perbuatanmu. Rasulullah bersabda:
لا تؤذي امرأةٌ زوجَها في الدنيا إلا قالت زوجتُه من الحور العين: لا تؤذيه قاتلك الله،...
“Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia kecuali istrinya dari bidadari berkata kepadanya:” Jangan engkau menyakitinya, (jika engkau menyakitinya) mudahan Allah memrangimu, …..”
12. Jangan negkau bersikap masa bodoh dengan hubungan khusus antara kalian berdua walau apapun juga sebabnya, akan tetapi penuhilah panggilannya, tampakanlah kebahagiaanmu dengan hal itu; Rasulullah –shollallaahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
إذا دعا الرجلُ امرأتَه إلى فراشه فلم تأتِهِ فبات غضبان عليها لعنتها الملائكةُ حتى تصبح
“Ketika seorang suami memanggil istrinya ke- ranjangnya kemudian ia tidak mendatanginya , maka kemudian (suaminya) bermalam dalam keadan marah atas dirinya, maka para malaikatpun melaknatnya hingga pagi hari.”
Ketahuilah bahwasannya poin terakhir ini merupakan poin terpenting yang banyak di lalaikan atau di remehkan oleh para istri, sehingga akibatnya adalah dia merusak hubungannya dengan sang suami, antara menghormatinya dengan hak ini terhadap suaminya dan ketidak ta’atannya yang menjadikan suaminya menjadi marah terhadapnya dan mudah terangkat emosinya ketika menghadapi cela atau masalah yuang timbul dari istrinya secara khusus.
Dengarlah baik-baik nasihat Rasulullah untuk seorang istri yang baik:
ما استفاد مؤمنٌ بعد تقوى الله عز وجلَّ خيرًا له من زوجةٍ صالحةٍ، إن أمرها أطاعته، وإن نظر إليها سرَّته، وإن أقسم عليها أبرَّته، وإن غاب عنها نصحته (حفظته) في نفسها وماله
“Tidaklah seorang beriman mendapatkan manfaat secara taqwa kepada Allah –ta’aalaa- pada kebaikan untuknya dari seorang istri yang baik, jika ia menyuruhnya ia menataatinya, jika ia menatap kepadanya (istri) menyenangkannya, dan jika ia membagi atasnya ia menerimanya, dan jika ia tidak berada di sisinya ia menjaga diri (suami) di dalam dirinya (istri) dan hartanya (suami).”
Wallahu a’lamu bisshowaab….
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar