FUTUR
Oleh: Ibn Maqshudy.

Futur atau patah semangat adalah ketika seseorang kehilangan atau kurang gairah untuk berkativitas yang sebelumnya atau biasanya secara konsisten di laksanakannya. Future merupakan penyakit yang biasa menghinggapi para aktivis dakwah khususnya pada saat tertentu.

Ketahuilah, bahwa tinggi rendahnya, bagus tidaknya prestasi dab derajat akan terwujud lewat ukuran sebuah pengabdian dan pengorbanan yang kita persembahkan untuk dakwah ini. Dengan ketentuan Allah yang terbaik pasti akan terdapatkan, tapi ini tentunya harus melalui sebab-sebab yang harus di lewati dan di jalani. Sebab itulah sebuah kefuturan sungguh merupakan penyakit yang mengancam kita dari terlaksananya sebab-sebab menuju kebaikan yang sedang kita tuju itu.

Langsung saja, mengapa seorang bisa mengalami fase ke-futuran? Di antara sebabnya adalah:

Langkah awal yang di miliki lemah atau kurang kuat dan di tambah sikap yang labil alias plinplan dan suka berubah-rubah tanpa ada sebab jelas.
Menanggapi seruan-seruan yang meragu-ragukan langkah kita ketika sedang menapaki dan menempuh kebenaran jalan dakwah .

karena itulah dalam sebuah organisasi dakwah ada tiga hal yang harus kita pegang dan yakini betul-betul, yaitu: yakin terhadap diri kita, yakin terhadap pimpinan , dan yakin dengan manhaj perjuangan yang kita pilih.

Kurang memiliki tanggungjawab syari’ah.

Ini sebanya ada beberapa hal, di ataranya misalnya: pernah mengalami trauma sebuah pergerakan, pengunduran diri, atau jemu terhadap aktivitas yang di jalani, atau karena merasa kurang mendapatkan tantangan yang berarti.

Lebih ambisi dengan dunia di bandingkan akhirat. (Al Syura: 20)
Timbulnya perselisihan di antara para pimpinan.

Terburu-buru dalam fase tarbiyah dan takwin ( fase pembinaan dan pengkaderan).
Ketiadaan sasaran-sasaran utama yang jelas.

Akibat yang di timbulkan oleh ke-futuran di antaranya:

Mengakibatkan jalan dakwah menjadi lebih panjang dan lama.

Karena yang seharusnya sudah selesai atau sudah banyak peningkatan akan tetapi akibat datangnya future inilah segala aktivitas yang sudah di rancang menjadi tidak berkurang bahkan tidak jadi terlaksana, dengan begini mau tidak mau tujuan puncak dari sebuah dakwah menjadi tertunda dan jalannya menuju kesana makin terasa panjang.
Tidak terlaksananya amal sesuai waktu yang sudah di rencanakan.

Prokdutivitas melemah.

Semangat serta pemikiran berislam menjadi melemah.

Mengendurkan semangat berjuang dalam barisah dakwah.

Menghindar dari beban berat dan tanggung jawab pada saat-saat genting dan penting.

Potensi dakwah menjadi sia-sia dan terbuang.
Memperburuk citra dakwah islam di mata umum.
Terciptanya unsure negative dalam tubuh dakwah dan mengancam kelangsungan gerakan dakwah .

Future jangan di biarkan terus berlarut tanpa di obati, karena di takutkan ketika kefuturan sudah sangat berlarut dan mencapai pada titik nadir keparahannya bisa mengarah kepada insilakh (keluar dari garis yang benar) atau intikas (menyeleweng dari kebenaran). Tentunya seorang dai khususnya tentunya memahami dengan baik bahwasannya ini bukan hal yang di inginkan.

Percayalan segala hal kesulitan itu adalah gelombang ujian ketika seorang menapaki garis kebenaran. Sebab, makin seorang baik kualitasnya maka ujiannya akan semaki besar dan berat.

Futur…?

Sebuah penyakit yang harus di berantas habis, future bukan merupakan hal yang tidak bisa di obati, akan tetapi bisa, karena semua penyakit pasti ada obatnya ikalau kita menegtahuinya. Ok…sebagai berikut cara untuk mengobati kefuturan yang menimpa kita:

Memusatkan pemahaman kita akan kewajiban berdakwah. (Al Qomar 10)
Menghidupkan kembali mental-mental semangat dan gairah tinggi untuk terus bangkit.

إذا سألتم الله تعالى فاسألوه الفردوس العالية فإنه سر الجنة

“jika kalian meminta kepada Allah maka mintalah syurga firdaus yang paling tinggi karena sesungguhnya ia (firdaus) adalah rahasia syurga”

Menyusun dengan baik program pribadi dan jama’ah.

Membangkitkan semangat dan nasihat yang lemah lembut.

Selalu menanamkan sikap kehati-hatian bagi seorang pemimpin demi untuk menangkal fitnah.

Mengetahui sejarah orang yang gugur di jalan dakwah dan akibat yang mereka alami, hal untuk di ambil sebagai bahan pembelajaran.

Meluruskan pemahaman tentang konsep ketenangan yang benar.

Mendidik jwia pemaaf dan membina sikap toleran.

Selalu berdzikir dan mengingat Allah –ta’aalaa-.
Karena firman Allah –ta’aalaa- dalam Qur’annya:

ألا بذكر الله تطمإن القلوب

“ingatlah dengan mengingat Allah itu menenangkan hati”

Tumbuhkan mental untuk selalu bertaubat.

Mengoperasikan pada lapangan yang terbaik.


Wallahu a’lamu bisshawaab.

0 komentar: