ISLAM DAN MASA DEPAN.
Oleh: Ibn Maqshudy.


Belajar tentang masa depan bukan sebuah pemikiran yang berlebihan dan mengada-ada, bahkan di dalam jalan islam bukan merupakan hal yang baru seperti yang kita sekarang hidup di dalamnya ini, sebagaimana kita ketahui bahwasannya islam dari dulu sudah menyerukan kita untuk melihat kejadian-kejadian awal peciptaan, sejarah perjalanan kenabian dan kerisalahan, dakwah, serta ummat-ummat dan peradaban-peradaban manusia sebelum islam; itu semua agar kita dapat mengabil dan memetik pelajaran dari sana, sehingga tak mengerankan bila di dalam Al Qur’an Allah –ta’aalaa- kebanyakan berisi banyak pesan-pesan di dalam kisah-kisah yang Allah –ta’aalaa- ceritakan kepada kita di sana.

Telah di sebutkan di dalam Qur’an yang di tujukan kepada kita Ummat qur’ani:

قل سيروا فى الأرض فانظروا كيف بدأ الخلق ثم الله ينشئ النشأة الأخرة إن الله على كل شيئ قدير


“Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Itu semua agar kita bisa menjadikannya dan serta mengambilnya sebagai sarana untuk ber- tadabbur diri, karena dengan itu maka kita akan makin bisa menghayati ayat-ayat kekuasaan Allah –ta’aalaa- yang begitu banyak dapat kita lihat , rasakan, dan saksikannya serta memahaminya. Ini adalah agar yang sudah tertanam di dalam hati kita makin membekas, dan bagi yang masih berada di dalam keraguan segera menemukan keyakinannya.

Kemudian firmannya:
قل سيروا فى الأرض ثم انظروا كيف كان عاقبة المكذبين

“Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu."

قل سيروا فى الأرض فانظروا كيف كان عاقبة المجرمين

“katakanlah:” berjalanlah kalian di (muka) bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang jahat itu”
قل سيروا فى الأرض فانظروا كيف كان عاقبة الذين من قبل كان أكثرهم مشركين

“Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)."

Sebagaimana juga Islam telah mewajibkan ummatnya ntuk meperhatikan kejadian-kejadian yang terjadi pada awal penciptaan manusia dan perjalanannya, demikian juga menyerukan untuk memahami kejadian-kejadian yang mungkin terjadi di masa depan ummat dan masyarakat, lihatlah bagaimana islam ebrbicara tetnang pertikain yang akan terjadi antara dua peradaban besar pada masa kemunculan Islam, yaitu Persia dan romawi.

الم () غلبت الروم() فى أدنى الأرض وهم من بعد غلبهم سيغلبون () فى بضع سنين لله الأمر من قبل ومن بعد ويومئذ يفرح المؤمنون

“Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Rumawi.di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, Karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang. (Sebagai) janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

Kemudian bagaimana Qur’an mulya berbicara tentang sunnah pergantian kejayaan dan kemunduran antara ummat, Negara dan peradaban-peradaban.

وتلك الأيام نداولها بين الناس وليعلم الله الذين آمنوا ويتخذ منكم شهداء والله لا يحب الظالمين

“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim,”

Kemudian firmannya:

إلا تنفروا يعذبكم عذابا أليما ويستبدل قوما غيركم ولا تضروه شيئا والله على كل شيء قدير
“Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.’

وإن تولوا يستبدل قوما غيركم ثم لا يكونوا أمثالكم

“dan jika kalian berpaling maka (Allah) akan mengganti dengan kaum selain kalian kemudian mereka tidak menjado seperti-seperti kalian.”

Begitu juga dengan sunnah nabawiyyah yang telah berbicara tentang sunnah-sunnah kehidipan yang akan terjadi di masa depan perjalanan ummat islam, saat-saat yang terjadi dalam kejadian naik turunnnya kekuasaan, maju mundur, jumud, ijtihad dan pembaharuan, nabi –shollallaahu ‘alaihi wasallam- bersabda:” tidak tinggal keburukan sepeninggalku (setelahku) kecuali sedikit sehingga muncul (menjadi banyak), maka tatkala muncul sebuah dari keburukan bersamaand engan itu pergi atau menghilang pula dari keadilan semisalnya, sehingga di lahirkan di generasi yang buruk yang tidak mengenal kecuali keburukan. Kemudian Allah akan mendatangkan dengan keadilan, ketika datang sebuah keadilan maka hilang pula keburukan semisalnya, sehingga di lahirkan di dalam generasi yang adil atau baik yang tidak mengenal kecuali keadilan atau kebaikan saja. “

Kemudian sabdanya pula:

يبعث الله لهذه الأمة على رأس كل مائة سنة من يجدد لها أمر دينها

“Allah mengutus untuk ummat ini di salam setiap seratus tahun pada orang yang memperbaharu untuk ummat perkara agamanya…”

Ketika manusia-manusia salah jalan hanya memperhatikan untuk saat kehidupan mereka pada masa sekarang saja yang sedangg di jalani.

يعلمون ظاهرا من الحيوة الدنيا وهم عن الآخرة هم غافلون

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.”

Akan tetapi dengan risalah ke- imanan itu menyerukan untuk mempelajari sunnah –sunnah kehidupan yang berjalan serta hukum-hukum yang di jalankan dalam perjalanan kehidupan manusia, baik itu yang sudah terjadi pada masa lampau, sekarang yang sedang di jalani, atau untuk masa depan dan akhir terminal kehidupan. Telah menjadikannnya sebagai kewajiban kifayah, bukan hanya sekedar hak akal saja, akan tetapi lebih dari pada hanya sekedar pemikiran yang berlebihan yang tiada gunanya.
Wallahu a’lamu bisshawaab.

(Al Islaam wa attahaddiyaat al mu’aashirah) DR. Muhammad ‘imarah / nahdhah misr li atthibaa’ah wa annasyar wa attauzii’.

0 komentar: