MANA SEMANGAT DAKWAHMU?

Penyusun: Ibn Maqshudy

Segala puji hanya milik Allah –ta’aalaa-, Rabb yang telah menunjukkan kita kepada jalan kebenaran yang harus selalu kita tempuh dan bagi siapa saja yang menginginkan keselamatan dunia dan akhirat. Sholawat dalm salam teruntuk manusia termulya, tauladan kita, seorang hamba Allah yang telah terpilih menjadi Rasul- nya sebagai rahmat untuk semesta alam, yaitu nabi Muhammad –shollallaahu ‘alaihi wasallam- , juga untuk segenap keluarga, shohabat dan semua yang mengikuti petunjuk beliau dengan benar sampai berakhirnya kehidupan dunia.

Saudara/i- ku fillah….
Sekarang, pada saat ini kita akan sejenak me- muhasabah diri kita menghubungkan dengan sebuah profesi yang sudah Allah –ta’aalaa- jadikan sebagai penyebab tegaknya agamanya di permukaan bumi. Profesi termulya yang di jalani semua utusan Allah, juga di jalani para manusia yang betul-betul bisa memandang masa depan jauh ke- depan, yaitu profesi ‘dakwah’ . profesi yang harus kita jalani setelah kita menjadi manusia-masnudia yang beriman dengan segala ketentuannya, setelah kita mengamalkan konsekwensi dari keimanan kita dengan pengamalannya, dan baru selanjutnya menyerukan dan menyampaikan kebenaran, kebaikan, dan rahmat islam kepada manusia yang belum mendapatkannya; itulah dia ‘dakwah’. Sekarang kita tidak akan masuk membahas tentang dakwah karena saya tujukan larikan kalimat di sini khususnya untuk mereka yang sudah Allah berikan pengetahuan mengenalnya serta mengamalkan, akan tetapi dengan perkara ke- tiga yaitu ‘ dakwah’ masih menyimpan sebuah pertanyaan yang harus kita jawab dari hati kita yang paling dalam, yaitu: ‘Mana semangat dakwahmu?”

Pertanyaan singkat ini di tujukan kepada kita semuanya yang masih memiliki jiwa kendor dalam mengarungi dunia ini, padahal ummat ini hanya akan bangkit ketika ummat gencar dengan satu profesi ini. Tapi kita bisa lihat sekarang, begitu banyaknya ummat yang seharusnya menjadi ummat yang satu malah menjadi ummat yang tidak memperhatikan keadaan saudaranya. Sikap aku adalah aku dan kamu adalah kamu sudah mendarah daging begitu eratnya, padahal dalam islam antara sesama kita itu laksana satu tubuh yang saling menguatkan satu dengan lainnya, lihatlah tubuh kita ketika kaki kita terluka kemudian mulut yang berseru kesakitan, ketika hati bersedih mata yang melelehkan air mata. Akan tetapi kita sekarang??!! Perilaku mementingkan sendiri sudah biasa, tiada lagi perasaan iba melihat banyak saudara dan saudari yang jauh dari petunjuk kebenaran islam.

Saudara/i- ku fillah…
Apakah engkau mempunyai semangat dakwah di dalam dirimu untuk menyeru manusia kepada kebenaran islam seperti semangatnya pada ahli kebatilan yang begitu gencarnya menyerukan kebatilan mereka kepada manusia lainnya?

Apakah engkau memiliki semangat di dalam mendakwahi manusia kepada kebenaran yang yang engkau jalani seperti semangatnya ahli kebatilan menyerukan pada manusia untuk mengikuti kebatilan yang mereka jalani?

Apakah engkau sudah mempelajari dengan sungguh-sungguh untuk bisa mendakwah- kan dengan baik kebenaran yang sudah engkau ketahui dan jalaninya?

Apakah engkau sudah menjadikan dakwah sebagai jalan hidup kita, bukan hanya sekedar sampingan saja?



Saudara/i- ku fillah….
Mari sekarang kita bersama belajar kesungguhan dari para ahli kebatilan…

Sesungguhnya kita mempersembahkan permisalan ini untuk para Dai di jalan Allah, dan kita hanya katakan kepada mereka bahwa bahwa kalian itu lebih utama untuk memakai semangat (Himmah) ini dari pada para ahli kebatilan yang tidak pernah lalai dari tujuan utama mereka yang sudah mereka tetapkan di dalam usaha menyesatkan dan menggelincirkan manusia kepada jalan kebatilan yang mereka jalani, kepada jalan kecelakaan yang mereka lalui.

Ingin aku bertanya kepadamu saudaraku, saudariku…
Apakah engkau sudah memiliki semangat seperti mereka di dalam mendakwahkan kebenaran yang engkau yakini? Seperti semangatnya iblis dan syaitan dan kawan-kawannya yang tidak pernah lelah, tidak putus asa, tidak mengeluh, dan tidak bosa-bosannya menyeru manusia untuk mengikuti segala kebatilan mereka dan membawanya ke- jalan yang menuju kecelakaan, supaya kelak bisa menjadi penghuni neraka bersama iblis, syaitan dan konco-konconya?

Dengarkan, lihat dan perhatikan dengan baik kepada semangat yang di miliki Iblis –la’natullah ‘alaih-, itu Iblis yang ketika Allah –ta’aalaa- memerintahkannya untuk bersujud memulyakan Adam lantas langsung menolak karena merasa besar diri, ia- pun menjadi makhluk yang kufur, bukankah seperti itu? Ini merupakan hal yang sudah sangat kita kenal dengan baik sebagaimana yang telah Allah –ta’aalaa- ceritakan kepada kita di dalam Qur’an- nya yang mulya, ketika Iblis membangkang dari perintah Allah -ta’aalaa-, kemudian Allah- pun mengusirnya dari syurga dan berfirman kepadanya mengusir:



فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِين

“maka keluarlah kamu, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina”


اخْرُجْ مِنْهَا مَذْؤُومًا مَّدْحُورًا لَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ لَأَمْلَأَن جَهَنم مِنْكم أَجْمَعِيْن

“Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya."

Allah- pun mengusirnya dengan seburuk-buruknya keadan, dengan laknatnya yang kekal untuk si- Iblis, keluarlah Iblis dari syurga dengan penuh kehinaan dan kerendahan, akan tetapi tahukah engkau sebelum beranjak dai sana ia bersumpah di hadapan Allah –ta’aalaa-, tahukah kalian sumpah seperti apa yang sudah ia camkan untuk di laksanakan sampai hari kiamat, selama dunia masih di huni manusia? Lihatlah dengan baik sebagaimana di ceritakan dalam al- Qur’an kepada kita agar kita makin berhati-hati terhadap segaal tipu daya darinya maupun para budaknya:

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ (16)ثُمَّ لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

“Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”

Kemudian Iblis- pun juga berkata kepada Tuhannya:

قَالَ أَرَأَيْتَكَ هَـذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إَلاَّ قَلِيلاً

“berkata (Iblis): terangkanlah kepadaku apakah ini orang yang telah engkau mulyakan atas diriku, jika engkau mengakhirkan aku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar aku akan menyesatkan keturunannya, melainkan sedikit saja (yang tidak tersesat)”

Iblis –la’natullah ‘alaih- telah meminta kepada Allah –ta’aalaa- untuk di tangguhkan masa kehidupannya sampai hari kiamat, kemudian ia telah bersumpah dengan kemulyaan Allah jikalau ia di berikan masa itu niscaya ia akan menyesatkan manusia ke lembah-lembah kesesatan dan kekufuran seperti yang di pilihnya sehingga para anak cucu Adam dan Hawan menjadi celaka seperti dirinya, melainkan hanya sedikit saja yang selamat dari godaannya, yaitu manusia yang menghambakan diri mereka kepada Allah dengan baik dan penuh ke- ikhlasan; dan sungguh untuk hal ini tidaklah syaitan itu memiliki kuasa apa-apa kecuali Allah menghendakinya, Allah- pun menangguhkan masa hidup Iblis sampai hari kiamat, sebuah masa yang sebenarnya sangat singkat. Lihatlah firman Allah –ta’aalaa- kepada Iblis mendengar permintaan dan sumpahnya untuk menyesatkan anak cucu Adam:

وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِم بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِي الأَمْوَالِ وَالأَوْلادِ وَعِدْهُمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلاَّ غُرُورًا

“Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupidari antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka ”

Allah –ta’aalaa- telah mengizinkan Iblis terlaknat untuk berbuat semampunya menyesatkan manusia menjadi pengikut sekaligus temannya untuk menghuni seluruh lubang neraka, menyesatkan manusia kepada kebatilan dengan seruan-seruannya baik itu dengan menggunakan suara-suara seruling atau nyanyian penaik syahwat dan nafsu, dengan gambar-gambar porno dengan semisalnya, dengan tarian-tarian erotis, dengan syubhat-syubhat kehidupan, dengan apa saja yang Iblis anggap bisa gunakan, yang jelasnya memasuki semua sendi kehidupan anak cucu Adam supaya mereka menjauh dari Tuhan mereka sejauh-jauhnya dan bahkan kalau bisa sampai tidak bisa mengenal pencipta mereka lagi. Menuntun mereka untuk menjadi suka makan harta dan barang ribaserta semua harta haram semisal hasil korupsi, hasil membuat dan menjual mira, obat-obatan terlarang seperti putau cs., menjadikan zina dan keburukan sebagai perkara baik dan indah dalam pandangan mereka, selain itu meniup-niupkan banyak janji-janji dusta kepada mereka bahwasannya hidup itu hanya sekali saja, tidak ada yang namanya hari perhitungan atau hari pembalasan; oleh karena itu nikmatilah hidup dengan seenaknya karena hanya akan di rasakan sekali saja kata Iblis di telinga siapa saja yang di godanya.

Yach….Iblis terlaknat telah bersumpah dengan sungguh-sungguh untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah yang benar:


قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (82)إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

“berkata(syaitan): maka demi kemulyaanmu benar-benar akan aku sesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hambamu dari mereka yang ikhlas”

Sudahkah engkau melihat ini saudaraku…saudariku….? Sudahkah engkau mewaspadainya? Kalau engkau sudah waspada akannya, lalu apakah engkau sudah memperingatkan saudara-saudarimu selainmu yang masih teledor dan bengong menerima segala pujuk rayu Iblis?

Sesungguhnya syaitan telah mengucapkan perkataan ini dan mencamkan di dalam dirinya sumpah terhadap dirinya dengan penuh kesungguhan yang pasti di laksanakannya, ia betul-betul di dalam semangat dan janjinya itu dan betulbetul melaksanakannya untuk menysatkan manusia dengan batasan waktu sampai hari kiamat. Ia tidak akan pernah berhenti sedetikpun dari melihat kesempatan untuk menyesatkan kita, sedikit saat kita lengah di situlah di situlah pintu gangguannya akan memasuki kekosongan diri kita dan berusaha menktia di antara pengikutnya, kita berlidung kepada Allah agar tidak sampai tersesatkan olehnya…

Apakah engkau pernah melihat syaitan lalai dari sumpah dan janjinya yang sudah di camkan di dalam dirinya?

Adakah engkau pernah melihat bahwa syaitan merasa putus asa, bosan, atau capai dan lelah bersamaan dengan lamanya masa untuk menggolkan tujuannya menyesatkan seseorang supaya menjadi pengikutnya di dalam lembah kehancuran?

Perhatikanlah dengan baik-baik firman Allah swt di bawah ini:

وَلَقَدْ صَدَّقَ عَلَيْهِمْ إِبْلِيسُ ظَنَّهُ فَاتَّبَعُوهُ إِلَّا فَرِيقًا مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ

“Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali segolongan orang-orang yang beriman.”

وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنكُمْ جِبِلًّا كَثِيرًا أَفَلَمْ تَكُونُوا تَعْقِلُونَ

“ Dan sungguh syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar diantara kalian, Maka apakah kalian belum memikirkan (nya) ?”

Tahukah engkau saudaraku kemana Iblis menyeru manusia untuk mengikutinya?

إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

“karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”

Lalu apa jalan Iblis atau syaitan untuk mewujudkan tujuannya itu?

اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُوْلَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ

“syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka melupakan mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan, ketahuilah sesungguhnya golongan syaitan itu adalah mereka orang-orang yang merugi”


Maka saya katakan kepdamu wahai saudara/i- ku…
Apakah engkau sudah memiliki semangat seperti semangatnya Iblis dan Syaitan di dalam menjalankan seruannya kepada kebatilannya? Ia seperti yang sudah engkau tahu, yang sudah engkau lihat dan dengar tidak pernah merasa capai maupun bosan serta tidak pernah lalai dari tujuannya menyesatkan manusia. Silahkan sekarang tirulah syaitan di dalam semangatnya, sungguh engkau lebih berhak dari padanya untuk memiliki rasa semangat ini, karena bukankah engkau jelas berada di atas kebenaran? Sedangkan syaitan berada di dalam kebatilan?


Kalau engkau belum cukup dengan satu contoh di atas, sekarang kita beralih kepada contoh kedua untuk kita ambil sebagai bahan penyemangat bagi kita, untuk dapat membangkitkan gairah dakwah kita, untuk segera menyalakan bara kemulyaan kita dengan dakwah, untuk segera memenuhi satu syarat untuk menjadi ummat yang maju , yaitu ‘ dakwah kepada jalan Allah.’


Sekarang kita pergi bersama menengok semangat yang di perlihatkan Fir’aun –la’natullaah ‘alaih-.

Lihat dan perhatikan kisah kehidupan fir’aun dengan baik bagaimana ia berusaha memaksakan keinginannya kepada manusia supaya mereka mempertuhannya, bagaimana kemudian ia berusaha menyingkirkan para pelaku kebenaran, serta melemparkan tuduhan-tuduhan bohong kepada memperlihatkan kebenaran di hadapannya; supaya manusia menghindarkan diri para pembawa kebenaran yang mengajak kembali pada kebenaran Allah. Lihatlah bagaimana ia berusaha dengan bersungguh-sungguh supaya orang-orang mengikuti kemauannya dan ambisi rusaknya; menguasai cara berpikir dan akal mereka, berusaha memburukkan posisi Dai Allah di hadapan semua manusia, lihatlah ketika ia berbicara di hadapan kaumnya dengan bahasannya yang di abadikan Allah dalam Qur’an:

ذَرُونِي أَقْتُلْ مُوسَى وَلْيَدْعُ رَبَّه

"Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya,”

Coba lihat apa alasannya ia mengucapkan perkataan itu? Dengan sebuah alasan yang kemudian ia kemukakan , aktanya adalah karena rasa takutnya atas diri kaumnya dari tersesatkan oleh Dai ini, yaitu Musa -‘alaihissalaam-.

إِنِّي أَخَافُ أَن يُبَدِّلَ دِينَكُمْ أَوْ أَن يُظْهِرَ فِي الْأَرْضِ الْفَسَاد

“karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi."

Bukan hanya itu, akan tetapi kemudian ucapnya:

مَا أُرِيكُمْ إِلَّا مَا أَرَى وَمَا أَهْدِيكُمْ إِلَّا سَبِيلَ الرَّشَادِ

“Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar."

Bahkan lihat juga bagaimana ia berusaha menjadikan manusia menjahui Dai kebenaran, kemudian meneyeru mereka untuk berdiri bersamanya pada posisi mengambil permusuhan menentang Utusan Allah yang datang member peringatan dari Tuhannya.

قَالَ فِرْعَوْنُ وَمَا رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Fir'aun bertanya: "Siapa Tuhan semesta alam itu?"

Kemudian Musa -‘alaihissalaam- berkata kepadanya:

قَالَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا إن كُنتُم مُّوقِنِينَ

“Musa menjawab: "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (Itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya."

Mendengar itu fir’aun dengan penuh ejekkan berkata kepada orang-orang di sekelilingnya:

قَالَ لِمَنْ حَوْلَهُ أَلَا تَسْتَمِعُونَ

“Berkata Fir'aun kepada orang-orang sekelilingnya: "Apakah kalian tidak mendengarkan?"

Kemudian berkatalah Musa kepada mereka:

رَبُّكُمْ وَرَبُّ آبَائِكُمُ الْأَوَّلِينَ

“Musa berkata (pula): "Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu.”

Kemudian lihatlah bagaimana ia berusaha memburukkan sang penyeru kebenaran di hadapan kaumnya supaya mereka menjauhinya:

إِنَّ رَسُولَكُمُ الَّذِي أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ لَمَجْنُونٌ [ الشعراء :27].

“Fir'aun berkata: "Sesungguhnya Rasul kalian yang diutus kepada kalian benar-benar adalah orang gila."

Tidak cukup samapi di situ saja yang di lakukan Fir’aun, ia berusaha membandingkan antara dirinya dan Musa –‘alaihissalaam- untuk mempengaruhi pandangan umum; supaya mereka mengakui bahwasannya ia lebih utama dari Musa untuk di ikuti, bagaimana ia memiliki kekuasaan yang tidak di miliki Musa, maka ucapnya kepada kaumnya:

يَا قَوْمِ أَلَيْسَ لِي مُلْكُ مِصْرَ وَهَذِهِ الْأَنْهَارُ تَجْرِي مِن تَحْتِي أَفَلَا تُبْصِرُونَ (51)أَمْ أَنَا خَيْرٌ مِّنْ هَذَا الَّذِي هُوَ مَهِينٌ وَلَا يَكَادُ يُبِينُ (52)فَلَوْلَا أُلْقِيَ عَلَيْهِ أَسْوِرَةٌ مِّن ذَهَبٍ أَوْ جَاء مَعَهُ الْمَلَائِكَةُ مُقْتَرِنِينَ (53)فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهُ فَأَطَاعُوهُ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ

“Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: "Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat(nya)? Bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)? Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya?" Maka Fir'aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.”

Berusaha sebisa mungkin terus mempengaruhi pandangan umum, supaya tindakannya menjadi seperti sah dan benar, seakan keputusan yang di pakainya untuk melawan Dai kebenaran adalah merupakan permintaan masyarakat umum, sedangkan ia hanya menjalankannya saja, maka lihatlah ucapannya terhadap kaumnya:

إِنَّ هَذَا لَسَاحِرٌ عَلِيمٌ (34)يُرِيدُ أَن يُخْرِجَكُم مِّنْ أَرْضِكُم بِسِحْرِهِ فَمَاذَا تَأْمُرُونَ

“sesungguhnya (orang) ini pasti adalah tukang sihir yang mahir. Ia hendak mengusir kalian dari tanah kalian dengan sihirnya maka apa yang kelian perintahkan”

Lihatlah jawab mereka:

قَالُوا أَرْجِهِ وَأَخَاهُ وَابْعَثْ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ (36)يَأْتُوكَ بِكُلِّ سَحَّارٍ عَلِيمٍ

“Mereka menjawab: "Tundalah (urusan) dia dan saudaranya dan kirimkanlah ke seluruh negeri orang-orang yang akan mengumpulkan (ahli sihir), niscaya mereka akan mendatangkan semua ahli sihir yang pandai kepadamu."

Makin bertambah saja kesombongan yang di miliki Fir’aun –terlaknat- untuk menyesatkan kaumnya, ucapnya kemudian:

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا لَّعَلِّي أَبْلُغُ الْأَسْبَابَ (36)أَسْبَابَ السَّمَاوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ كَاذِبًا
“Dan berkatalah Fir'aun: "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta."

- Sekarang bagaimana pendapatmu tentang semangat fir’aun didalam menyampaikan seruannya atas kaumnya kepada kebatilan?
- Apakah engkau memiliki semangat seperti semangat yang di miliki Fir’aun, ia tidak terlelap, tidak merasakan capai, ia terus berusaha membela kebatilan dan klaim sesaatnya dengan mengaku dirinya sebagai Tuhan dengan segala cara , misalnya dengan menipu dan membohongi kaumnya siang dan malam?

Kalau engkau masih belum cukup dengan contoh di atas –yaitu semangat Iblis menyesatkan manusia dan semangat Fir’aun dengan keingakaran dan kedustaannya- untuk memacu semangatmu, maka sekarang mari kita melihat contoh yang selanjutnya untuk kita ambil sebagai bahan pembelajaran, contoh lainnya adalah yahudi dan nasrani.

Lihatlah bagaimana mereka menggunakan Targhiib atapun tarhib di dalam mendakwahkan kebatilan mereka.

وَقَالُواْ كُونُواْ هُودًا أَوْ نَصَارَى تَهْتَدُواْ
“Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk."

وَقَالُواْ لَن يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَن كَانَ هُوداً أَوْ نَصَارَى

“Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: ‘Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani.’"

Nah sekarang lihatlah bagaimana mereka berusaha menyeru manusia pada kebatilan mereka dengan menghalalkan segala cara yang bisa mereka lakukan, dalam kamus mereka tidak ada cara terlarang selama itu bertujuan untuk menggolkan segala tujuan dan misi sesat mereka, dengan kata lain mereka menghalalkan dan membaikkan segala macam cara.


وَقَالَت طَّآئِفَةٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ آمِنُواْ بِالَّذِيَ أُنزِلَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُواْ وَجْهَ النَّهَارِ وَاكْفُرُواْ آخِرَهُ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ


“Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): "Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran).”

وَإِذَا لَقُوكُمْ قَالُواْ آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْاْ عَضُّواْ عَلَيْكُمُ الأَنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ

“Apabila mereka menjumpai kalian, mereka berkata "Kami beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kalian.”

Apakah engkau tahu apa tujuan mereka?

وَلاَ يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىَ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُواْ

“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.”

وَدُّواْ لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُواْ فَتَكُونُونَ سَوَاء

“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka).”

Lalu apakah mereka kemudian merasa capai dan bosan dalam usaha mewujudkan tujuan dan cita-cita mereka yang paling tingi untuk menyesatkan kaum muslimin? Sekali-kali tidak, demi Allah, bahkan setiap harinya, lebih dari itu bahkan di setiap saat yang berjalan semangat mereka senantiasa terus bertambah tampa merasakan lelah, capai atau apakah lemah semangat lainnya, seakan mereka tidak hidup di dunia ini melainkan hanya untuk mewujudkan tujuan ini saja.

Contoh-contoh ini di tunjukan kepada semua Dai kebenaran yang berjuang meninggikan kalimat Allah dimanapun berada, yang berusaha berbuat untuk agama Allah dengan cara menyampaikannya sebagai rahmat islam bagi alam semesta. Menunjukkan kebaikan dan kemulyaan islam kepada yang belum dapat menatapnya, kepada yang belum dapat mengecapnya, kepada yang belum merasakan nikmatnya, dan kepada mereka-mereka yang belum mengenalnya.

Akhitnya, kembali aku ingin bertanya kepadamu saudaraku, saudariku fillah….

Bukankah engkau saat ini berada di atas kebenaran sesungguhnya? Akan tetapi mengapa kemudian masih saja terdapat rasa malas dan putus asa serta ke- tidakpercayaan diri di dalam dirimu? Lihat dan perhatikan dengan baik bagaimana para ahli batil berusaha membela kebatilan mereka dengan semangat, membela tuhan-tuhan mereka yang batil, lihatlah bagaimana mereka atau apa yang mereka telah lakukan atas diri Ibrahim -‘alaihissalaam-:

َقالُوا حَرِّقُوهُ وَانصُرُوا آلِهَتَكُمْ إِن كُنتُمْ فَاعِلِينَ

“ Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak."

Sungguh engkau lebih utama dan lebih pantas wahai saudaraku untuk berbuat membela agama Allah yang sudah jelas kebenarannya, dari pada mereka yang bersemangat sekali membela tuhan-tuhan mereka yang jelas tidak dapat member apa-apa hatta pada dirinya sendiri.

Lihatlah dan perhatikan baik-baik, kemdian apakah hasil hasil dari dakwah mereka untuk kebatilan mereka? Apa buah yang di hasilkan dari kerja-keras mereka menanam kebatilan di dunia?

وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا

“Dan mereka berkata;:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar”

وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنكُمْ جِبِلًّا كَثِيرًا أَفَلَمْ تَكُونُوا تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar diantaramu, Maka apakah kamu tidak memikirkan ?.”

Mereka telah mendapatkan banyak pengikut, ini adalah bentuk gambaran dan hasil untuk kerja-keras mereka yang tidak kenal lelah dengan segala dakwah mereka menyerukan kebatilan mereka, serta membuat membuat tipu daya macam apa saja terhadap pengikut-pengikut mereka baik siang atau malam. Gambaran ini di jelaskan oleh ayat-ayat berikut ini dengan sangat jelas:

وقال الذين كفروا لن نؤمن بهذا القرآن ولا بالذى بين يَدَيْهِ وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ مَوْقُوفُونَ عِندَ رَبِّهِمْ يَرْجِعُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ الْقَوْلَ يَقُولُ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا لَوْلَا أَنتُمْ لَكُنَّا مُؤْمِنِينَ (31) قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا أَنَحْنُ صَدَدْنَاكُمْ عَنِ الْهُدَى بَعْدَ إِذْ جَاءكُم بَلْ كُنتُم مُّجْرِمِينَ (32)وَقَالَ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا بَلْ مَكْرُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ إِذْ تَأْمُرُونَنَا أَن نَّكْفُرَ بِاللَّهِ وَنَجْعَلَ لَهُ أَندَادًا[ سبأ :31 – 33 ].


“Dan orang-orang kafir berkata: "Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya." Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat ketika orang-orang yang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebahagian dari mereka menghadap kan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman." Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah: "Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak), sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa." Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "(Tidak) sebenarnya tipu daya(mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya."

Lihatlah dengan baik wahai saudaraku, saudariku….
Bagaimana mereka tidak pernah meninggalkan mereka baik siang atau malam, terus menyeru mereka untuk berpegang teguh dengan kebatilan ini, bahkan mereka tida meninggalkannya hanya sekaedar untuk berpiir sesaat tentang keadaan mereka, atau hanya sekedar untuk memikirkan perkara kebatilan yang mereka dengarkan, akan tetapi mereka berusaha menguasai mereka di dalam setiap saat berusaha menyesatkan akal dam pemikiran mereka lalu mengikut mereka di di dalam kesesatan, bersama mereka memasuki neraka, maka sungguh seburuk-buruk tempat kembali bagi orang-orang yang dzalim.

Sekarang aku memanggilmu wahai saudaraku, saudariku…
Aku memanggilmu karena aku mencintaimu, supaya kita dapat memasuki syurga Allah bersama-sama, bersama berjumpa dengan tauladan utama kita nabi Muhammad –shollallaahu ‘alaihi wasallam- dan bersama menatap wajah Allah –ta’aalaa- di syurganya.

Wahai Ahli kebenaran, sekarang mana semangat kalian seperti semangat yang dimiliki para ahli kebatilan?
Apa sekarang masih tersisa semua kelamahan ini setelah engkau mengetahui semangat musuh-musuhmu?
Apa engkau masih maukan kemunduran ini padahal engkau sekarang sudah tahu penyebabnya? Aku cuman berpikir engkau jangan sampai meragukan kebenaran Rabb- mu.
Sekarang jangan lagi engkau merasa malu untuk menerangkan dan menjelaskan kebenaran yang engkau ketahui kepada siapa saja yang haus akan dakwahmu.Segera ikuti mengikuti mereka di dalam kesungguhan mereka mewujudkan tujuan mereka dengan tidak pernah mengalpakan segala tujuan yang mereka miliki.

Bangkitlah wahai saudaraku, saudariku!
Segera raih panji dakwah dan pancangkan dengan kuat agar berdiri tegakkembali, dengan begitu kemenangan untuk islam akan segera engkau songsong kedatangannya. Jangan engkau pernah ragu atau takut, kawatir ataupun pesimis, karena apapun yang engkau dapatkan kelak di jalan dakwahmu itu adalah kebaikan; kematianmu berarti kemenanganmu dengan syurga yang di percepat, sedangkan kemenanganmu di dunia berarti kehidupan yang penuh dengan kemulyaan dengan syurga akan menjadi jaminanmu kelak yang masih tertunda waktunya. Sekarang terus berjalanlah menuju kearah syurga yang selalu terbuka pintunya untuk menyambutmu, yang selalu merindukan kedatanganmu untuk memasukinya, syurga yang luasnya meliputi langit-langit dan bumi akan segera menjadi milikmu di tambah dengan satu kenikmatan terbesar yaitu engkau dapat menatap wajah penciptamu.

Dan akhir kata; segera bangkitkan bara dakwahmu, segera tiup dengan ruh semangatmu hingga terlihat kewibawaan dan keagungannya. Dan akhirnya hanya Allah- lah kiranya yang menjadi penentu dan penolong kita di dalam dakwah meninggikan kalimatnya.

Wallahu a’lamu bisshawaab….

0 komentar: