Bagaimanakah engkau memperlakukan suamimu?

Perhatikan dengan baik wahai istri yang baik atas segala lakumu terhadap suamimu, bertanyalah pada dirimu sendiri : Apakah saya sudah memperlakukannya sebagaimana seharusnya?! Apakah saya sudah menampakkan dan menunjukkan kasih sayang semestinya?! Penghormatan dan ketaatan keapdanya?! Apakah saya sudah memperlakukannya dengan hal yang Allah ridhoi?! Apakah saya sudah selalu berusaha memperbaharui niat dan semangat?! Apakah saya sudah memikirkan tentang syurga ketika menta'ati suami dalam beberapa hal, khususnya ketika perkara ini tidak muncul dari nafsumu?!

Dengarlah baik-baik tentang putri Sa’id bin Al Musayyib ketika ia berkata:” Tidaklah kami membicarakan para suami kami, kecuali seperti kalian membicarakan pada pemimpin kalian.”

1. Bersihkanlah kalimatmu bersamanya dan jangan memperlakukannya kecuali dengan akhlak yang baik.
2. Jangan mengejek atau meremehkan perkataannya walaupun dalam keadaan bergurau, dan jangan mengejek cela yang di milikinya.
3. Jagalah kemulyaannya, dan tampakkan pula penghormatanmu kepadanya di depan orang lain.
4. Jangan engkau sampai memberikan perasaan terhdapnya bahwasannya engkau lebih utama darinya, mulai dari penegtahuan, pemahaman ataupun pengalaman hidup, akann tetapi tanamkanlah perasaan di dalam dirinya bahwasannya engkau selalu memerlukannya di setiap waktu kapan saja.
5. Hormatilah ketika ia tidak ada dan jangan menyebut-nyebut tentangnya kecuali dengan kebaikan di depan orang lain.
6. Jangan engkau pergi atau keluar rumah kecuali denbgan izinnya; Rasulullah –shollallaahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

إن المرأة إذا خرجت من بيتها وزوجها كارهٌ لعنَها كلُّ ملك في السماء وكل شيء مرَّت عليه غير الإنس والجن حتى ترجع

“Sesungguhnya seorang wanita jika keluar dari rumahnya sedangkan suaminya dalam keadaan tidak suka (benci) maka ia akan di laknat oleh setiap malaikat di langit dan setiap sesuatu yang di lewatinya selain manusia dan jin sampai ia pulang.”

7. Jangan engkau berpuasa sunnah kecuali dengan izinnya. Rasulullah bersabda:

لا يحلُّ لامرأةٍ أن تصوم وزوجها شاهد إلا بإذنه

“Tidak halal untuk seorang wanita berpuasa sedangkan suami ada kecuali dengan izinnya.”

8. Jangan engkau memasukkan orang yang di benci masuknya oleh suamimu ke- dalam rumah.
9. Jangan membelanjakan hartanya sama sekali kecuali dengan izinnya, jangan engkau menyimpan sesuatupun dari hartnya kecuali dengan izinnya.
10. Jika engkau memang harus menassehatinya maka nasehatilah ia dengan halus dan lembut, pilihlah waktu dan kalimat yang pas untuk itu.
11. Janagn engkau lukai perasaanya dan jangan pula menyakitinya dengan perkataan atau perbuatanmu. Rasulullah bersabda:

لا تؤذي امرأةٌ زوجَها في الدنيا إلا قالت زوجتُه من الحور العين: لا تؤذيه قاتلك الله، هو عندنا دخيل يوشك أن يفارقك إلينا

“Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia kecuali istrinya dari bidadari berkata kepadanya:” Jangan engkau menyakitinya, (jika engkau menyakitinya) mudahan Allah memrangimu, …..”

12. Jangan negkau bersikap masa bodoh dengan hubungan khusus anatra kalian berdua walau apapun juga sebabnya, akan tetapi penuhilah panggilannya, tampakanlah kebahagiaanmu dengan hal itu; Rasulullah –shollallaahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

إذا دعا الرجلُ امرأتَه إلى فراشه فلم تأتِهِ فبات غضبان عليها لعنتها الملائكةُ حتى تصبح

“Ketika seorang suami memanggil istrinya ke- ranjangnya kemudia ia tidak mendatanginya , kemudian bermalam dalam keadan amrah atas dirinya, maka para malaikatpun melaknatnya hingga pagi hari.”

Ketahuilah bahwasannya poin terakhir ini merupakan poin terpenting yang banyak di lalaikan atau di remehkan oleh para istri, sehingga akibatnya adalah dia merusak hubungannya dengan sang suami, antara menghormatinya dengan hak ini terhadap suaminya dan ketidak ta’atannya yang menjadikan suaminya menjadi marah terhadapnya dan mudah terangkat emosinya ketika menghadapi cela atau masalah yuang timbul dari istrinya secara khusus.

Dengarlah baik-baik nasihat Rasulullah untuk seorang istri yang baik:

ما استفاد مؤمنٌ بعد تقوى الله عز وجلَّ خيرًا له من زوجةٍ صالحةٍ، إن أمرها أطاعته، وإن نظر إليها سرَّته، وإن أقسم عليها أبرَّته، وإن غاب عنها نصحته (حفظته) في نفسها وماله

“Tidaklah seorang beriman mendapatkan manfaat secara taqwa kepada Allah –ta’aalaa- pada kebaikan untuknya dari seorang istri yang baik, jika ia menyuruhnya ia menataatinya, jika ia menatap kepadanya (istri) menyenangkannya, dan jika ia membagi atasnya ia menerimanya, dan jika ia tidak berada di sisinya ia menjagha dirinya (suami) di dalam dirinya (istri) dan hartanya (suami).”

0 komentar: