Jualan Allah itu Mahal
Oleh: Ibn Maqshudy

أفمن أسس بنينه على التقوى من الله ورضوان خير أم أسس بنينه على شفا جرف هار فانهار به فى نار جهنم والله لا يهدى القوم الظالمين
“Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang- orang yang zalim.”
Barang siapa yang membangun kehidupan dan tujuannya dengan lendasan ketaqwaan dan keridhaan Allah, landasan perasaan takut terhadapnya, itu lebih baik dari pada orang yang membangun landasan kehidupannya dengan kemaksiatan, keingkaran serta pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah swt.
Satu hal yang sudah menjadi sunnatullah adala senantiasa menolong para penolongnya, Allah senantiasa akan menjaga para pencinta dan hamba-hambanya.
ان الله يدافع عن الذين آمنوا ان الله لايحب كل خوان كفور (الحج: 38)
“Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat. “
Termasuk dari sunnahnya juga adalah menghinakan musuh-musuhnya, membinasakan siapa saja yang memusuhi dan menantangnya.
Karena itulah ketika Rasulullah –shollallaahu ‘alaihi wasallam- kembali dari gua hira setelah menerima wahyu pertamanya dan pulang dalam keadaan ketakutan dan gemetar setelah jibril mendaanginya, dan ia menyangka kalau akan mati, celaka atau mendapatkan kehinaan; karena ia telah melihat pemandangan yang belum pernah dilihatnya sebelumnya, maka berkatalah Khadijah –radhiyalaahu ‘anha- :” sekali-kali tidak, dan Allah –ta’aalaa- tidak menghinakanmu selamanya, sesungguhnya engkau adalah orang yang suka menyambung silaturrahim, menolong orang, membantu orang yang bembutuhkan, menjamu orang lemah, serta suka berbuat banyak kebaikan….”
Khadijah -radhiyallaahu ‘anhaa- Berpegang pada kebaikan segala perbuatannya, kebaikan perjalanan hidupnya sehingga Allah swt tidak akan menghinakannya.
Apakah engkau pernah melihat orang yang suka bersedakah kemudian Allah menghinakannya? Apakah engkau pernah melihat orang yang jujur kemudian Allah mencelakakannya? Apakah engkau pernah melihat orang yang suka berbuat baik lalu Allah menyia-nyiakannya?
Sesungguhnya Allah –ta’aalaa- hanya menghinakan musuh-musuhnya, orang yang menyekutukannya, tukang kemaksiatan dan budak nafsu, para pelaku kekejian dan keburukan, mereka-mereka itulah yang Allah hinakan yang kemudian Allah memutuskan mereka dari ali rahmatnya.
Adapun para pemilik kedermawanan dan kemurahan hati, tukang bersedekah, serta berbuat baik lainnya, maka sesungguhnya Allah akan selalu bersama mereka, firmannya:
مثل الذين ينفقون فى سبيل الله كمثل حبة أنبتت سبع سنابل فى كل سنبلة مائة حبة والله يضاعف لمن يشاء والله واسع عليم
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Seorang penyair berkata tentang pengorbanan dan kedermawanan:
ولم أر كالمعروف أما مذاقه فحلو وأما وجهه فجميل
‘Saya belum pernah melihat (sesuatupun) seperti kebaikan , adapun rasanya adalah manis, sedang wajahnya itu maka tentu elok rupawan.’
Pengorbanan yang paling besar dengan pengorbanan dengan jiwa, kiranya tidak ada yang lebih mulya darinya di jalan Allah -ta’aalaa-.

Wahai orang-orang yang pelit….
Ketahuilah oleh kalian semua bawa para sahabat-sahabat Rasulullah mereka megorbankan jiwa dan nyawa mereka di jalan Allah –ta’aalaa- dengan begitu gampang dan mudahnya.
يجود بالنفس إن ضن البخيل بها والجود بالنفس أقصى غاية الجود
‘Dia dermawan dengan jiwa (nya) jika orang bakhil pelit dengannya, dan kedermawanan dengan jiwa adalah tujuan kedermawaan yang terjauh.’
Para sahabat –radhiyallaahu ‘anhum- datang ke badar, mereka tidak memiliki sesuatu apapun dari dunia, tidak harta ataupun rumah, juga tidak memiliki senjata yang memadai; akan tetapi mereka memiliki jiwa-jiwa yang ikhlas, hati-hati yang suci, mereka bisa menjualnya kepada Allah –ta’aalaa- dengan imbalan kerihoaan dan syurganya.
إن الله اشترى من المؤمنين أنفسهم وأموالهم بأن لهم الجنة
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.”
Mereka mengangkat pedang-pedang mereka dengan tanpa kenal takut, dan berkata: ya Rabb, kita tidak memiliki sesuatupun dari dunia baik sedikit ataupun banyak, akan tetapi kami memiliki jiwa yang kami bersembahkan untukmu, maka terimalah persembahan dari kita ini….”
Khlaid bi walid –radhiyallaahu ‘anhu- menjual jiwanya kepada Allah -ta’aalaa-, begitu juga Zaid bin Haritsah, Ja’far atthayyaar, Abdullah bin rawahah –radhiyalaahu ‘anhum-, shalahuddin, Mahmud sabaktakiin, dan juga putra-putra Mahmud dari para mujahidin afganistan dab banyak lainnya yang telah mempersembahkan jiwa-jiwa mereka dengan murah di jalan Allah yang maha mulya –rahimahumullah- dengan mengharapkan imbalan keridhoan dan syurganya.

Saudaraku & Saudariku yang Allah cintai,
Termasuk dalam kedermawan atau pengorbanan juga: dermawan dengan ilmu, dan ini termasuk tingkatan yang paling mulya, mengorbankannya untuk manusia termasuk jalan mendekatkan diri yang paling agung kepada Allah swt, maka wahai para penyeru islam, wahai para penuntut ilmu, wahai para pembawa panjiji kebenaran yang tinggi dan mulya, sesungguhnya ummat banya yang mati dalam kebodohan, dalam kesyirikan, dalam keterbelakangan, dalam kesesatan, maka siapakah yang dapat menolong dan menyelamatkan mereka setelah Allah selain kalian?
وإذ أخذ الله ميثق الذين أوتوا الكتاب لتبيننه للناس ولا تكتمونه فنبذوه وراء ظهورهم واشتروا به ثمنا قليلا فبئس ما يشترون
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima”
Mereka membeli jabatan dan pangkat serta bermewah-mewahan di dalam rumah mereka, sedangkan ummat tenggelam di dalam kebodohan, di dalam kesyirikan, dalam khurafat, ma sungguh perbuatan mereka itu sangatlah buruk dan bahkan seburuk-buruknya perbuatan.
Demi Allah, sungguh hanya sejam saja seorang muslim menghabiskannya untuk belajar maka itu leih baik baginya dari pada dunia seisinya.
Ia adalah air pelepas dahaga yang engkau dapat mengalirkannya di manapun engkau maui, engkau tidak takut pencuri mencurinya, ia juga ringan terasa hingga akan selalu berada di manapun engkau ada, ia akan terus bertambah ketika engkau menginfakkannya, akan tetapi akan berkurang jikalau engkau hanya mendiamkannya.
Di antara wasiat dari Ali kepada Kamil bin zayyad:” wahai Kamil, ilmu itu lebih baik dari harta…ilmu itu yang menjagamu, sednagkan engkau yang menjaga harta, ilmu bertambah dengan berinfaq, sedangkan harta berkurang terkurangi dengan di belanjakannya. Firman Allah –ta’aalaa-: “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan[105] dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.”
Sekarang wahai kaum muslimin saya ingin bertanya: berapa banyakkah ulama terdapat di Negara kita? Beraba banyak terdapat dai di Negara kita? Beraba hakim terdapat di dalamnya? Beribu-bribu banyaknya, akan tetai bersamaan dengan itu banyak sekali terdapat manyarakat-masyarakat bodoh terbelakang, penduduk-penduduk pedalaman yang maaasih hidup dala lingkup kekhurafatan, banak manusia yang tidak mengetahui hukum-hukum agama mereka, tidak juga perkara-perkara syariat mereka, mereka kehausan padahal di sekitar mereka air berlimpahan, sebabnya adalah: karena para ahli ilmu yang pelit dengan ilmunya, dan juga menghalangi manusia darinya.
Sungguh orang yang pelit dengan ilmunya, dengan cahaya kebenaran yang di bawanya, dengan petunjuk di dalam dadanya, sungguh ia adalah orang paling tercelan dan busuk, dan pelit melebihi manusia yang pelit dengan hartanya.
Sesungguhnya ahli kebatilan dan para penyeru keterbelakangan, mereka mengorbankan segala harta mereka untuk menyebarkan kebatilan mereka, menyebarkannya di antara masyarakat, mereka berharap seandainya kebatilan dari mereka dapat sampai kepada semua orang di permukaan bumi.
Mereka menulis, berbicara, berpidato, berproduksi, belajar dan mencari, bermusik, menari; demi untuk menyerukan kebatilan mereka, meneybarkan kehinaan mereka, bersamaand engan itu banyak pemuda islam masih merasa malu untuk mengajari si-bodoh dari ayat-ayat Allah, ataupun sekedar hadis dari hadis-hadis nabis saw.

Wahai saudara dan saudariku di jalan Allah…
Di antara kedernawanan dan pengorbanan juga adalah: pengorbanan dengan harta, kita Alhamdulillah hidup di Negara kita yang lumayan tenang dan kaya yang kekayaannya tidak banyak di miliik oleh Negara lainnya di dunia, lalu apakah yang telah kita persembahkan untuk diri kita dan agama kita?
Apakah kita telah mempersembahkan untuk persiapan di alam kubur? Untuk selamat meniti jembatan nbrangan? Apaah kita telah mem persembahkan untuk hari perhitungan?
Kita telah banyak melihat manusia yang banya mengelukh sebab kebutuhan mreka yang tidak terpenuhi,s ebab kefakiran yang mereka jalani, orang yang banyak berhutang sehingga tidak dapat terlelap, si miskin yang tidak ada makan untuk harinya, seorang yang sakit yang tidak memiliuang untuk menebus obat, orang renta yang tidak memiliki apa-apa kecuali Allah swt. saja, maka siapakah yang akan memperhatikan mereka lagi ika kalian menutup pintu-pintu kalian bagi mereka?
Ketahuilah wahai saudaraku, bahka siapa saja yang mempersembahkan kebaikan sesungguhnya ia mempersembahkan untuk dirinya sendiri:
وما تقدموا لأنفسكم من خير تجدوه عند الله
“Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.”

الخير أبقى وإن طال الزمان به والشر أخبث ما أوعيت من زاد
‘Kebaikan itu kekal walaupun lama masa dengannya, sedangkan keburukan akan sejelek-jeleknya orang engkau keumpulkan dari perbekalan.’
Nabi –shollallaahu ‘alaihi wasallam- bersabda sebagai mana terdapat di shahihain:
ما من يوم يصبح العباد فيه؛ إلا ملكان ينزلان ؛ فيقول أحدهما : اللهم أعط منفقا خلفا، ويقوا الآخر: اللهم اعط ممسكا تلفا

“Tidaklah dari satu haripun para hamba masih (merasakan) waktu pagi di dalamnya; kecuali dua malaikat senantiasa turun (ke- bumi); seorang dari keduanya berdoa:” ya Allah berilah orang yang berinfaq penggantinya.” Dan berkata satu lainnya:” ya Allah berilah orang yang menahan (pelit) pada kerusakan.”
Maka siapa saja yang ingin agar Allah memberinya ganjaran, memberkahi rizqinya di dalam pendapatannya, maka berianfaqlah untuk mereka para fakir, untuk orang-orang yang sedang berjuang, untuk orang-orang miskin, untuk proyek-proyek kebaikan, sema dari itu adalah erupakan pintu-pintu kebaikan bagi kita.
Ketika sebagian orang-orang odoh yang tidak rela hidup di tengah masyarakat mereka lapar ataupun miskin, sedangkan mereka adalah para penyembah berhala, tidak mengelan Tuhan, Rasul ataupun Agama, maka mengapakah para pemilik kebenaran merasa pelit dengan keutamaan Allah untuk hamba-hamba Allah yang lainnya!!!
Dari pengorbanan dan kedermawanan juga denga kedudukann dan pangkat, maka dengan sebagian orang yang di amanahi kedudukan ndan pangkat, orang-orang ang bertnagggungjawab engetahui dengan kedudukannya, menerima pertolongannya, kemudian mempersembahkannya untuk manusia, Allah berfirman: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.”
“Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik , niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. Dan barangsiapa memberi syafa'at yang buruk , niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Wahai para pemimpin di Negara ini dan lainnya…
Wahai para manusia yang telah Allah anugrahkan kepada kalian dengan kedudukan dan pangkat, hal ini demi Allah adalah merupakan kabar gembira untuk kalian….
Pertolongan kalian untuk mereka-mereka yang membutuhan, menyelesaikan kebutuhan-kebutuhan kaum muslimin, menolong orang-orang yang terdzalimi, membantu para janda dan orang miskin yang berkekurangan, kalimatmu kepada yang bertanggungjawab, kepada pemimpin, kepada menstri untuk kemaslahatan mereka maka di sana terdapat ganjaran besar dari Allah yang menanti, juga syafaat dari Muhammad bin Abdullah saw pada hari harta, kedudukan dan jabatan tidak ada manfaatnya lagi. “Dan barangsiapa memberi syafa'at yang buruk , niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya.” (Annisa)
Seperti orang-orang yang akal mereka sudah bermasalah, otak mereka sudah konslet yang hanya berpikiran yang membahayan kaum muslimin, mempersulit kehidupan mereka, mempersulit urusan-urusan mereka, mereka mengiranya hina padahal ia di sisi Allah itu memiliki kedudukan yang mulya, mereka sebab itu akan menyesalinya dengan penyesalan yang sangat pada:
يوم لا ينفع مال ولا بنون () إلا من اتى الله بقلب سليم()
“Pada hari tidak bermanfaat lagi harta dan anak-anak. Kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat.”
Di antara kedermawanan juga adalah, dermawan dengan waktu danistirahat, itu dengan cara memberikan porsi dari sebagian waktumu untuk epentingan kaum muslimin, menjenguk orang sakit dan menghiburnya dengan perkataan yang menyejukkan hatinya, barangkali kunjunganmu terhadapnya menjadi sebab kesembuhannya, atau menumbuhkan pohon harapan di dalam dirinya.
Begitu pula dengan orang-orang yang memiliki kebutuhan dari orang faqir miskin, dan lemah; Allah –ta’aalaa- berfirman:
ما عندكم ينفد وما عند الله باق

“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.”



Begitu eloknya kebaikan itu….begitu bagusnya keindahan itu….
Ali -radhiyallaahu ‘anhu- Pernah berkata: betapa bagusnya keindahan itu, demi Allah seandainya keindahan itu berwujud seorang lai-laki niscaya adalah ada seorang yang rupawan, dan betapa jeleknya keburukan itu, demi Allah seandainya keburukan dan kehinaan itu adalah seorang laki-laki niscaya adalah seorang yang jelek rupanya…”

وإنما المرء حديث بعده فكن حديثا حسنا لمن وعى
‘Dan sesungguhnya sseorang itu hanya menjadi seajrah setelahnya, maka jadilah sejarah yang bagus bagi orang yang berpikir.’
Hatim Atthaai kita sampai sekarang masih menginagtnya , padahal dia seorang musyrik yang tidak mengenal tuhan atau agama, akan tetapi dulu dia adalah seorang yang dermawan maka namanya kekal di dunia dengan pujian sebagai balasan untuknya di dunia, dan sesungguhnya Thanmu tidak lah menzalimi siapapun saudaraku…

Saudaraku & Saudariku yang di rahmati Allah….
Jagalah diri kalian dari neraka yang menyala panas, gjalagam wajah kalian dari jilatan api neraka dengan kebaikan, dengan kalimat yang baik, dengan senyuman, dengan ziarah, dengan pertolongan, dangan hal yang di redhai Allah yang maha suci.
Mudahan Allah selalu melimpahkan ampunannya untukku dan kalian, menyelamatkan ktia dari nereka, dan mudahan Allah selalu juag menunjukkan kita keapda jalan yang lurus dan benar.

Saudaraku, Sudariku….
Sesungguhnya sebaik-baik generasi di atas permukaan bumi adalah generasi sahabat radiyallaahu ‘anhum , mereka adalah para pelopor dakwah islam, mereka adalah para panutan dan ikutan yang harus kita semua ummat islam tiru’ baik itu pria atau wanita, pemuda atau pemudia, meniru mereka dan berjalan di atas jalan yang mereka tempuh.
أولئك الذين هداهم الله فبهداهم اقتده
“ merekaitulah yang Allah telah menunjuki mereka maka dengan petunjuk mereka hendaknya mengikutinya…”
Kita tidak sampai sepersepuluh memberikan untuk islam seperti yang telah mereka persembahkan, belum menyamai dengan apa yang telah mereka korbankan untuk islam…
Hamzah –radhiyallaahu ‘anhu-, dia meninggalkan keluarga, anak-anaknya, rumah dan gedungnya, datang dengan pakaian yang tercabik yang menutupi tubuhnya yang suci, berperang di uhud hingga terbunuh, dulunya dia adalah singa Allah di buminya, dan sekarang ia adalah sayyidu assyuhada di langit.
Anas bin annadhir –radhiyallaahu ‘anhu- menghadapi kematian pantang mundur, setelah melihat orang-orang berlarian pada hari uhud, maka iapun puan menghadapka wajahnya kepada Allah –ta’aalaa-, mencium bau syurga dari uhud, sehingga akhirnya ia terbunuh dengan lebih dari 80 luka pukulan bermacam senjata di tubuhnya.
Lihatlah Khalid, Sa’ad, dan lainnya -radhiyallaahu ‘anhum- mereka berusaha menjual jiwa mereka kepada Allah –ta’aalaa- yang maha hidup dan berdiri sendiri, karena mereka telah tahu bahwasannya ini adalah perdagangan yang teragung dan teruntung, pengorbanan dan pemberian yang terbesar, ketika mereka mengetahui firman Allah –ta’aalaa-: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”
Inilah dia Muhammad –shollallaahu ‘alaihi wasallam-, Utusan Allah yang terbesar dan termulya yang dengannya Allah telah menghidupkan jiwa-jiwa dari kebodohan dan kesyirikan serta khurafat; sehingga ummat islam menjadi sebaik-baik ummat yang di keluarkan untuk manusia di dunia ini sampai hari kiamat.
Syauqi pernah berkata:
أخوك عيسى دعا ميتا فقام له و أنت أحييت أجيالا من الرمم
‘Saudaramu isa mendoakan orang mari hingga hidup kembali untuknya, sedangkan engkau wahai Muhammad telah menghidupkan generasi-generasi dari kerusakan’
Jikalau nabi isa –‘alaihissalaam- telah menghidupkan mayat dengan izin Allah –ta’aalaa-, maka engkau wahai Muhammad telah menghidupkan jiwa-jiwa yang mati, telah menghidupkan hati-hati yang mati, menghidupkan bangsa-bangsa yang mati, mengajari orang-orang yang bodoh, menunjuki mereka yang sebelumnya tersesat kemudian menjadi berpetunjuk, yang sebelumnya tidak faham, yang sebelumnya tidak berpikir, semuanya dengan izin Allah –ta’aalaa-.
Para sahabar nabi belajar dengan keras dari Guru mereka, kemudian menyampaikannya kepada manusia, lihatlah di mana saja mereka di kuburkan, ini di timur, ini di barat, ini di selatan, dan di banyak tempat.
Ubay bin ka’ab –radhiyallaahu ‘anhu- setelah biasa dulu setiap elesai shalat duduk bersama orang-orang dan bertanya:” apa ada yang mau belajar? Apa ada yang hendak bertanya? Apa ada yang minta fatwa? Apa ada yang minta penjelasan tafsir? Ia mengalirkan ilmu pengetahuan seperti lautan yang tiada bertepi.
Ibnu Abbas –radhiyallaahu ‘anhu- biasa duduk untuk orang-orang selepas shalat fajar sampai shalat dzuhur, maka masuklah ahli tafsir sehingga selesai, katanya kemudian: “ keluarlah kalian seakrang waktunya saya dengan ahli hadis, “ ketika mereka sudah selesai, katanya:” sekarang saya dengan ahli fiqih..” ketika mereka selesai, kemduian bergilir ahli fatwa dan hukum, ahli adab, syair dan bahasa.
ذالك فضل الله يؤتيه من يشاء والله ذو الفضل العظيم
“ itu adalah keutamaan Allah yang ia memberikannya apda siapa saja yang dia kehendaki. Dan sesungguhnya Allah itu maha memiliki keutamaan yang agung”
Mengorbankan harta bisa juga dan tidak ada pemberatan, lihatlah Abu bakar radhiyallaahu ‘anhu mengorbankan hartanya semuanya di jalan Allah, ketika di Tanya” apa yang engkau tinggalkan untuk keluarga dan handai taulanmu?” maka jawabnya dengan penuh keyakinan kepada Allah:” saya telah meninggalkan untuk mereka Allah dan Rasulnya..” Allahu akbar….
Usman bin affan –radhiyallaahu ‘anhu- mengorbankan hartanya di jalan Allah –ta’aalaa-, bagaimana beliau ketika mendengar nabi bersabda:” siapa saja yang membeli sumur rumah maka untuknya syurga,” Usman- pun segera membelinya dari seorang Yahudi, harga yang ia dapatkan adalah syurga.
Kemudian medengar nabi bersabda:” siapa yang meperlengkapi tentara tabuk maka untuknya syurga…” maka usman segera memperlengkapi tentara tabuk dengan nafkahnya, maka iapuan berhak mendapatkan doa sang Utusan Allah.
Wallahu a’lamu bisshawaab.

0 komentar: