Setiap kerajaan hanya terdapat satu orang permasisuri…
Sekarang mari kita bersama berpikir bersama tentang hikmah kenapa seorang suami di beri hak kepemimpinan atas istrinya, pertama mari kita saling bertanya:” Apakah mungkin di dalam satu Negara terdapat dua orang raja? Atau apa mungkin di dalam satu yayasan atau orgasnisai terdapat dua orang pimpinan? Atau dalam sebuah kapal terdapat dua orang kapten? Atau untuk sebuah mobil terdapat dua orang sopir?! Seorang menetapkan sesuatu dan yang lain membatalkannya, satu menyetir ke- arah timur dan sopir lainnya ke arah yang berlawanan?!
Ketika Allah -ta'aalaa- menjadikan hak kepemimpinan untuk seorang suami terhadap istrinya:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِم
"Kaum laki-laki adalah pemimpin atas kaum wanita dengan apa-apa yang telah Allah utamakan pada sebagian mereka atas sebagian yang lainnya dan dengan apa yang telah mereka belanjakan (belanjakan) dari harta-harta mereka..."
Wanita adalah makhluk perasa, mengambil keputusan menurut perasaannya, dan kadang keputusannya sering jauh dari kebenaran dan kadang pula benar pada saat lainnya, kemudian berkenaan dengan ketaatannya kepada sang suami -di dalam selain kemaksiatan kepada Allah- adalah jalannya menuju syurga, urutannya datang dalam amal kebaikan setelah sholat, puasa, dan penjagaan atas dirinya secara langsung. ini menunjukan kepada kita betapa besar dan agungnya ketaatannya kepada sang suami, Rasulullah -shollallaahu 'alaihi wasallam- bersabda:
المرأة إذا صلَّت خمسَها وصامت شهرَها وحفظت فرجَها وأطاعت زوجَها فلتدخل من أي أبواب الجنة شاءت
“Seorang wanita apabila sudah megerjakan shoalat yang lima waktu, telah berpuasa pada bulannya (Ramadan), telah menjaga kemaluannya, dan telah mentaati suaminya maka ia dapat memasuki syurga dari pintu mana saja yang dia kehendaki.”
Jadilah seorang ibu untuknya niscaya ia akan menjadi budak untukmu…..
Saat kita masih kecial kalimat ini mencengangkan kita, dan kita berkata sunguh telah habis masa perbudakan, dan seorang budah wanita adalah seorang hamba yang di miliki yang tidak mempunyai keputusan untuk dirinya sendiri, dan penghambaan seperti ini itu hukumnya hina , maka pemikiran seperti apakah beberapa kalimat di atas itu yang datangd alam bentuk nasihat untuk seorang wanita/ istri?!
Akan tetapi dalam banyak percobaan telah terbukti kalimat-kaliamt ini, kelembutan tida di dapatkan kecuali dengan kelembutan, kebaikan tidak membuahkan kecuali kebaikan, dan perbuatan baik tidak mendapatkan balasan kecuali kebaikan, dan tidak di hasilkan dari keta’atan kecuali kelembutan sag suami dan cintanya untuk sang istri, seorang istri yang mengabaikan ketaatan keapda suaminya akan menyempitkan dadanya dan tidak akan meunculkan selaun kebenciannya kepada sang istri, wahai para istri yang baik….telah cukuplah bahwasannya ketaatanmu kepada suamimu adalah juga ketaatanmu kepada Allah…
Bagaimanakah engkau memperlakukan suamimu?
Perhatikan dengan baik wahai istri yang baik atas segala lakumu terhadap suamimu, bertanyalah pada dirimu sendiri : Apakah saya sudah memperlakukannya sebagaimana seharusnya?! Apakah saya sudah menampakkan dan menunjukkan kasih sayang semestinya?! Penghormatan dan ketaatan keapdanya?! Apakah saya sudah memperlakukannya dengan hal yang Allah ridhoi?! Apakah saya sudah selalu berusaha memperbaharui niat dan semangat?! Apakah saya sudah memikirkan tentang syurga ketika menta'ati suami dalam beberapa hal, khususnya ketika perkara ini tidak muncul dari nafsumu?!
Dengarlah baik-baik tentang putri Sa’id bin Al Musayyib ketika ia berkata:” Tidaklah kami membicarakan para suami kami, kecuali seperti kalian membicarakan pada pemimpin kalian.”
1. Bersihkanlah kalimatmu bersamanya dan jangan memperlakukannya kecuali dengan akhlak yang baik.
2. Jangan mengejek atau meremehkan perkataannya walaupun dalam keadaan bergurau, dan jangan mengejek cela yang di milikinya.
3. Jagalah kemulyaannya, dan tampakkan pula penghormatanmu kepadanya di depan orang lain.
4. Jangan engkau sampai memberikan perasaan terhdapnya bahwasannya engkau lebih utama darinya, mulai dari penegtahuan, pemahaman ataupun pengalaman hidup, akann tetapi tanamkanlah perasaan di dalam dirinya bahwasannya engkau selalu memerlukannya di setiap waktu kapan saja.
5. Hormatilah ketika ia tidak ada dan jangan menyebut-nyebut tentangnya kecuali dengan kebaikan di depan orang lain.
6. Jangan engkau pergi atau keluar rumah kecuali denbgan izinnya; Rasulullah –shollallaahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
إن المرأة إذا خرجت من بيتها وزوجها كارهٌ لعنَها كلُّ ملك في السماء وكل شيء مرَّت عليه غير الإنس والجن حتى ترجع
“Sesungguhnya seorang wanita jika keluar dari rumahnya sedangkan suaminya dalam keadaan tidak suka (benci) maka ia akan di laknat oleh setiap malaikat di langit dan setiap sesuatu yang di lewatinya selain manusia dan jin sampai ia pulang.”
7. Jangan engkau berpuasa sunnah kecuali dengan izinnya. Rasulullah bersabda:
لا يحلُّ لامرأةٍ أن تصوم وزوجها شاهد إلا بإذنه
“Tidak halal untuk seorang wanita berpuasa sedangkan suami ada kecuali dengan izinnya.”
8. Jangan engkau memasukkan orang yang di benci masuknya oleh suamimu ke- dalam rumah.
9. Jangan membelanjakan hartanya sama sekali kecuali dengan izinnya, jangan engkau menyimpan sesuatupun dari hartnya kecuali dengan izinnya.
10. Jika engkau memang harus menassehatinya maka nasehatilah ia dengan halus dan lembut, pilihlah waktu dan kalimat yang pas untuk itu.
11. Janagn engkau lukai perasaanya dan jangan pula menyakitinya dengan perkataan atau perbuatanmu. Rasulullah bersabda:
لا تؤذي امرأةٌ زوجَها في الدنيا إلا قالت زوجتُه من الحور العين: لا تؤذيه قاتلك الله، هو عندنا دخيل يوشك أن يفارقك إلينا
“Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia kecuali istrinya dari bidadari berkata kepadanya:” Jangan engkau menyakitinya, (jika engkau menyakitinya) mudahan Allah memrangimu, …..”
12. Jangan negkau bersikap masa bodoh dengan hubungan khusus anatra kalian berdua walau apapun juga sebabnya, akan tetapi penuhilah panggilannya, tampakanlah kebahagiaanmu dengan hal itu; Rasulullah –shollallaahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
إذا دعا الرجلُ امرأتَه إلى فراشه فلم تأتِهِ فبات غضبان عليها لعنتها الملائكةُ حتى تصبح
“Ketika seorang suami memanggil istrinya ke- ranjangnya kemudia ia tidak mendatanginya , kemudian bermalam dalam keadan amrah atas dirinya, maka para malaikatpun melaknatnya hingga pagi hari.”
Ketahuilah bahwasannya poin terakhir ini merupakan poin terpenting yang banyak di lalaikan atau di remehkan oleh para istri, sehingga akibatnya adalah dia merusak hubungannya dengan sang suami, antara menghormatinya dengan hak ini terhadap suaminya dan ketidak ta’atannya yang menjadikan suaminya menjadi marah terhadapnya dan mudah terangkat emosinya ketika menghadapi cela atau masalah yuang timbul dari istrinya secara khusus.
Dengarlah baik-baik nasihat Rasulullah untuk seorang istri yang baik:
ما استفاد مؤمنٌ بعد تقوى الله عز وجلَّ خيرًا له من زوجةٍ صالحةٍ، إن أمرها أطاعته، وإن نظر إليها سرَّته، وإن أقسم عليها أبرَّته، وإن غاب عنها نصحته (حفظته) في نفسها وماله
“Tidaklah seorang beriman mendapatkan manfaat secara taqwa kepada Allah –ta’aalaa- pada kebaikan untuknya dari seorang istri yang baik, jika ia menyuruhnya ia menataatinya, jika ia menatap kepadanya (istri) menyenangkannya, dan jika ia membagi atasnya ia menerimanya, dan jika ia tidak berada di sisinya ia menjagha dirinya (suami) di dalam dirinya (istri) dan hartanya (suami).”
ISLAM DAN MASA DEPAN.
Oleh: Ibn Maqshudy.
Belajar tentang masa depan bukan sebuah pemikiran yang berlebihan dan mengada-ada, bahkan di dalam jalan islam bukan merupakan hal yang baru seperti yang kita sekarang hidup di dalamnya ini, sebagaimana kita ketahui bahwasannya islam dari dulu sudah menyerukan kita untuk melihat kejadian-kejadian awal peciptaan, sejarah perjalanan kenabian dan kerisalahan, dakwah, serta ummat-ummat dan peradaban-peradaban manusia sebelum islam; itu semua agar kita dapat mengabil dan memetik pelajaran dari sana, sehingga tak mengerankan bila di dalam Al Qur’an Allah –ta’aalaa- kebanyakan berisi banyak pesan-pesan di dalam kisah-kisah yang Allah –ta’aalaa- ceritakan kepada kita di sana.
Telah di sebutkan di dalam Qur’an yang di tujukan kepada kita Ummat qur’ani:
قل سيروا فى الأرض فانظروا كيف بدأ الخلق ثم الله ينشئ النشأة الأخرة إن الله على كل شيئ قدير
“Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi . Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Itu semua agar kita bisa menjadikannya dan serta mengambilnya sebagai sarana untuk ber- tadabbur diri, karena dengan itu maka kita akan makin bisa menghayati ayat-ayat kekuasaan Allah –ta’aalaa- yang begitu banyak dapat kita lihat , rasakan, dan saksikannya serta memahaminya. Ini adalah agar yang sudah tertanam di dalam hati kita makin membekas, dan bagi yang masih berada di dalam keraguan segera menemukan keyakinannya.
Kemudian firmannya:
قل سيروا فى الأرض ثم انظروا كيف كان عاقبة المكذبين
“Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu."
قل سيروا فى الأرض فانظروا كيف كان عاقبة المجرمين
“katakanlah:” berjalanlah kalian di (muka) bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang jahat itu”
قل سيروا فى الأرض فانظروا كيف كان عاقبة الذين من قبل كان أكثرهم مشركين
“Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)."
Sebagaimana juga Islam telah mewajibkan ummatnya ntuk meperhatikan kejadian-kejadian yang terjadi pada awal penciptaan manusia dan perjalanannya, demikian juga menyerukan untuk memahami kejadian-kejadian yang mungkin terjadi di masa depan ummat dan masyarakat, lihatlah bagaimana islam ebrbicara tetnang pertikain yang akan terjadi antara dua peradaban besar pada masa kemunculan Islam, yaitu Persia dan romawi.
الم () غلبت الروم() فى أدنى الأرض وهم من بعد غلبهم سيغلبون () فى بضع سنين لله الأمر من قبل ومن بعد ويومئذ يفرح المؤمنون
“Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Rumawi .di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang . dalam beberapa tahun lagi . Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, Karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang. (Sebagai) janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Kemudian bagaimana Qur’an mulya berbicara tentang sunnah pergantian kejayaan dan kemunduran antara ummat, Negara dan peradaban-peradaban.
وتلك الأيام نداولها بين الناس وليعلم الله الذين آمنوا ويتخذ منكم شهداء والله لا يحب الظالمين
“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada . Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim,”
Kemudian firmannya:
إلا تنفروا يعذبكم عذابا أليما ويستبدل قوما غيركم ولا تضروه شيئا والله على كل شيء قدير
“Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.’
وإن تولوا يستبدل قوما غيركم ثم لا يكونوا أمثالكم
“dan jika kalian berpaling maka (Allah) akan mengganti dengan kaum selain kalian kemudian mereka tidak menjado seperti-seperti kalian.”
Begitu juga dengan sunnah nabawiyyah yang telah berbicara tentang sunnah-sunnah kehidipan yang akan terjadi di masa depan perjalanan ummat islam, saat-saat yang terjadi dalam kejadian naik turunnnya kekuasaan, maju mundur, jumud, ijtihad dan pembaharuan, nabi –shollallaahu ‘alaihi wasallam- bersabda:” tidak tinggal keburukan sepeninggalku (setelahku) kecuali sedikit sehingga muncul (menjadi banyak), maka tatkala muncul sebuah dari keburukan bersamaand engan itu pergi atau menghilang pula dari keadilan semisalnya, sehingga di lahirkan di generasi yang buruk yang tidak mengenal kecuali keburukan. Kemudian Allah akan mendatangkan dengan keadilan, ketika datang sebuah keadilan maka hilang pula keburukan semisalnya, sehingga di lahirkan di dalam generasi yang adil atau baik yang tidak mengenal kecuali keadilan atau kebaikan saja. “
Kemudian sabdanya pula:
يبعث الله لهذه الأمة على رأس كل مائة سنة من يجدد لها أمر دينها
“Allah mengutus untuk ummat ini di salam setiap seratus tahun pada orang yang memperbaharu untuk ummat perkara agamanya…”
Ketika manusia-manusia salah jalan hanya memperhatikan untuk saat kehidupan mereka pada masa sekarang saja yang sedangg di jalani.
يعلمون ظاهرا من الحيوة الدنيا وهم عن الآخرة هم غافلون
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.”
Akan tetapi dengan risalah ke- imanan itu menyerukan untuk mempelajari sunnah –sunnah kehidupan yang berjalan serta hukum-hukum yang di jalankan dalam perjalanan kehidupan manusia, baik itu yang sudah terjadi pada masa lampau, sekarang yang sedang di jalani, atau untuk masa depan dan akhir terminal kehidupan. Telah menjadikannnya sebagai kewajiban kifayah, bukan hanya sekedar hak akal saja, akan tetapi lebih dari pada hanya sekedar pemikiran yang berlebihan yang tiada gunanya.
Wallahu a’lamu bisshawaab.
(Al Islaam wa attahaddiyaat al mu’aashirah) DR. Muhammad ‘imarah / nahdhah misr li atthibaa’ah wa annasyar wa attauzii’.
Jualan Allah itu Mahal
Oleh: Ibn Maqshudy
أفمن أسس بنينه على التقوى من الله ورضوان خير أم أسس بنينه على شفا جرف هار فانهار به فى نار جهنم والله لا يهدى القوم الظالمين
“Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang- orang yang zalim.”
Barang siapa yang membangun kehidupan dan tujuannya dengan lendasan ketaqwaan dan keridhaan Allah, landasan perasaan takut terhadapnya, itu lebih baik dari pada orang yang membangun landasan kehidupannya dengan kemaksiatan, keingkaran serta pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah swt.
Satu hal yang sudah menjadi sunnatullah adala senantiasa menolong para penolongnya, Allah senantiasa akan menjaga para pencinta dan hamba-hambanya.
ان الله يدافع عن الذين آمنوا ان الله لايحب كل خوان كفور (الحج: 38)
“Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat. “
Termasuk dari sunnahnya juga adalah menghinakan musuh-musuhnya, membinasakan siapa saja yang memusuhi dan menantangnya.
Karena itulah ketika Rasulullah –shollallaahu ‘alaihi wasallam- kembali dari gua hira setelah menerima wahyu pertamanya dan pulang dalam keadaan ketakutan dan gemetar setelah jibril mendaanginya, dan ia menyangka kalau akan mati, celaka atau mendapatkan kehinaan; karena ia telah melihat pemandangan yang belum pernah dilihatnya sebelumnya, maka berkatalah Khadijah –radhiyalaahu ‘anha- :” sekali-kali tidak, dan Allah –ta’aalaa- tidak menghinakanmu selamanya, sesungguhnya engkau adalah orang yang suka menyambung silaturrahim, menolong orang, membantu orang yang bembutuhkan, menjamu orang lemah, serta suka berbuat banyak kebaikan….”
Khadijah -radhiyallaahu ‘anhaa- Berpegang pada kebaikan segala perbuatannya, kebaikan perjalanan hidupnya sehingga Allah swt tidak akan menghinakannya.
Apakah engkau pernah melihat orang yang suka bersedakah kemudian Allah menghinakannya? Apakah engkau pernah melihat orang yang jujur kemudian Allah mencelakakannya? Apakah engkau pernah melihat orang yang suka berbuat baik lalu Allah menyia-nyiakannya?
Sesungguhnya Allah –ta’aalaa- hanya menghinakan musuh-musuhnya, orang yang menyekutukannya, tukang kemaksiatan dan budak nafsu, para pelaku kekejian dan keburukan, mereka-mereka itulah yang Allah hinakan yang kemudian Allah memutuskan mereka dari ali rahmatnya.
Adapun para pemilik kedermawanan dan kemurahan hati, tukang bersedekah, serta berbuat baik lainnya, maka sesungguhnya Allah akan selalu bersama mereka, firmannya:
مثل الذين ينفقون فى سبيل الله كمثل حبة أنبتت سبع سنابل فى كل سنبلة مائة حبة والله يضاعف لمن يشاء والله واسع عليم
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Seorang penyair berkata tentang pengorbanan dan kedermawanan:
ولم أر كالمعروف أما مذاقه فحلو وأما وجهه فجميل
‘Saya belum pernah melihat (sesuatupun) seperti kebaikan , adapun rasanya adalah manis, sedang wajahnya itu maka tentu elok rupawan.’
Pengorbanan yang paling besar dengan pengorbanan dengan jiwa, kiranya tidak ada yang lebih mulya darinya di jalan Allah -ta’aalaa-.
Wahai orang-orang yang pelit….
Ketahuilah oleh kalian semua bawa para sahabat-sahabat Rasulullah mereka megorbankan jiwa dan nyawa mereka di jalan Allah –ta’aalaa- dengan begitu gampang dan mudahnya.
يجود بالنفس إن ضن البخيل بها والجود بالنفس أقصى غاية الجود
‘Dia dermawan dengan jiwa (nya) jika orang bakhil pelit dengannya, dan kedermawanan dengan jiwa adalah tujuan kedermawaan yang terjauh.’
Para sahabat –radhiyallaahu ‘anhum- datang ke badar, mereka tidak memiliki sesuatu apapun dari dunia, tidak harta ataupun rumah, juga tidak memiliki senjata yang memadai; akan tetapi mereka memiliki jiwa-jiwa yang ikhlas, hati-hati yang suci, mereka bisa menjualnya kepada Allah –ta’aalaa- dengan imbalan kerihoaan dan syurganya.
إن الله اشترى من المؤمنين أنفسهم وأموالهم بأن لهم الجنة
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.”
Mereka mengangkat pedang-pedang mereka dengan tanpa kenal takut, dan berkata: ya Rabb, kita tidak memiliki sesuatupun dari dunia baik sedikit ataupun banyak, akan tetapi kami memiliki jiwa yang kami bersembahkan untukmu, maka terimalah persembahan dari kita ini….”
Khlaid bi walid –radhiyallaahu ‘anhu- menjual jiwanya kepada Allah -ta’aalaa-, begitu juga Zaid bin Haritsah, Ja’far atthayyaar, Abdullah bin rawahah –radhiyalaahu ‘anhum-, shalahuddin, Mahmud sabaktakiin, dan juga putra-putra Mahmud dari para mujahidin afganistan dab banyak lainnya yang telah mempersembahkan jiwa-jiwa mereka dengan murah di jalan Allah yang maha mulya –rahimahumullah- dengan mengharapkan imbalan keridhoan dan syurganya.
Saudaraku & Saudariku yang Allah cintai,
Termasuk dalam kedermawan atau pengorbanan juga: dermawan dengan ilmu, dan ini termasuk tingkatan yang paling mulya, mengorbankannya untuk manusia termasuk jalan mendekatkan diri yang paling agung kepada Allah swt, maka wahai para penyeru islam, wahai para penuntut ilmu, wahai para pembawa panjiji kebenaran yang tinggi dan mulya, sesungguhnya ummat banya yang mati dalam kebodohan, dalam kesyirikan, dalam keterbelakangan, dalam kesesatan, maka siapakah yang dapat menolong dan menyelamatkan mereka setelah Allah selain kalian?
وإذ أخذ الله ميثق الذين أوتوا الكتاب لتبيننه للناس ولا تكتمونه فنبذوه وراء ظهورهم واشتروا به ثمنا قليلا فبئس ما يشترون
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima”
Mereka membeli jabatan dan pangkat serta bermewah-mewahan di dalam rumah mereka, sedangkan ummat tenggelam di dalam kebodohan, di dalam kesyirikan, dalam khurafat, ma sungguh perbuatan mereka itu sangatlah buruk dan bahkan seburuk-buruknya perbuatan.
Demi Allah, sungguh hanya sejam saja seorang muslim menghabiskannya untuk belajar maka itu leih baik baginya dari pada dunia seisinya.
Ia adalah air pelepas dahaga yang engkau dapat mengalirkannya di manapun engkau maui, engkau tidak takut pencuri mencurinya, ia juga ringan terasa hingga akan selalu berada di manapun engkau ada, ia akan terus bertambah ketika engkau menginfakkannya, akan tetapi akan berkurang jikalau engkau hanya mendiamkannya.
Di antara wasiat dari Ali kepada Kamil bin zayyad:” wahai Kamil, ilmu itu lebih baik dari harta…ilmu itu yang menjagamu, sednagkan engkau yang menjaga harta, ilmu bertambah dengan berinfaq, sedangkan harta berkurang terkurangi dengan di belanjakannya. Firman Allah –ta’aalaa-: “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan[105] dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.”
Sekarang wahai kaum muslimin saya ingin bertanya: berapa banyakkah ulama terdapat di Negara kita? Beraba banyak terdapat dai di Negara kita? Beraba hakim terdapat di dalamnya? Beribu-bribu banyaknya, akan tetai bersamaan dengan itu banyak sekali terdapat manyarakat-masyarakat bodoh terbelakang, penduduk-penduduk pedalaman yang maaasih hidup dala lingkup kekhurafatan, banak manusia yang tidak mengetahui hukum-hukum agama mereka, tidak juga perkara-perkara syariat mereka, mereka kehausan padahal di sekitar mereka air berlimpahan, sebabnya adalah: karena para ahli ilmu yang pelit dengan ilmunya, dan juga menghalangi manusia darinya.
Sungguh orang yang pelit dengan ilmunya, dengan cahaya kebenaran yang di bawanya, dengan petunjuk di dalam dadanya, sungguh ia adalah orang paling tercelan dan busuk, dan pelit melebihi manusia yang pelit dengan hartanya.
Sesungguhnya ahli kebatilan dan para penyeru keterbelakangan, mereka mengorbankan segala harta mereka untuk menyebarkan kebatilan mereka, menyebarkannya di antara masyarakat, mereka berharap seandainya kebatilan dari mereka dapat sampai kepada semua orang di permukaan bumi.
Mereka menulis, berbicara, berpidato, berproduksi, belajar dan mencari, bermusik, menari; demi untuk menyerukan kebatilan mereka, meneybarkan kehinaan mereka, bersamaand engan itu banyak pemuda islam masih merasa malu untuk mengajari si-bodoh dari ayat-ayat Allah, ataupun sekedar hadis dari hadis-hadis nabis saw.
Wahai saudara dan saudariku di jalan Allah…
Di antara kedernawanan dan pengorbanan juga adalah: pengorbanan dengan harta, kita Alhamdulillah hidup di Negara kita yang lumayan tenang dan kaya yang kekayaannya tidak banyak di miliik oleh Negara lainnya di dunia, lalu apakah yang telah kita persembahkan untuk diri kita dan agama kita?
Apakah kita telah mempersembahkan untuk persiapan di alam kubur? Untuk selamat meniti jembatan nbrangan? Apaah kita telah mem persembahkan untuk hari perhitungan?
Kita telah banyak melihat manusia yang banya mengelukh sebab kebutuhan mreka yang tidak terpenuhi,s ebab kefakiran yang mereka jalani, orang yang banyak berhutang sehingga tidak dapat terlelap, si miskin yang tidak ada makan untuk harinya, seorang yang sakit yang tidak memiliuang untuk menebus obat, orang renta yang tidak memiliki apa-apa kecuali Allah swt. saja, maka siapakah yang akan memperhatikan mereka lagi ika kalian menutup pintu-pintu kalian bagi mereka?
Ketahuilah wahai saudaraku, bahka siapa saja yang mempersembahkan kebaikan sesungguhnya ia mempersembahkan untuk dirinya sendiri:
وما تقدموا لأنفسكم من خير تجدوه عند الله
“Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.”
الخير أبقى وإن طال الزمان به والشر أخبث ما أوعيت من زاد
‘Kebaikan itu kekal walaupun lama masa dengannya, sedangkan keburukan akan sejelek-jeleknya orang engkau keumpulkan dari perbekalan.’
Nabi –shollallaahu ‘alaihi wasallam- bersabda sebagai mana terdapat di shahihain:
ما من يوم يصبح العباد فيه؛ إلا ملكان ينزلان ؛ فيقول أحدهما : اللهم أعط منفقا خلفا، ويقوا الآخر: اللهم اعط ممسكا تلفا
“Tidaklah dari satu haripun para hamba masih (merasakan) waktu pagi di dalamnya; kecuali dua malaikat senantiasa turun (ke- bumi); seorang dari keduanya berdoa:” ya Allah berilah orang yang berinfaq penggantinya.” Dan berkata satu lainnya:” ya Allah berilah orang yang menahan (pelit) pada kerusakan.”
Maka siapa saja yang ingin agar Allah memberinya ganjaran, memberkahi rizqinya di dalam pendapatannya, maka berianfaqlah untuk mereka para fakir, untuk orang-orang yang sedang berjuang, untuk orang-orang miskin, untuk proyek-proyek kebaikan, sema dari itu adalah erupakan pintu-pintu kebaikan bagi kita.
Ketika sebagian orang-orang odoh yang tidak rela hidup di tengah masyarakat mereka lapar ataupun miskin, sedangkan mereka adalah para penyembah berhala, tidak mengelan Tuhan, Rasul ataupun Agama, maka mengapakah para pemilik kebenaran merasa pelit dengan keutamaan Allah untuk hamba-hamba Allah yang lainnya!!!
Dari pengorbanan dan kedermawanan juga denga kedudukann dan pangkat, maka dengan sebagian orang yang di amanahi kedudukan ndan pangkat, orang-orang ang bertnagggungjawab engetahui dengan kedudukannya, menerima pertolongannya, kemudian mempersembahkannya untuk manusia, Allah berfirman: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.”
“Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik , niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. Dan barangsiapa memberi syafa'at yang buruk , niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Wahai para pemimpin di Negara ini dan lainnya…
Wahai para manusia yang telah Allah anugrahkan kepada kalian dengan kedudukan dan pangkat, hal ini demi Allah adalah merupakan kabar gembira untuk kalian….
Pertolongan kalian untuk mereka-mereka yang membutuhan, menyelesaikan kebutuhan-kebutuhan kaum muslimin, menolong orang-orang yang terdzalimi, membantu para janda dan orang miskin yang berkekurangan, kalimatmu kepada yang bertanggungjawab, kepada pemimpin, kepada menstri untuk kemaslahatan mereka maka di sana terdapat ganjaran besar dari Allah yang menanti, juga syafaat dari Muhammad bin Abdullah saw pada hari harta, kedudukan dan jabatan tidak ada manfaatnya lagi. “Dan barangsiapa memberi syafa'at yang buruk , niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya.” (Annisa)
Seperti orang-orang yang akal mereka sudah bermasalah, otak mereka sudah konslet yang hanya berpikiran yang membahayan kaum muslimin, mempersulit kehidupan mereka, mempersulit urusan-urusan mereka, mereka mengiranya hina padahal ia di sisi Allah itu memiliki kedudukan yang mulya, mereka sebab itu akan menyesalinya dengan penyesalan yang sangat pada:
يوم لا ينفع مال ولا بنون () إلا من اتى الله بقلب سليم()
“Pada hari tidak bermanfaat lagi harta dan anak-anak. Kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat.”
Di antara kedermawanan juga adalah, dermawan dengan waktu danistirahat, itu dengan cara memberikan porsi dari sebagian waktumu untuk epentingan kaum muslimin, menjenguk orang sakit dan menghiburnya dengan perkataan yang menyejukkan hatinya, barangkali kunjunganmu terhadapnya menjadi sebab kesembuhannya, atau menumbuhkan pohon harapan di dalam dirinya.
Begitu pula dengan orang-orang yang memiliki kebutuhan dari orang faqir miskin, dan lemah; Allah –ta’aalaa- berfirman:
ما عندكم ينفد وما عند الله باق
“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.”
Begitu eloknya kebaikan itu….begitu bagusnya keindahan itu….
Ali -radhiyallaahu ‘anhu- Pernah berkata: betapa bagusnya keindahan itu, demi Allah seandainya keindahan itu berwujud seorang lai-laki niscaya adalah ada seorang yang rupawan, dan betapa jeleknya keburukan itu, demi Allah seandainya keburukan dan kehinaan itu adalah seorang laki-laki niscaya adalah seorang yang jelek rupanya…”
وإنما المرء حديث بعده فكن حديثا حسنا لمن وعى
‘Dan sesungguhnya sseorang itu hanya menjadi seajrah setelahnya, maka jadilah sejarah yang bagus bagi orang yang berpikir.’
Hatim Atthaai kita sampai sekarang masih menginagtnya , padahal dia seorang musyrik yang tidak mengenal tuhan atau agama, akan tetapi dulu dia adalah seorang yang dermawan maka namanya kekal di dunia dengan pujian sebagai balasan untuknya di dunia, dan sesungguhnya Thanmu tidak lah menzalimi siapapun saudaraku…
Saudaraku & Saudariku yang di rahmati Allah….
Jagalah diri kalian dari neraka yang menyala panas, gjalagam wajah kalian dari jilatan api neraka dengan kebaikan, dengan kalimat yang baik, dengan senyuman, dengan ziarah, dengan pertolongan, dangan hal yang di redhai Allah yang maha suci.
Mudahan Allah selalu melimpahkan ampunannya untukku dan kalian, menyelamatkan ktia dari nereka, dan mudahan Allah selalu juag menunjukkan kita keapda jalan yang lurus dan benar.
Saudaraku, Sudariku….
Sesungguhnya sebaik-baik generasi di atas permukaan bumi adalah generasi sahabat radiyallaahu ‘anhum , mereka adalah para pelopor dakwah islam, mereka adalah para panutan dan ikutan yang harus kita semua ummat islam tiru’ baik itu pria atau wanita, pemuda atau pemudia, meniru mereka dan berjalan di atas jalan yang mereka tempuh.
أولئك الذين هداهم الله فبهداهم اقتده
“ merekaitulah yang Allah telah menunjuki mereka maka dengan petunjuk mereka hendaknya mengikutinya…”
Kita tidak sampai sepersepuluh memberikan untuk islam seperti yang telah mereka persembahkan, belum menyamai dengan apa yang telah mereka korbankan untuk islam…
Hamzah –radhiyallaahu ‘anhu-, dia meninggalkan keluarga, anak-anaknya, rumah dan gedungnya, datang dengan pakaian yang tercabik yang menutupi tubuhnya yang suci, berperang di uhud hingga terbunuh, dulunya dia adalah singa Allah di buminya, dan sekarang ia adalah sayyidu assyuhada di langit.
Anas bin annadhir –radhiyallaahu ‘anhu- menghadapi kematian pantang mundur, setelah melihat orang-orang berlarian pada hari uhud, maka iapun puan menghadapka wajahnya kepada Allah –ta’aalaa-, mencium bau syurga dari uhud, sehingga akhirnya ia terbunuh dengan lebih dari 80 luka pukulan bermacam senjata di tubuhnya.
Lihatlah Khalid, Sa’ad, dan lainnya -radhiyallaahu ‘anhum- mereka berusaha menjual jiwa mereka kepada Allah –ta’aalaa- yang maha hidup dan berdiri sendiri, karena mereka telah tahu bahwasannya ini adalah perdagangan yang teragung dan teruntung, pengorbanan dan pemberian yang terbesar, ketika mereka mengetahui firman Allah –ta’aalaa-: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”
Inilah dia Muhammad –shollallaahu ‘alaihi wasallam-, Utusan Allah yang terbesar dan termulya yang dengannya Allah telah menghidupkan jiwa-jiwa dari kebodohan dan kesyirikan serta khurafat; sehingga ummat islam menjadi sebaik-baik ummat yang di keluarkan untuk manusia di dunia ini sampai hari kiamat.
Syauqi pernah berkata:
أخوك عيسى دعا ميتا فقام له و أنت أحييت أجيالا من الرمم
‘Saudaramu isa mendoakan orang mari hingga hidup kembali untuknya, sedangkan engkau wahai Muhammad telah menghidupkan generasi-generasi dari kerusakan’
Jikalau nabi isa –‘alaihissalaam- telah menghidupkan mayat dengan izin Allah –ta’aalaa-, maka engkau wahai Muhammad telah menghidupkan jiwa-jiwa yang mati, telah menghidupkan hati-hati yang mati, menghidupkan bangsa-bangsa yang mati, mengajari orang-orang yang bodoh, menunjuki mereka yang sebelumnya tersesat kemudian menjadi berpetunjuk, yang sebelumnya tidak faham, yang sebelumnya tidak berpikir, semuanya dengan izin Allah –ta’aalaa-.
Para sahabar nabi belajar dengan keras dari Guru mereka, kemudian menyampaikannya kepada manusia, lihatlah di mana saja mereka di kuburkan, ini di timur, ini di barat, ini di selatan, dan di banyak tempat.
Ubay bin ka’ab –radhiyallaahu ‘anhu- setelah biasa dulu setiap elesai shalat duduk bersama orang-orang dan bertanya:” apa ada yang mau belajar? Apa ada yang hendak bertanya? Apa ada yang minta fatwa? Apa ada yang minta penjelasan tafsir? Ia mengalirkan ilmu pengetahuan seperti lautan yang tiada bertepi.
Ibnu Abbas –radhiyallaahu ‘anhu- biasa duduk untuk orang-orang selepas shalat fajar sampai shalat dzuhur, maka masuklah ahli tafsir sehingga selesai, katanya kemudian: “ keluarlah kalian seakrang waktunya saya dengan ahli hadis, “ ketika mereka sudah selesai, katanya:” sekarang saya dengan ahli fiqih..” ketika mereka selesai, kemduian bergilir ahli fatwa dan hukum, ahli adab, syair dan bahasa.
ذالك فضل الله يؤتيه من يشاء والله ذو الفضل العظيم
“ itu adalah keutamaan Allah yang ia memberikannya apda siapa saja yang dia kehendaki. Dan sesungguhnya Allah itu maha memiliki keutamaan yang agung”
Mengorbankan harta bisa juga dan tidak ada pemberatan, lihatlah Abu bakar radhiyallaahu ‘anhu mengorbankan hartanya semuanya di jalan Allah, ketika di Tanya” apa yang engkau tinggalkan untuk keluarga dan handai taulanmu?” maka jawabnya dengan penuh keyakinan kepada Allah:” saya telah meninggalkan untuk mereka Allah dan Rasulnya..” Allahu akbar….
Usman bin affan –radhiyallaahu ‘anhu- mengorbankan hartanya di jalan Allah –ta’aalaa-, bagaimana beliau ketika mendengar nabi bersabda:” siapa saja yang membeli sumur rumah maka untuknya syurga,” Usman- pun segera membelinya dari seorang Yahudi, harga yang ia dapatkan adalah syurga.
Kemudian medengar nabi bersabda:” siapa yang meperlengkapi tentara tabuk maka untuknya syurga…” maka usman segera memperlengkapi tentara tabuk dengan nafkahnya, maka iapuan berhak mendapatkan doa sang Utusan Allah.
Wallahu a’lamu bisshawaab.
KEADAAN WANITA DI SYURGA
Penyusun: Ibn Maqshudy
1. Pertama
Tidak bisa di ingkari atas para kaum wanita ketika mereka bertanya apa yang akan di peruntukkan bagi mereka di syurga dari pahala dan macam-macam nikmat di dalamnya, karena diri manusia memang sudah seperti itu sifatnya memikirkan tempat kembali dan masa depannya. Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam sendiri beliau tidak mengingkari pertanyaan-pertanyaan seperti ini dari para sahabat para sahabatnya tentang syurga dan apa saja yang ada di dalamnya, sebab itulah mereka bertanya kepada Rasulullah:” Syurga dan bangunannya?” Kemudian Rasulullah menjawab:” Sungguh bangunan-bangunan di syurga terbuat dari emas dan dari perak….”
Dan lain kalinya mereka bertanya:” Wahai Rasulullah apakah kita berjumpa dengan istri-istri ktia di syurga?” Maka Rasulullah- pun menjelaskan bahwasannya mereka akan mendapatkannya.
2. Kedua.
Jiwa manusia -baik itu laki-laki ataupun wanita- senantiasa merindukan dan merasakan kesenangan ketika menginagt syurga dan apa saja yang berada di dalamnya dari bermacam-macam kenikmatan. Dan ini baik-baik saja dengan syarat tidak hanya sekedar menjadi angan-angan batil saja tanpa di iringi dengan amal sholeh, karena Allah telah berfirman untuk kepada orang-orang yang beriman:
وتلك الجنة التي أورثتموها بما كنتم تعملون
“Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.”
Maka rindukanlah jiwa kalian dengan kabar-tentang syurga , kemudian buktikan kerinduan kalian dengan perbuatan kalian untuk dapat mendapatkan hal yang kalian rindukan itu.
3. Ketiga.
Sesungguhnya syurga dan segala kenikmatan dan keindahannya bukan hanya di khususkan untuk kaum pria saja lalu tidak dengan wanitanya, akan tetapi ia itu telah di persiapkan untuk orang-orang yang bertaqwa. Firman Allah –ta’aalaa-:
“. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,”
Dari dua jenis manusia – pria dan wanitanya-, itu seperti yang telah Allah kabarkan kepada kita:
ومن يعمل من الصالحات من ذكر أو أنثى وهو مؤمن فأولئك يدخلون الجنة
“Dan barang siapa yang mengerjakan amal-amal kebaikan dari (kaum) laki-laki dan perempuan sedangkan dia adalah seorang yang beriman maka mereka akan masuk ke- dalam syurga.”
4. Ke- empat.
Sudah seharusnya untuk kaum wanita tidak terlalu menyibukkan pikirannya dengan banyak pertanyaan dan tentang keadaan-keadaannya secara terperinci saat ia masuk syurga: Apa yang akan di kerjakan di dalamnya? Kemana ia akan pergi sampai akhir pertanyanyaa, seakan ia datang ke padang pasir yang ganas!
Kiranya sudah cukup ia tahu sekedar masuknya ia kesyurga bisa menghilangkan semua kelelahan dan penderitaan yang di alaminya, semuanya berubak kepada kebahagiaan yang abadi dengan kekekalan selamanya. Kiranya sudah cukup firman Allah –ta’aalaa-:
لا يمسهم فيها نصب وما هم منها بمخرجين
“Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.”
Dan firmannya:
وفيها ما تشتهيه الأنفس وتلذ الأعين وأنتم فيها خالدون
“dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.")
Dan juga telah cukup baginyalah firman Allah -ta’aalaa- tentang penduduk syurga:
رضي الله عنهم ورضوا عنه ذالك الفوز العظيم
“ Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridho terhadap Allah. Itulah keberuntungan yang paling besar."
5. Kelima.
Ketika Allah menyebutkan segala kenikmatan yang terdapat di syurga dari bermacan-macam makanan, pemandangan-pemandangan yang indah, rumah-rumah dan pakaain-pakaian yang indah, maka sesungguhnya itu umum untuk manusia – laki-laki dan perempuan- dan semua akan merasakan kesenangan dan pasti akan beruntung jika masuk ke- dalamnya.
Dan tersisa yang lainnya: bahwasannya Allah –ta’aalaa- telah memancing para kaum lelaki dan merindukan mereka dengan menyebutkan salah satu yang ada did alam syurg dari para bidadari dan perempuan-perempuan cantik, akan tetapi sebaliknya tidak menyebutkan seperti ini untuk para wanita, barangkali para wanita bertanya-tanya tentang sebab ini?!
Dan jawabnya adalah:
1. Bahwasannya Allah –ta’aalaa-: “Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai. “ , akan tetapi tidak ada salahnya kita mengambil hikmah dari hal ini melalui nas-nas yang syar’i dan dasar-dasar islam. maka saya katakan:
2. Di antara ciri yang di miliki kaum wanita adalah rasa malu –seperti yang telah ktia ketahui bersama- dan untuk inilah maka Allah –ta’aalaa- tidak merindukan mereka terhadap syurga dengan apa yang mereka merasa malu darinya.
3. Bah kerinduan wanita kepada laki-laki tidak seperti kerinduan kaum pria terhadap wanita –sebagaimana sudah di ketahui- sebab inilah maka Allah –ta’aalaa- merindukan kaum pria dengan menyebutkan wanita-wanita syurga sebagaimana tersebut dalam hadis nabi:
ما تركت بعدي فتنة أضر على الرجال من النساء
“Tidaklah tertinggal setelahku fitnah yang lebih berhaya terhadap kaum laki-laki dari pada wanita.”
Adapun wanita maka Allah merindukan mereka dengan keindahan seperti pakaian dan perhiasan yang di mana kecintaan wanita terhadap perhiasan melebihi kerinduannya kepada laki-laki.
4. Berkata syekh Utsaimin: sesungguhnya Allah menyebutkan istri-istri untuk para suami mereka, karena suami itu meminta dan mengharap pada perempuan, sebab itulah istri-istri di sebuatkan untuk para suamianya di dalam syurga, kemudian tidak menyebutkan kebalikannya untuk kaum wanita, akan tetapi ini bukan berarti bahwasannya mereka tidak memiliki suami, akan tetapi mereka memiliki suami dari anak adam.
5. Ke- enam.
Perempuan di dunia ini tidak keluar dari bebra hal berikut ini:
1. Ia mati sebelum sempat menikah.
2. Atau mati setelah cerai dengan suamianya dan belum menikah lagi.
3. Atau sudah menikah akan tetapi suaminya tidak masuk syurga bersamanya – kita berlindung kepada Allah-.
4. Atau meninggal setelah pernikahanya.
5. Atau suaminya meninggal dan tertinggal ia setelahnya tanpa suamia sehingga meninggal.
6. Atau suaminya meninggal kemudian ia menikah dengan lainnya.
Keadaan-keadaan wanita di dunia ini, dan setiap keadaan ada balasannya di syurga:
1. Adapun perempuan yang meninggal sebelum menikah maka Allah di syurga akan menikahkannya dengan seorang pria dari penduduk dunia, sebagaimana sabda nabi :
ما في الجنة أعزب
“Di syurga itu tidak ada bujangan.”
Berkata Syekh Utsaimin: Jika perempuan dunia ini masuk syurga dan belum menikah di dunia, maka Allah akan menikahkannya dengan yang menyenangkan matanya di syurga, kenikmatan di syurga tidak terbatas untuk kaum laki-laki saja, akan tetapi untuk pria dan wanita, dan termasuk di dalam kelompok kenikmatan juga adalah: pernikahan.
2. Dan sepertinya juga seorang wanita yang meninggal setelah cerai dan tidak menikah lagi.
3. Seperti itu juga wanita yang msuk syurga dengan tanpa suaminya. Berkata syekh Utsaimin: wanita jikalau ia adalah penduduk syurga dan belum menikah atau suaminya bukan termasuk penduduk syurga, maka ia akan di masukkan ke syurga dan di sana terdapat penduduk syurga yang belum menikah dari kaum lelakinya, maka iapun di nikahkan dengan salah seorang dari mereka.
4. Adapun wanita yang meningga setelah suaminya kemudian ia masuk syurga maka untuk suaminya yang ia teah meninggal di dunia darinya.
5. Adapun wanita yang di tinggal mati suaminya kemudia tinggal setelahnya tidak menikah sampai mati maka ia tetap menjadi istrinay di syurga.
6. Sedangkan wanita yang di tinggal mati suaminya kemudianmenikah lagi setelahnya maka ia di syurga menjadi istri untuk suaminya yang terakhir berapa banyakpun ia menikah di dunia. Sebagaimana sabda nabi –shollallaahu ‘alaihi wasallam-:
المرأة لآخر أزواجها
Kemudian seperti perkataan Hudzaifah –radhiyallaahu ‘anhu- kepada istrinya:
إن شئت أن تكوني زوجتي في الجنة فلا تزوجي بعدي فإن المرأة في الجنة لآخر أزواجها في الدنيا فلذلك حرم الله على أزواج النبي أن ينكحن بعده لأنهن أزواجه في الجنة
“Kalau kamu menghendaki menjadi istriku di dalam syurga maka jangan engkau menikah setelahku, sesungguhnya wanita itu di dalam syurga untuk suami terakhirnya di sunia, sebab itulah Allah mengharamkan para istri nabi menikah setelahnya karena mereka adalah istri-istrinya di syurga.”
Kemudian ada persoalan, kadang ada yang bertanya: biasa ada terpetik di dalam do’a untuk jenazah kita berdoa seperti ini: ‘dan beri gantilah dia dengan seorang suami yang lebih baik dari suaminya’ dan jika ia sudah menikah, kemudian bagaimana kita berdoa untuknya seperti ini sedangkan kita tahu bahwasannya suaminya di dunia itu adalah suaminya di syurga, dan apabila belum menikah kemudian di manakah suaminya?’
Jawabnya adalah seperti yang di sebutkan syekh Utsaimin: Jika ia belum menikah maka yang di maksudkan adalah yang lebih baik dari suaminya yang di takdirkan untuknya seandainya seandainya ia hidup, dan adapun jikalau sudah menikah maka yang di maksudkan adalah dengan keadaannya yang lebih baik dari suaminya artinya lebih baik darinya dalam sifat-sifat di dunia, penggantian seringkali dengan mengganti bendanya seperti kalau engkau menjual kambing dengan unta misalnya, dan kadangkala pula dengan pergantian sifat-sifatnya seperti kalau engkau berkata seperti ini: mudahan Allah mengganti kekufuran orang ini dengan keimanan.’ Sebagaimana tersebut dalam firman Allah –ta’aalaa-:
ويوم تبدل الأرض غير الأرض والسماوات
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit,”
Bumi masih bumi yang itu juga , akan tetapi ia di bentangkan dan langitpun masih langit yang itu pula akan tetapi di belah.
7. Ke- tujuh.
Tersebut dalam hadis shahih sabda nabi untuk kaum wanita:
إني رأيتكن أكثر أهل النار ...
“saya melihat kaliah itu adalah paling banyaknya penduduk neraka…”
Dan di hadis lainnya:
إن أقل ساكني الجنة النساء
“Sesungguhnya paling sedikit penghuni syurga adalah wanita.”
Dan dalam hadis shahih lainnya di sebutkan bahwasannya untuk setiap laki-laki dari penduduk syurga adalah mendapatkan dua istri dari wanita-wanita dunia.
Sebab inilah para ulama berbeda pendapat, untuk menggabungkan antara hadis-hadis di atas: yaitu perempuan itu lebih banyak di syurga ataukah di neraka? Sebagian mereka berkata: bahwasannya perempuan kebanyakan penduduk syurga dan seperti itu juga kebanyakan penghuni neraka adalah wanita dan ini karena banyaknya jumlah mereka. Kemudia Al Qady ‘Iyadh berkata: Wanita adalah anak Adam yang paling banyak.’
Sebagian lainnya berkata: Wanita adalah penghuni neraka yang terbanyak melihat dari hadis-hadis di atas. Dan mereka juga penduduk terbanya syurga jika mereka di gabungkan dengan para bidadari, maka semuanya menjadi jauh lebih banyak dari kaum prianya.
Sebagian lainnya berpendapat: Pada awalnya adalah kebanyakan penghuni neraka kemudian menjadi mayoritas penduduk syurga setelah Allah mengeluarkan mereka dari neraka –wanita-wanita muslimah-.
Berkata imam Qurthuby menjelaskan hadis Rasulullah:
رأيتكن أكثر أهل النار
“saya telah melihat kalian ( kaum wanita) adalah kebanyakan penduduk neraka .”
Sabda nabi ini mengandung pengertian pada saat itu keadaan perempuan yang masih menjadi mayoritas penghuni neraka, akan tetapi setelah keluarnya mereka dari dalam neraka dengan pertolongan Allah dan rahmatnya sehingga tidak tersisa satupun di dalam neraka dari orang yang pernah berkata atau bersaksi :’ laa ilaaha illallaah.’ Maka perempuan- pun menjadi mayoritas penduduk syurga.
Dan kesimpulannya: Hendaknya kaum wanita selalu menajaga dirinya untuk jangan sampai menjadi di antara penghuni nereka.
8. Ke-delapan.
Jika seorang wanita telah masuk ke- dalam syurga, maka Allahpun akan mengembalikan ia kepada usia muda dan gedisnya, sebagaimana sabda nabi -shollallaahu ‘alaihi wasallam-:
إن الجنة لايدخلها عجوز .... إن الله تعالى إذا أدخلهن الجنة حولهن أبكارا
“sesungguhnya syurga itu tidak di masuki oleh orang tua…sesungguhnya Allah jika memasukkan mereka ke dalam syurga maka merubah mereka kepada keadaan gadis-gadis lagi.”
9. Ke- Sembilan.
Telah tersebut dalam sebagian atsar bahwasannya wanita-wanita dunia di syurga menjadi lebih canti daripada bidadari dengan berlipat ganda banyaknya sesuai dengan ibadah mereka kepada Allah.
Kalimat terakhir…
Maka seperti inilah syurga yang yang di peruntukkan untukmu seperti yang di peruntukkan untuk kaum lelaki,
في مقعد صدق عند مليك مقتدر
Demi Alah jangan sampai engkau hilangkan kesempatan, maka sesungguhnya umur itu walau sedikit bagaimanapun akan pergi dan tidak tersisa setelahnya kecuali kekekalan selamanya, maka jadikan kekekalanmu adalah di dalam syurga - dengan izin Allah- dan ketahuilah bahwasannya syurga maharnya adalah ke- imanan dan amal sholeh, bukan hanya sekedar angan-angan batil dan dusta bersama dengan kelalaian dari kewajiban yang di bebankan di atas pundakmu.
Ingatlah selalu sabda nabi –shollallaahu ‘alaihi wasallam-:
ادخلي الجنة من أي أبواب الجنة شئت
“Masuklah engkau kesyurga dari pintu manapun yang engkau kehendaki.”
Dan berhati-hatilah dengan sepenuhnya dari para penyeri kehancuran dan kecelakaan yang menghancurkan kaum wanita, yaitu dari orang-orang yang ingin merusak kalian, menghinakan kalian, dan memalingkan kalian dari kesuksesan dan keberuntungan dari kenikmatan syurga. Jangan kalian tergoda dan terbujuk dengan kalimat-kalimat racun terbungkus madu mereka yang mengaku sebagai para pembebas baik itu dari kaum laki-laki maupun sejenis denganmu. Ingatlah selalu firman Allah –ta’aalaa-:
ودوا لو تكفرون كما كفروا فتكونون سواء
“mereka menginginkan kalau kalian menajdi kafir seperti mereka telah kafir kemudian kealian menjadi sama.”
Saya memintakan kepada Allah untuk selalu menuntun para wanita muslimin untuk mendapatkan keberuntungan dengan syurga yang penuh dengan kenikmatan, menjadikan mereka selalu berpetunjuk dan di tunjuki dan di jauhkan dari mereka para syaitan-syaitan manusia serta dari pada penyeru (untuk menghancurkan) kaum wanita dan merusaknya.
Akhirnya, shaolawat dan salam teruntuk nabi Muhammad –shollallaahu ‘alaihi wasallam- , keluarganya, sehabat, serta seluruh pengikut setiap beliau sampai hari kiamat.
Wallahu a’lamu bisshawaab.
BAHAYA ATAS UMMAT
Ibnu Maqshudy
Di antara masalah terbesar yang sedang menjangkit di dalam masyarakat kita, yang telah mencoreng kehormatan agama dan kemulyaan kita, yang menyebabkan keamanan dan harta kita hilang dengn sia-sia, yang menyebabkan banyak terjadinya pembunuhan serta penyimpangan dari kebenaran islam; yang saya maksudkan adalah banyaknya peredaran bendak-benda haram perusak akal, mulai dari obat-obatan terlarang semisal sabu-sabu, koplo, heroin, ganja, dan kawan-kawannya, kemudian di tamba lagi dengan maraknya minum-minuman keras dengan berbagai jenisnya mulai dari lokal seperti balo maupun cap tikus dan lainnya, dan juga produk impor dari luar seperti vodka dan kawan-kawannya. Begitu maraknya tersebar seakakan sudah menjadi barang resmi yang sah untuk di edarkan, di tambah lagi pihak sau pihak mealrang perdarannya, masih masih ada juga yang di namakan peredaran resmi yang di tetapkan pemerintah atau pihak yang berwenang, sangat lucu kelihatannya.
Musibah besar, kejahatan yang keji, menghancurkan masa muda yang produktiv, menghabiskan harta dengan sia-sia, mencecerkan darah pembunuhan, mencecar dan mencabik keamanan dan ketengan masyarakat, menghancurkan rumah tangga, membuat orang menjadi gila dengan dengan masa depan tidak bisa di ahrapkan, dan efek buruk lainnya yang di akibatkan dari benda-benda terlaknat ini. Dan sekarang kita hanya bisa mengadu kepada Allah –ta’aalaa- akan keadaan meprihatinkan yang tengah yang menimpa kita saat ini, kita hanya memohon perlindungan dari Rabb kita untuk terlindung dari benda-benda seperti tersebut di atas, sekaligus memohonkan kepadanya agar ummat terselamatkan dari benda-benda terlaknat dan pengaruhnya ini.
Allah –ta’aalaa- telah berbicara tentang orang-orang yang berbuat kerusakan di permukaan bumi: “Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik[414], atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar, kecuali orang-orang yang taubat (di antara mereka) sebelum kamu dapat menguasai (menangkap) mereka; maka ketahuilah bahwasanya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dulu khamar dan setiap yang memabukkan di zaman jahiliyyah dalam kalangan arab sudah di sebut sebagai ‘ Ummu al khobaaits ’ alias ibu / sumber segala keburukan, yang tidak di minum oleh orang-orang pintar mereka, orang-orang bijak mereka tidak mengkonsumsinya, banyak dari mereka mengharamkan atas dirinya sendiri karena mereka tahu dan mengenal keburukannya; di antara mereka ada Hatim Al Thaa’i , Zaid bin ‘amru bin Nufail, Harim bin Sinan, mereka menamakan khamar dan semisalnya dengan kata: Jahat dan kejid, bodoh, buruk dan jelek, hal yang di benci. Ketika Islam datang Allah –ta’aalaa- pun mengharamkan di dalam kitabnya, juga di dalam hadis Rasulnya, sabdanya:” dan apa saja yang memabukkan banyak dan sedikitnya itu haram.”
Dan sabda nabi -shollallaahu ‘alaihi wasallam-:” Barang siapa yang minum khamar dan mabuk, maka tidak di terima shalatnya selama 40 pagi, dan jika ia mati (dalam keadaan demikian) maka masuk neraka, dan jika ia bertaubat maka Allah- pun menerima taubatnya; kemudian apabila ia kembali kemudian mabuk maka tidak di terima shalatnya selama 40 pagi, dan jika mati maka masuk neraka, dan jika bertaubat Allah- pun menerima taubatnya, dan jika kembali lagi maka sudah menjadi hak atas Allah untuk meminuminya ‘ ridghatu al khibaal’ pada hari kiamat.” Ketika sahabat bertanya kepada nabi apakah ‘ridghatu al khibal itu?’ Jawab beliau : ’ itu adalah sirup / minumannya penduduk neraka.”
Dalam hadis lainnya nabi bersabda:
من كان يؤمن بالله واليوم الآخر، فلا يجلس على مائدة يدار عليها الخمر
“barang siapa yang berikan kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia tidak duduk di (depan/sekitar) meja jamuan yang di atasnya di edarkan khamar (minuman keras).”
Wahai hamba Allah…..
Meminum dan mengkonsumsi khamar atau minuman keras adalah termasuk dosa besar dan pelakunya pantas mendapatkan hukuman had yaitu di cambuk 40 kali dan apabila mengulangi sampai 4 kali pelakunya pantas untuk di hukum penggal lehernya, sebab khamar adalah sumber kekejian, Allah melaknatnya, juga melaknat orang yang memeras dan membuatnya, melaknat orang yang meminta di buatkannya, melaknat pembawanya dan yang di jadikan untuk membawanya, melaknat penjual dan pembelinya, melaknat peminum dan yang meminumkannya, serta melaknat orang yang memakan harganya.”
Minum khamar atau arak atau minuman keras atau sabu dan sejenisnya yang mempunyai kesamaan akibat buruk yang di timbulkannya menajadikan seseorang yang mengkonsumsinya akan begitu mudah untuk melakukan bergbagai kemaksiatan kepada Alllah - ta’aalaa-, mempermudah pengkonsumsinya melakukan dosa besar apa saja, menjadikan pemakainya tidak lagi memiliki rasa takut kepada Allah –ta’aalaa-, dan pokoknya menjadikan pengonsumsinya tidak dapat menggunakan akalnya dengan baik . Lihatlah dalam sebuah riwayat tentang seorang raja zalim dari bani israil, pada suatu saat ia sengaja menangkap seorang laki-laki, kemudian ia memberinya pilihan antara minum khamar atau membunuh seorang anak, atau memakan daging babi, atau mereka membunuhnya jika ia menolak satu di anatranya. Akhirnya laki-laki yang di tawan tersebut memilih meminum khamar atau arak; maka tatkala sudah meminumnya yang terjadi kemudian ia tidak menolak sesuatu- pun dari perintah yang mereka inginkan darinya.”
Munculnya banyak Bandar –bandar kejahatan yang berusaha mengedarkan dengan maraknya semua barang memabukkan dan obatan terlarang di lingkungan kita, yang mengakibatkan kerusakan di- bumi, yang mengganggu keamanan Negara, keamanan ummat dan masyarkatnya, menghancurkan keluarga dan rumah-rumah mereka, menumpahkan darah dan mencoreng kehoprmatan, mencemari keturunan dan generasi, serta mendorong para pemuda untuk menyimpang dan sesat, dan di tambah lagi mengakibatkan makin amraknya penyakit-penyakit yang tidak ada obatnya kecuali kematian kemudian siksa di alam kubur yang di lanjutkan dengan neraka.
Saudaraku, saudariku semua….
Di antara bahaya-bahaya terbesar dari zat-zat memabukkan dan obat-obatan terlarang tersebut adalah:
1. Merupakan bentuk penyerangan langsung terhadap Allah –ta’aalaa-.
Dengan bentuk maksiat yang nyata terhadapnya; barang siapa yang membuat dan mengkonsumsinya, mengambil untuk di berikan kepada selainnya, mengedarkan dan menghalalkannya, atau membuat dan menjadi perantaranya, atau diam melihat peredarannya padahal ia sanggup untuk mencegahnya, berarti dia telah berterang-terangan memerangi dan mengobarkan permusuhan dengan Allah –ta’aalaa-. Dengan ini berhaklah dia mendapatkan laknat Allah dan murkanya di dunia dan akhirat, dengan kata lain ia telah menyediakan dirinya untuk mendapatkan kemurkaan dan siksa Allah dengan siksaan yang pedih.
Firman Allah –ta’aalaa-: “Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.”
Karena manusia jika sudah mabuk maka ia segera berbicara seenak perutnya sendiri, dan jika sudah begini tidak segan ia untuk membunuh, berzina, merampok dan memalak, serta mengerjakan setiap perbuatan keji apa saja jenisnya.
2. Merusak akal.
Padahal akal merupakan nikmat terbesar dari Allah –ta’aalaa- untuk manusia, jika nikmat dan karunia ini sudah hilang dan rusak, maka akan tidak pantas lagi orang di sebut manusia yang sehat, sebab lakunya akan berubah seperti laku binatang yang hanya akan mengandalkan nafsunya dalam berbuat dan bertingkah laku dalam hidupnya. Sungguh merupakah musibah besar yang akan menimpanya karena murka dan laknat Tuhannya akan di peruntukkan untuknya di dunia dan akhirat.
Allah berfirman tetang orang-orang yang memiliki akal: “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. “
Berkata penduduk neraka: “Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala."
Dan firmannya Allah: “Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). “
Manusia yang sudah pergi akalnya dan sudah hilang, sudah hilang kecedasan dan berpikirnya, berarti dia berada yang sama dengan posisinya binatang, sama dengan tingkatan keledai, kerbau; tidak tahu apa-apa, murah nilainya, ringan timbangannya, hina di hadapan Rabbnya dan manusia, tidak memiliki kejantanan, tidak punya malu, tidak punya kehormatan, tidak punya agama, dan tidak punya kebaikan apa-apa lagi.
Maka wahai orang-orang yang masih memperbudak dirinya dengan barang-barang terlaknat ini, bersegeralah kembali kepada Tuhan- mu sebalum terlambat masanya, sebelum data saat di mana tidak berguna lagi penyesalanmu lagi.
Sungguh bukanlah orang yang telah mati kemudian di semayamkan di dalam kuburnya itu adalah orang mati, Akan tetapi orang mati yang sebenarnya adalah yang telah mati hati, akal dan malunya.
3. Konsumsi khamar dan obat-obatan terlarang menyebabkan terjadinya banyak pembunuhan, mencabik kehormatan, dan menghancurkan harta yang di miliki, dan kerusakan lainnya.
Banyaknya pembunuhan sebabnya banyak sekali di buatnya, seprti misalnya sebagai contoh kecilnya sekitar hampir ptertengahan tahun 2010 di kota Damietta terjadi seorang pemuda yang mabuk membunuh paman, bibi dan keponakannya sekaligus.
Dan mencabik kehormatan, dan kebanyakan kejahatan yang terjadi setelah meminum khamar adalah perzinahan, yang kebanyakan tidak terjadi kecuali saat akal sudah hilang dengan khamar, sehingga ketika sudah meminumnya tidak segan untuk berbuat keji walau terhadap ibunya sendiri dan putrinya. Kita berlindung dari Allah dari benda ini….
Menghancurkan perekonomian, Karena menyebabkan pada perjudian, sungguh laknat dan murka Allah sangat pantas untuk peminum, pembuat, pengedarnya jikalau mereka tidak mau segera sadar, berhenti dan kemduian bertaubat.
4. Menyesatkan para pemuda ummat, menghancurkan kekuatan ummat dn masa depannya. Tidaklah tersesat kebanyakan pemuda kita kecuali sebab satu keburukan ini.
Penjara-penjara di penuhi dengan banyak pelaku kajahatan dan kebanyakan mereka melakukanya sebab minum khamar dan mabuk, atau sebab habis nyabu sehingga otaknya berpindah ke dengkulnya. Ketika Allah menyeru mereka untuk mengunjungi rumahnya, untuk menjenguk masjlis ilmunya, dengan mengangkat derajat mereka jikalau mereka memenuhinya, akan tetapi mereka menolak dan lebih memilih di dalam gelimangan kesesatan dan kehinaan. Firman Allah –ta’aalaa-: “…Maka tatkala mereka telah berpaling (dari kebenaran), Allah- pun memalingkan hati mereka ; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” ashhaf: 5
5. Membahayakan kesehatan.
Ini sudah buka rahasia lagi, baik itu khamar cs. Dan juga obat-obatan terlarang di semua jenisnya. Para pengkonsumsi dan pecandunya sudah bersaksi akan hal ini, kemudian para pengedar dan pembuatnya serta siapa saja yang berhubungan dengannya pasti akan mengakui akibat buruk darinya.
6. Merupakan pukulan telak terhadap kekuatan ummat dan perekonomiannya.
Di dalam kekuatan militernya dan industrinya, sebab itu para ahli sejarah menyebutkan, pada abad 16 M, cina dan jepang berperang, akhirnya cina- pun terkalahkan dan tersungkur jatuh. Ketika mereka meneliti sebab-sebab yang menjadi biang kekalahan ini, mereka segera menemukannya; ternyata sebab terbesar adalah karena begitu banyak tersebarnya opium di kalangan tentara cina, itulah yang kemudian menyebabkan mereka menjadi pengecut dan lemah, maunya hanya meninggalkan medan pertempuran dan mundur, karena sudah mafhum karena mengkonsumsinya mengaibatkan kecanduan dan menjadikan badan menjadi lemah, maklumlah karena sebenarnya otak yang di jadikan sasaran utamanya.
Banyaknya sindikat-sindikat pengedar obatan terlarang yang setiap sat mengancam keutuhan keluarga dan masyarakat kita.
Zionis international, merencakan untuk merusak para pemuda ummat islam, sebab itulah israil musuh kemanusiaan yang paling banyak memiliki sindikat-sindikat jenis ini untuk menenggelamkan Negara-negara islam dengan obatan-oabtan terlarang, ini sudah di selidiki lewat penylidikan-penyelidikan dan penelitian kebenarannya.
Akan tetapi apakah sebab utama hingga membuat para pemuda dan masyarakat kita sampai terjerumus pada lembah kehancuran dan kenistaan ini? Sampai begitu mudahnya berteman dan bergaul dengan benda-benda serta barang-barang terlaknat ini? Di antara sebab terpenting adalah:
1. Lemahnya muroqobatullah di- dalam diri mereka.
barang siapa yang tidak merasa di awasi oleh Allah, maka Allah- pun menyesatkan dan menyiakannya, tidak menjaganya; dan barang siapa yang tidak di jaga oleh Allah –ta’aalaa- maka hancurlah ia. Firman Allah: “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya. “
Ketika pengawasan Allah sudah lemah dalam diri seseorang, maka obat-obatan akan begitu mudahnya masuk ke- dalam kehidupannya. Akibatnya adalah kemurkaan dan marah Allah kemudian mereka berhak mendapatkannya, karena itulah dalam posisi ini pesan nabi untuk Ibnu ‘Abbas merupakan pesan penting sekali untuk kita jalankan:” jagalah Allah niscaya ia akan menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau akan mendapatkannya selalu menuju arahmu (memberikan pertolongan dan petunjuk serta tuntunan).”
Ketika mereka sudah meninggalkan shalat subuh berjamaah maka Allah- pun segera mengingatkan mereka dengan dosa-dosa besar yang kemudian mereka perbuat, mengambil mereka perlahan tanpa mereka merasakannya, sehingga pada saatnya mereka terjerembab ke lembah kehinaan, kejahatan serta keburukan. Kita berlindung kepada Allah –ta’aalaa- dari semua hal itu.
2. Buruknya pembinaan dan pendidikan.
Tanggungjawab orang tua itu sangat besar sekali, para pemuda yang hidup di atas nyanyian dan musik-musik saja, tidak asing dengan khamar sejak kecil, atau opium, ganja, pengedaran obatan terlarang dan semisalnya, hidup dalam didikan nyanyian-nyanyian erotis, film-film rendahan dan ajaran kejahatan dan kekejian lainnya. Kemudian tidak di didik dengan surat thaha, al waaqi’ah, qof, dan lainnya, idak di perdengakan dan di didik dengan sirah dan hadis-hadis nabi –shollallaahu ‘alaihi wasallam-, tidak mendapatkan pelajaran ilmu agama. Sehingga sebab ini tak heran menjadi generasi-generasi, menjadi manusia-manusia yang tidak mengenal Tuhannya, tidak mengenal tempat sujud dan masjidnya, dan tidak memahami kehidupannya, atau dengan kata lain menjadi generasi celaka dan hancur.
Orang tua dalam hati ini akan bertanggungjawab di hadapan Allah –ta’aalaa- pada hari kiamat sebab kesesatan putra-putri mereka itu adalah akibat tidak mereka didik dengan baik untuk mengenal Tuhan dan agama mereka dengan baik selama hidup di dunia.
3. Kekosongan.
ketika hati mereka kosong dari ketaaatan kepada Allah –ta’aalaa-, dari mengingatnya, dari cinta kepadanya; segera akan terisi dengan cinta syaitan, yang kemudian akan segera menuntunnya sampai dengan keadaan merangkak sekalipun ke- arah jurang kehancuran dan lembah kehinaan.
4. Teman-teman buruk atau kawan-kawan tidak bermral dan rusak.
Ini tidak dapat di pungkiri lagi telah banyak memperdaya pemuda kita, mereka menghasut dengan gaya yang menarik bahwasannya bagi mereka segala bentuk agama dan majlis ilmu adalah bentuk dan lambing kekolotan dan keterbelakangan serta kemunduran.!!!.
Akan tetapi apa yang mereka para kawan yang buruk hasilkan? Hanya kehancuran dan kehinaan, itulah kemajuan menurut mereka, yaitu dengan menjalani hidup tidak memakai aturan, dapat berbuat seenaknya berlaku tanpa ada hukum yang membatasinya, dengan kata lain berlaku sama dengan binatang itulah kebebasan menurut versi mereka.
Suatu saat seorang yang rusak itu, yang merasa dirinya modern dan maju melewati seorang penuntut ilmu yang sedang membaca shahih bukhary dengan tekunnya, maka katanya kepada pelajar ini dengan tertawa penuh ejekkan: ” orang sudah naik ke bulan, sedangkan engkau masih saja membaca buku ini?!!!” Mendengar itu dengan tenang si Mahasiswa menjawab: ” Engkau tidak membaca buku itu dan engkau juga tidak pernah naik ke permukaan bulan, lalu di antara kita manakah yang lebih utama dan lebih baik?!!”
Mereka tidak mepersembahkan apa-apa, tidak menjadi pembaharu kecuali hanya penghasil kerusakan, tidak cakap apa-apa kecuali hanya taklid buta terhadap eropa dan barat , di- dalam segala kegilaan, kepengecutan serta kerendahannya. Anehnya mereka tidak bisa ikut mebuatkan pesawat untuk kita seperti yang barat bisa buat, tidak bisa mebuatkan kulkas, dan tidak mempersembahkan kebaikan apa-apa seperti yang di lakukan eropa dan amerika. Sungguh mereka telang kehilangan agama dan dunia semuanya dalam saat bersamaan, rugi dengan serugi-ruginya.
Seperti si Yahudi yang miskin tidak memiliki agama dan tidak memilii dunia.
“Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.”
“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi[980]; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang[981]. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. “
Kita barangkali mendapatkan mereka berkoar dan berbangga bahwa mereka telah pergi ke- amerika, London, paris, hidup dan tinggal di sana, belajar di sana, dan hal ini sungguhn demi Allah bukanlah sebuah kehoprmatan. Tidak terlarang kita untuk bepergian ke negara-negara ini dalam keadaan terpaksa, misalnya untuk belajar teknolog aau kedokteran yang belum ada di Negara-negara ummat islam; ini bisa di msialkan seperti daging bangkai atau babi yang di perbolehkan untuk di makan saat dalam keadaan terpaksa.
Para ulama berkata bahwasanya tidak boleh bepergian ke Negara-negara kafir kecuali untuk berobat yang tidak ada di negara kaum muslimin, atau untuk mempelajari masalah dunia yang tidak bisa di dapatkan kecuali di negara-negara ini, atau untuk berdakwah kepada Allah -ta’aalaa-. Itupun dengan catatan bahwasannya kita harus yakin bahwasannya akidah kita akan selalu kita amankan walau dengan apapun menghadapi ujian dan cobaan.
Tapi sekarang: Apakah sejumlah orang ini pergi ke Negara-negara ini untuk berdakwah?! Apakah mereka mengingat kalimat tauhid laailaahaillallaah di jalanan London?! Apakah mereka mengangkat panji Muhammad –shollallaahu ‘alaihi wasallam- di sana?! Apakah mereka menyebarkan nilai-nilai mulya islam dan akhalak islam di sana?
Akan tetapi mereka pergi kesana dan menjadi lebih hina dan kerdil dari anak-anak negara-negara itu sendiri. Mereka tidak pergi untuk berobat, dan Alhamdulillah di Negara kita sudah banyak dan lengkap prasarana untuk pengobatan walaupun barangkali tidak semoderen yang sudah mereka capai. Kemudian mereka juga tidak pergi untuk belajar; karena mereka tidak mempersembahkan apa-apa untuk kita, tidak menghasilkan apa-apa untuk kita ; karena mereka hanya mengambil kehinaan saja di sana untuk di masukkan merusak masyrakat dalam Negara mereka sekembalinya kemudian, sedangkan keutamaan dan kelebihan yang ada di sana malah tidak mereka pelajari.
Dari mereka mengambil kebiasaan dan rokok dan minum-minuman keras, sedangkan k untuk mengenal dan membisai bagaimana menghasilkan mobil dan memproduksinya malah tidak di pelajari.
Dan merupakan sebab terbesar yang menyebabkan kerusakan banyak pemuda adalah, pergi ke Negara-negara barat, khususnya orang-orang yang masih awam yang belum mendapatkan nikmatnya islam. ketika mereka pergi ke sana segera mereka terkuliti dari agama dan akal mereka, dari kehidupannya, dan kembali dalam keadaan sama dengan binatang sifat dan tingkah lakunya.
5. Mengkonsumsinya dengan jalan dan alasan yang salah, atau dengan klaim untuk mengobati dari beberapa penyakit, atau bermanfaat untuk menguatkan nafsu seksual, mreka telah berdusta, karena sudah terbukti dalam penelitian kesehatan dari ummat islam bahwasannya ia malah menjadi sebab lemah syahwat dalam hubungan seksual.
Inilah sebagian sebab yang telah menuntun kepada keadaan yang amburadul ini dalam masyarakat dan keluarga kita, ini \lah peynakit dalam tubuh pemuda kita, kita memohon kepada yang berada di tanganya kunci-kunci hati, untukmengembalikan para pemuda islam keapdanya denga baik, menyelamatkannya dai krisis ini, dan memberikan dan menerima taubat para pemuda kita sesungguhnya ia maha mendengar lagi maha dekat.
Nah di atas kita sudah berbicara tentang bahaya dan sebab, dan Allah tidaklah menurunkan penyakit kecuali menciptakan obat untuknya, dan kalau begitu obatnya apa ? apakaha obat penyembuh dari segala krisis ini yang telah mengguncang masyarakat dengan guncangan yang keras?!
Obatnya ada beberapa perkara:
1. Yang paling agung dn mulyanya ,adalah: kembali kepada Dzat yang maha hidup dan berdiri sendiri, merasakan pengawasannya dan takut kepadanya, dengan itu terdapat keselamatan dan kesuksesan di dunia dan akhirat.
Obat terbesar dan terampuh adalah mengembalikan para pemuda kita dan ummat kita kepada Allah -ta’aalaa-, mengambil pelajaran dari ummat-ummat lainnya yang telah jatuh hina, di guncang dengan kehancuran, rusak pemuda dan masyaraktnya, terguncang dan amburadul sendi-sendi kehidupannya, bunuh diri merupakan kejadian yang sangat banyak terjadi, dan sekarang mereka menyeadari kesalahan mereka, kemudian kersy merson berkata: saya seakrang telah mengenal Allah, pada saat saya melihat eropa merangkak payah menuju neraka.
2. Mendidik pemuda dan anak-anak kita atas manhaj ‘ laa ilaaha illallaah’, dan memasukkan islam dalam kehidupan kita dengansesungguhnya, bukan hanya sekedar nama dan formalitas belaka. Adapun klaim bahwasannya kita muslim saja aklrena ita biasa pulang pergi ke masjid, mak ini tidaklah benar sama sekali.
Artinya islam: menjadikan ketanangan dan kebahagiaan di dalam rumahmu, pekerjaanmu, kehidupanmu semuanya adalah Allah -ta’aalaa-. Dan kita tidak mengambil hukum kepada dari selain Allah, dalam setiap urusan kehidupan yang kita jalani.
“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)."
3. Kita mempelajari yang bermanfaat yang di butuhkan oleh hati dan badan, mengisi pemikiran-pemikiran manusia, kekosongan mereka, kehidupan mereka, dan menuntun mereka ke arahnya. Bekerja menyebarkannya dan menyampaikannya pada setiap individu di dalam masyarakat. Memerangi setiap pengetahuan yang jelek dan tidak ada gunanya yang menakutkand an menghancurkan yang tidak bermanfaat dan tidak mendekatkan pada Allah sama sekali, yang sebenarnya bukanlah ilmu dan pengetauan akan tetapi penyakit yang berlindung di balik naka pengetahuan.
Ibn Taimiyyah pernah berkata: setiap ilmu yang datang keapda ummat islam jikalau memang baik, maka sesungguhnya kita memiliki kebaikan yang sudah cukup bagi kita, dan jika jelek, maka kita tidak memerlukan kepada kejelekan.
Obatnya adalah mengajak mereka ked an mendudukkan mereka di majlis-majlisilmu, menyeru mereka pada pertemuan para ulama dan dai, menanamkan rasa cinta mereka terhadap Qur’an dan sunnah, menanamkan minat mereka terhadap pelajaran fiqih, tafsir, usul, supaya dasar mereka terangkat kepada Allah yang maha hidup dan berdiri sendiri, dan kemudian mengisinya dengan cahaya dan keimanan.
4. Berusaha menggunakan waktu kosong, tidak ada dalam kamus kehidupan seorang muslim yang di namakan dengan waktu kosong, Allah berfirman: Al Baqoroh: 60. Barang siapa yang mitanya ada pada pengetahuan maka pergilah ke lembaga-lembaga ilmiyyah, niversitas atau institute, sekolah. Dan Alhamdulillah telah banyak tersebar di mana-mana, pada apra penuntut ilmu untuk masuk kedalamnya, berusaha dengan kesungguhan untuk belajar dan berkreativitas.
Mengisi waktu kosong dalam kehidupan seorang muslim harus di awali oleh para pengarah yang menuntun mereka untuk bagaimana menggunakan dan mengisinya.
5. Menjaga anak-anak kita dari kawan-kawan buruk.
6. Tidak diam melihat peredara racun-racun ini, kita berusaha ikut dalam usaha pemberantasannya.
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. “
“Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.”
Saudaraku, Sudariku fillah…
Sesungguhnya kebahagiaan bukan ketika kita dapat mengumpulkan banyak harta, bukan ketika kita dapat membangun rumah dan istana megah, bukan dengan menterangnya rumah kita punyai, lihatlah bagaimana rumah-rumah eropa dan amerika lebih tinggi dan megaha dari rumah-rumah kita, banguan mereka lebih besar dari bangunan-bangunan milik kita, kendaraan mereka lebih mewah dari milik kita. Allah berfirman:” Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah loteng- loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang mereka menaikinya. Dan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka dan (begitu pula) dipan-dipan yang mereka bertelekan atasnya. Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan (dari emas untuk mereka). Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. “
Kebahagiaan kita wahai kaum muslimin, di dalam membawa risalah Allah, kebahagiaan kita dalam pengabdian kita keapda Allah, kebahagiaan kita dalam penerapan kita terhadap syariat Alla.
Wahai pemuda islam….
Kembalilah kalian kepada Allah –ta’aalaa-, kembalilah kepada masjid-masjid Allah, kembalilah kepada al Qur’an, kembalilah kepada halaqoh-halaqoh ilmu, dan kembalilah kepada Rabb kalian untuk apa kalian di dunia ini.
Wahai pemuda agama untuk islam kembalilah kalian,
Kalian adalah pembaharunya dan dengan kalianlah ummat jaya.
Kalian adalah rahasia kebangkitannya dulu,
Dan kalian adalah sinar fajar yang indah dan terangnya siang.
Dan akhirya saya hanya mintakan kepada Allah –ta’aalaa- supaya kita senantiasa dapat kembali kepada ajarannya yang benar, bisa kembali yang penuh dengan kebenaran dan keikhlasan karena Allah semata.
Wallahu a’lamu bisshawaab.
Apakah kebahagiaan itu?
Oleh: Ibn Maqshudy.
Manusia dengan segala kekuatan yang di- milikinya berusaha untuk mencari segala kebahagiaan. Memangnya seperti apakah kebahagiaan itu? Dan dimana letak keberadaannya?
Apakah kebahagiaan berada di dalam limpahan dan banyaknya harta? Ataukah berada di dalam keindahan segala perhiasan semisal emas , perak, permata dan lainnya? Atau kendaraan-kendaraan indah, bangunan dan rumah-rumah mewah? Atau apakah itu di dalam tingginya pangkat dan kedudukan? Atau apakah ketika memiliki badan sehat dan tidak pernah sakit atau kelaparan? Ataukah ketika diri kita selamat dari segala bahaya dan tipu daya orang lain?
Manusia demi mendapatkan kebahagiaan tak segan mereka mecarinya di jalan-jalan terlarang dan menyimpang, pada jalan seperti ini yang mereka tempuh lebih seringnya hanya membawa mereka pada kehancuran mereka sendiri, dan di akhirat sudah tentu saja menjadi satu sebab laknat dan siksa Allah tertimpakan pada diri mereka.
Lihatlah ketika Fir’aun dan para pengikutnya mencari kebahagiaan di dalam kekuasaan, akan tetapi kekuasaan yang tanpa di dasari dengan keimanan, memerintah tanpa di sertai ketaatan kepada Allah –ta’aalaa-, kemudian di tambah dengan perilaku zalim, lalim dan sewenang-wenang mereka terhadap masyarakat yang berada di bawah kekuasaan mereka.
ونادى فرعون فى قومه قال يا قوم أليس لى ملكُ مصرَ وهذه الأنهار تجرى من تحتى أفلا تبصرون
“Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: "Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat(nya)?”
Dia telah melupakan satu hal, bahwa sesungguhnya yang membuatnya memiliki semua itu adalah Allah –ta’aalaa-, yang telah memberinya kekuasaan terhadap tanah mesir adalah atas kehendak Allah –ta’aalaa-, yang telah membuat manusia tunduk berkumpul di sekitarnya juga adalah Allah –ta’aalaa-, yang telah memberi ia makan dan minum juga adalah Allah –ta’aalaa-, bersamaan dengan itu Fir’aun, Haman dan para pengikut mereka masih mengingkari kebenaran ini semua yang datang dari sang maha pemilik. Hingga dengan kesombongannya Fir’aun sampai berani berkata sebagaimana di abadikan dalam Qur’an:
ما علمت لكم من إله غيرى
“saya tidak tahu bagi kalian ada Tuhan selainku”
Kemudian lihat dan perhatikanah, balasan untuk semua kesombongan serta kedurhakaannya kepada Allah –ta’aalaa- ; dia tidak pernah bisa menghasilkan dan mendapatkan kebahagiaan apapun yang di carinya, bahkan bagian untuknya adalah kecelakaan, kehancuran serta laknat di dunia dan akhirat:
فأخذه الله نكال الآخرة والأولى
“Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia.”
Kemudian Allah berfirman menceritaskan kepada kita tentang fir’aun dan para pembantunya pada apa yang akan mereka dapatkan kelak:
النار يعرضون عليها غدوا وعشيا ويوم تقوم الساعة أدخلوا آل فرعون أشد العذاب
“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang , dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras."
Kemudian dalam contoh lainnya yang Allah ceritakan kepada kita di dalam Qur’annya; ketika Allah –ta’aalaa- telah begitu banyak memberikan perbendaharaan dunia kepada Qarun, yang dimana ia –Qarun- tidak mengumpulkannya bukan sebab dengan menggunakan kesungguhannya, bukan juga karena kecerdasannya, dan bukan dengan keringat ataupun sebab kepiawaiannya. Qarun menyangka ia adalah satu-satunya orang yang paling bahagia dengan segala apa yang di milikinya, kemudian ingkar terhadap semua nikmat Allah atasnya itu, sedangkan Tuhannya telah memperingatkannya melaui Utusannya supaya ia tidak menjadi orang yang kufur terhadap nikmat Tuhannya, akan tetapi Qarun malah lebih memilih membuang rasa syukur jauh-jauh dari harta yang di milikinya; ia lebih memilih berjalan di muka bumi dengan kerusakan, maka akibatnya adalah balasan yang sungguh pahit rasanya. Ia tidak sadar dan mengingkari bahwasannya semua miliknya itu adalah pemberian Allah dan karunianya yang harus di syukuri dengan sebaik-baiknya.
فخسفنا به وبداره الأرض فما كان له من فئة ينصرونه من دون الله وما كان من المنتصرين
“ Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).”
Kemudian kita lihat dan saksikan permisalan lainnya, dia adalah Al Walid bin Al Mughiroh; perhatikanlah bagaimana dia mencari kebahagiaan di jalan yang salah. Allah memberinya 10 orang anak laki-laki, kemudian ia dengan bangga menghadiri pesta-perta atau jamuan-jamuan di sertai dengan anak-anaknya, 5 di kanan dan 5 di kiri, bersamaan dengan itu dia telah lupa bahwasannya Allah –ta’aalaa- pada awalnya menciptakannya dalam keadaan seorang diri tanpa seorangpun anak- pun. Firmannya:
ذرنى ومن خلقت وحيدا() وجعلت له مالا ممدودا ()وبنين شهودا()ومهدت له تمهيدا()ثم يطمع أن أزيدا()كلا إنه كان لآياتنا عنيدا ()
“Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian . Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak, dan anak-anak yang selalu bersama dia, dan Ku lapangkan baginya (rezki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya, kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya. Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (Al Quran)."
Lihatlah dia kemudian apa yang di lakukannya? Bagaimana ia bersikap terhadap segala amanah banyak anak serta kelapangan kehidupan dunianya, Ia malah menjadikan anak-anaknya prajurit-prajurit yang memerangi Allah, kecuali yang Allah –a’aalaa- rahmati saja yang kemudian mendapatkan hidayahnya. Allah -ta’aalaa- kemudian menjelaskan apa yang akan di timpakan kepada Al Walid dan tentunya bagi orang-orang yang mengikuti jejaknya:
سأصليه سقر () وما أدريك ما سقر() لا تبقى ولا تذر () لواحة للبشر () عليها تسعة عشر()
“Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan . (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).”
Wahai orang-orang yang mencari kebahagian….
Juga terdapat orang-orang yang mencari kebahagiaan di dalam sebuah ketenaran dengan segala keburukan, menghabiskan saat-saatnya untuk mengarahkan mata manusia kepadanya, supaya ia menjadi pusat perhatian dengan segala tindakan dan klaim bejak dan rusaknya, maka akibat kemudian yang akan dia dapatkan adalah hanya keburukan saja, bukan kebahagiaan dan tidak aka kebahagaan di baliknya. Firman Allah –ta’aalaa-:
فأما الزبد فيذهب جفاء وأما ما ينفع الناس فيمكث فى الأرض
"Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi.”
Seperti juga orang yang mencari kebahagiaan di atas dan dalam nama seni, dengan seni yang merusak, porno dan cabul tidak kenal malu, berusaha mengombang-ambingkan nafsu, mempermainkan perasaan, mengotori hati, dan menumbuhkan rasa-rasa cinta terlarang di dalam jiwa. Maka Allah akan memikulkan ke- atas pundak penyeru dan pelakunya segala dosa orang yang telah di gelincirkan mereka tanpa mengurangi dosa mereka sama sekali. Allah akan menutup pintu kebahagiaan dari setiap orang yang belum dan tidak mengenal kekuasaan serta kebesaranya, serta tidak berlaku dengan yang perbuatan yang di ridhoinya, firmannya:
ومن أعرض عن ذكرى فإن له معيشة ضنكا ونحشره يوم القيامة أعمى () قال ربى لما حشرتنى أعمى وقد كنت بصيرا () قال كذالك أتتك ءاياتنا فنسيتها وكذالك اليوم تنسى
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan."
Sekarang, di manakah letak kebahagiaan itu? Di mana beradanya ia bagi orang yang sedang mencari-carinya? Di mana tempatnya?
Siapakah yang dapat memberikan kebahagiaan dan memasukannya ke- dalam hati kita, manusia? Sesungguhnya ia hanyalah Allah –ta’aala- , telah memberikan dan mewahyukan segala sumber kebahagiaan kepada Rasul pilihannya nabi Muhammad -shollallaahu ‘alaihi wasallam-.
Kebahagiaan adalah: Keimanan dan amal kebaikan, lihatlah Yunus bin matta –‘alaihissalam- bisa mendapatkannya sedangkan ia sedang berada dalam kegelapan dengan tiga lapis tebalnya: di dalam perut paus (hut), kemudian berada di dalam lautan, dan di tambah bearada di kegelapan malam; ketika semua pegangan tali sudah terputus semuanya kecuali hanya tali Allah, semua sebab sudah tercabik kecuali sebab Allah. Kemudian ia Yunus ia berbicara dari dalam perut ikan dengan dengan penuh kerendahan diri dan san penyesalan:
أن لااله الا أنت سبحانك إنى كنت من الظالمين
"Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."
Maka segera iapun menemukan kebahagiaan di sana.
Kemudian Musa -‘alaihissalaam- bisa menemukan kebahagiaan di antara gelombang lautan, ia menikmati penderitaan di jalan yang di maui oleh Allah -ta’aalaa- sehingga kebahagiaanpun di dapatkannya, ucapnya:
كلا إن معى ربى سيهدين
"Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku."
Nabi Muhammad –shollallaahu ‘alaihi wasallam- mendapatkan kebahagiaan sedangkan ia sedang terancam di dalam gua dengan pedang-pedang kuffar, melihat kematian di- depan mata, kemudian ia berpaling kea rah Abu Bakar dan berkata dengan tenang dan penuh keyakinan:
لا تحزن ان الله معنا
“Janganlah engkau kawatir sesungguhnya Allah bersama kita.”
Kemudian Yusuf -‘alaihissalaam- medapatkan kebahagiaan sedangkan ia berada di dala mpenjara selama tujuh tahun sampai akhirnya mereka menanyainya tentang sebuah tafsir mimpi kemudian baru membebaskannya, sehabis itu mulailah dakwahnya:
ياصاحبى السجن ْأرباب متفرقون خير أم الله الواحد القهار
“Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?”
Seorang ulama besar kita, Ahmad bin Hambal bagaiman ketika beliau mendapatkan siksaan yang pedih sekali, ia di cambuk dengan kejam, seandainya seekor unta di cambuk seperti dia niscaya tewas, ini seperti yang di katakan sendiri oleh si- pencambuknya. Bersamaan dengan itu ia tetap berpegang teguh dengan dasar ahlussunnah wa al jama’ah karena di dalamnya ia menemukan kebahagiaan dan di dalam siksaan itupun ia tidak mendapatkan penderitaan, bahkan kebahagiaan karena bisa mempertahankan kebenaran sesungguhnya.
Adapun orang yang telan mencambuknya, dia adalah Al Mu’tashim, ketika menjelang kematiannya, ia mengangkat cambuknya, meraupkan tanah ke- wajahnya, kemudian menangis dan berucap:” wahai yang tidak hilang kekuasannya, kasihinilah orangg yang hilang kekuasannya ini.” kemudian berkata lagi: ” seandainya aku tahu bahwasannya aku mati muda niscaya aku tidak akan melakukan yang telah aku lakukan daripada perkara dosa-dosa itu…”
Kemudian Ibn Taimiyyah mendapatkan kebahagiaan di balik terali besi atau di balik penjara, ketika beliau di tempatkan di dalam ruangan yang sempit dan gelap sekali. Maka beliau mengingat firman Allah –ta’aalaa-:
فضرب بينهم بسور له باب باطنه فيه الرحمة وظاهره من قبله العذاب
“Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.”
Kemudian ia menoleh kepada orang-orang yang berada di laur penjara, mengirimkan sebuah surat kepada mereka, menyampaikan sebuah kabar baik dari balik penjara, tulisnya : “apa yang di buat oleh musuh-musuhku dengan diriku? Bahwasannya aku, syurgaku dan kebunku itu berada di dadaku, jika aku berjalan ia- pun selalu bersamaku, bagiku keamatian adalah kesyahidanku, pengusiranku dari negaraku adalah rekreasiku, sedangkan penjaraku adalah khalwatku!!! “ ternyata di manapun beliau berada selalu mendapatkan kebahagiaan karena hati selalu bersama dengan Rabb-nya, dengan penciptanya sang pemilik rasa bahagia yang memberikan dan mengkaruniakan kepada siapa saja yang dia kehendaki.
Di sinilah kebahagiaan bisa di dapatkan, kebahagiaan tidak ada kecuali di dalam ke imanan dan amal kebaikan yang telah di bawa oleh Rasulullah –shollallaahu ‘alaihi wasallam- dari Allah –ta’aalaa-. Maka barang siapa yang menempati sebuah istana indah tanpa di sertai dengan keimanan, Allah- pun akan memperuntukan baginya:
فان له معيشة ضنكا
“Maka sesungguhnya baginya adalah kehidupan yang sempit.”
Barang siapa yang mengumpulkan banyak harta tanpa di sertai dengan keimanan, maka Allah akan menstempelkan di dalam hatinya:
فإن له معيشة ضنكا
“maka sesungguhnya baginya adalah kehidupan yang sempit.”
Barang siapa yang mengumpulkan dunia, menempati jabatan dan pangkat tanpa di sertai keimanan, maka akan menjadikan keadannya dengan:
فإن له معيشة ضنكا
“maka sesungguhnya baginya adalah kehidupan yang sempit.”
Wahai para pencari kebahagiaan, wahai para perindu kebahagiaan, wahai para pencari kekekalan dalam kebahagiaan di dunia dan akhirat, ketahuilah sekali lagi kebahagiaan itu tidak ada dan tidak dapat di raih kecuali dari jalan yang telah di lalui oleh Muhammad –‘alahi asshalatatu wassalaam-. Maka jikalau engkau inginkan kebahagiaan itu, maka raihlah ia di masjid-masjid, di mushaf Qur’an, di sunnah baginda yang mulya, di dalam dzikir kepada ERabb-mu, di dalam tilawahmu, di dalam petunjuk Rabb- mu, di dalam ke- istiqomahan, dan keteguhan, dan di dalam mengikuti segala ajaran nabimu yang mulya –shollallaahu ‘alaihi wasallam-.
Akhirnya, mudahan kita semua bisa mendapatkan kebahagiaan sebenarnya di dunia dan akhirat yang menanti. Amieen…
Wallahu a’lamu bisshawaab…
HIDAYAH ALLAH
Oleh: Ibn Maqshudy
Saudara/i- ku yang tercinta….
Perkara terbesar dalam kehidupan seorang muslim khususnya dan dalam kehidupan seorang manusia pada umumnya adalah masalah pencarian terhadap cahaya hidayah, masalah mengenal Allah –ta’aalaa-, dan masalah tauhid; maha besar Allah –ta’aalaa- dan tidak ada yang melebihi kebesarannya ataupun menyamainya, serta tidak ada yang berhak untuk di sembah selainnya; dialah Rabb yang maha satu dengan segala kekuasannya yang tiada tandingannya, dengan segala kesempurnaannya yang tiada duanya, dengan segala keluasan rahmatnya yang meliputi setiap sesuatu.
Saudara/i- ku….
jadikanlah Allah –ta’aalaa- sebagai Rabb- mu dalam setiap keadaan, kapan dan dimanapaun engkau adanya, jangan sampai terpercik walau sedikit dalam hatimu untuk menginginkan selainnya sebagai sumber penghambaan, karena sudah jelas dengan banyak sekali dalil dan bukti bahwa tidak ada Rabb selainnya yang memang berhak untuk di sembah. Sungguh telah tersesat siapa saja yang mencoba mengharapkan selainnya dan menjadikan selainnya sebagai sesembahan dan penghambaan, sudah dapat di pastikan pelakunya pasti akan mendapatkan kerugian besar sekali baik di dunia maupun di akhirat. Karena ketahuilah bahwa setiap kebaikan hanya berada di sisi dan petunjuk Allah –ta’aalaa- saja, kebaikan dalam semua sisinya, tidak akan berada di selainnya.
Allah berfirman, artinya: “Katakanlah: ‘Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?’ Katakanlah: ‘Allah.’ Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Quran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Quran (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan lain di samping Allah?" Katakanlah: ‘Aku tidak mengakui.’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)."
Karena itulah masalah ini adalah masalah terbesar yang di ajarkan islam, yang menguatkan tiang-tiangnya, mendukung pada petunjuk-petuntuk ke arahnya.
Kemudian di- manakah para pencari kebenaran itu? Di manakah mereka yang mencari dan mengharapkan cahaya petunjuk untuk menernagi kegelapan di depan mereka? Di manakah mereka yang berusaha mengenal dengan Allah yang maha suci sehingga bisa mendapatkan tuntunannya?
Wahai para pencari petunjuk…
Carilah ia, mintalah kepada Allah –ta’aalaa- jalan kearahnya niscaya engkau akan mendapatkannya, karena hidayah itu tidak tergantung denagn keturunan atau nasab, tidak dengan harta, tidak dengan kedudukan, akan tetapi saat Allah –ta’aalaa- melihat kepada hati hambanya, kemudian melihat hati yang berhak mendapatkannya, maka Allah- pun segera akan mendekatkan hidayah dengannya, kemudian memasukkannya kedalam naungan hidayahnya yang tidak terputus sampai mendapatkan kerdihoannya dengan kenikmatan syurga yang kekal di tambah dengan kesempatan untuk menatap wajahnya yang agung dan mulya.
Allah berfirman, artinya:” Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
Barang siapa yang berpaling dari Allah –ta’aalaa- dan merasa cukup dan tidak perlu dari anugrah petunjuk dan tuntunannya, maka Allah- pun akan mengharamkannnya dari jalan petunjuk, menutup telinga dan mata hatinya untuk dapat mendengar dan menemukannya, dan menjadikanyna di antara orang yang celaka dunia akhirat. Firmannya:
يهدى الله لنوره من يشاء
“Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki,”
Allah meberi siapa saja yang dia kehendai kearah cahaya petunjuknya, dan ia pun memberikan karunia pada siapa saja yang di kehendakinya.
Wahai para generasi islam….
Wahai ummat yang di berkahi…
Wahai orang yang beriman dengan sesungguhnya…
Berlombalah kalian menuju kearah petunjuk dan istiqomah, bersegeralah kalian menuju ampunan dari Tuhan kalian…
Firman Allah –ta’aalaa- :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Sesungguhnya jalan hidayah kearah jalan yang lurus, adalah nikmat terbesar yang Allah kurniakan untuk hambanya, karena Allah menghalangi hidayah ini dari jutaan bahkan milyaran manusia, tidak menunjukkan mereka kearahnya, tidak menunjukkan mereka jalan-jalannya, serta juga tidak mendekatkan mereka ke arahnya.
Dalam hidayah terdapat sebab-sebab, tanda dan petunjuk-petunjuk, kebanyakan hidayah di dapatkan bagi orang yang memiliki sebab-sebabnya, kepada yang memiliki tanda atau bukti-buktinya.
Sebab terbesar datangnya hidayah adalah: perhatian yang besar terhadap kitab Allah, membacanya, mendengarkannya, mentadabburinya, mengalkan segala hukum dan etika yang di kandungnya, karena Allah mencela pada suatu kaum:
Firmannya juga:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?”
Qur’an ini adalah sebab terbesar munculnya cahaya petunjuk:
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,”
Qur’an ini menjadi sebab munculnya obat dan rahmat:
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”
Maka barang siapa yang tidak mencari petunjuk dengan Qur’an maka Allahpun tidak menunjukinya, barang siapa yang tidak berobat dengan Qur’an maka Allah tidak akan menyembuhkannya.
Sebab hidayah juga adalah: mengagungkan sunnah utusannya, mengambil etunjuk dengan petunjuknya, mengambil tuntunan dengan cahayanya, bertingkah laku dengan akhlaknya, tidak mendahuluinya dalam mengambil hukum dan keputusan, tidak dengan pandangan, rujukan, perkataan dan pemikiran. Firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Di antara sebab datangnay hidayah juga: banyak mengingat Allah, banyak berdoa dan meminta kepada Allah yang maha hidup and berdiri sendiri, memohon untuk menyetapkan langkah kita di jalanya yang lurus, memperlihatkan kebenaran keapda kita, merizkikan kita untuk selalu mengikuti nya, memperlihatkan kebatilan kepada kita dan merizkikan ktia dengan manjauhinya, memperbaiki putra putrimu serta penduduk rumahmu.
Sebab hidayah juga: mendekatkan diri kepada Allah dengan perkara-perkara sunnah setelah mengerjakan yang wajib-wajibnya, firman Allah dalah hadis qudsy:” seoranh hambaku senantiasa mendekatkan diri kepadamu dengan perkara-perkara sunnah sampai aku menyukainya,….., dan jika ia meminta kepadaku niscaya aku akan memberinya, dan jika dia meminta perlindunganku niscaya aku akan melindunginya.”
Adapaun pencegah datangnya hidayah , atau sebab yang menghalangi antara hidayah dan seorang hamba, banyak sekali, di antaranya:
1. Keburukkan atau kejahatan atau kekejian dan Kebencian ( Al Khobats).
Sebagian orang memalingkan dirinya dari Allah, tidak maui Allah, tidak menghendaki rumah ahirat, tidak mengingat Allah, tidak membaca kitab Allah, tidak memilhati hadis Rasulullah. Saat di sebutkan nama Allah dalam sebuah majlis atau di sebutkan nama Rasulullah, hatinya merasa gelisah, wajahnya merasa panas dan gerah, keadaannya menjadi buruk, maka kita berlindung kepada Allah dari kebenician atas kebenaran ini, firman Allah: Azumar: 45
Yang lebih bodohnya seorang dari mereka masih bisa berucap seperti ini:” sesungguhnya aku tidak mendustakan Rasulullah saw, akan tetapi aku cuman tidak mengikutinya, maka saya tidak mendustakannya dan tidak pula membenarkannya….” Maka untuk mereka-mereka kita hanya bisa mengatakan seperti ini:” engkau telah berdusta wahai musuh Allah, karena ketidak ikutan dan ketidak taanmu pada Rasulullah saw adalah merupakan pendustaan terhadap ajarannya, mengingkari kenabiannya, karena itulah Allah swt berfirman:
والذين كفروا عما أنذروا معرضون
"Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka."
Tidaklah Allah memalingkan seseorang dari jalan berpetunjuk, tidak pula Allah menyesatkan orang yang salah mengambil jalan, karena sebabnya adalah karena mereka tidak menginginkan kecuali kesesatan yang mereka pilih, tidak menginginkan kecuali kekufuran dan kedurhakaan dari setiap perintahnya dan utusannya. Firmannya:
ولو علم الله فيهم خيرا لأسمعهم ولو أسمعهم لتولوا وهم معرضون
“Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu).”
2. Sakit syubhat, ragu-ragu dan ingkar.
Di sinilah para generasimuda islam, pemuda islam banyak di coba dan di uji, sehingga mereka menjadi ragu-ragu dengan takdir, ragu-ragu dengan keimanan, ragu-ragu dengan diri Utusan Allah . yach…pada masa sekarang ini kita sedang di serang dengan penyakit yang sangat berbahaya sekali, sebuah peperangan yang ganas, lebih dahsyat dari serang pessawat tempur ataupun rudal; ia adalah serangan ke ingkaran, serangan pemikiran yang menyimpang, pemikiran marx, lenin, stalin, liberal; di mana mereka menginginkan mendapatkan dan menggapai kebahagiaan dengan keterbelakangan dan kebusukan ini, banyak Negara berpenduduk mayoritas juga tidak tertinggal ikut membinasakan diri mereka dengan segala pemikiran menyimpang ini, menyebarkan keragu-raguan, menampakkan syubhat-syubhat, dan mereka memakai setiap saranan yang bisa di pakau dan gunakan untuk menyerukan kepada kebatilan an kekafiran mereka, sehingga tidak sedikit orang yang kemudian menjadi ingkar dan meninggalkan agama mereka, berpaling dari masjid dan bacaan Qur’an kepada neraka jahannam dan seburuk-uruknya tempat kembali.
Allah tetapi Allah berfirman: “Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan ”
Kemudian Allah menghancurkan mereka, memusnahkan Negara mereka, serta menghapuskan dan keberadaannya semula, firmannya:” Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka ”
3. Sakit syahwat.
Banyak manusia tidak tahu apa-apa dalam hidupnya, kecuali hanya untuk mengumpulkan harta benda, dengan bukannya kita hendak mengatakan bahwa mengumpulkan harta itu perkara haram; bahkan di tuntut untuk melakukannya, sebagian shahabat yang kayak dan berlimpah hartanya, akan tetapi yang di haramkan adalah ketika seseorang sudah beralih menyembah hartanya dari selain Allah, atau sebab hartanya telah membuatnya lupa dari ketaatan kepada Allah, atau membelanjakannya di dalam kemaksiatan kepada Allah, atau tidak menunaikan hak Allah di dalam hartanya.
Banyak orang yang di coba dengan perbuatan-perbuatan keji; semisal perzinahan, minum khamar, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, sehingga akal mereka menjadi hilang, setelah itu mereka berpaling dan mendurhakai Rabb mereka Allah swt, meninggalkan ketaatan, meninggalkan masjid, memutuskan hubungan dengan Qur’an, penjara-penjara penuh dengan mereka, nasehat tidak mempan dan tidak bermanfaat bagi mereka lagi, dan kalimat kebaikan juga tidak lagi bisa memasui hati mereka.
Kita berdoa kepada Allah untuk senantiasa mendekatkan sebab-sebab hidayah kepada kita, memalingkan dan menjauhkan kita dan pemuda-pemud kita dari penghalang-penghalang datangnya hidayah, sehingga kita menjadi seperti yang Allah maukan, sebagai sebaik-baiknya ummat yang di keluarkan untuk manusia ( Al Imran: 110).
“Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang memanggil memanggil untuk beriman :” hendaklah kalian beriman kepada Tuhan kalian” maka kamipun beriman. Tuhan kami maka ampunilah dosa-dosa kami, hapuskanlah segala kesalahan kami, dan tempatkanlah kami bersama orang-orang yang baik”
Waalahu a’lamu bisshawaab…..
