Waktu dan Kehidupan 1

Oleh: Ibn Maqshudy


Firman Allah dalam Azzumar ayat 53-59, artinya:
“katakanlah:”hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah . sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya dialah yang maha pengampun lagi maha penyayang” (Azzumar: 53)
“dan kembalilah kalian kepada tuhan kalian, dan berserah dirilah kepadanya sebelum datang azab kepadamukemudian kalian tidak dapat di tolong (lagi)”(Azzumar; 54)
“dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah di turunkan kepada kalian sebelum datang azab Tuhan kalian secara tiba-tiba, sedangkan kalian tidak menyadarinya,”(Azzumar:55)
“supaya jangan ada orang yang mengatakan:”amat besar penyesalanku terhadap kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban)terhadap Allah, sedangkan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan agama Allah,”(Azzumar:56)
“atau supaya jangan ada yang berkata:” kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku niscaya aku menjadi di antara orang-orang yang bertaqwa:”(Azzumar: 57)
“atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab:” kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang yang berbuat baik”(Azzumar: 58)
“(bukan demikian) sesungguhnya telah datang keterangan-keteranganku kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan kamu itu termasuk orang-orang yang kafir.”(Azzumar: 59)


Kita telah mengucapkan salam perpisahan kepada tahun, bulan, hari, jam dan saat-saat kita yang telah lewat dan berlalu pergi dengan segala kenangan kita yang terbawa bersamanya, kini tahun dan saat yang baru yang baru telah datang menyambut kita. Telah kita meninggalkan setahun lewat dengan berbagai kebaikan dan keburukan yang kita perbuat, dengan segala suka dukanya, sungguh telah beruntung orang yang telah menghitung hari-harinya dengan keta’atan kepada Allah, sebaliknya sungguh telah merugi orang yang memang pantas untuk merugi sebab kemaksiatannya kepada Allah swt. Yang selalu menghiasi saat-saatnya, menyiakan sekian banyak waktu yang sebetulnya harus di gunakan sebaik mungkin mempersiapkan perbekalan sebanyaknya demi suksesnya sebuah perjalanan panjang menuju rumah akhirat.

Apabila kita telah melupakan kebaikan-kebaikan dan keburukkan yang telah kita lakukan tahun yang sudah kita lewatkan, maka sesungguhnya Tuhan kita, yaitu Allah swt sungguh ia tidak pernah lupa dan lalai terhadap segala laku kita selama di-dunia bagaimanapun besar dan kecilnya, firmannya:
ووضع الكتاب فترى المجرمين مشفقين مما فيه ويقولون يويلتنا مال هذا الكتاب لا يغادر صغيرة ولا كبيرة الا أحصيها. وجدوا ما عملوا حاضرا. ولا يظلم ربك أحدا (الكهف: 49)
“dan di letakanlah kitab, lalu engkau akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: ”aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan tuhanmu tidaklah menganiaya (menzalimi)seorangpun “ (Al-Kahfi: 49)).

Yang menjadi keharusan bagi setiap muslim adalah segera kembali melakukan perbuatan-perbuatan baik sebelum tiba saatsaat-saat baginya tidak ةampu melakukannya lagi, yaitu sebelum antara dia dan kebaikan-kebaikan itu terhalang oleh berbagai aral atau halangan, baik itu dengan sakit parah, kematian, kesibukkan yang berlarut, atau selain itu itu yang bisa menghalangi kita dari berbuat untuk akhirat kita. Dan yang lebih-lebih apabila kematian yang datang menjemput kita, maka tiada lagi yang dapat kita lakukan kecuali menyesal dan menyesal dengan sebuah penyesalan yang sudah tiada gunanya lagi.

يا ايها الذين آمنوا أنفقوا مما رزقنكم من قبل ان يأتى يوم لا بيع فيه ولا خلة ولا شفاعة و الكافرون هم الظالمون (البقرة: 254)

“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.”(Al-Baqarah: 254)

Sekarang…
Tahun baru telah datang menyambut kita, pagi baru menatap kita, lalu mereka semuanya berkata kepada kita para Hamba Allah:” Wahai para Hamba Allah gunakanlah kami dengan sebaik-baiknya di dalam hal-hal yang Tuhanmu redhai, karena sesungguhnya perlakuanmu terhadapku akan di pertanggungjawabkan olehmu kelak di hadapan Tuhanmu, yaitu di hari perhitungan.”

Jangan lalu kita malah menunggu diri dulu di timpa kemiskinan sehingga banyak melupakan kita dari mengingat Allah serta menyulitkan untuk beramal kebaikan, atau menjadi si-kaya yang kufur terhadap nikmat Tuhannya, atau menunggu sakit parah yang akan menghalangi sebuah ketaatan-pun, atau menunggu menjadi renta dulu yang sudah mulai pikun perilakunya, atau yang lebih memprihatinkan lagi adalah malah menunggu kematian sehingga tertutuplah semua pintu taubat dan penyesalan, atau menunggu kemunculan Dajjal dulu sehingga malah terseret menjadi di antara para pemujanya, atau barangkali menunggu kiamat dulu sehingga yang tertinggal adalah menunggu perhitungan siksa Tuhannya, jika pada saat seperti itu baru akan berbuat kebaikan sungguh sangat celakanya seorang Hamba yang sampai berbuat sedemikian itu!
Janganlah engkau sampai seperti itu Saudaraku…Saudariku…!
Ingatlah ketika Allah berfirman dalam Qur’annya, dan tadabbari serta renungkan-lah dengan baik-baik olehmu:

يوم يأتى بعض آيات ربك لا ينفع نفسا ايمانها لم تكن آمنت من قبل أو كسبت فى ايمانها خيرا ( الأنعام: 158)

“pada hari datangnya sebagian ayat dari Tuhanmu, tidaklah lagi bermanfaat iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.”(Al-Aan’aam: 158)
Juga di riwayatkan di dalam bukhory (7/191) kitab arroqooq, dan muslim (1/137) no (157)

عن ابى هريرة عن النبى ص.م. قال: لا تقوم الساعة حتى تطلع الشمس من مغربها، فاذا طلعت ورآها الناس أجمعون فذلك حين لا ينفع نفسا ايمانها لم تكن آمنت من قبل أو كسبت فى ايمانها خيرا ( رواه البخارى و المسلم)

Dari Abu Hurairah bahwasannya nabi saw bersabda:” hari kiamat itu tidak terjadi sehingga matahari terbit dari barat, maka ketika ia telah tebrit dari abrat dan manusia semua telah melhatnya, maka itulah saat tidak bermanfaat lagi iman seseorang terhadap dirinya yang dimana ia tidak beriman sebelum itu atau ketika masa berimannya ia belum melakukan kabaikan”(HR.Bukhory dan Muslim).
Kemudian di shohih muslim (1/138) no(158)

عن االنبى ص.م. قال: ثلاث اذا خرجن لم ينفع نفسا ايمانها لم تكن آمنت من قبل أو كسبت فى ايمانها خيرا : طلوع الشمس من مغربها، و الدجال، و دابة الأرض (رواه مسلم)

Dari nabi saw. Ia telah bersabda:” ada tiga hal yang apabilah telah keluar/muncul maka iman seseorang tidak akan bermanfaat lagi pada seseorang yang dimana ia tidak beriman sebelum itu, atau belum melakukan kebaikan pada masa berimannya, tiga masa hal itu adalah: terbitnya matahari dari barat, Dajjal, dan Binatang bumi—yang dapat berbicara—“ (HR: Muslim”

Barang dagangan akhirat sudah tidak laku lagi, banyak sedikit sudah tidak bisa di belanjakan lagi. Ketika antara manusia dan amal sudah di pisahkan dengan dinding penghalang, maka tiada apa-apa yang tertinggal baginya kecuali hanya sebatas penyesalandan penyesalan, ia berharap bisa kembali kepada keadaan di mana dia masih dapat berbut kebaikan, akan tetapi harapan hanya tinggal harapan karenanya sudah tidak ada gunanya lagi.

Wahai manusia sekalian:
دقات قلب المرء قائلة له ان الحيوة دقائق و ثوان
فارفع لنفسك قبل موتك ذكرها فالذكر للانسان عمر ثان

Detak-detak hati seseorang berkata kepadanya, sesungguhnya kehidupan itu adalah hitungan menit-menit dan detik-detik.

Maka angkatlah untuk dirimu sebelum kematianmu pada mengingatnya, maka mengingat kematian untuk manusia adalah merupakan umur kedua.

Seorang dari Ulama kita, Bakar Al-Muzny pernah berkata: “tidaklah satu hari-pun yang Allah keluarkan ke dunia kecuali ia (hari itu) berkata: ”wahai Anak adam manfaatkan-lah aku, barangkali tidak ada hari lagi bagimu setelahku (hari ini), tidak ada sebuah malam-pun keucali ia akan berkata:”anak adam manfaatkanlah aku barangkali setelah-ku ini tidak ada malam lagi bagimu.” (Jaami’u al-‘uluum wa al-hikam halaman(336,337).

Pada hari kiamat Allah akan berseru, di dalam surat al-mu’minuun: 112-116)

قال كم لبثتم فى الأرض عدد سنين ()قالوا لبثنا يوما او بعض يوم فاسئل العادين()قال ان لبثتم الا قليللا لو انكم كنتم تعلمون (112-116)

“Allah berfirman: ” berapa tahunkah lamanya kalian tinggal di bumi?” (Al-Mu’minuun: 112)
“mereka menjawab:” kami tinggal (di bumi) sehari atau sebagian hari, maka tanyakanlah keapda orang-orang yang menghitung” (Al-Mu’minuun: 113)
“Allah berfirman:” kalian tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kalian sesungguhnya mengetahui”(Al-Mu’minuun: 114)

Kita memang harus mengetahui dengan sangat baik bahwa hidup di dunia itu hanyalah sebentar dan sangat singkat saja, sebab itu kita seharusnya janganlah hanya mencurahkan perhatian kepada urusan duniawi saja, akan tetapi haru melihat masa depan yang sebenarnya di akhirat yang menunggu kedaangan kita, jangan cuman menganggap hidup hanya berakhir dengan kematian dan di masukkannya kita ke-dalam liang kubur, akan tetapi harus mengetahui dengan baik juga bahwasannya kubur adalah pintu utama kita menuju kehidupan yang sebenarnya.
Dari beberapa ayat dar surat Al-Mu’minuun di atas, begini umur manusia sebenarnya di dunia, umur yang sangat singkat, dan ternyata umur yang singkat ini adalah harta pokok seorang hamba, apabila baik dalam menggunakannya maka kita akan termasuk di antara penghuni syurga Allah swt., akan tetapi apabila buruk dalam menggunakannya maka bersiaplah untuk menyambut neraka jahannam menjadi tempat kembali yang penuh dengan penderitaan.

Allah berfirman:

وهم يصطرخون فيها ربنا أخرجنا نعمل صالحا غير الذى كنا نعمل . أولم نعمركم ما يتذكر فيه من تذكر و جاءكم النذير فذوقوا فما للظالمين من نصير (فاطر : 37)

“ Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan." Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.”(Faathir: 37)

Bukankan telah di berikan kepada kita waktu dan umur beberapa lama, maka mengapakah masih di gunakan hanya untuk kelalaian dan senda gurau saja? Di dalam kesia-siaan serta hal-hal yang bertentangan dengan hukum Allah dan perintahnya. Bukankah kini kita sudah mengetahui apa gunanya umur kita yang beberapa saat ini? Yaitu untuk berpikir dan berbuat demi masa depan akhirat yang sebenarnya, apakah kita tidak bisa berbuat amal kebaikan seperti yang Allah maui di dunia ini sebagai jaminan masa depan kita di akhirat nanti? Sungguh-sungguh celaka apabila kita termasuk orang yang tidak mau berpikir, tidak mau tahu dan mengerti dengan segala ayat dan peringatan dari pencipta kita, dan yang lebih memprihatinkan apabila kita sampai menantang azab dan siksanya—mudahan kita tidak termasuk di sana--.
Sekarang, ketika semuanya sudah terlambat engkau baru menyesalinya dan berkata:

ربنا أخرجنا منها فان عدنا فانا ظالمون ( المؤمنون: 107)

“ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari dalamnya (dan kembalikanlah kami ke-dunia), maka jika kami kembali (juga dalam kekafiran), maka sesungguhnya kami adalah termasuk orang-orang yang zalim”(Al-Mu’minuun: 107)

فقالوا يليتنا نرد و لا نكذب بآيات ربنا و نكون من المؤمنين ( الأنعام: 27)

“Maka mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan).”

فهل لنا من شفعاء فيشفعوا لنا أو نرد فنعمل غير الذى كنا نعمل (الأعراف: 53)

“maka apakah bagi kami terdapat penolong-penolong maka kemudian mereka dapat menolong kita atau kita di kembalikan (kedunia) maka kemudian kami dapat berbuat tidak seperti yang dulu kami telah kerjakan.”(Al-A’raf: 53)

Akan tetapi Allah maha mengetahui akan apa yang sudah terjadi dan akan terjadi, karena dia adalah dzat yang maha tahu. Lalu firmannya:

ولو ردوا لعادوا لما نهوا عنه و انهم لكاذبون (الأنعام: 28)

Wahai saudaraku…saudariku…
Sesungguhnya waktu itu merupakan di antara nikmat terbesar dari Allah untuk kta, maka apakah yang kita lakukan di waktu-waktu kita? Dengan apa saja kita sibukkan diri kita?

Apakah kita meyibukkan diri kita dengan ketaatan kepada Allah? Dan berjalan di bawah keredhaannya? Atau kita menyibukkannya dengan menyia-nyiakannya di dalam kelalaian, senda gurau saja, music-musik dan film-firlm bersambung? Dimana engkau menggunakannya?

Sesungguhnya nabi saw adalah orang yang paling menjaga dengan waktunya, hidupnya semuanya adalah untuk berdzikir kepada Allah, untuk ketataan kepadanya, sehingga di riwayatkan bahwasannya Abdullah ibn umar bahwa mereka menghitung Rasulullah dalam satu majlis saja membaca seratus kali:

رب اغفرلى و تب علي انك أنت التواب الرحيم (رواه ابو داود و الترمذى و ابن ماجه, و قال الترمذى : حسن صحيح غريب و صححه الحاكم فى المستدرك.)

“tuhanku, ampunilah aku dan terimalah taubatku sesungguhnya engkau adaah maha penerimah taubat lagi maha penyayang” (HR.Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibn Majah, Tirmidzi berkata: Hadis hasan shohih yang Gharib, dan Al-Hakim menshahihkannya di daam Al-Mustadrak.”

وقال ص.م. : انه ليغان على قلبى، و انى لأستغفرالله وأتوب اليه فى اليوم أكثر من سبعين مرة (مسلم/4/2075 رقم 2702)

“…dan sesungguhnya aku nizcaya senantiasa meminta ampunan kepada Allah di dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali” (HR: Muslim)

Di hadis lain dalam bukhory, tepatnya di mujallad 7 halaman 145, kitab adda’awaat:
“dari Abu Hurairah ra. Ia berkata: saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda:” demi Allah sesungguhnya aku niscsaya meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepadanya di dalam sehari lebih banyak dari tujuh puluh kali”(HR. Bukhory).
Rasul saw. walaupun banyak di sibukkan dengan urusan ummat serta kaum muslimin, akan tetapi beliau tidak pernah terlupakan untuk senantiasa mengingat Allah dan tidak pernah bosan serta lalai untuk melakukannya. Waktu betul-betul nabi saw pergunakan dengan baik, padahal kita sudah tahu beliau adalah sosok yang sudah terampuni dosanya yang sudah lewat atau yang akan datang. Sampai pada suatu saat seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah mengenai hal itu, maka jawabnya: ” maka apakah saya tidak bisa menjad seorang Hamba yang bersykur….?!”

Allahu akbar…begitulah seorang qudwah kita, lalu apakah kita tidak bisa mengkutinya kalau kita mengaku cinta kepadanya? Menjaga waktu kita dan menggunakannya di dalam perkara-perkara yang mendekatkan diri kita kepada Tuhan pencipta kita, Allah swt.
Nabi bersabda:

نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس الصحة و الفراغ (رواه البخارى)
“dua nikmat yang banyak manusia terkecok oleh keduanya; kesehatan dan waktu luang”(HR. Bukhory/7/170/kitab Arriqooq).

Banyak sekali orang yang tidak menggunakan masa muda dan saat masih kuatnya dengan baik-baik, dengan menyibukkannya di-dalam perbuatan-perbuatan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah; seperti shalat, puasa, haji, jihad di jalan Allah, belajar ilmu syar’I, serta pekerjaan-pekerjaan mulya demi kemaslahatan kaum muslimin.Tidak menggunakanan waktu luang mereka untuk mengigat Allah dan berdakwah kepada jalan yang di redhainya, tidak memanfaatkannya untuk menebarkan bibit kebaikan mencegah terhadap kemungkaran.

Nabi saw jauh-jauh hari sudah meyuruh kita untuk bersegera dan berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan untuk mengisi umur hidup kita di dunia.
Dulu Arrabi’ bin khoitsam biasa menulis perkataannya dari jum’at ke jum’at, kemudian muhasabah dirinya pada sore setiap hari sabtu.

Tentu kita biasa dan sudah hafal dengan ayat ini:

فلا تعجل عليهم انما نعد لهم عدا ( مريم: 84)

“maka janganlah kamu tergesa-gesa memintakan siksa terhadap mereka, karena sesungguhnya Kami hanya menghitung datangnya (hari siksaan) untuk mereka dengan perhitungan yang teliti” (Maryam: 84)

Tadabburilah dengan baik saudaraku ayat di atas…!!!

Sadaraku sekalian yang tercinta…
Banyak sekali orang yang hidup dlah hari-harinya hanya dengan melakukan kesalahan bertumpuk-tumpuk saja seperti gunung atau bukit , bersamaan dengan itu mereka bersikap cuek saja tidak pernah memperhatikannya dengan menganggap seakan semuanya merupakan hal-hal sepele, mereka tidak bersegera menyesalinya, mereka hanya berleha danbersenang-senang saja, tertawa dan tidak pernah menangisi dosa yang telah mereka buat. Yach… barangkali mereka merasa akan hidup kekal selamanya di rumah dunia ini, seakan kematian menjauh dari mereka, atau barangkali karena dalam otak mereka hanya sebuah anggapan yang tertanam dengan kuat bahwasannya kematian adalah akhir dari segala kehidupan, dan seakan mereka merasa bahwa sama sekali tidak akan pernah di hadapkan ke-hadapan Allah untuk mempertanggungjawabkan semua umur mereka untuk apa saja telah di habiskan di dunia.

فى يوم كان مقداره ألف سنة مما تعدون ( السجدة: 5)

“dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu taun menurut perhitunganmu” (Assajadah: 5)

Tahukah kalian Sufyan Attsaury?, ketika di katakan kepadanya: ” duduk-duduklah bersama kami kita bincang-bincang…” maka jawabnya: ” bagaimana kita bisa ngobrol-ngobrol sedangkan waktu siang terus menjalankan aktivitasnya…!!!”

Maka sadaraku…saudariku…
Bersegeralah kembali kepada Allah dengan sebenar-benarnya jalan kebaikan yang engkau tempuh dalam Islam, sebelum datang masa tiada penyesalan lagi. Saat itu baik itu orang-orang yang baik dan orang-orang yag buruk akan sama-sama mengadu dan menyesali diri mereka sendri.

Orang-orang sholeh akan menangis karena mereka berharap seandainya mereka dulu telah lebih banyak berbekal debaikan dan ketaatan kepada Allah swt. Sedangkan orang-orang yang buruk maka ereka menyesali diri mereka karena mereka belum mermpersiapkan segala sesuatu untuk kehidupan akhirat, belum membuat perbekalan amal kebaikan sama sekali.

Lihatlah Nuh as. Ketika kematian akan mendatanginya, kemudian ia di Tanya:” wahai Nuh berapa lamakah engkau hidup?” maka beliau as. Menjawab:’ seribu tahun” kemudian mereka bertanya pula: “bagaimana engkau mendapati kehidupan itu?” maka jawabnya:” demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamannya, aku tidak mendapatkan kehidupan melainkan hanya seperti sebuah rumah yang memiliki dua pintu, saya masuk dari salah satunya dan keluar dari puntu satu yang lainnya!!” itulah kehidupan dunia yang tidak lebih hanya sesaat saja. Nuh as dengan seribu tahun masa hidupnya merasakan betapa sedikitnya masanya di dunia, lalu bagaimana dengan kita yang hanya beberapa puluh tahun lamanya di dunia??!!

Wahai anak-anak enam puluhan atau tujuh puluhan, lalu apa yang engkau nanti-nantikan? Sungguh kalian tidak di-beri umur seperti nuh as. Atau bahkan tidak sampai mendekati umurnya; maka bagaimana bisa kalian menghabiskan umur kalian yang pendek ini hanya dalam kelalaian serta kemaksiatan saja, melanggar hukum-hukum Allah, serta dengan lancang dan beraninya melanggar larangan-larangannya.

استعدى يا نفس للموت و اسعى لنجاة فالحازم المستعد

“Wahai jiwa bersiaplah engkau untuk menghadapi sebauh kematian dan berusahalan untuk at karena hanya orang yang berkemauan kuatlah yang bersiap (menghadapinya)"

Ingatlah tentang Al-Junaid bin Muhammad bagaimana ketika tiba saat menjelang kematiannya, ia kemudian membaca qur’an sambil menangis, mereka lalu menanyainya:” engkau masih membaca qur’an sedangkan engkau sedang menunggu kematian…?” maka menjawablah junaid:” maha suci Allah, siapakah yang lebih membutuhkan dariku dari membaca Qur’an, sedangkan nafas-nafasku hanya tinggal seberapa..?!”

Lalu bagaimana dengan kita? apakah kita takut dengan kematian?

Dan ingatlah sungguh rasa takut itu tidak ada gunanya, karena yang terpenting bagi kita adalah bagaimana mempersiapkan diri membukanya dengan kebaikan demi masa depan akhirat yang baik pula. Sehingga ketika kita menghadapnya jiwa kitapun menjadi jiwa yang di redhai oleh sang pemiliknya.

Saudaraku…
Saudariku sekalian…
Ketauhilah bahwasannya seluruh kamaksiatan adalan bentuk pemberontakan kepada Allah swt., Maka kiranya satu pertanyaan yang perlu di jawab wahai para pelaku kemaksiatan: ”apakah engkau memiliki daya dan kekuatan untuk meberontak kepada Allah…?” Maka ketahuilah bahwa siapa saja yang bermaksiat kepada Allah sungguh ia sedang berusaha untuk memberontak kepadanya, ketika dosa itu lebih buruk akan tetapi bentuk pemberontakan keapda Allah itu lebih buruk lagi. Maka tidak heranlah kalau para pemakan riba, begal-begal jalanan kalau mereka di namakan para pembangkang Allah dan Rasulnya, karena besarnya kelaliman mereka terhadap hamba-hambanya, serta tingkah mereka dalam berbuat banyak kerusakan di muka bumi Allah ini.

Begitu pula dengan mereka yang memusuhi para kekasih Allah, dari para ulama, penuntut ilmu, orang-orang sholeh serta para da’I, maka mereka ia juga berarti membangkang terhadap Allah, dan menjadi di antara yang berhak untuk mendapatkan murkanya. Seperti apa firman Allah dalam hadis qudsi:
من عادى لى وليا فقد آذنته بالحرب (البخارى/كتاب الرقاق)
Maka wahai sesosok miskin dan lemah, apakah engkau sanggup dam memiliki kemampuan untuk memberontak kepada tuhan semesta Allah…? Apakah engkau berani untuk memilih menjadi musuh Allah swt…? Sungguh sekali-kali engkau tidak memiliki kemampuan apapun…!

Wahai orang-orang yang umurnya hilang dan terlewatkan dalam kelalaian dan kesiaan, wahai orang yang waktu-waktunya hilang di dalam senda gurau saja, wahai orang yang saat-saatnya hanya habis untuk ghibah dan namimah saja, wahai orang-orang yang suka mengganggu para wali Allah, ulama, para da’inya dan orang-orang shalih, sesungguhnya pintu taubat masih terbuka, sesungguhnya saat-saat untuk di terimanya masih ada, dan sesungguhnya Allah senantiasa terhampar tangannya di waktu malam supaya para pembuat dosa pada siang hari bertaubat, dan begitu juga sebaliknya membentangkan tangannya di siang hari untuk menerima taubat para pendosa di malam harinya sehingga sampai terbit matahari dari barat.

Kita bisa membaca surat Al-Imran: 135-136.

“ Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri[229], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”(Al-Imran: 135)
“ Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.”(AlImran: 136)

Wallau a’lamu bi asshawaab.

0 komentar: