Jalan Dakwah

Oleh: Ibn Maqshudy

(Muqaddimah Buku Risalah Dakwah : Muhafidz El Faqih)

Segala pujian hanya milik Allah swt., kita memberikan pujian, meminta pertolongan serta ampunan hanya-lah kepadanya. Kemudian kita berlindung kepadanya dari segala keburukan yang bersumber perbuatan diri dan nafsu kita, sungguh barang siapa yang Allah swt beri petunjuk maka sekali-kali tidak akan ada yang bisa menyesatkannya, sebaliknya barang siapa yang di-sesatkan oleh Allah swt. maka sekali-kali tiada akan ada seorang-pun yang dapat menunjukinya. Saya bersaksi bahwasannya tiada Dzat yang berhak di sembah dengan benar kecuali Allah, Rabb yang maha satu dengan segala kehendaknya, tiada yang dapat di setarakan dengannya; karena dia adalah sang Pencipta yang maha sempurna dengan segala kesempurnaan yang di-milikinya, saya juga bersaksi bahwasannya Muhammad saw adalah seorang hamba yang telah di-pilihnya utuk menjadi seorang Rasul akhir zaman menyampaikan segala risalah kebenaran islam sebagai rahmat untuk dunia seluruhnya.

Allah swt. berfirman :

يا ايها الناس اتقوا ربكم الذى خلقكم من نفس واحدة وخلق فيها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا و نساء واتقوا الله الذى تساءلون به و الأرحام ان الله كان عليكم رقيبا


“Hai sekalian manusia bertaqwalah kalian kepada tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya (kemudian) Allah mengembang-biakannya menjadi banyak laki-laki dan perempuan. Bertaqwalah kalian kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namanya kalian saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian.”


Lalu firman Allah swt.juga:

يا ايها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا() يصلح لكم أعمالكم و يغفرلكم ذنوبكم و من يطع الله و رسوله فقد فاز فوزا عظيما () .

“hai orang-orang yang beriman bertaqwalan kalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasulnya maka sungguh ia telah mendapat kememangan yang besar.”


Waba’du…
Saudaraku…
Sebuah jalan panjang dan melelahkan, di-penuhi dengan taburan duri tajam, di-kelilingi banyak macam derita dan cobaan yang menantang, di-hadapkan pada banyaknya ancaman dan terjangan badai permusuhan serta kebencian yang menghalang dari kaum Kuffar, Musyrik, Munafik dan Pendengki islam serta sebagian oknum dari putra islam sendiri yang sedang mengalami krisis ke-imanan dan mengalami krisis identitas keislaman di dalam dirinya; mereka dengan menggunakan banyak sokongan, mulai dari dana yang melimpah dan sarana-sarana modern yang di perbantukan untuk mereka dalam usaha menyerukan & menyebarkan segala bentuk peragu-raguan terhadap Ummat dalam banyak ragamnya, hanya dengan satu tujuan utama yaitu demi untuk menghancurkan kesatuan Ummat Islam dan menyeretnya untuk ikut bersama mereka berkubang dalam kehinaan hidup yang jauh dari fitrah kemanusiaan lurus dan akal yang sehat. Membuat makar sebanyak mungkin di mana-pun mereka hidup dan berpijak, karena mereka adalah para pembantu Iblis di-dunia untuk menyesatkan dan menjauhkan manusia dari kebenaran hakiki, yaitu islam.

Tapi yang pastinya tentang perjalanan yang panjang, berat, dan melelahkan ini; adalah sebuah perjalanan kehidupan yang memiliki prospek masa depan sangat menjanjikan, terutama masa depan di Darul akhirat. Akhir perjalanan yang meskipun jauh, berat, dan berliku; akan akan tetapi pada akhirnya akan menyampaikan sang Musafir pada tujuan perjalanan sebenarnya yang dari awal sudah di cita-citakan, yaitu kemulyaan dari Allah swt di Dunia atau redhanya di Akhirat dengan nikmat Syurga yang di janjikan-nya. Seperti halnya sebuah cita-cita yang ber-sinar terang seperti matahari siang dan memancar seperti cahaya fajar untuk memberikan warna indah dan terang kehidupan dengan cahaya petunjuk dari sang Pencipta, laksana air kehidupan untuk menyiram segala kelayuan dunia dari kemaraunya yang panjang; itulah jalan ini . Hanya dua hal yang di harapkan oleh para pemilihnya tanpa ada yang ketiganya lagi, yaitu: “Hidup mulya di dunia atau mati syahid.” Mereka memilihnya karena tahu dengan yakin bahwa untuk kebahagiaan hakiki itu hanya bisa teraihkan dengan tergapai-nya keredhaan dari sang maha kuasa atas segala sesuatu, yaitu Allah swt., sedangkan di selain itu hanya kehancura belaka.

Jalan itu adalah Jalan Dakwah kepada Allah swt., sebuah jalan yang telah di tempuh para pendahulu kita, semisal nabi Nuh as., Ibrahim as., Musa as., Isa as., yusuf as., Luth as., Syu’aib dan junjungan kita Muhammad saw., semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan untuk mereka semuanya. Jalan seperti ini jugalah yang di tempuh oleh para pengikut mereka yang setia, mulai dari para sahabatnya, ulama, orang-orang ikhlas, dan para penyeru kebenaran lainnya yang telah Allah pilih untuk menjadi tentara-tentara dakwah meninggikan kalimatnya di muka bumi. Jalan ini adalah juga bagi mereka-mereka yang benar-benar mau berniaga dengan Rabb semesta alam dengan sebuah perniagaan yang pastinya menguntungkan sekali dengan keuntungan yang berlipat ganda dari modal awal yang hanya sangat sedikit, merekalah orang-orang yang tahu dan faham akan firman Allah swt.:

يا ايها الذين آمنوا هل أدلكم على تجارة تنجيكم من عذاب أليم() تؤمنون بالله ورسوله وتجاهدون فى سبيل الله بأموالكم و أنفسكم ذالكم خير لكم إن كنتم تعلمون()

“ wahai orang-orang yang beriman maukah kalian aku tunjukan atas sebuah perniagaan yang dapat menyelamatkan kalian dari azab yang pedih?. (yaitu) kamu kalian beriman kepada Allah dan Rasulnya serta berjihad /berjuang di jalan Allah dengan dengan harta dan jiwa kalian. Itulah yang lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui.”

Juga firman Allah swt.:

قل هذه سبيلى أدعو الى الله على بصيرة أنا ومن اتبعنى وسبحان الله وما أنا من المشركين

“Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik."

Mengapa jalan kemulyaan ini penuh dengan banyak kesulitan?
Sebabnya karena di sinilah manusia di uji kesungguhan mereka untuk mengikut segala titah Pencipta-nya, seandainya jalan dakwah ini mudah saja untuk di lalui oleh siapa-pun juga, penuh dengan kesenangan-kesenangan yang menyertainya, ber-hiaskan indahnya bunga-bunga indah musim semi, berselimutkan segar-nya semilir angin yang membuaikan, tidak terdapat onak dan duri serta terjalnya batu karang yang menghalang, aman dari segala gangguan pelaku kejahatan dan ejekkan para pendusta agama dengan segala kedengkian dan ke-irian mereka, tidak terdapat rintangan para penghalang dakwah serta mereka-mereka para punggawa dan pembantu Iblis yang bersemangat menghalangi bersinarnya cahaya kebenaran Islam, tidak mendapat-kan gangguan mereka-mereka yang tidak akan pernah merasa senang dan suka melihat cahaya kebenaran dari Allah swt. tersebar di-permukaan bumi-nya; seandainya jalan dakwah di- taburi dengan banyak kesenangan, maka akan sangat-lah mudah bagi setiap orang untuk menjadi pelaku dakwah ini dengan tanpa tantangan berat yang harus di- lawan, ketika itu akan tercampur-lah antara seruan kebenaran dan keburukan sebab siapa-pun dengan mudah bisa menjalani-nya walau tanpa berbekal pengetahuan tentang jalan kemana hendak mengajak dan menuntun manusia...!! Karena sesungguhnya para penyeru kebenaran yang telah memilih jalan dakwah dalam hidupnya, mereka adalah manusia-manusia terpilih yang telah Allah takdirkan untuk mengemban amanah meninggikan kalimat-nya di buminya ini, meninggikan tegakknya sebuah kemulyaan kalimat agung “ laa ilaha illallaah ” ke-seluruh pelosok buminya yang telah di-wariskan untuk para hamba-nya yang beriman.

Sekarang ini di mana kita sedang di- bombardir dengan serangan-serangan gencar para musuh islam, mereka melakukan dan menjalankan aksinya karena melihat kita banyak yang masih terlelap dalam tidur pulasnya sehingga tidak sadar sedang di-bunuh dan di-bantai secara perlahan; ya… mereka berusaha membunuh Ummat islam dari karakter ke-imanan yang di miliki, akibatnya kita bisa melihat bagaimana keadaan kita saat ini hampir di seluruh belahan dunia. Sudah tentu semuanya atas kehendak dari Allah yang maha bijaksana dan maha mengetahui yang menggilirkan kemajuan dan kemunduran di anatara manusia secara bergilir; di mana pada akhir-nya ketika saatnya sudah tiba kembali, Islam pasti akan membuktikan diri bahwasannya ia yang terbaik dan satu-satunya yang baik dari semua konsep dan pemikiran serta ideologi yang ada. Kebaikan dan kebenaran pasti akan keluar dari arena sebagai pemenangnya, sedangkan keburukkan dan kebatilan pada akhirnya hanya selalu akan menjadi pecundang di akhir penentuan. Janji Allah swt. untuk orang beriman dengan kemulyaan dan pelaku kebatilan dengan kehinaan pasti akan terbukti kebenarannya.

Firman Allah swt.:

وقل جاء الحق وزهق الباطل إن الباطل ....

Allah telah memberikan pemulyaan pada diri manusia dengan dua hal penting; yang pertama adalah memberikan manusia akal dan sifat fitrah, dan yang ke-dua adalah dengan mengutus para Utusannya kepada mereka sekaligus menurunkan kitab-kitabnya bersama mereka. Di sinilah kenapa Allah swt mensyariatkan dakwah bagi hambanya, yaitu menjadikan jalan ini untuk di pakai menyeru manusia supaya mereka senantiasa berjalan di atas garis yang benar darinya, yaitu: hidup mengikuti fitrah yang benar menjadi hamba –hamba Allah swt. yang bertauhid, kemudian menjalani kehidupan dengan mengikuti segala hukum dari Allah swt. yang telah di wahyukan kepada Utusan-nya.

Di balik nikmat yang begitu besar ini atas diri manusia dengan memberikannya nikmat akal yang dengannya manusia bisa menggunakan untuk mengerti dan memahami segala beban-beban tanggung jawab dari sang pencipta yang harus di pikul dan dilaksanakannya, kemudian Allah swt menambahkan sifat fitrah pada diri manusia semenjak di lahirkan yang menuntun manusia untuk dapat menerima dengan apa yang di bawa para utusan Allah jikalau manusia mau menuruti kefitrahan-nya itu. Firman Allah swt:

فأقم وجهك للدين حنيفا فطرت الله التى فطر الناس عليها لا تبديل لخلق الله ذلك الدين القيم ولكن أكثر الناس لا يعلمون

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,”

Nabi saw bersabda: “tidaklah seseorang itu di lahirkan kecuali di lahirkan atas (dasar) fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang men-yahudikannya, atau men-nasranikannya, atau men-majusikannya, kama tuntaju al-bahiimatu bahiimatan jam’aau, hal tuhussuuna fiihaa min jad’aai?, kemudian abu Hurairah ra. Membaca firman Allah swt: “fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu…(Qur’an)

Dalam sebuah riwayat dari ‘Iyadh bin Hamaar Al Majaasyi’iy-ra.- bahwa nabi saw. pada suatu hari berkhutbah, di di dalam khutbahya beliau bersabda :

“sesungguhnya Tuhanku yang maha mulya dan agung telah memerintahkanku supaya mengajarkan kepada kalian pada hal yang kalian masih bodoh (belum mengetahuinya), dari apa yang telah Allah ajarkan kepadaku pada hariku ini: setiap harta yang telah aku berikan (karuniakan) pada hamba-hambaku itu halal, dan sesungguhnya aku menciptakan hamba-hambaku setiap dari mereka dalam keadaan lurus dan sesungguhnya syaitan-syaitan telah mendatangi mereka maka kemudian menyesatkan mereka dari agama mereka, dan aku telah mengharamkan atas mereka apa-apa yang telah aku halalkan bagi mereka, dan para syaitan menyuruh mereka supaya mensekutukanku pada saat belum aku belum aku turunkan pengetahuan pada mereka…”

Kemudian Allah swt memulyakan manusia dengan menurunkan para utusannya kepada mereka dan menurunkan kitab-kitabnya atas mereka.

Tidak begitu saja Allah swt. menciptakan manusia di dasarkan pada fitrah dan akal, akan tetapi kemudian Allah swt. mengutus para Utusannya sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, menurunkan bersama mereka kitab-kitabnya sebagai penjelas bagi mereka antara yang benar dari yang batil dan menjadi rujukan bagi mereka dalam perkara yang mereka perselisihkan, sehingga pada saat itu tidak ada alasan lagi bagi manusia untuk tidak mengikuti fitrah islam yang sudah ada sejah mereka di lahirkan, tidak ada lagi alasan bagi mereka setelah Allah mengutus para Rasulnya dena\gan mengatakan belum datang petunjuk Tuhan kepada kami.

Ajaran para Rasul Allah menyampaikan risalah kebenaran dari Tuhan mereka kepada manusia adalah mengandung setiap kebaikan dan menjauhkan manusia dari setiap keburukan, mereka mempersembahkan bagi manusia hal-hal yang bisa membahagiakan dena\gan sesungguhnya baik di dunia dan lebih pastinya di kehidupan akhirat, tidaklah terdapat sebuah kebaikan kecuali mereka menunjukan manusia jalan menuju ke-arahnya, dan tidak terdapat keburukan kecuali mereka memperingatkan manusia untuk tidak mendekati dan mendatanginya.

Dakwah seluruh Utusan Allah pada garis besarnya di dasarkan pada tiga hal penting yang sama satu dengan yang lainnya, yaitu: Menyerukan pada ajaran tauhid, memberitakan kenabian mereka sebagai utusan Allah, dan mengabarkan akan datangnya hari akhir atau har pembalasan.

Al Qur’an telah menjelaskan tiga dasar ini secara jelas sekali, tiga hal ini adalah yang terpenting yang diserukan oleh semua semua Utusan Allah swt., semua kitab-kitab Allah yang di turunkan kepada para utusannya telah memperhatikan tiga hal ini, begitu pula dengan semua syari’at samawi mempunyai kesamaan dalam tiga hal pokok seruan dakwah kepada Allah swt.; yang paling penting di antara tiga pokok ini adalah “ tauhid ” yang di-kandung oleh hampir semua surat dalam qur’an dan bahkan semuanya, apakah itu lewat pemberitahuan tentang Allah beserta nama-nama dan sifat-sifat yang di milikinya, atau seruan untuk hanya beribadah kepadanya seorang tanpa mensekutukannya dengan siapapun juga, atau lewat perintah-perintah dan larangan-larangan yang di tetapkannya, serta juga seruan untuk berpegang teguh di-dalam ketaatan secara mutlak atas kehendaknya, atau pemberitahuan tentang pemulyaannya untuk para ahli tauhid dan balasan untuk mereka di akhirat kelak, atau berupa pemberitahuan tentang kesyirikan dan akibat yang akan menimpa pelakunya yaitu berupa pedihnya siksaan neraka sebagai balasan bagi siapa saja yang keluar dari lingkaran ke-tauhidan yang benar kepada Allah awt.

Di sinilah kenapa dakwah begitu penting untuk di ambil sebagai jalan hidup, karena ia adalah sebuah jalan hidup terbaik, profesi termulya dari Allah swt yang memberikan keuntungan kepada pelakunya baik di rumah dunia maupun rumah akhirat. Karena sungguh sangat beruntungnya kita jikalau Allah swt menjadikan kita sebagai perantara atau wasilah darinya untuk menunjukkan manusia kepada jalan yang di redhainya.

Dan saya dengan merendahkan diri sendiri, sangat berhasrat menyumbangkan sedikit pengetahuan yang di fahami untuk kawan-kawan se-akidah yang memilih dakwah sebagai jalan hidupanya mengikuti jejak para utusan Allah dan para pengikut mereka yang setia. Maka dengan memohon petunjuk dari Allah, tangan ini mencoba menuliskan sedikit larik demi larik pemikiran yang ada, walau sebenarnya saya pribadi yang masih sangat membutuhkan sekali nasehat dan pelurusan dari siapa-pun juga apabila terjadi banyak kesalahan dan penyimpangan yang bisa menjauhkan diri dari rahmat Allah swt., khususnya dalam tulisan-tulisan di-sini. Kiranya hanya dengan sebuah harapan semoga Allah swt. selalu menunjukkan diri ini pada kebenaranlah hingga semua yang tertulis dalam buku ini nantinya dapat memberikan manfaat bagi setiap pembacanya secara khusus dan ummat pada umumnya, dapat menjadi air sejuk pelepas dahaga yang bisa menghilangkan kehausan para pencari kebenaran, dapan menjadi penyubur benih kebenaran yang akan, sedang atau baru di semaikan, memberikan tambahan amunisi para mujahid dakwah dalam perjuangannya meninggikan kalimat Allah swt. di muka bumi, dan juga dapat mendorong untuk munculnya generasi-generasi rabbani baru untuk segera bergabung ke-dalam barisan pengusung dakwah ilahiyyah menyebarkan cahaya Islam di-manapun adanya.

Saya sengaja memberi judul buku ini dengan " RISALAH DI JALAN DAKWAH " untuk memberikan sedikit penjabaran tentang bagaimana-kah dakwah itu sebenarnya, tentang manis dan pahit yang di rasakan para pemilih jalan ini, tentang perjalanan dakwah itu sendiri dari dulu sampai hari ini sehingga setiap dari kita benar-benar mengetahui bentuk dan konsep dakwah yang di pakai para pendahulu kita dan dapat menjadi di antara pelaku dakwah itu sendiri, mereka adalah terdiri dari para nabi dan rasul pilihan Allah sampai ulama-ulama kebenaran yang sudah mendahului kita. Karena bagaimanapun juga setiap dari kita sebenarnya adalah Da'i, yaitu untuk dirinya sendiri, keluarga, masyarakat dan ummat. Dengan mengambil pelajaran dari kisah-kisah perjuangan dakwah kepada yang haq, dari para Nabi dan Rasul pilihan, orang-orang shalih, dari masa yang lalu sampai saat kini. Dengan satu harap semoga Allah menjadikan tulisan ini sebagai mata air sejuk yang bisa menghilangkan dahaga para musafir dakwah dan kebenaran akan kalimat-kalimat kebenaran islam.

Akhir kata, semoga Allah swt. meneguhkan langkah kaki ini untuk senantiasa berpijak di atas landasan kebenaran yang hakiki darinya, bisa terus berbuat menyebarkan rahmat Islam dengan izin-nya kepada mereka yang belum mendapatkan keindahannya. Pada akhirnya kita bisa mendapatkan sebuah titel "Nafsun Mardhiyyah ” yang Allah swt beri kemulyaan di-dunia dan akhiratnya.
Wallahu a'lamu bisshawab .


Tertanda, Penulis:
Ibn Maqshudy lc.

0 komentar: