Islam dan Perempuan

Oleh: Ib Maqshudy


Islam mengajarkan ummatnya untuk menjaga kaum wanita, mengasihinya, memelihara hak-haknya, sebagai bentuk sebuah pemulyaan terhadap manusia yang bernama Hawa, dan ini semua tidak ada sebelum Islam datang ke-permukaan bumi, Islam datang dengan mewajibkan kita menghormati perempuan seperti ibu sendiri, saudari sendiri, serta putri sendiri.

Para budak nafsu tentu saja tidak menerima semua bentuk pemulyaan Islam terhadap perempuan itu, karena yang mereka inginkan adalah mengeluarkan wanita dari tempat seharusnya berdiam, lalu membebani dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan fitrahnya. Menghalalkannya demi kepentingan nafsu mereka, mengekploitasi kewanitaanya demi memuaskan nafasu-nafsu binatang mereka.

Mereka para budak nafsu dengan bantuan bisikan dari syetan yang tentu saja mendukungnya, terus merayu dan menggoda para wanita dengan kata-kata semanis madu akan tetapi beracun, mereka berusaha memberikan dogma keapda para wanita itu, bahwasannya wanita itu tempatnya bukan hanya di rumah saja, mengatakan bahwasannya rumah itu seperti penjara saja bagi wanita, maka itulah wanita harus sering-sering keluar dari rumahnya. Mendapat racun-racun dalam rupa manis madu yang menggoda selera maka hanya wanita-wanita yang beriman saja yang akan aman dari godaan ini, karena apabila terseret maka tidak aka nada apa-apa yang di dapatkannya kecuali hanya kesialan saja dan dosa serta hilangnya satu hal yang sangat di banggakan, yaitu kemulyaan dan rasa malu. Kita dapat melihat godaan-godaan fitnah itu dari banyak sekali media-media, mulai dari Koran, majalah dan elektronik lainnya.
(kita bisa melihat sampai saat ini di banyak Negara, banyak sekali wanita-wanita di jadikan tenaga pekerja akan tetapi dengan gaji dan bayaran di bawah pria).
Islam sudah mengajarkan ummatnya untuk bagaimana bersikap terhadap makhluk Hawa ini, menempatkannya di tempat yang sesuai dengannya, sesuai dengan sifat dan fitrahnya. Ini berbeda dengan mereka-mereka yang jauh dari petunjuk Allah, baik itu orang-orang di luar Islam atau orang yang sudah mengaku Islam akan tetapi hanya menjadikannnya sebagai bahan formalitas saja, wanita adalah makhluk yang cocok di gunakan sebagai pemuas nafsu mereka. Sungguh orang yang telah Allah sesatkan maka tiada petunjuk baginya.

Ya Allah…
Selalu tunjukannyalah kami kebawah naungan kemulyaanmu…

Islam adala agama yang penuh dengan kemulyaan, keutamaan, pernghargaan, kesejahteraan, persaudaraan yang bersifat mendunia. Kita tidak lah berbicara mengenai sesuatu secara serampangan tanpa menggunakan dalil dan hujjah yang jelas, akan tetapi AlQur’an dan Sunnah nabinya selalu berada di hadapan kita untuk menjadi pengatur dan penimbangnya.

Bukankah islam telah mengharamkan zina, khomr, riba, memakan harta anak yatim, serta menuduh wanita baik-baik berbuat zina?

Bukankah islam telah menyeru kita untuk berbuat baik, menolong orang-orang yang meminta pertolongan, menolong seseorang yang sedang kesusahan, member pinjaman tanpa bunga kepada orang yang membutuhkan, membantu keperluan orang-orang hanya dengan harap redha Allah?, maka Allah pun menjanjikan melipatgandakan satu kebaikan dengan sepuluh semisalnya sampa seratus kali.

Bukankah juga Islam telah menyuruh sifat kedermawanan serta melarang dari bersifat hambur-hamburan?

Lalu mana peraturan islam yang tidak baik, seperti membolehkan sogok misalnya serta perkara-perkara yang tidak sesuai dengan kemanusiaan.

Sesungguhnya manusia selama mereka tidak kembali kepada Islam maka mereka akan senantiasa menjadi orang celaka sampai hari kematian dan sampai pada saat tidak ada akhir kehidupan lagi atau dalam kekekalan di akhirat nanti.

Islam menyuruh hanya kepada Allah kita persembahkan penghambaan serta hanyak hukumnnya yang kita ikuti, bukan hukum selain miliknya. Sungguh yang paling berhak atas ibadah seorang hamba adalah yang telah menciptakan hamba tersebut, yaitu Allah swt.

Islam adalah undang-undang kemsyarakatan yang beradab, satu-satunya yang benar, dan manusiawi, maka barang siapa yang tidak masuk kedalamnya maka ia akan manjadi hina dan celaka. Sungguh sangat merugi orang yang tidak masuk kedalam peraturan islam dan keredhaan beribadah keapda Dzat yang telah menciptakannya.

Sesungguhnya mengambil hukum buatan manusia dengan mengesampingkan hokum Alla adalah sama dengan mengambil hukum“Thaghuut” yang di mana kita sudah di perintahkan untuk mengingkarinya.


Wallahu a'lam...

0 komentar: