Oleh: Hafidz el_Maqshudy
Ketika kita menyemai benih untuk tumbuh menjadi tanaman baru, seringkali tidak semua benih yang kita semaikan tumbuh dengan baik seperti yang di harapkan, bahkan banyak kalanya ada yang tidak tumbuh atau tumbuh dalam keadaan yang tidak sempurna. Bibit yang sudah tumbuh dengan baik sekalipun ada kalanya dalam perjalanan menuju tuanya rusak di tengah perjalanan, bahkan banyak juga buah yang sudah siap untuk di petik ternyata rusak terkena ulat atau hama tanaman sehingga tidak dapat di nikmati hasilnya.
Sekiranya memang hampir tidak ada bedanya antara manusia dengan tumbuhan dalam proses menuju kematangannya masing-masing, barangkali hanya sistemnya saja yang berbeda. Ketika kita di lahirkan dari rahim ibu kita masing-masing harapan yang muncul dari kedua orang tua kita adalah supaya anaknya nanti tumbuh menjadi manusia sukses dan berhasil, paling tidak melebihi keadaan mereka sendiri.
Ketika ketika kita tidak memelihara niat kita dengan baik, tidak menjaga semangat untuk sukses ketika awal kali meninggalkan pintu rumah kita, maka bibit-bibit itu benar-benar akan tumbuh mengering dan akhirnya mati, atau sekurangnya tumbuh menjadi pohon yang tidak menghasilkan buah baik. Hanya akan menjadi cerita buruk ketika waktu sudah terlewatkan tanpa bisa mengulangnya lagi. Sebuah kata mutiara yang sudah sangat sering sekali kita dengar:
”man jadda wa jadda”
Sekiranya cocok untuk selalu mengingatkan kita. Dengan senantiasa menjaga niat dan semangat ketika awal mengangkat kaki dari pintu rumah kita di Indonesia, kemudian harapan ketika awal kaki menginjakkan kaki di Negeri Kinanah ini, maka kita tidak-lah akan menjadi seperti mereka yang berguguran di tengan perjalanan.
Siapakah mereka yang berguguran itu?
Mereka adalah orang yang gagal menjaga dan memelihara pohon itu menjadi pohon yang baik, berakar kuat dan berbuah baik pula. Menghabiskan waktunya hanya untuk dalam kelalaian serta kesiaan, lupa pada saat-saatnya yang seharusnya ia terus berbuat dengan keras, menyiram pohon yang sudah tumbuh itu dengan ketekunan, senantiasa membersihkannya dari penyakit-penyakit yang menyerangnya sebelum menjadi parah dan sukar untuk di obati lagi, sebelum buahnya menjadi rusak dan tidak memiliki nilai yang berharga lagi.
Memang satu yang harus senantiasa di ingat dan di ucapkan pada diri kita masing-masing, yaitu:” saya harus menjadi sukses…”. Sebuah kalimat yang memerlukan usaha keras untuk perealisasiannya. Selalu menuntut untuk berprinsip seperti kata orang bijak si bawah ini:
” maa nadimtu ‘ala syaiin, nadamii ‘alaa ‘umri alladzi qod madho wa lam yazid ‘amalii”
Tiada hal yang patut di sesalkan, kecuali ketika umur kita terlewat-kan, sedangkan amal kita belum bertambah. Yach…agar kita tidak menjadi golongan mereka yang berguguran di tengan jalan itu.
Lalu apakah kiat untuk menjadi pohon yang memiliki akar kuat dan mempunyai buah yang baik dan bernilai tinggi?
Ada sebuah sya’ir arab yang barangkali sering kita dengar, yaitu:
“ laisa kullu maa yatamanna al-mar’u yudrikhu, tajrii arriyah bimaa laa tasytahii assufun”
Setiap yang di harapkan seseorang itu ia akanlah mendapatkannya, tapi harus di ingat bahwa angin tidak selalu bertiup mengikuti kearah mana perahu-perahu ingin berlayar. Semuanya memerlukan usaha keras, tidak bisa hanya dengan bersanta-santai saja, harus mengeluarkan keringat menggunakan tenaga yang di miliki supaya perahu yang kita kendalikan senantiasa menuju kearah yang kita tuju. Karena jika tidak, maka entah kemana pula perahu itu akan berpindah haluan dan tidak sampai tujuan yang di inginkannya. Dalam qur’an-pun Allah menitahkan:
”…waltandzur nafsun maa qoddamat lighod…” (Qur’an).
Setiap orang harus memperhatikan apa yang harus di persembahkannya untuk hari esok. Tentu bukan keggalan yang ingin di persembahkan bukan? Sudah pasti yang tertanyai dengan ini akan mengiyakan atau menganggukan kepala tanda setuju, ini kalau memang orang yang di tanya tersebut adalah orang yang masih mau menggunakan pikirannya dengan baik. Benar-benar menggunakan hati, mata dan pendengaran yang di milikinya sesuai dengan semestinya, sehingga gelar ”…qoumun laa ya’qiluun” tidak tersematkan kepada kita. Dan pada akhirnya buah yang kita hasilkan-pun betul-betul bekualitas dan bernilai tinggi.
Wallahu a’lamu bisshawab.
Oleh: Ibnu Maqshudy
Ketika kita masih lagi dapat menyaksikan segala ciptaan Allah di hadapan kita, ketika Allah masih memberikan kita kesempatan untuk bertaubat dari segala kesalahan dan dosa yang telah kita perbuat, ketika Allah masih memberikan kesempatan dan kesempatan kita untuk menjadi Hamba-Hambanya yang baik dan berhak mendapatkan jannahnya. Maka mengapakah masih begitu banyak dari kita yang ingkar akan segala nikmatnya ini? sengaja melalaikan diri dari melaksanakan keharusan sebagai Hamba Allah, hidup membuaikan diri dengan segala kepalsuan dunia. Sungguh kecelakaan bagi mereka itu kalau sampai Malikat maut datang menjenguknya sedangkan mereka belum sempat bertaubat. Jelas sudah, kalau dengan akhiran seperti ini hidup mereka, maka Neraka akan menjadi tempat mereka di campakkan di dalamnya, menjadi tempat kembali mereka dan kekal di-dalamnya.
Firman Allah dalam Al-Baqoroh yang artinya:
"dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat -ku, mereka adalah penghuni-penghuni neraka dan mereka kekal di dalamnya"
Makanya janganlah engkau menjadi di antara mereka yang suka mengingkari ayat-ayat Allah, ayat-ayat Rabb-mu.
Saudaraku....Saudiriku...itu kalau engkau tidak ingin Neraka menjadi tempat kembalimu. Kecuali kalau engkau merasa tahan dan bisa menerima pedihnya siksa Allah, dan sungguh sekali-kali engkau tidak akan tahan menerimanya. Bersegeralah bersesal diri atas segala dosa dan bertaubatlah sebelum datang saat di mana tiada berguna lagi yang namanya penyesalan, hadapkan wajah dan hatimu kepada Rabb-mu dan minta ampunlah, maka engkau akan terhindar dari siksanya.
Sedikit kalimat ini kiranya sebagai bahan Muhasabah bagi kita, sebagai peringatan bagi kita, sehingga kita dapat menjadi di antara Hamba-Hamba Allah yang terhindarkan dari siksanya yang pedih.
"ya Allah jauhkanlah kami dari siksa Neraka..."
wallahu a’lamu Bisshawaab
Label: Ruang Muhasabah
Oleh: Ibn Mqahusy
Dengan kesadaran yang bersumber dari dalam diri kita, mulai merangkak bangkit meraih sukses demi merraiha kembali sebuah kajayaan slam yang sedang terlepas dari genggaman kita beberapa saat lamanya. Mudah-mudahan niat ikhlas yang muncul dari dalam diri para Mujahid dakwah di balas Allah dengan kemenangan dan keredhaan darinya, karena hanya dengan demikianlah perjuangan yang di rintis tidak akan bernilai sia-sia dan percuma, hidup mulya atau mati syahid. Mungkin banyak yang menjadi penghalang dan onak yang menghalangi langkah kita ke-puncak kemajuan, akan tettapi jikalau mengingat akan apa yang akan Allah balaskan, sekana semua itu tidaklah akan terasa, perasaan sakit berubah menjadi kenikmatan karena mengingat perjuampaan dengan Rabb-nya, karena mengingat balasan yang akan di dapat dari Rabb-nya, yang ada di benak hanyalah kerinduan untuk segera bersua dengan kekasih sejatinya sesegera mungkin, yaitu Allah SWT. dia yang akan memberi balasan yang tiada seorangpun sanggup memberikan seperti apa yang kan ia karuniakan.
Wahai para mujahid dakwah bersemangatlah kalian dalam berjuang meninggikan kalimat Allah yang mulya, pintu syurga telah menantikan kedatangan kalian dengan lambaian kerinduannya, terus tanam dan semaikan di dalam diri kalian bibit-bibit keimanan, ketaqwaan, kebaikan dan keikhlasan, di akhirat nanti kita dapat memetik hasil-nya.
Wallahu a’lam.
Label: Ruang Muhasabah
Oleh: Ibn Maqshudy
Islam telah mengharamkan berlebihan dalam segala sesuatu, sebagai firmannya ketika menjelaskan sifat orang-orang yang beriman:
Di Al-Furqon: 67
و الذين اذا أنفقوا لم يسرفوا و لم يقتروا و كان بين ذالك قواما ( الفرقان: 67)
Kemudian dalam al-isra ayat 29 kita juga bisa membacanya.
Islam telah mengharamkan berlebih-lebihan di dalam segala sesuatu, dan nabi dengan itu telah meletakkan kaidah syar’I dan timbangan yang adil di dalam mengatur segala mu’amalah manusia.
Beliau saw bersabda:
“ berilah setiap yang memiliki hak akan haknya”
Seperti seorang muslim yang di tuntut untuk bersungguh-sungguh dalam berbuat ketaatan kepada Allah dan di dalam melaksanakan ibadah kepadanya, walaupun seperti itu seorang muslim tidak di larang untuk beristirahat dan sedikit bersantai untuk menyegarkan keadaan dirinya, dengan hiburan yang di perbolehkan misalanya yang dapat meningkatkan semangatnya kembali. Perlu di ketahui bahwa para sahabat itu memiliki semangat dan kemauan yang besar di dalam beribadah; karena itulah nabi menyeru mereka juga untuk beristirahat dan tidak terlalu memaksa diri.
Bukankah sudah tersebut dalam sebuah riwayat shohih tentang tiga orang sahabat yang pergi kerumah istri-istri nabi dan bertanya tentang ibadah nabi saw, setelah mendengar mereka merasa sepertinya ibadah mereka sangat sedikit sekali, mereka sampai berkata: dimana kita di bandingkan dengan Rasulullah saw, ia telah di ampuni dosanya yang telah lewat; kemudian seorang mereka berkata: saya akan berpuasa dan tidak akan berbuka, yang kedua berkata: saya akan sholat terus dan tidak tidur, dan yang ketiga berkata pula: saya tidak akan menikahi wanita.
Ketika hal itu sampai ke telinga nabi saw, bersabdalah nabi saw:” adapaun saya: maka saya puasa dan berbuka, saya sholat dan tidur, saya menikahi wanita, maka barang siapa yang tidak suka mengikuti sunnahku maka ia tidak termasuk golonganku”.
Mendekatkan diri kepada Allah bukan dengan cara mengharamkan yang enak-enak, firmannya dalam al-a’raf: 32
Nabi saw ketika melihat ummulmu’miniin, zainab ra. Mengikatkan tali di antara dua tiang masjid; kemudian ia bertanya tentang hal itu, maka mereka menjawab: ia menggunakannya ketika ia melaksanakan sholat malam dan ketika merasa lelah maka ia bersandara kepadanya sehingga tidak jatuh, maka bersabdalah nabi:” hendaknya kalian melakukan amalan-amalan yang kalian menyanggupinya, maka demi Allah ia tidak akan pernah bosan sampai kalian sendiri bosan”
Yang seharusnya kita lakukan adalah senantiasa berkomitmen dengan amal yang kita sanggupi, karena sudah fitrahnya jiwa seseorang itu tidak merasa sabar, sikap pertengahanlah yang seharusnya di lakukan, tidak membebani diri berlebihan dengan hal-hal yang sebenarnya idak sanggup di pikulnya setelah usah melaksanakan perkara-perkara yang wajib. sikap melampaui batas ini tidak sesuai dengan sunnah saw, nabis sendiri ketika di beri pilihan antara dua pilihan maka beliau memilih yang paling mudahnya selama itu tidak menyebabkan doa.
Contoh permainan yang diperbolehkan:
Rasulullah saw apabila tertawa beliau hanya tersenyum, ia menyambung puasa sehingga sampai di katakana bahwa beliau tidak berbuka, beliau melaksanakan sholat malam sampai bengkak kakinya, bersamaan dengan itu pula beliau suka bergurau bersama para sahabatnya, misalnya:
1.Ketika beliau saw berjalan di belakang salah seorang sahabat maka kemudian beliau saw meletakkan kedua tapak tangannya di depan kedua mata sahabatnya itu dan berkata: ayo tebak siapa adanya saya?
2.Nabi saw pernah berlomba lari dengan aisyah.
3.Ketika seorang tua mendatanginya dan memintakan do’a supaya di masukkan syurga, maka berkatalah beliau pada wanita tua itu:” wahai ibu fulan, sesungguhnya syurga itu tidak bisa di masukki oleh orang yang sudah tua” mendengar itu menagislah wanita tua itu, kemudian nabi saw melanjutkan perkatannya:” sesungguhnya orang tua tidak memasukki syurga dalam keadaan tua, akan tetapi masuk dalam keadaan masih muda”
Syarat-syarat pemainan yang di perbolehkan:
1.Sarana permainan sesuai dengan syar’I dan di perbolehkan.
Syaranan hiburan tidak membawa kepadea perkara yang di haramkan, tidak membungkus perkara haram seolah sesuatu yang di perbolehkan, tidak melalaikan dari ketataan keapda Allah, tidak menghalangi sholat, tidak menyebabkan hilngnya harta benda, tidak membuat seorang muslim tidak mengabaikan kewajibannya terhadap keluarga; apabila terhindar dari semua ini maka menjadilah hiburan itu sesuatu yang di perbolehkan. Seperti di riwayatkan bahwasannya Aisyah ra. Melihat orang-orang habasyah yang bermain-main dengan lembing mereka, rasulullah pun membantunya untuk dapat melihat permainan mereka sampai Aisyah merasa bosan.
2.Tidak berlebihan dalam bergurau, sehingga tidak mematikan hati.
Sabda nabi saw:“takutlah kalian pada banyak ketawa, karena banyak ketawa itu mematikan hati”
Sebagaimana sabda beliau juga:“berikanlan setiap pemilik hak pada haknya”
Wallahu a’lamu bisshawaab,
Label: Makalah
Oleh: Ibn Maqshudy
Puji syukur atas Rabb semesta alam yang tiada sekutu baginya serta berdiri sendiri, dimana hanya kepadanyalah kita memohon dan meminta pertolongan; dikarenakan hanya dialah sang pemberi manfaat dan mudlorot di dalam kehidupan ini sampai kapan-pun juga .Dzat yang kekal dan abadi yang tiada awal dan akhir baginya dan Dia adalah Allah yang maha tinggi dan mulya .
Hanya kepadanyalah diriku mengharapkan keridloan dan segala petunjuk di dalam melangkahkan kaki pada setiap jengkalnya , dawaam al_huda dari Allah untuk kita semua adalah harapan yang paling tinggi Karena hanya dengannyalah segala sesuatu akan memunsulkan pada suatu hal yang indah dan di citakan oleh setiap makhlukknya.
يؤتى الحكمة من يشاء ومن يؤتى الحكمة فقد اوتي خيرا كثيرا ......البقزة: 269
"Dia{Allah}memberikan hikmah pada orang yang dia kehendaki dan barang siapa yang di berikan hiukmah oleh Allah maka sungguh ia telah di berikan sebuah kebaikkan yang sangat banyak....."
Itulah yang kita harapkan saudaraku....,sesuatu yang hakiki dan pasti, bukan hanya kamulfase belaka seperti yang banyak di banggakan manusia saat ini. Maka siapakah yang tidak mengiginkannya saudaraku...saudariku...??? .
Maka tiada lainlah mudahan Allah mengijinkan hambanya yang dloif ini untuk menyampaikan hikmah dan kebenaran darinya kepada manusia, yang merupakan ungkapan dari pada rasa tanggungjawab sebagai hamba Allah yang berkewajiban mengabdikan diri kepadanya dengan penuh keihklasan , dan akhirnya semuanya kita kembalikan kepada Allah jualah . Wassalam
Oleh: Ibn Maqshudy
Cinta adalah anugrah terindah yang Allah swt anugrah-kan kepada kita semua, tanpanya hidup bagai sayur tak bergaram, seperti itu kira-kira akan kata-kata yang sering terdengar dari mulut kemulut . Memang ini bukanlah pendapat ataupun pandangan yang salah , di sinilah letak di mana sering orang salah mengartikan cinta sebenarnya; sehingga mereka bebas di dalam menjaninya menurut selera yang mereka maui tanpa mau ada aturan yang mengikatnya. Maka jadilah apa yang banyak terpampang di sekitar kita, suatu kenyataan sungguh sangat menyedihkan serta mengundang perasaan prihatin, segala sesuatu atas nama cinta (yang tidak terarah )mereka lakukan tanpa menghiraukan baik burknya, hala haramnya, yang penting happy dan suka sama suka. "WHY NOT..." selalu jawabnya ketika di tanya, hak pribadi selalulah hujjahnya, kebebasan, dan nggak tahu alasan apa lagi, barangkali mereka sudah merasa iri dengan binatang yang hidup tanpa aturan, hal ini tidak mereka rasai ternyata menempatkan mereka di sehina-hinanya derajat, lebih rendah dari binatang, sebab mereka berakal dan bernafsu; sedangkan bintang banyak Allah beri nafsu saja.
Banyak sekali akibat dari cinta salah arah ini, cinta salah tafsir ini, antaranya hal tersebut mengakibatkan munculnya banyak sesuatu yang tidak baik . Banyak contoh dari hal ini , bahkan kalau kita mahukan kejujuran sangatlah banyak sekali dan mungkin terlalu banyak untuk di hitung . Sedikit misalnya: Hamil di luar nikah, kejahatan mengugurkan kandungan, bunuh diri, menjadi rendahnya nilai moral, dan semisalnya.
Oleh karena itulah, perindah-lah cinta yang kita miliki dengan menganut konsep yang Allah sukai, sehingga cinta tidak salah jalan lagi dan membawa kepada malapetaka, akan tetapi cinta itu akan membawa kepada kebahagiaan yang sebenarnya.
Wallahu a'lamu bisshawaab.
Label: Ruang Muhasabah
Ibn Maqshudy
Muqaddimah
Kepada sang pencipta dan pemilik waktu senantiasa terucapkan rasa syukur atas nikmat terbesar yang di anuerahkan kepada kita ini. Shalawat dan salam juga atas tauladan kita, kekasih kita, Nabi Muhammad saw beserta seluruh keluarga, sahabat dan seluruh orang yang mengikutinya sampai hari kiamat. Wa ba’du…
Sesuatu yang sangat berharga yang di-miliki oleh setiap orang yang di-mana kebanyakan dari kita tidak menyadarinya, saking berharganya ia hingga tidak bisa di hargai dengan harta sebanyak apapun juga, karena ia memang tidak bisa di beli atau bahkan di hadiahkan dengan Cuma-cuma. Sesuatu yang bersifat abstrak alias tidak tampak oleh pandangan mata, akan tetapi nilainya begitu tampak dan kongkrit bagi siapa saja yang mau menyadarinya. Sesuatu yang tidak kelihatan belum bearti ia tidak ada, dan ia memang benar-benar ada dan di-rasakan oleh setiap orang, akan tetapi banyak sekali orang seakan tidak merasakannya dan bahkan kebanyakan dari mereka tidak menyadari kegunaan serta nilainya, maka tidak mengherankan kemudian mereka dengan ringan membuangnya dengan tak acuh, kerugian nyata yang jelas akan di dapatkannya seakan tidak pernah terpikirkan.
Lalu apakah sesuatu yang di-maksudkan itu?
Sesuatu yang lebih berharga dari emas dan permata?
Hal yang apabila sudah berlalu tidak dapat berbalik lagi?
Sesuatu yang membuat kerugian nyata bagi siapa saja yang membuangnya begitu saja?
Ia adalah waktu, masa, zaman atau umur, sebuah nikmat terbesar dari sang maha pencipta untuk para hamba-hambanya, menunjukkan betapa pentingnya waktu itu, Allah swt. sampai bersumpah dengan waktu ini berkali-kali dalam Al-Qur’an.
“demi masa, sesungguhnya manusia niscaya itu di dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman….”(Al-‘Asr)
“ demi waktu dhuha”(Addhuha)
“ demi malam… “(Allail)
“ demi waktu fajar”(Al-Fajr).
Waktu adalah harta paling berharga yang dimiliki seorang hamba, ia adalah sesuatu yang tidak dapat di jual belikan dengan harga termahal sekalipun, bahkan dengan seluruh isi dunia tetap ia tidak dapat di beli dan di-jual. Waktu juga tidak dapat di-pinjamkan atau si sumbangkan dan di-hibahkan kepada orang lain, ia adalah milik masing-masing yang memiliki jiwa, karena waktu bagi setiap mahluk yang Allah bebani akal dan nafsu adalah merupakah amanah dari-nya yang harus di jaga, amanah yang berupa nikmat yang sangat berharga ini akan di pertanggungjawabkan kelak di hadapannya, di hari ketika manusia di-kumpulkan di padang mahsyar.
Waktu tidak memiliki toleransi kepada siapapun juga, sekali ia berlalu dan pergi maka tiada lagi cara untuk mengembalikannya atau memutar ulang walau hanya sekali dan sesaat, hal ini adalah karena sesungguhnya waktu apabila sudah lewat maka tidak mungkin dapat kembali lagi, akhirnya yang tersisa hanya penyesalan yang sudah tiada gunanya lagi. Waktu adalah milik Allah swt, hendaknya pula sebagai hamba yang taat menggunakannnya dalam segala hal yang telah di tentukan pemiliknya. Menjalankan diri menurut fungsi sebenarnya manusia di ciptakan, untuk memakmurkan bumi Allah.
Di akhirat nanti penduduk syurga tidak akan menyesal sama sekali atas apa yang telah mereka dapatkan, kecuali penyesalan mereka atas sedikit waktu mereka yang telah hilang begitu saja ketika masih di dunia yang tidak mereka gunakan untuk mengingat Allah swt.
Saat-saat hidup di dunia yang hilang begitu saja, lalai dari mengingat Allah atau ber-shalawat kepada nabi Muhammad saw, hal seperti itulah yang kelak akan menjadi penyesalan manusia di hari kiamat nanti, penyesalan yang hanya bisa di tangisi tanpa bisa merubah apa yang di-sesalinya. Kiranya hanya orang masih menggunakan akal sehatnya saja dengan baik yang akan mengerti betapa begitu pentingnya waktu itu, dimana ia merupakan di antara nikmat terbesar dari Allah yang di anugerahkan untuk setiap hambanya di dunia.
Manusia semenjak di lahirkan sampai mati sebenarna sedang berada pada suatu perjalanan yang di namakan: “perjalanan zaman”, suatu hal yang telah Allah swt. berikan sifat-sifat khusus yang mengistimewakannya dari hal-hal lainnya. Seandainya saja seorang Muslim mengetahui betapa pentingnya waktu itu, niscaya ia akan memberi minum anaknya susu setiap hari supaya tumbuh dan berkembang dengan dengan baik, sebab ketidak tahuan akan pentingnya waktu itu adalah merupakan kerugian terbesar Ummat islam. Betapa waktu yang sebenarnya singkat ini, singkat dan lamanya hanyalah sekedar persepsi masing-masing dari kita saja karena yang sebenarnya kita hidup di-dunia ini tidak lebih dari sebagian hari saja.
Tertanda
Ibn Maqshudy
Keutamaan, Nilai Serta Ciri Khas Sang Waktu.
A. Keutamaan dan Nilai Sang Waktu
1.Waktu adalah nikmat tebesar dari Allah swt untuk manusia.
Waktu bagi orang-orang pintar dan cerdas adalah hal yang paling berharga di dalam kehidupan mereka, akan tetapi bagi orang-orang bodoh maka menjadi kebalikannya, adalah sesuatu yang paling murah dan tiada harganya sama sekali.
Waktu memang bukan barang seperti emas atau intan atau permata atau benda-benda berharga lainnya, tetapi ia adalah permata yang tidak bisa di-nilai dengan semua itu, karena saking berharganya ia sehingga tidak ada yang bisa dan sanggup untuk membelinya. Bukankah engkau pernah mendengar kisah dari hadis nabi tentang seorang laki-laki yang telah membunuh seratus orang, kemudian ia mendatangi seorang Alim dan bertanya apakah ia masih bisa bertaubat, maka orang Alim itu berkata kepadanya:”siapakah yang bisa menghalangimu dengan taubat?” kemudian ia menyuruhnya pergi ke-daerah tertentu yang ia tahu disana terdapat suatu kaum yang taat menyembah Allah swt. Tapi baru saja ia sampai di pertengahan jalan, nyawanya sudah dipanggil menghadap Penciptanya. Kemudian datanglah dua Malaikat, Malaikat rahmat dan Malaikat adzab, berdebatlah mereka berdua tentang pria tersebut dan masing-masing melihat bahwa orang itu bagian mereka. Malaikat rahmat berkata bahwasannya orang ini sudah bertaubat kepada Allah dengan hatinya, mendengar itu Malaikat adzab lalu berkata pula bahwasannya orang ini belum melakukan perbuatan baik sama sekali.
Lalu Allah swt mengutus seorang Malaikat-nya dalam bentuk manusia, dan berkata kepada dua malaikat yang sedang berdebat itu menengahi: ” coba kalian ukur saja jarak orang ini antara tempat dia berasal dan tempat yang sedang ia tuju, maka yang lebih dekat jaraknya itulah bagiannya.” Lalu di ukurlah jarak antara keduanya, dan ternyata lebih dekat ke-daerah yang sedang di tuju oleh Pria tersebut yang telah membunuh 100 orang, maka Malaikat rohmat-pun segera mengambilnya. ( ini di riwayatkan di hadis Bukhry &Muslim di shohihain).
Pria ini dalam waktu yang sesaat sekali ia menggunakan untuk bertaubat bertaubat, maka Allah-pun kemudian memasukkannya kedalam syurganya, padahal sama sekali belum sempat berbuat kebaikan sedikitpun, akan tetapi Allah mengampuni segala dosanya yang telah di perbuat di masa lalu, sebabnya hanya karena orang ini masih Allah beri kesempatan di penghujung umurnya untuk bertaubat.
Allah swt. berfirman dalam Al-Anfal ayat 38 yang artinya:
“katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu:”jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka akan dosa-dosa mereka yang telah lalu; dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap)orang-orang terdahulu” (Al-Anfal:38)
Waktu yang sedikit ini telah bisa menghilangkan seluruh dosa besar dan maksiat yang telah begitu banyak di perbuatnya, hal ini menunjukan kepada kita semua betapa begitu mulyanya waktu yang sedikit itu, betapa penting dan berharganya ia.
Di antara yang bisa menjelaskan betapa begitu bernilainya waktu:
2.Menjelang kematian.
Saat yang paling penting juga yang menjelaskan betapa berharga dan pentingnya waktu adalah saat menjelang kematian seseorang, ketika seorang hamba berkata menyesali dirinya:
Di Azzumar ayat 56:
“(tatkala) diri (seseorang) berkata :” betapa menyesalnya aku atas segala apa yang telah aku lalaikan (dari melaksanakan) kewajiban terhadap Allah, sedang aku termasuk orang-orang yang memperolokkan(agama) ”(Azzumar: 56)
Berharap di waktunya yang tinggal sesaat itu akan bertambahnya ketaatan dan kebaikannya atau masih Allah berikan kesempatan untuk menjadi baik karena merasa selama itu umurnya selalu di habiskan dalam dosa dan kemaksiatan serta kesia-siaan belaka, akan tetapi berhati-hatilah dan selalu ingatlah oleh kalian dan kita semua, bahwa Allah swt sekali-kali tidak akan mengakhirkan nyawa seseorang ketika sudah tiba ajalnya dan juga tidak akan mendahulukan ajalnya ketika belum tiba waktunya. Seperti tersebut firman Allah swt. di AlMunafiqunn ayat 10:
“dan belanjakanlah sebagian dari apa-apa yang telah kami rizkikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salang seorang darimu; maka (ketika itu)ia berkata:” Tuhanku, mengapa engkau tidak menangguhkan/mengakhirkan (kematian ) ku sampai waktu yang dekat/sesaat, maka aku dapat bersedekah dan aku menjadi termasuk orang-orang yang shaleh”(Almunaafiquun: 10)
Orang-orang yang suka melalaikan diri dengan kenikmatan dunia dari ketaatan keapada Allah swt., mereka adalah orang-orang yang akan merugi dengan kerugian yang nyata di hari kiamat nanti, karena mereka telah mebuat rugi diri mereka dan juga keluarga mereka. Mereka senantiasa lalaikan diri ketika Allah swt. menyuruh mereka ber-infaq dari harta yang mereka miliki. Tapi sayangnya, karena setiap orang yang suka melampaui batas dan melalaikan diri biasanya baru menuyesali setiap perbuatan mereka saat menjelang maut, ketika ruh sudah di tenggorokkan, tatkala sudah tertutup bagi mereka segala pintu penyesalan. Seandainya ia di beri sedikit saja lagi kesempatan hidup dan waktu, niscaya ia akan berkesempatan untuk merubah dan memperbaiki diri, tapi saying, itu semua tidak mungkin lagi, karena yang tertinggal hanyalah penyesalan saja sayang sudah tiada gunanya lagi, Allah swt sudah tidak akan mengakhirkan ajalnya ketika sudah saatnya, hingga semua itulah yang telah ia persembahkan untuk akhiratnya, itulah semua hasil perbuatannya, semua penyesalannya yang sudah tidak berguna adalah akibat kelalaian dan perbuatannya sendiri yang melampaui batas.
Allah berfirman dalam surat Ibrahim ayat44 :
“dan beri peringatanlah keapda manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datnag azab terhadap mereka, maka berkatalah orang-orang yang dzalim:”ya Tuhan kami tangguhkanlah kami (kembalikan kami kedunia) walaupun hanya sebentar, niscaya kami akan memenuhi panggilanmu dan mengikuti para Rasul”. (kemudian di katakana kepada mereka):” bukankah kalian telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kalian tidak akan binasa”(Ibrahim:44)
Kemudian dalam surat al-mu’minuun 99-100 Allah swt juga berfirman:
“(demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), sehinggaapabila datang kematian kepada salah seorang dari mereka, dia berkata:”ya tuhanku kembalikanlah aku (ke-dunia)”
“agar aku berbuat amal yang baik di dalam apa-apa yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang di ucapkannya saja, sedang dari depan mereka terdapat dinding penghalang sampai mereka nanti di bangkitkan”(Almukminuun: 99-100)
Semuanya mengharapkan di berikan sedikit saat dari waktu untuk dapat berbuat kebaikan, tapi hal itu sudah tidak mungkin lagi karena semuanya sudah terlambat untuk memintanya.
Lihatlah dan perhatikan serta saksikanlah dengan baik, betapa begitu berguna dan pentingnya waktu kita ketika masih di beri kesempatan hidup ini, terutama ketika kita tidak menyiakan dan membuangnya dalam kesia-siaan dan hal-hal yang tiada berguna lainnya.
3.Saat keputusan memasukkan ahli neraka kedalamnya.
Ketika penduduk neraka di campakkan ke-dalamnya, mereka berteriak kepada Allah memohon:
Di AlMu'minuun 107:
“ya Tuhan kami keluaranlah kami dari dalamnya (neraka)(dan kembalikanlah kami kedunia), maka jika kami kembali (kembali lagi kepada kekafiran) maka sesungguhnya kami adalah orang-orang yang dzalim”(Almukminuun:107)
Yach, mereka mengharapkan keluar dari neraka untuk di beri kesempatan kembali lagi ke-dunia dan melakukan amal kebaikan. Itu mereka lakukan karena mereka ketika hidup di dunia tidak mengetahui betapa berharganya waktu mereka saat itu, sedang saat sudah terlambat bagi mereka, sudah tiada ada lagi yang namanya maaf dan penyesalan, padahal mereka cuman perlu sedikit waktu saja, tapi sayang sudah tidak bisa lagi.
4.Saat jum’at.
Perhatikanlah sabda Rasulullah saw berikut :
“sesungguhnya di hari jum’a terdapat satu jam, tidaklah seorang hamba muslim meminta kepada sesuatu Allah bertepatan dengan saat ini baik itu dari perkara dunia maupun akhirat melainkah Allah pasti meberikannya”
Engkau mendapatkan betapa berharganya waktu di dalam hadis tersebut, dan menurut menurut yang rajih-nya dari perkataan-perkataan ulama, waktu tersebut adalah satu jam akhir setelah asar pada hari jum’at, maka apakah setelah satu jam ini terlewat lalu ada orang yang bisa mengembalikannya lagi, tentu jawabannya tidak akan dapat kembali lagi, karena ia adalah waktu yang tidak dapat kembali atau di kembalikan ketika sudah terlewatkan dari kita, hal ini menjadi bukti pula betapa berharga dan pentingnya waktu itu.
Hasan Al-basri berkata:“aku menemukan kaum-kaum yang seorang di antara mereka sangat pelit terhadap umurnya dari pada terhadap dinarnya” itu ia lakukan karena umur ketika sudah lewat maka hilanglah ia dan tidak kembali serta tidak dapat pula diganti, beda dengan dirham kalau hilang pada suatu saat maka ada kemungkinan bisa kembali lagi.
Wazir ibn Hubairoh, syekh-nya Ibnu Jauzi pernah berkata seperti ini:
“dan waktu itu adalah hal yang paling saya perhatikan dengan menjaganya,
Dan saya melihat waktu itu adalah hal yang paling mudah hilangnya darimu”
Ketika sebuah hari terlewat begitu saja tanpa kita berbuat baik di dalamnya atau tanpa bertambahnya ilmu kita, maka itu sesungguhnya tidak terhitung umur kita.
B.Ciri Khas Sang Waktu.
1.Waktu yang telah lewat tidak akan kembali.
Rasulullah saw bersabda:
“dua nikmat yang dimana banyak orang terpedaya di-dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang”
Orang yang menyiakan waktunya ketika ia dalam keadaan sehat wal afiat, kemudian setelah itu pada hari kiamat baru akan menyesali semua yang telah ia lakukan terhadap semua waktu yang di-milikinya di-dunia, ketika menyaksikan pahala orang-orang yang taat dan siksa orang-orang yang berbuat maksiat, maka ia pada hari ini adalah termasuk orang-orang yang telah terpedaya dengan dunia dan betul-betul menjadi di antara orang-orang yang merugi dengan kerugian yang tidak dapat di tebus kembali kecuali hanya dengan “siksaan Allah” di nerakanya..
Sehingga hari kiamat di namakan juga sebagai :” yaumu attaghoobun” hal itu karena banyaknya manusia-manusia yang terpedaya di dalamnya, sehingga penduduk syurgapun tidak terlepas darinya, yang di mana mereka tidak menyesali sesuatupun kecuali sesaat yang telah terlewatkan oleh mereka di dunia dengan keadaan tidak mengingat Allah di dalamnya. Majlis-majlis dunia yang tidak mengingatkan yang berada di-dalamnya kepada mengingat Allah sawt dan juga untuk selalu ber-shalawat atas Nabi saw. maka hal itu pasti akan menimbulkan penyesalan bagi pelakunya di hari kiamat.
Saudaraku…
Saudariku…
Maka perhatikanlah semua itu baik-baik, agar engkau tidak terpedaya dengan dunia dan tidak menjadi mereka-mereka yang baru menyesal di hari kiamat nanti. Ketahuilah akan betapa pentingnya waktumu saat hidup ini, gunakan ia degan baik-baik sebelum datang saat penyesalan sudah terlambat, jangan sekali-kali menghilangkannya di dalam kesia-siaan yang hanya akan berbuah penyesalan yang tiadak berguna lagi. Menyesallah engkau saat dimana hal itu masih berguna, sebelum nyawa berpisah dari jasadmu, pakailah semua waktumu yang masih tersisa untuk berbuat ketaatan kepada Allah dan Rasulnya.
2.Waktu yang telah hilang tidak bisa di-kembalikan.
Siapa saja yang menyibukkan diri hanya dengan penyesalan atas waktunya yang telah hilang dengan sia-sia, maka bisa berarti ia telah kehilangan pula waktunya yang pada saat itu pula karena hanya ia gunakan untuk menangis dan menyesali saja tanpa berbuat, yang seharusnya ia lakukan adalah mengisi waktunya saat itu juga dengan kebaikan dan tidak menyiakannya seperti waktu dan saatnyayang telah terlewat. Maka ia berusaha meningkatkan amalnya pada saat itu sekaligus untuk membayar waktunya yang terlewat dengn kesia-siaan, dan berusaha untun menambah kebaikan di waktunya yang masih ia jalani dan yang akan ia jalani dengan izin Allah sebelum masa penyesalan dating terlambat.
Waktunya yang telah hilang ia tidak mungkin dapat menemukannya kembali, kerena kewajibannya adalah pada waktu selanjutnya, bukan waktu dan saat-saat yang sudah tidak ada.
Abu Bakr ra. Berkata: “ sesungguhnya Allah mempunyai haq di waktu siang yang dimana dia tidak menerimanya di waktu malam, dan bagi Allah pula haq di malam hari yang dia tidak menerimanya di siang hari”
Dan Umar ra. berkata: “sesungguhnya aku sangat membenci ketika menemukan salah seorang di antara kamu bersikap masa bodoh, tidak di amalan dunia dan tidak pula di amalan akhirat”
Dan orang bodoh itu yang berkata seperti ini: saya membunuh waktu…” karena sebenarnya ialah yang telah melakukan bunuh diri dengan perlahan tanpa dia menyadari atau merasakannya.
Sungguh benar orang yang berkata:
Wahai orang yang telah di sibukkan dengan dunia
Yang telah di perdaya oleh panjang angan-angan
Kematian itu datangnya dengan tiba-tiba
Dan hanya kuburan-lah yang menjadi kotak amal.
Seorang sholeh berkata:” penyia-nyiaan waktu itu adalah di antara tanda-tanda kebencian” dan di antara tanda Allah memberikan seorang itu petunjuk adalah ketika seseorang dapat mengunakan waktunya dalam perkara yang bermanfaat sehingga ia mendapatkan dua kebaikan sekaligus, yaitu kebaikan dunia dan akhirat dari Allah swt, sedangkan di antara tanda-tanda kesesatan adalah ketika seseorang itu hanya mempersembahkan pekerjaan dan perbuatan yang tidak ada arti dan manfaatnya di dalam mengisi waktu yang di milikinya, untuk menghabiskan lama umur yang bersamanya.
3.Waktu itu cepat berlalunya.
Allah berfirman dalam Annaazi'aat ayat 44:
“pada waktu mereka melihat hari kebangkitan itu, seakan mereka tidak pernah tinggal (di-dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari” (Annaazi’aat:46)
Firman Allah swt. di Yunus ayat 45:
“dan (ingatlah) akan hari (yang diwaktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) sekan-akan mereka tidak pernah berdiam (didunia) hanya sesaat di siang hari (diwaktu itu) mereka saling berkenalan.”
Dalam sebuat atsar di ceritakan bahwasannya malaikat maut mendatangi Nuh as. Dan berkata kepadanya:” wahai Nabi yang paling lama umurnya, bagaimana engkau mendapati dunia( bagaimana pandanganmu dengan dunia)?” lalu Nuh as. Menjawab:” saya mendapatinya seakan ia mepunyai dua pintu, saya memasukinya dari salah satunya dan keluar dari satu yang lain.”
Maka selama kematian masih menjadi penghabisan bagi orang yang hidup, maka bagaimanapun panjangnya umur seorang manusia sebenarnya tetaplah pendek, karena yang di namakan jauh itu adalah yang tidak dapat di datangi, adapun yang semua yang dating dan dapat di datangi itu namanya dekat.
Sungguh betapa cepatnya waktu lewat dab berlalu, hanya yang dpat menggunakan akalnya dengan baiklah yang dapat memahami betapa besarnya nikmat waktu ini, sebab itu ia berusaha bersungguh-sungguh mensyukurinya; karena setiap nafasnya itu di hitung dan di hisab. Nafas adalah sesuatu yang sangat berharga, dengannya seseorang hamba dapat membeli perbendaharaan yang tidak musnah selamanya, maka sungguh bagi siapa saja yang membuang dan menyiakan waktunya sesungguhnya ia ada setolol-tololnya orang karena tidak dapat menggunakan fikiran dan akalnya.
4.Waktu bersifat relatif.
Lama sebentarnya waktu itu hanya perasaan yang muncul dan timbul dari presepsi kita masing-masing, karena itu ia tergantung dari orang yang merasakannya, makin sadar ia akan karakteristik waktu yang di milikinya ia akan makin berusaha menggunakannya dengan sebaik mungkin tanpa menyiakannya sedikit-pun juga.
“yaitu pada hari ia memanggil kamu, lalu kamu mematuhinya sambil memujinya dan kamu mengira, bahwa kamu tidak berdiam di dalam kubur kecuali sebentar saja”( Al-Isra: 52)
“dan (ingatlah) akan hari (yang waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa hari itu) sakaan-akan mereka tak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat saja di siang hari, (di waktu itu) mereka akan saling berkenalan”( yunus: 45)
Di sebutkan dalam sebuah ayat bahwa manusia itu merasakan waktu secara berbeda, kadang manusia bisa merasakan periode yang pendek akan tetapi terasa panjang.
“Allah bertanya: “berapa tahun lamanyakah kamu tinggal di bumi?” mereka menjawab:”kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung” Allah berfirman:” kamu tidak tinggal di bumi melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui”(Al-Mukminun:112-114)
Di tempat berbeda waktu dapat mengalir secara berbeda.
“dan mereka meminta kepadamu agar adzab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janjinya. Sesungguhnya sehari di sisi tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. “(AL-Haj: 47)
“malaikat-malaikat dan jibril naik (menghadap)kepada tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun( Al-Ma’arif:4)
Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa waktu itu bersifat relatif ( relativitas waktu), hal ini baru di pahami oleh para ilmuwan pada abad 20-an, sedangkan Qur’an sudah menjelaskan kepada ummat islam lebih dari 1400 tahun lalu. Ini sudah maklum karena memang kita adalah para pengusung risalah yang tiada keduanya ini, dan hal ini seharusnya semakin menjadikan kita bersemangat untuk mempergunakan kesempatan hidup ini dengan sebaik-baiknya demi untuk mendapatkan kehidupan yang sudah tidak ada batasan lagi bagi kita, sebuah kekekalan yang sebenarnya di sisi sang maha kuasa atas segala-galanya.
Lihat juga dalam Al-Kahfi: 11-12 dan 19.
“maka kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu. Kemudian kami bangunkan mereka, agar kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung beberapa lama mereka tinggal (dalam goa”(Al-Kahfi:11-12).
Kemudian dalam Al-Kahfi ayat 19 Allah berfirman, yang artinya:
“dan demikianlah kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya antara mereka sendiri. Berkatalah seorang di antara mereka:”sudah berapa lamakah kalian berada (di sini)?” mereka menjawab:” kita berada (disini) sehari atau setengah hari.” Berkata (yang lainnya):” Tuhan kalian lebih mengetahui berapa lamanya kalian berada (disini), maka utuslah salah seorang kalian untuk pergi ke-kota dengan membawa uang perak kalian ini, dan hendaknya dia melihat makanan yang paling baik, maka kemudian hendaknya ia membawa makanan itu untuk kalian, dan hendaknya ia berlaku lemah lembut, dan jangan sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun”
Kemudian di surat Al-Kahfi 25 Allah berfirman, artinya:
“dan mereka tinggal di-dalam gua mereka tiga ratus tahun dan di tambah Sembilan tahun (lagi)” (Al-Kahfi:25”
Dalam Al-Baqarah ayat 259 juga kita bisa membacanya.
5.Anak Adam adalah hari-hari.
Hasan Al-Bashri berkata, perkataannya yang sangat berharga sekali, sesosok pribadi yang ketika kecilnya menyusu dari Ummi Salamah ra. Ia berkata:
“wahai anak adam sesungguhnya engkau adalah hari-hari, saat pergi sehari berarti juga sebagian darimu telah pergi”
Artinya: Bahwa manusia sebenarnya bukan hanya terdiri dari badan yang sehat dan kuat saja, akan tetapi hakikat sebenarnya manusia adalah “waktu” atau “ masa” yang sedikit, bukan terhitung dengan tahun, akan tetapi dengan hari-hari. Jadi kita sebenarnya hanyalah sekumpulah sejumlah hari-hari, itulah bagian tubuh kita sebenarnya. Betapa begitu banyaknya dari kita yang tidak menyadari bahwa setiap hari anggota tubuhnya selalu hilang pergi meninggalkannya, sejumlah nikmat hari-hari selalu terkuras darinya tanpa terbendung lagi, akhirnya ia baru tersadar ketika semuanya sudah terlambat dan sudah tiada waktu miliknya lagi yang tersisa.
Allah berfirman:
“Allah bertanya:” berapa tahun lamanyakah engkau tinggal di-bumi?”
Mereka menjawab:”kami tinggal (di bumi sekitar ) sehari atau sebagian hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung”
Allah berfirman:”kalian tidak tinggal (di-bumi) kecuali sangat sebentar saja seandainya kalian mengetahui” (Almukmnuun:112-114)
Orang yang berakal tidak akan menghilangkan waktunya begitu saja, karena ia sadar dan tahu bahwa setiap saat dari waktunya yang telah pergi meninggalkannya tidak akan kembali lagi kepadanya sampai hari kiamat, sehingga tidak mengherankan kalau semisal mereka itu selalu berusaha berlomba dengan waktu di-dalam memperbanyak amal kebaikan sehingga ia tidak termasuk mereka-mereka yang merugi karena mambuang waktunya percuma.
Bersambung....
Label: Muallafaaty
Oleh: Hafidz el maqsudy Abdullah
Allah itu indah dan ia-pun suka terhadap sesuatu yang indah pula, itu kira-kira salah satu kata yang terlantun dari bibir seorang bernama “Muhammad” dengan segala ke-nubuwahan-nya . Tampak singkat memang kalimat diatas, tapi ternyata didalamnya mengandung hal-hal yang sangat perlu untuk di tadabburi atau di hayati oleh kita semua, karena hal itu menyangkut dengan diri kita semua sebagai insan yang sudah mengklaim diri sebagai muslim/ah khususnya.
Yang pertama, kita sudah mengerti dan tahu bahwa Allah SWT itu disifati dengan segala kesempurnaan dirinya sebagai Rabb yang maha tunggal, yang eksistensi-nya tiada awal dan akhir baginya. Sedang semua yang ada awal dan akhir adalah baru dan semua yang baru adalah makhluk dan semua yang namanya makhluk itu bersifat lemah dan musnah, sedangkan Allah kekal abadi yang tiada awal permualaan dan akhiran baginya.
Oleh karena ia adalah dzat yang maha sempurna, sehingga iapun ia-pun memiliki nama-nama yang indah atau kita kenal dengan "al-asma'ulhusna". Alam yang indah ini adalah merupakan merupakan diantara bukti dan penjelmaan dari pada "al-asma'ulhusna" yang dimilikinya. Di dalam salah satu firman-nya yang mulya tersebutlah: " Sungguh kami telah ciptakan manusia didalam sebaik-baik bentuk " .
Manusia, yaitu kita semua saat ini maupun yang ada sebelum kita dan yang akan ada nantinya, adalah merupakan bentuk terindah dari penjelmaan seni dari Allah SWT yang maha indah. Tetapi mengapa kemudian dalam lanjutan firmannya Allah menyatakan "Kemudian kami melemparkannya ketempat yang serendah-rendahnya ". Kenapa kemudian Allah menjadikan sesuatu yang indah itu hina…? Sebuah pertanyaan singkat yang memerlukan renungan atau sebuah jawaban dari kita yang masih mau menggunakan akal sehatnya untuk berpikir.
Secara sederhana salah satu pelajaran yang dapat kita ambil dari hal ini adalah ternyata sesuatu yang indah awalnya, kemudian ketika tiadanya pemeliharaan maka tidak dapat dipungkiri akan menjadi jelek bahkan dicela akhirnya. Ternyata pemeliharaan terhadap sesuatu itu sangat menentukan segalanya. Coba didalam lanjutan firmannya Allah menyatakan " kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh maka bagi mereka mendapatkan pahala yang tiada terputus " .
Barang yang indah dan mahal-pun akan menjadi makin bernilai dan berharga dihadapan manusia , apabila barang itu dijaga dan di pelihara dengan baik dan dipajang di galeri pameran misalnya , maka ia akan punyai nilai yang mahal. Beda misalnya barang yang sama indahnya tapi ia ditaruh ditempat barang bekas maka jadillah bernilai rendah juga, bahkan bias jadi tidak bernilai sama sekali .
Manusia dengan segala kesempurnaan dan keindahan yang dimilikinya , maka supaya ia tetap mempunyai nilai dihadapan penciptanya maupun dihadapan makhluk Allah lainnya, pemeliharaan yang sesuai terhadap dirinya harus di lakukan. Dan Allah sebagai penciptanya-pun telah memberikan manusia pengetahuan tentang bagaimana cara menjaga diri mereka supaya mereka tetap mulya dengan segala fasilitas yang diberikan terhadap diri mereka. Caranya sangat simpel sebagaimana yang telah Allah jlaskan dalam firmannya, yaitu dengan beriman kepada Allah dan dan mengerjakan amal-amal sholeh. Selanjutnya sudah pasti apabila manusia menjaga dirinya dengan cara yang pas tersebut, maka nanti Allah-pun tidak akan menyiakannya, bahkan mereka akan ditempatkan kedalam seindah-indah tempat yang dirindu, bahkan telah dirindukan oleh pintu syurga untuk menyambutnya. Kita menginginkannya bukan…?
Hanya Allahlah yang sanggup dan kuasa memberi petunjuk, sedangkan kita dari sebagian manusia yang masih sadar dengan apa yang harus dilakukan sebenarnya hanyalah hamba-hamba yang lemah tanpa pertolongannya. Kita hanyalah dibebani tugas menyamaikan, sedangkan hasil akhir Allah jualah yang tentukan. Wassalam ,
Konsep Konsep Pemikiran
di Dalam Timbangan
(Kumpulan Ceramah-Ceramah Tentang Perang Pemikiran)
Oleh: DR. 'Ala Bakr
Penerjemah:Hafidz El_Maqshudy
بسم الله الرحمن الرحيم
Pendahuluan
Segala pujian hanya milik Allah, kita memberikan pujian, meminta pertolongan serta meminta ampun hanya kepadanya. kita berlindung kepada Allah dari keburukan-keburukan serta kejelekan diri dan perbuatan kita, barang siapa yang Allah beri petunjuk maka dialah orang yang di berptunjuk, sedangkan barang siapa yang dia sesatkan maka tiada ada orang yang dapat menunjukinya. Aku bersaksi bahwasannya tiada dzat yang berhak di sembah dengan benar selain Allah, Dzat yang maha tunggal serta tiada sekutu baginya, dan aku bersaksi pula bahwasannya Muhammad adalah seorang hamba sekaligus utusannya, ya…Allah sampaikan-lah shalawat dan salam serta keberkahan selalu kepadanya.
Ketika kaum muslimin telah jauh dari agama mereka dan telah lemah pegangan mereka terhadap islam baik dalam ilmu dan prakteknya, maka tentara-tentara syaitan berwajah manusia-pun akan segera menyerang dan mengerubuti mereka, maka kebatilan di hiaskan bagi mereka (seakan sebuah kebaikan—penerjem.) kemudian mereke di tuntun untuk beramal dengan hukum-hukum sesat, dan sesungguhnya manusia jika mereka tidak melakukan perbuatan baik, maka pasti kebatilan dan keburukan yang di perbuatnya, jika mereka tidak mengambil petunjuk dengan cahaya Allah maka niscaya mereka tersesat dan terseret kedalam gulitanya kebodohan, maka jika bukan Allah yang membuatkan cahaya petunjuk lalu siapa lagi?, jalan keberana itu hanya ada satu, yaitu islam, dan adapun selainnya maka itu adalah jalan-jalan kesesatan yang pada akhirnya menempatkan pada kerugian dan penyesalan. Sebagian kaum muslimin yang merasakan ketertinggalan peradaban pada masa ini menyangka bahwasannnya jalan keluar untuk meraih kemajuan mengambil hukum-hukum kaum kafir/thaghut,* maka mereka seperti orang-orang yang hendak menjauhkan diri dari bara dengan api, mereka tidaklah akan memetik buah dari ikutan ini melainkan hanya kecelakaan dan kesusahan saja, sehingga pada saatnya sampailah mereka kepada kehancuran, mereka telah salah dalam mendiagnosis suatu penyakit, maka akibat yang terjadi mereka juga salah dalam memberikan obatnya, dan di sini penyakitnya hanyalah jauhnya dari nilai islam (Al-Bu'du 'ani Al-Islam), dan tidak lain obatnya hanyalah beramal dengan hukum Allah (Al-'Amal bi-Syar'ullah), maka sesungguhnya mereka jika mencampakkan kemulyaan di dalam selain islam maka Allah-pun akan menghinakan mereka, jika mereka menyangka kebahagiaan itu berada didalam pemikiran-pemikiran kaum kafir, niscaya Allah-pun akan menghancurkan mereka. Seandainya mereka berpegang teguh dengan hukum Allah, niscaya Allah akan memulyakan dan membahagiakan mereka serta menempatkan mereka di bumi sebagaimana seperti menempatkan pendahulu-pendahulu mereka dari para generasi-generasi shalih.
Kaum kafir telah menyakinkan diri mereka dalam masa perjalanan perseteruan mereka yang panjang terhadap kaum Muslimin dan Islam bahwasannya sumber kekuatan kaum Muslimin adalah Islam. Oleh karena itulah mereka berusaha dengan gigih dan bersungguh-sungguh maki menjauhkan jarak kaum muslimin dengan agama mereka, maka ketika kaum Muslimin telah jauh dari keislaman mereka maka kaum kafir lebih leluasa mengendalikan selalin mereka di bawah kendalinya, oleh karena itulah tujuan barat adalah semakin menjauhkan kaum Muslimin dari agama mereka, maka adapun buah akhir yang dapatdi petik adalah bertambahnya kendali dan kekuatan barat, dan adapun hasil akhir serta keuntungan besar yang di peroleh adalah penguasaan daerah-daerah islam dengan kekuatan militer, meruntuhkan kekhilafahan Islam, memecah belah Negara-negara Islam, maka jadilah ketundukan serta ikutan buta terhadap barat menjadi sebuah pemikiran dan konsep hingga sampai pada saat telah selesainya penjajahan dan keluarnya para penjajah dari negri kaum Muslimin. Kiranya seperti inilah kemudian dunia timur ( dalam ini Islam) berpaling kepada Barat, maka menjadilah semuanya menerapkan hukum kafir dalam kehidupan, pada puncaknya sampai pada kemunduran manusia, beramal dengan islam dan berdakwah kepadanya menjadi hilang, lalu manusia-pun kehilangan orang yang mengarahkan mereka kepada jalan kebaikan dan petunjuk.
Setelah itu kemudian mereka larut dalam hidup berpahamkan materialisme yang pada akhirnya menyebabkan pada kerusakan dan kehancuran, atau ke-arah kemajuan peradaban yang pada akhirnya menyampaikan mereka pada keingkaran, jadilah di sini hanya sekedar pergantian keadaan dari kesempiatan hidup pada kesempitan hidup yang lainnya, dari sebuah kecelakaan pada kecelakaan lainnya, walaupun manusia dengan bersusah payah mencari jalan-jalan keselamatan di selain islam maka sekali-kali tidaklah akan di peruntukkan keselamatan bagi mereka, tiada jalan untuk memperbaiki keadaan manusia melainkan dengan cara penerapan nilai islam, tidak pula perbaikan ini akan terjadi kecuali di mulai dari ummat islam itu sendiri, inilah mereka manusia-manusia yang baru muncul kembali kepada islam dalam pengetahuan dan prakteknya, dan inilah dia kebangkitan islam yang mulai tumbuh dan berkembang kembali, dan sungguh Allah itu maha kuasa untuk melaksanaka segala urusannya, akan tetapi kebanyakan manusia mereka tidak mengetahuinya. Kepada para penyeru ke-jalan Allah hendaknya mereka terus melipat gandakan kesungguhan mereka, mengikhlaskan perbuatan mereka karena Allah semata, kemudian mereka hendaknya mengkombinasikan antara ilmu yang bermanfaat dan amal baik untuk menuntun tumbuhan yang baik ini kepada hal yang Allah menyukai dan meridhainya dari mereka.
Yang paling besar di hadapi oleh para da'i pada saat ini banyaknya hal yang menakutkan dari pada konsep-konsep pemikiran yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi akal dan pemikiran ummat islam dan lalu merusaknya, sehingga perbedaan kebaikan dan keburukan menjadi kabur bagi mereka, maka menjadilah mereka orang yang tidak dapat membedakan antara yang betul dan yang salah, lalu sebab itu muncullah banyak pemikiran-pemikiran serta dasar-dasar hokum yang bermacam-macam, bahkan konsep-konsep pemikiran yang menyelisihi islam, bahkan islam sampai menghukuminya bahwasannya semua itu masuk dalam kekufuran, kita berlindung kepada Allah dari hal-hal yang sedemikian itu. Kemudian mereka mempertahankan serta mengamalkannya hanya dengan anggapan atau karena mereka melihat di dalamnya terdapat sebagian kebaikan, tidak lagi nampak oleh mereka bahwasannya semua itu menyelisihi agama mereka dan bertentangan dengannya, karena itulah merupakan suatu keharusan atas para penyeru kebenaran pada saat ini untuk menjelaskan segala kesalahan dan bahayanya. Menyempurnakan pengajaran tauhid, karene sesungguhnya peng-esaan atas Allah ( tauhidullah) itu tidak akan bisa berdiri kokoh kecuali dengan bukti pengamalan manusia itu terhadap hokum Allah, serta keta'atan serta ketundukan kepada selainnya. Persaksian bakwasannya tiadsa dzat yang berhak di sembah selain Allah dan bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah sesungghnya hal itu dengan cara peng-esaan Allah dengan ibadah serta hanya menjadikan nabi sebagai ikutan, hal itu tidaklah bisa terbentuk kecuali dalam diri seseorang kecuali dengan cara ketundukannya atas hokum Allah yang maha tunggal serta petunjuk nabinya saw. Dan ini semua berselisih dengan apa yang ada pada kebanyakan orang pada hari ini di mana mereka mengikut pada konsep-konsep barat serta mengikutinya dengan tanpa menilai salah benarnya atau taklid buta ( taqlid a'ma), menyelisihi apa-apa yang sudah datang bersama islam dan yang terdapat pada diri nabi, para sahabatnya serta generasi shalih sesudahnya.
Dan adapun tulisan ini aku persembahkan untuk para penuntut ilmu syar'i dan untuk setiap muslim yang senantiasa memperhatikan terhadappengetahuan hukum islam yang benar, yang di mana di sekitarnya terdapat banyak peraturan-peraturan, konsep-konsep, dasar-dasar, serta pemikiran-pemikiran yang banyak di sangka orang kalau semua itu adalah kebenaran dan akan memberikan dampak baik pula terhadap mereka, sedangkan sesungguhnya islam telah menghukuminya bahwasannya semua itu termasuk perkara batil yang tidak memberikan ummat kecuali hanya keburukan serta kerusakan di dalam agama dan dunia mereka.
Aku berpesan kepada semua saudaraku para penuntut ilmu serta para penyeru kepada islam untuk memperlihat kebenaran yang penting ini kepada manusia, serta tidak memberikan ketakutan manusia sebabnya ( sebab hukum islam itu—penerjem.), pengetahuan islam di dalam perkara-perkara ini termasuk perkara wajib di ketahui oleh setiap muslim pada hari ini, supaya mereka dapat menghindarkan diri serta tidak sampai mengamalkannya, ketika di hadapkan keapada mereka yang sesuai dengan akan dan pemikiran mereka dalam bentuk-bentuk (al-asaalib) dan jalan-jalannya (wasail), dis erta dengan penjelasan kebatilan-nya dengan timbangan Islam yang ter-implementasi-kan dalam qur'an dan sunnah menurut pemahaman para imam/pemimpin ummat serta ulama mereka yang bias di jadikan teladan. Maka di sini tiada tempat untuk mendahulukan akal dan pendapat-pendapat manusia di dalam pelaksaan segala konsep dan pemikiran ini sebagimana banyak di lakukan orang kaum awwam pada hari ini, maka hal itu membimbing mereka kepada keridhaan sebab apa yang menyelisihi agama islam sebab berasal dari kebodohan.
Buku ini mempunyai keistimewaan dan kelebihan, sebagaimana nanti engkau akan melihatnya wahai saudaraku pembaca, yang di sajikan dengan kalimat mudah, singkat dan dan enak di mengerti dan di fahami, dari pada itu juga di dalam buku ini banyak menyebutkan banyak pemikiran-pemikiran, konsep-konsep dan dasar-dasar hukum yang menyimpang dari Islam atau menyelisihinya, kemudian menjelaskan hukum Islam di dalam menyikapi semua itu dengan dalil-dalil dari qur'an dan sunnah dengan kalimat yang sederhana dan singkat serta tidak bertele-tele. Juga memberikan pengetahuan kepada pembaca pada hal-hal yang butuhkan dan di tuntut untuk mengetahuinya tentang perkara-perkara yang berhubungan dengan perang pemikiran (al-ghazwu al-fikriy), misalkan seperti orentalisme, kristenisasi dan westernisasi.
Untuk lebih tidak membosankan-mu (wahai para pembaca), saya haturkan terimas kasih yang sebesar-besarnya kepada setiap orang yang telah membantu-ku di dalam menyelesaikan buku ini serta menyebarkannya, yang paling utamanya kepada guruku, syaikh-ku, al-fadhil, Akhi Yasir Burhami yang yang di mana telah banyak membantuku dengan segala perhatiannya yang baik serta segala pelurusannya terhadap setiap kesalahan yang ada, maka akhirnya jadilah buku ini dengan hasil yang memuaskan, mudahan Allah membalasnya dengan dengan kebaikan, dan Allah juga menjadikan ilmunya bermanfaat bagi manusia.
Atas setiap orang yang mendapatkan kesalahan di dalam tulisan-tulisanku maka kiranya memerlukan kepada peringatan dan pelurusan/pembenaran, meka hendaknya mengingatkan aku, dengan harap semoga Allah membalasnya dengan kebaikan. Adapaun siapa saja yang mendapatkan manfaat dari segala apa yang telah saya kumpulkan ini, maka do'akanlah untukku sebuah do'a kebaikan, dengan harapan Allah mengampuni dosaku dan dosanya. Akhir kata, saya hanya mengharap kepada Allah untuk menerima amalku ini serta memberikan ampunan bagiku, sesungguhnya ia adalah dzat yang maha pengampun lagi maha penyayang.
Penulis
DR. 'Ala Bakr
Pendahuluan
Sebelum kita mulai menyebutkan bermacam-macam konsep pemikiran, terlebih dahulu kita memulainya dengan berbicara mengenai perang pemikiran (ghazwu al-fikr), orentalisme (al-isytisyraq), kristenisasi (Attabsyir), serta westernisasi (Attaghrib) untuk memberikan kejelasan kepada para pembaca hubungan konsep-konsep pemikiran ini dengan bahasan-bahasan di dalam buku.
Pengertian Perang Pemikiran ( Al-Ghazwu Al-Fikr ).
Gazwu Al-Fikr atau perang pemikiran adalah merupakan ibarat atau ungkapan yang tepat untuk menggambarkan bahaya akan hal-hal yang timbulkan akibat pemikiran tersebut, di mana banyak orang memandang remeh terhadapnya karena ia berlalu di atara mereka dengan diam-diam dan membuai-kan*. Yang di maksu adalah (cara selain kekuatan militer yang telah di gunakan para kaum salibi untuk menhilangkan serta memustakan pandangan-pandangan kehidupa islam serta memalingkan ummat islam dari pada berpegang teguh terhadap agam islam yang berhubungan dengan aqidah dan yang bersangkutan dengannya dari pada pemikiran-pemikiran, taqlid serta perilaku**.
Adapun senjata perang dalam model ini adalah : pemikiran, kata-kata atau kalimat, pendapat, tipu daya, pandangan-pandangan, syubhat-syubhat, serta penggunaan kepandaian bertutur kata yang menarik dan piawai serta perdebatan, ladadatul khushumah, penyimpangan kalimat dari tempat-tempatnya yang benar (pemuarbalikkan fakta), dan selainnya yang menempati posisi penggunaan pedang dan misil (roket) di tangan para tentara***/*.
(Secara garis besar dan global-nya, sifat perang pemikiran (ghazwu al-fikriy) itu adalah merupakan perang yang berkelanjutan yang bersungguh-sungguh, yang di mana perang dalam bentuk ini tidak di batasi dengan lokasi, akan tetapi merasuk kedalam seluruh sendi-sendi kehidupan manusia secara keseluruhannya, biasanya di dahului dengan perang menggunakan senjata ataupun sejenisnya, kemudian setelahnya di lanjutkan untuk mencapai hal-hal yang tidak dapat di taklukkan dengan menggunakan kekuatan senjata, maka lumpuh-lah keinginan dan semangat pihak yang di kalahkan sampai akhirnya menjadi tunduk dan menyerah, kepercayaannya terhadap diri sendiri menjadi terputus hingga akhirnya sendi-sendinya menajadi rusak dan hancur, menerima kehancuran dan kemusnahan yang di derita di bawah kekuasaan musuh-musuhnya, atau bahkan menjadi perpanjangan tangan mereka, bahkan mungkin malah sampai tumbuh menjadi sebuah keyakinan ( al-itqan) di dalam dirinya, maka bergantilah segala standar dan kriteria serta pemahaman-pemahan yang dimilikinya membentuk pada poin-poin baru di dalam tingkah laku dan akhlak serta perasaan-perasaan kecondongan yang sampai pada tingkatan di mana pihak yang di kalahkan merasa bangga dengan segala kekalahannya dengan (lakunya) mengikuti segala hal mengikuti pihak yang telah mengalahkannya, dengan penglihatannya bahwasannya semua itu menjadi sebuah kemulyaan dan rasa syukur dan terima-kasih)* seakan seperti korban yang menyambut dengan baik orang yang akan menjadi jagal-nya (penyembelih-nya).
Sebab-sebab mereka beralih kepada perang pemikiran ( sababu alluju ila al-ghazwi al-fikriy)
Setelah kegagalan perang salib dalam waktu lama terhadap ummat islam orang-orang eropa mulai menyadari bahwasa peperangan-peperangan dengan menggunakan kekuatan militer dengan sendirinya tidak akan dapat mencapai mekasud mereka menghancurkan kaum muslimin, dan dengan jelas sudah terang bagi mereka setelah melakukan berkali-kali percobaan terhadap ummat islam bahwa islam dengan sendirinya adalah merupakan-aqidah dan konsep- islam merukan sumber dan dasar yang mengulurkan unsure-nsur kekuatan serta keteguhan yang telah mengumpulkan ummat islam dalam satu barisan yang kuat dengan terdiri dari banyaknya ragam perbedaan bangsa dan suku, islam-lah yang telah menyeru mereka untuk ber-jihad dan berperang, serta menjadikannya sebagai suatu kewajiba atas ummat itu sendiri, islam pula yang telah membina ummat untuk membentuk individu-individu yang memiliki keistimewaan yang menolak untuk tunduk kepada selainnya, berusaha dengan sungguh menjadi sabuah bangunan yang kuat dan tersendiri yang menjadi pengendali ummat manusia, bukan malah di kendalikan oleh selain ummat islam, senantiasa memberikan kemulyaan dengan islam serta selamanya tida merelah kehinaan menimpa ummat-nya, oleh karena inilah seluruh tentara-tentara salib menjadi gagal dan hancur, bahkan di banyak saat malah merangsang munculnya semangan ber-jihad ummat Islam dan juga menumbuhkan semangat di dalam jiwa-jiwa mereka di saat mereka lemah dan terpecah-belah, oleh karena itulah kita melihat dalam perjalanan sejarah, baik masa lalu maupun modern, orang-orang dari eropa menyerukan betapa pentingnya mereka segera mengarahkan usaha mereka kepada hal-hal yang bisa melemahkan pegangan ummat islam terhadap agama mereka dengan menggunakan bermacam-macam jalan dan cara, karena menjauhkan kaum muslimin dari Islam berarti memisahkan mereka dari sumber kekuatan yang mereka miliki, maka sesudahnya akan makin memudahkan untuk menyerang dan menghancurkan mereka dengan menggunakan kekuatan senjata dan mengalahkannya. Di antara seruan-seruanmereka adalah sebagai berikut :
a). Perkataan Lois ke-9 raja prancis setelah kepulangannya dari perang salib di mesir*: (sesungguhnya tidak mungkin mendapatkan kemenangan atas kaum muslimin lewat peperangan, akan tetapi di mungkinkan menang terhadap mereka dengan menggunakan sarana politik, dengan mengikuti beberapa hal ini:
1. Menyebarkan perpecahan di antara pemimpin-pemimpin ummat islam, nah apabila perpecahan di antara mereka sudah terjadi maka kemudian tinggal makin melebarkan jarak di antara mereka supaya makin renggang semampu mungkin sehingga perbedaan ini bias menjadi salam satu unsure yang bias melemahkan ummat islam**.
2. mendukung Negara-negara islam dan arab di kendalikan oleh para pemimpin dan pemerintah yang tidak baik.***
2. Berusaha merusak tatanan peraturan-peraturan atau hukum di dalam negara-negara islam dengan menggunakan godaan uang ataupun perbuatan busuk lainnya serta juga menggunakan (fitnah) wanita, sehingga tiba pada saat terpisahnya pondasi dengan puncaknya, dasar hidupnya dengan kemulyaan yang seharusnya di raih.
3. mencegah dan menghilangkan peran tentara muslim dengan hak-nya terhadap negaranya untuk berkorban membelan dasar-dasar hukun negaranya.
4. mencegah sampai terbentuknya persatuan Negara arab dala satu naungan****.
5. berusaha menciptakan dan membentuk Negara "asing" dalam wilayah arab***** yang membentang antara Ghaza barat, Anthakiyya selatan, kemudian sampai ketimur hingga sampai ke-barat.******
b). Perkataan Gladiston, seorang perdana mentri inggris di dalam parlemen umumnya Negara Britania ini. ( dia seorang politikus inggris yang terlahir tahun 1809 dan mati pada tahun 1898 M). katanya: (selama Al-Qur'an ini masih ada di tangan kaum muslimin maka sekali-kalia Eropa tidaklah dapat menguasai Timur, dan Eropa sendiri tidak akan aman sebabnya.*
c). Seorang orentalis, Gardener berkata ( sesungguhnya kekuatan yang berada di dalam tubuh Islam itulah yang menimbulkan ketakutan Eropa).**
d). perkataan seorang pemimpin Francis di Jazair-pada masa peringatan seratus tahun penjajahan francis di Jazair-( sesungguhnya kita tidaklah dapat menang terhadap orang-orang Jazair selama mereka masih membaca Qur'an dan berbicara dengan bahasa arab, maka dari itulah kita harus menghilangkan menghilangkan al-Qur'an yang berbahasa dari sisi kehidupan mereka, serta mencabut sampai habis lisan berbahasa arab dari mereka.***
e). Loren Brown berkata: (sesungguhnya islam adaalh satu-satunya dinding penghalang terhadap lajunya imprealisme Eropa).****
f). Seorang MIsionaris berkata: (sesungguhnya kekuatan yang terdapat di dalam Islam itulah yang menjadi dinding pencegah terhadap proses penyebaran ajaran kristiani/masihi).*****
g). seorang Misionaris, Takly berkata: (kita harus menggunakan Qur'an itu sendiri, karena ia merupakan senjata yang paling ampuh untuk melawan Islam itu sendiri, sehingga kita dapat menghancurkan fungsi Qur'an dari Ummat Islam secara menyeluruh, kita harus menjelaskan terhadap Ummat Islam bahwasannya yang benar di dalam Qur'an adalah bukan yang baru, dan yang baru di dalamnya adalah tidak benar)******
h). Perkataan Samuel Zwemmer-kepala yayasan/organisasi yang bergerak dalam bidang kiristenisasi- di dalam muktamar Al-Quds di hadapan para Misionaris pada tahun 1935 M. : (sesungguhnya missi penting kalian adalah mengeluarkan seorang Muslim dari Islam, supayaia menjadi makhluk yang tidak mempunyai hubungan dengan Allah lagi, kemudian menjadi Makhluk yang tidak ada ikatannya lagi akhlak yang merupakan sandaran di dalam hidupnya, maka dengan pekerjaan kalian ini adalah merupakan perintis untuk membuka imprealisme dan penjajahan di dalam Negara-negara atau kerajaan Islam. Sunguh kalian telah memudahkan jalan kepada setiap individu dalam tubuh Islam untuk untuk ikut berjalan di atas jalan yang kalian lalui, yaitu mengeluarkan seorang Muslim dari Islam, kalian belum memasukkan mereka ke-dalam agama Masihi, maka pada saat-saat berikutnya kemudian terlahir generasi Ummat Islam seperti yang di inginkan oleh penjajah, tidak perduli dengan bencana yang menimpa Ummat, generasi yang hanya suka bersantai-santai dan bermalas-malas, kerjanya cuman berusaha untuk memenuhi tuntutan nafsu syahwat-nya dengan berbagai cara, sehingga Yahwat inilah yang menjadi tujuan utamanya di dalam hidup, maka ia meskipun belajar maka belajarnya adalah untuk tujuan memenuhi syahwatnya, ketika mengumpulkan harta maka semua itu pula untuk memuaskan syahwatnya, ketika ia menduduki posisi tinggi semua itu hanya untuk syahwatnya pula, ia akan berusaha bersungguh-sungguh dengan apa saja untuk sammpai kepada syahwat yang di inginkannya, wahai para Misionaris semua sesungguhnya missi penting kalian saat ini adalah menyempurnakannya sesempurna mungkin)*
Perkembangan / Peretumbuhan Perang pemikiran ( Nasy'atu Al-Ghazwi Al-Fikriy).
Perkembangan Perang pemikiran terjadi secara bertahap, ia di mulai dalam dengan orentalisme, kristianisasi, kemudian berupa kepada bentuk-bentuk oreientasi-orientasi dengan menggunakan bermacam jalan, untuk membaratkan ummas Islam dengan jalan tipu daya dan kebohongan dalam satau sisi, dan pada sisi lainnya dengan jalan kekerasan dan paksa, maka jadilah di dalam gelombang westernisasi atau pembaratan terdapat cara-cara, seruan-seruan, serta pemikiran-pemikiran penghancur yang di tuju dan di arahkan terhadap ummat Islam, seperti gambaran banyak anak panah yang di lepaskan maka pasti ada yang terkena anak panah itu kecuali orang-orang yang mendapat rahmat Rabb-nya. Dan untuk pelaksanaan cara-cara yang mereka miliki maka di lakukan oleh pasukan atau kelompok yang besar, terdirir dari para penulis, pemimpin-pemimpin di pemerintahan, penyeru-penyeru sesat untuk menyusupkannya di tengah-tengah ummat Islam, kemudian dengan sengaja untuk tujuan itu mereka menempatkan pengikut-pengikut mereka yang telah terdidik di bawah bimbingan mereka pada kedudukan yang menjadi ikutan dan kepemimpinan bagi Ummat, kemudian menyertakan bersama mereka gelar-gelar dan sebutan tinggi dan kehormatan, maka menjadi tertipu dan terpedayalah Mayarakat banyak.
Dan barangkali segini kiranya sudah cukup untuk menjelaskan tentang perang pemikiran serta perkembangannya, dengan idzin Allah saya akan mulai dengan menjelaskan apa-apa yang seharusnya di ketahui berkenaan dengan orentalisme dan karistenisasi, kemudian selanjutnya menyebutkan dan menjelaskan jalan-jalan dan cara-cara yang di-pakai barat untuk membarat-kan Ummat Islam.
Orentalisme ( Al-Istisyraq ).
Merupakan gambaran yang menunjukan pada tujuan yang ingin di capai terhadap dunia Timur *(Islam khususnya—Penerjem.), yang di maksudkan dengan itu adalah orientasi pemikiran yang tergambar dalam pembelajaran-pembelajaran yang berbeda-beda tentang dunia Timur yang Islami, yang mencakup peradabannya, agamanya, adab sopan santunnya, bahasa, serta ilmu pengetahuan yang di milikinya.
Arus pemikiran ini di tunjukan terhadap bentuk-bentuk penggambaran barat tentang Timur secara globalnya, tentang Islam serara khusus, tersirat dari latar belakang pemikiran untuk pertentangan kebudayaan antara keduanya.**
Seangkan kalimat Orentalis kepada orang Kafir yang memperhatikan kepada pembelajaran agama Islam serta mempelajari keadaan-keadaan dunia timur yang Islami , baik itu dari sudut pandang sosial kemasarakatan, politik, adapt dan kebiasaan, serta bahasa dan dialek yang di miliki, dan mereka bertujuan untuk mempelajari Islam, ilmu-ilmunya, serta keadaan-keadaan pemeluknya dengan mengikuti dorongan-dorongan syaitan yang bertujuan untuk menghancurkan Islam serta menempatkan kakufuran mereka pada posisi-nya di dalam banyak saat.***
Pertumbuhan orentalisme.
Sebagaimana di ketahui bahwasannya awal dari pertikain antara ummat Islam dan Eropa adalah di mulai dengan dua peperangan, yaitu perang mu'tah dan tabuk, kemudian setelah itu beralih kepada bentuk yang lebih besar dan dalam sampai pada gesekkan kekuatan militer, agama, politik dalam banyak peperangan yang berkelanjutan, khususnya peperangan salib, sebagaimana juga terjadi persaingan ilmu pengetahuan seperti yang tergambar dalam masa kejayaan Islam , khususnya di Andalus ( Spanyol), bersamaan dengan itu pula terdapat kativitas besar dalam menerjemahkan berbagai ilmu pengetahuan yang di hasilkan oleh ummat Islam pada saat itu.
Orentalisme terlahir dari kecendrungan kaum salibi untuk menulis tentang Islam dengan tujuan mengaburkannya, akan tetapi bersamaan dengan munculnya abad ke-13 hijriah ( akhri-akhhir adab 18 M ) para pelaku orentalisme sengaja mengubah cara-cara yang biasa mereka gunakan untuk menampakkan pemandangan orang-orang yang bersih dari fanatisme dengan berpegang teguh kepada lajur " amanah ilmiah" di dalam membahas ilmu pengetahuan ( maka untuk mendukungnya mereka mendirikan kuliah-kuliah, untuk memberikan pembelajaran-pembelajaran bahasa Timur di pusat-pusat kota Eropa, misalnya di London, paris, ledn, berlin, menara petrus ( petrus burj) dan lainnya, di dalammnya tampak bermacam-macam bidang untuk mempelajari bahasa arab, dan sebagian bahasa ummat islam, seperti bahasa persi, turki serta urdu. Adapun tujuan utamanya adalah penambahan bekal spesialisasi para pemimpin-pemimpin Negara-negara imrealis dalam urusan-urusan agama Islam, kemudian mereka mengambil pelajar-pelajar Muslim untuk belajar di dalamnya, maka dari itulah pemikiran islam mulai terpengaruh dengan apa-apa yang telah di sampaikan para orentalis tersebut kepada mereke-mereka para duta dari putra ummat Islam, kemudian para orentalis mulai menerobos dan menelusup kedalam daerah-daerah ilmiah dan kampus-kampus di dalam Negara Islam, bahkan sampaipada muktamar-muktamar ilmiah di Kairo, Damaskus, dan Baghdad.***
Dalam praktek-nya pekerjaan para orentalis tidaklah terpisah dari praktek-praktek kristenisasi, akan tetapi setiap dari keduanya adalah saling dukung satu dengan lainnya, adapaun kegagalan tentara salib yang berterusan terhadap Timur Islam memberikan tambahan dorongan mereka untuk makin memperhatikan terhadap wawasan ke-islaman.
Secara globalnya, para orentalis adalam merupakan perintis jalan bagi para misionaris Kristen, membukakan jalan di hadapan mereka untuk memberikan keraguan di dalam diri Ummat Islam terhadap aqidah yang di miliki, kemudian pada saat-saat yang tepat di lakukan seruan untuk mengikuti ajaran nasrani serta memalingkan Ummat dari Islam.
Kaum Yahudi juga telah ikut dan mempunyai peranan penting dalam lapangan orentalisme, bahkan mempunyai peranan yang penting dalam tujuan-tujuan yahudisasi yang mendunia, karena itulah maka tidak mengherankan apabila terdapat banyak orentalis dari kaum Yahudi, mereka memiliki peranan yang besar di dalam menggolkan tujuan-tujuan orentalis-imprealis.
Para orentalis memiliki cara sendiri untuk memilih permasalahan-permasalahan utama di dalam Islam, lalu mereka berusaha mereka-reka permasalah-permasalahan ini dengan tujuan untuk meragukan kebenaran Islam, setiap Orentalis secara sengaja mengambil satu atau sebagian masalah ini yang kemudian mengoleskan racun di sekitarnya, dengan dalih pemurnian dan penelitian ilmiah, di antara permasalahan-permasalahan yang mereka angkat dengan kedustaan-kedustaan mereka:
Menanamkan keraguan-raguan dalam kebenaran aqidah Islam, serta keadaan Islam sebagai agama yang di di turunkan dari sisi Allah, serta juga memberikan keraguan dalam masalah penerimaan wahyu Rasulullah secara langsung dari sisi Allah.*
Menjelek-jelekkan gambaran diri Rasulullah saw dengan cara menfitnah dan menghina diri Rasulullah yang mulya.**
Menjelek-jelekkan gambaran para generasi awal Islam, yang dimana mereka di pandang dengan hormat dan mulya serta menenpati kedudukan yang agung di dalam diri-diri kaum Muslimin, lalu para Orentalis berusaha memberikan pengaruh keragu-raguan di dalam sekitar segala perbuatan dan segala gerakan perjuangan mereka, serta juga berusaha memburukkan keadaan pada masa awal Islam dengan apa-apa saja yang merusakkan keindahan dan ke-eksklusifan-nya.***
Menjelekkan sejarah Islam secara keseluruhannya dengan menggambarkannya di dalam gambaran yang buruk, yang di mana tidak membuat suatu Kaum atau Ummat mulya jikalau hal ini menjadi sejarah mereka serta hasil yang mereka peroleh dalam kenyataan hidup.*
Memberikan tuduhan secara khusus bahwasannya Islam itu tersebar dengan menggunakan pedang, hal ini supaya Ummat Islam berusaha membela kesalahan yang di-tuduhkan, kemudian meminta maaf mengenainya. Kemudian mereka berucap :"selamanya Islam itu tidak menggunakan kekuatan, melainkan hanya untuk pembelaan saja"**
Memberikan sugesti kepada pemeluk-nya bahwasanya Islam hanyalah sesuatu yang menjadi peninggalan masa lalu saja, peranan Islam telah datang pada masanya sendiri, sedangkan masa sekarang sudah tidak ia sudah tidak memiliki peran-nya atau sudah habis perannya dalam kancah (peradaban) .***
Memberikan sebuah sugesti bahwasannya Islam itu adalah agamanya orang arab, artinya ia muncul dan hanya cocok untuk karakter suku arab dan lingkungan dan keadaan mereka. Sebaliknya dari itu, sebagian Orentalis menuduh bahwasannya Islam bukan agama arab saja, akan tetapi juga banyak mencomot dari ajaran-ajaran Yahudi, Nasrani, serta agama orang Persia dulu (Majusi).*
Perkataan bahwasannya Islam hanyalah sekedar agama yang mengajarkan perasaan fanatisme buta yang terbelakang, di cocok untuk di terapkan pada masa kini serta tidak bias berjalan beriringan dengan kehidupan modern, dan juga dengan ucapan yang lebih khusus lagi, bahwasannya Islam itu mengekang dan membelenggu kaum wanita, berdiri menghalangi kebebasan dan kemanjuannya, sebaliknya mereka sebagian Orentalis juga memberikan asumsi dan klaim bahwasannya Islam itu agama yang bersifat fleksibel yang menerima kemajuan serta bias hidup beriringan dengan kehidupan masyarakat modern dengan sebab perkembangan pemahaman-pemahaman dan fiqh-nya yang cocok di terapkan untuk kehidupan saat ini, bahwasannya Islam itu mengijinkan wanita hidup dengan bebas dan maju.**
perkataan bahwasannya Islam itu tidak memiliki perundang-undangan atau aturan-aturan, akan tetapi hanya sekedar kumpulang nasehat atau pengarahan secara umum, secara khusus Islam tidak mengandung para sebuah peraturan untuk sebuah hukum atau pemerintahan, ia hanya menambil peraturan-peraturannya dari Bizantium dan Persia.
menyangkut-paut dan mencampur adukkan antara Islam sebagai agama dengan keadaan Ummat Islam pada hari ini, untuk merusakkan gambaran Islam, serta menjadikan Islam tetap seperti Ummat Islam pada hari ini, tetap lemah dan tertinggal.*
Mengaburkan pemamahan tentang Islam serta menjauhkannya daru urusan hukum (Negara), dengan mengansumsikan bahwasannya Islam itu hanya urusan amal kebaikan saja, dan tidak apa bersama dengan mengamalkan Islam juga memakai hukum yang tidak di turunkan Allah swt.
menyudutkan Ummat Islam, dengan sebuah pemikiran, bahwasannya jika mereka menginginkan kemajuan maka mereka harus menjauhkan dan meninggalkan Islam, lalalu mengambil dan mengikuti peradaban barat secara keseluruhannya, Islam bagi mereka cukuplah menjadi semacam simbol dan formalitas saja.
Membangun pergerakan-pergerakan yang menyimpang dari Islam, mendukung dan membesarkannnya supaya orang-orang pada berpaling ke-arahnya.**
Memberikan sanjungan dan pujian kepada orang-orang tertentu dari para pemimpin-peminpin kaum Muslimin berserta para penulis Muslim saat mereka tahu bahwa ada kedekatan asas-asas berpikir dengan mereka, serta dapat menyerang yang lainnya dengan mamandang mereka adalah orang-orang yang terkemuka sebab peranan mereka yang tampak di dalam membantu dakwah Islam dan penyebarannya.
Sebagian pandangan-pandangan kaum orentalisme.
Para orentalis banyak mempunyai pandangan-pandangan yang sifatnya bias, menjelaskan segala sasaran dan tujuan mereka yang hina untuk menggoncangkan keyakinan Islam serta menghancurkan atau mencemarkan peranannya, dan kita bicara sedikit di antara pandangan-pandangan mereka untuk menunjukan membuktikan kepada itu semua :-
1). Perkataan Gold tsehr di bukunya "Al-'Aqidah wa Assyari'ah" :( merupakan perkara yang sulit untuk mengambil kesimpulan murni di dalam urusan aqidah untuk mendapatkan satu konsep yang sama yang terbebas dari pada banyak pertentangan, maka adapun faham "tauhid" atau peng-esaan adalah sebuah konsep yang masih banyak mengandung perntentangan sulit di dalam pada sisi pemahaman, akan tetapi beda dengan pahan "Trinitas" yang telah di buat oleh kaum Nasrani dalam konsep ketuhanannya yang tidak dapat di terima dan di pahami oleh akal atau insting yang sehat.
2). Marglyush, ia menuduh bahwasannya Muhammad saw adalah sosok yang tidak di kenal siapa ayah dan nasab-nya, karena sudah merupakan kebiasaan orang arab menisbatkan nama Abdullah dan menyandangkannya kepada setiap orang yang tidak di ketahui akan nasab-nya
3). Sebagian Orentalis menuduh bahwasannya Muhammad saw asal mulanya adalah seorang Uskup Nasrani yang gila akan kedudukan dan derajat, maka kemudian ia pergi ke-Jazirah arab dan mengaku sebagai nabi, dan oleh Karen itulah orang-orang barat pada menyangka kalau orang islam itu menyembah Muhammad saw sebagai pendiri agama Islam, hal ini seperti orang Nasrani yang menyembah Al-Masih sebagai pendiri agama Kristen, oleh karena itulah mereka kemudian menamakan orang Islam dengan sebutan "Muhammadiyyun" dan terhadap Islam sebagai "Diyanah Muhammadiyyah"
4). Bodley, berkata di dalam bukunya "Arrasul: Hayatu Muhammad" bahwasannya dalah Negara/pemerintahan nabi di dalamnya terdiri dari tiga unsur, yaitu dari Yahudi, Kristen, dan Agama berhala, dan bahwa dasar-dasarnya ada hanya untuk di pakai untuk lingkungan tempat hidup Rasul saw, sedangkan zakat yangtelah Nabi saw wajibkan itu muncul dari perasaan iba-nya melihat orang-orang lemah di Makkah yang ia saksikan hidup tertindas, adapaun syurga melainkan hanya sekedar berupa keindahan yang di saksikan Nabi saw di luar kota Makkah, sedangkan Neraka itu hanya sekedar menggambarkan kesulitan yang di hadapi di padang pasir Arab yang terasa membakar panasnya, dan dengan masalah pengharaman daging babi itu karena sebab kejorokan-kejorokkan peternak babi itu sendiri dan kekotorannya di daerah timur, serta ketidak biasaan masayarakat Arab dalam memasak daging babi dengan enak, dan sebagainya.
5). Borklman, memberikan sebuah tuduhan yang termuat dalam bukunya "Tarikhu Assyu'ub al-Islamiyyah" bahwa sebagian besar pemikiran Nabi saw telah di ambilnya dari Taurat dan Injil, dan apa-apa yang ia menyerukannya itu hanyalah hal-hal yang telah ia ambil dari para-para nabi terdahulu yang mendahuluinya, ia hanya sekedar seorang penyeru (Da'i) bukan termasuk seorang Nabi, dan Borklman juga memberikan aggapan bahwasannya pembelajaran-pembelajaran Islam itu hanya mengambil rujukannya dari kebiasaan-kebiasaan Ummat-Ummat terdahulu, sedang adapun masalah hari akhir, hari perhitungan, serta siksa itu semua adalah pemikiran yang di ambil dari Yahudi, Shalat meniru dari ritual yang di lakukan orang-orang Persia, mencium hajar aswad itu mengambil dari ritual para penyembah berhala, dan setiap yang di kerjakan Nabi saw itu adalah hasil belajarnya pada semua adapt dan kebiasan itu serta keyakinan-keyakinan orang-orang terdahulu, kemudian dengan itu ia membuat sebuah agama baru dengan suatu aharapan kemasyhuran, dan selanjutnya menyebarkan agama ini dengan menggunakan pedang.
6). Seorang Orentalis, Emos berkata:( sesungguhnya hukum yang di pakai oleh Muhammad itu melainkan hanyalah undang-undang bangsa Rumania untuk ke-Imraturan Timur, sebagai sesuatu yang cocok untuk di terapkan pada keadaan perpolitikan di dalam kerajaan-kerajaan bangsa Arab).
Borklman berkata : (Adapun masalah hukum pembalasan di dalam agama Islam hanyalah berupa hal yang mendekati kesederhanaan, ia hanya sekedar pemodifikasian yang besar dari pada pemahaman-pemahaman hukum paganisme terdahulu).
Inilah sedikit dari banyak sekali dari kebohongan dan fitnah-fitnah yang mereka buat, engkau tidak boleh percaya kepada kesalahan-kesalahan yang mereka buat yang berasal dari kebodohan akan bahasa arab dan sumber-sumber asli untuk mempelajari Islam. Bagaimana juga semisal mereka dapat di percaya, hanya sekumpulan orang-orang dengki dan fanatis dalam memusuhi Islam atas permasalahan-permasalahan Islam yang di mana mereka menyerukan untuk mendiskusikan dan mebahasnya.*
Pengaruh orentalis terhadap kaum muslimin.
Orentalisme itu berada di belakang setiap seruan atau da'wah berbahaya atau syubhat yang mereka buat sebagai sebuah siasat licik di pakai dalam Masyarakat-Masyarakat Islam pada masa modern, ketika mereka telah melontarkan sebuah syubhat atau keragu-raguan yang kemudian di ikuti oleh para penulis dan pemikir, lalu memasukkan kedalam akan dan pemikiran Masyarakat (Islam khususnya).
Di antara pengaruh orentalisme terhadap kaum muslimin.
Mengacaukan pemikiran-pemikiran serta menjelekkan dan merusak gambaran Islam yang benar di dalam padangan banyak orang, dengan cara melemparkan fitnah-fitnah-fitnah dan kebohongan yang menyesatkan, sehingga ajaran-ajaran Islam yang benar akan hilang dari daya piker kebanyakan Ummat Islam, dan mereka memerlukan usaha yang keras untuk kembali membetulkannya.
Menundukkan nas-nas yang syar'i mengikuti keinginan mereka yang menjadi pemimpin dan juga atas segala pendapat-pendapat yang mereka miliki, yang dimana hal ini secara sengaja memang bertujuan untuk menyimpangkan arti dari nas-nas tersebut dan juga memburukkan pemahamannya, lalu menyebarkan pemahaman yang salam ini kepada murid-murid Orentalis.
Memulyakan aliran/madzhab-madzhad sesat ( yang bersifar destruktiv) yang menyelisishi Islam, mengagungkan dan memulyakan para penyeru serta tokoh-tokohnya di dalam pandangan kaum Muslimin, menampakan seakan mereka adalah sekumpulan orang-orang baik (sholeh) dan para pembaharu dengan tujuan menghancurkan Islam dari dalam.
Memalingkan Ummat Islam dari berjihad di jalan Allah, mendukung mereka untuk memasuki dunia ke-sufian, memberikan semangat kepada mereka untuk berpegang teguh dengan hal ini karena di dalam ini mereka hanya menyibukkan didi mereka dengan urusan diri saja tanpa ber-jihad.
Mencemarkan buku-buku yang menjadi rujukan agama, misalkan seperti buku-buku turats tulisan para ulama-ulama Islam serta buku-buku mereka yang berharga yang menjadi rujukan-rujukan dasar untuk memahami Islam.
mempengaruhi pandangan orang Eropa terhadap Islam dan Kaum Muslimin dengan apa-apa yang hasilnya bisa memengaruhi sikap masyarakat Eropa terhadap kaum Muslimin, menggambarkan Ummat Islam sebagai masyarakat yang terbelakang, memusuhi ilmu pengetahuan dan kebebasan, serta merupakan Ummat yang tenggelam di dalam kesesatan-kesesatan dan syahwat.
Memberikan sanjungan terhadap para Orentalis, dengan menjelaskan bahwasannya mereka adalah orang-orang yang benar memiliki ilmu sang empunya konsep ilmu pengetahuan, dalam sastra/budaya dan penganalisaan, menjadikan buku-buku mereka sebagai sumber-sumber rujukan ilmiah, kemudian di ajarkan terhadap para pelajar-pelajar Muslim di Universitas-Universitas Eropa dan Amerika, bahkan di Universitas-Universitas Arab dan Islam di-Negara Muslim.
Murid-murid kaum orentalis.
Kaum Orentalis benar-benar berusaha untuk memiliki pengikut-pengikut dari putra-putra Islam untuk melemparkan kedustaan-kedustaan mereka terhadap Islam serta menyusupkan kedalamnya, mereka terus melakukan serangan-serangan terhadap aqidah dan hukum-hukumnya.
Di antara murid Orentalis dari umat islam.
Thoha Husain
Adalah yang paling terkenal mengikut pemikiran Orentalis, ia menggunakan seluruh kesungguhannya untuk menyebarkan pemikiran para Orentalis dan memebalanya dengan penuh kekuatan dan semangat, sehingga sampai di sifati bahwasanya ia ( penjagaan atau amanahnya terhadap pemikiran barat serta konsep-konsep Orentalisme itu melebihi dari para Orentalis aslinya itu sendiri).*
DR. Ali Hasan Abdul Qadir
Ia melolohi(menjejali) murid-muridnya dengan terjemahan buku ( Dirosaat Islamiyyah) karangan Gold Tsher sekitar ceramah-ceramahnya tenntang sejarah perundang-undangan Islam.
Di antara murid-muridnya seperti: Salamah Musa, Zaki Najib Mahmud, Mahmud Azmi, Ali Abdurrazzaq, dan selain mereka banyak lagi yang berjalan di atas konsep para Orentalis, serta menjiplak dan meniru langkah-langkah mereka di dalam pembahasan dan sastra/budaya.
Pentolan-pentolan serta tokoh-tokoh utama orentalis.
Gold Tsehr: Seorang Yahudi yang sangat fanatik, lahir pada tahun 1850 M. dan mati tahun 1920 M, di antara buku-bukunya, misalnya: Tarikh madzahib attafsir al-islami, Aqidah dan Syari'ah.
Margliuts: seorang inggris yang fanatik, lahir pada tahun 1885 M dan mati tahun 1940 M, di antara murid-muridnya antara lain seperti Thoha Husain dan Ahmad Amin, di antara tulisannya: Al-Tathawwuraatu al-mubakkiroh fi al-Islam, Muhammad wa Mathla'u al-Islam, dan Al-Jami'ah Al-Islamiyyah.
geb: Terlahir tahun 1895 M dan matinya tahun 1965 M, pria berkebangsaan inggris, di antara karangannya adalah: kitab (Al-Madzhab Al-Muhammadiy) yang terbit pada tahun 1947 M, buku (Al-Ittijaahaat Al-Hadiitsah fi Al-Islam) juga terbit pada tahun 1947 M, dan kitab (Ila Aina Yattajihu Al-slam) mulai tersebar tahun 1932 M.
s.m.Zwemmer: Seorang Orentalis sekaligus Misionaris, ia adalah peletak dasar Majalah Islam Amerika, ia menulis buku " Islam adalah tantangan bagi sebuah keyakinan ( Al-Islam Thadda- lil'aqidah)" dan juga bukunya "Al-islam".
Yosef Syaht: Seorang berkebangsaan jerman, sangat keras sekali menentang Islam, di menulis sebuah buku dengan judul "Ushulu Al-Fiqh Al-Islami".**
Kristenisasi ( Attabsyir )
Kita telah melihat bagaimana orentalisme telah memainkan peranannya dalam membuka jalan di depan para Misionaris supaya segera melaksanakan peranan dan gilirannya untuk menyerang masyarakat Islam, oleh karena itulah antara kristenisasi dan Orentalisme sejak awal kemuculannya mempunyai ikatan dan hubungan yang kuat, karena itulah bisa di kata, mayoritas Orentalis adalah Misionaris seperti juga kebanyakan Misionaris adalah Orentalis juga. Di syaratkan kepada pelaku kristenisasi di dalam Negara-negara Islam telah membaca buku-buku yang telah di tulis oleh para orentalis mengenai daerah Islam.*
Para misionaris telah berusaha dengan segala kesungguhan yang mereka miliki untuk menghancurkan akhlak dan akal kaum Muslimin serta membuat mereka ragu terhadap agama mereka demi untum memutus hubungan mereka dengan Islam, sebagaimana juga mereka secara sengaja burusaha menghancurkan persatuan Ummat Islam dengan cara mencabik-cabik masyarakat Islam dan menanamkan bibit-bibit perpecahan dan pertikain di antara barisan-barisan Ummat, mendukung kalangan minoritas dan bangsa-bangsa untuk memisahkan diri dari dunia Islam serta memusuhinya dengan berlandaskan nama kemajuan dan nasionalisme, dengan sebuah tujuan untuk menyibukkan Ummat Islam dengan pertikaian-pertikaian dan peperangan di dalam tubuhnya yang terus menerus, kemudian mereka berusaha terus membantu mereka. Para Misionaris mempunyai pratisipasi dengan ukuran yang besar dalam menanamkam jiwa-jiwa lemah dan malas di antara putra-putri Islam, mereka para Misionaris dengan yayasan-yayasan/organisai mereka yang besar dan memilik banyak dana, dengan kegiatannya yang rapi terencana dan bersunguh-sungguh, serta dengan menggunakan sarana-sarana yang bermacam-macam yang berpotensi menjahkan generasi Islam dari Islam itu sendiri, dengan menjaikan akal-akal mereka mengkonsumsi banyakk hal yang menyelisihi agama mereka dari pemikiran-pemikiran, slogan maupun pandangan-padangan.
Dengan dalih " pemberian pertolongan bantuan" para Misionaris telah berhasil menggunakan situasi yang banyakdi hadapi masyarakat Islam dari kemiskinan yang sangat, kelaparan dan wabah, maka merekapun menamkan racun-racun mereka dan melakukan kegiatan mereka dengan terang-terangan di tengah-tengah msyarakat yang sedang tertimpa musibah kemiskinan ini, khususnya di benua Afrika dan Asia Tenggara.
Kegiatan kristenisasi sekarang telah berlangsung di hadapan mata dan telinga khalayak, kira-kira hampir di semua Negara-negara Islam, dan di dalam banyak gambaran khsusunya kemiskinan di antaranya, bahkan perkataan-perkataan para Misionaris dengan segala keburukan niat-niat yang mereka miliki dan perbuatan mereka yang merusak telah beredar di lisan orang banyak dan hampir tidak tersembunyi dari seorangpun, dan sedang yang masih tersembunyi di dalam dada-dada mereka (Misionaris) itu lebih besar dan berbahaya lagi.
Sarana-sarana yang di pakai dalam proses kristenisasi.
Kegiatan kristenisasi bukan hanya sekedar aktivitas individual belaka, akan setapi sebenarnya adalah aktivitas bersama yang berjalan dengan rapi, yang telah di-rancang oleh gereja dan Negara-negara Eropa yang sangat berambisi sekali menyingkirkan Islam. Kegiatan kristenisasi telah menggunakan banyak sarana dan cara dalam menyebarkan seruannya di antara putra-putra Muslimin, di antaranya adalah:-
1. Lembaga-lembaga pendidikan.
Para Misionaris mulai membuka sekolah-sekolah pendidikan di Negara-negara Islam supaya dapat menerima putra-putri Muslim belajar di dalamnya, tentunya dengan bertujuan memberikan pengaruh terhadap mereka dan membuat ragu mereka terrhadap keyakina-keyakinan beragama mereka serta menggoncangkan keimanan mereka, para Misionaris telah memperoleh hasil yang besar dari sarana yang satu ini, dan mereka mendapatkan akan pentingnya sekolah-sekolah ini dan fungsinya di dalam mengegokan segala tujuan yang mereka miliki, Zwemmer mengatakan: ( sekolah-sekolah adalah sarana terbaik yang di gunakan oleh para Misionaris di dalam menanamkan keragu-raguan ummat Islam).**
Seorang Misionaris wanita, Mely gan berucap: ( ……)***
Dante, seorang Misionaris juga berkata: ( pendidikan adalah merupakan sarana yang berharga untuk menamkan pengetahuan yang berhubungan dengan keyakinan Kristen dan ibadah-nya di dalam kepribadian para pelajar)*
Orang-orang yang berkedudukan, orang-orang kaya, serta golongan atas yang ingin di angkat menjadi mentri ataupun mendapatkan kursi dalam pemerintahan sudah terbiasa mengirinkan putra dan putrid mereka ke-sekolah-sekolah ini yang menjanjikan para pelajar-pelajarnya mendapatkan kedudukan setelah kerluarnya mereka dari dalamnya. Masyarakat golongan menengah kemudian tidak ketinggalan memasukkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah ini, mengikut mereka-mereka yang kaya atau karena perasaan kagum akan peraturannya yang ter-organisir dengan sistem yang professional, ataupun kagum dengan kemampuan para siswanya dalam bahasa asing yang menjadikan mereka yang mumpuni dalam bidang ini mudah mendapatkan pekerjaan yang mendatangkan pekerjaan-pekerjaan yang menguntungkan di saat lain.**
Yang terpenting dari masalah ini adalah, bahwasannya anak-anak itu khsusunya dari Masyarakat Islam dan penyelamatan mereka dari lingkungan keluarga dan masyarakat tempat mereka tumbuh di dalamnya,d am dari sisi masa depan yang menanti mereka memimpim Ummat mengikuti akan hal itu, dari segi politik, pemikiran dan sosial.***
Para orentalis dalam dalam satu bidang ini melakukannya secara bertahap, mereka tidak langsung memulai aktiitas ataupun kegiatan mereka dalam bidang pendidikan dengan bentuk sekolah agama secara terbuka, akan tetapi mereka memulainya dengan membuka sekolah-sekolah serta atau perguruan tinggi berfaham sekuler dengan tujuan untuk terlebih dahulu menjauhkan mereka dari Islam dan segala ajarannya. Orentalis Samuel Zwemmer berkata: (selama orang-orang Islam selalu mengindari dari sekolah-sekolah Kristen, maka kita harus membangunkan untuk mereka sekolah-sekolah sekuler, kemudian kita memudahkan mereka untuk di terima di sekolah-seklah ini, karena hal ini memudahkah usaha kita dalam menghabisi ruh Islam dari dalam diri pelajar-pelajar).****Misionaris Takly berkata: (kita harus mendukung terus kepada berdirinya sekolah-sekolah yang berfahamkan sekulerisme, karena sudah banyak dari para pelajar goyang keyakinannya terhadap Islam dan Qur'an ketika mereka mempelajari buku-buku barat dan ketika mereka mempelajari bahasa-bahasa asing).*****
Di antara lembaga pendidikan yang mereka dirikan, di antaranya yang masyhur adalah: kuliah Fiktoria di Iskandaria, Universitas Amerika di Kairo, dan Universitas Amerika di Beirut.******
Kemudian ketikan semua urusan sudah stabil dan pengaruh westernisasi sudah sampai pada konsep-konsep pendidikan di Negara-negara Islam, kususnya setelah masa penjajahan pada banyak Negara-negara ini, mulailah mereka mendirikan sekolah-sekolah missionary, sebagai pengajarnya adalah para Misionaris atapun para Pendeta, hingga anak-anak kecil dapat belajar secara langsung dasar-dasar agama Kristen ana segala pengetahuannya.
Zwemmer berkata: (Kristenisasi menurut anggapan barat itu mempunyai dua kelebihan, yaitu:
1). kelebihan untuk menghancurkan.
2). kelebihan untuk membangun.
Untuk menghancur kita maksudkan dengannya adalah melepaskan seorang Msulin dari agamanya, walaupun melepmparkannya pada keingkaran. Sedangkan untuk membangun adalah menasranikan seorang Muslim jika mungkin supaya dapat berdiri bersama peradaban barat untuk melawan kaumnya).*sekolah-sekolah Misionary memberikan iklim ke-kristenan pada setiap pelajar serta membawanya untuk terbiasa dengan ketataan dan perilaku Kristen, kususnya tatkala masih keci, seperti inilah kemudian anak itu tumbuh dan bersamamnya pula tumbuh falsafah ke-kristenan dalam hidup),** Seorang Misionaris John Moth berkat: (Sesungguhnya pengaruh yang merusak di dasalam Islam di mulai pada saat awal sekali, karena itulah sudah di haruskan membawa anak-anak kecil kepada ajaran Kristen sebelum sampainya mereka pada masa aqil balig, sebelum ajaran-ajaran Islam berhasil membentuk sifat-sifat mereka),***Henry Geb berkata: (pendidikan hanyalah merupakan sarana saja untuk mencapai pada tujuan yang sebenarnya dalam misi-misi Kristen, tujuan ini adalah membimbing manusia untuk memasuki ajaran al-Masih, mendidik mereka hingga menjadi individu-individu dan Masyarakat Kristen yang taat).****
Di antara sekolah-sekolah kristenisasi saat ini di Negara kita adalah sekolah-sekolah yang di buka di bawah pengawasan para konsulat Eropa, yang mengoperasionalkan serta meletakkan konsep-konsepnya adalah para pakar-pakar yang di datang dari Negara-negara mereka, banyak sekali putra-putri Islam yang masuk di dalam lembaga pendidikan milik mereka ini.*****
Kegiatan-kegiatan sosial.
Dengan cara mmeberikan bantuan kepada para pengungsi, memberi santunan terhadap para jompo, anak yatim dan jalanan, mengadakan rumah-rumah untuk para pelajar pria dan wanita, mengunjungi orang-orang sakit serta para pesakitan di tahanan serta membagikan hadiah-hadiah untuk mereka.*
Pemberian bantuan beasiswa belajar.
Menerima utusan-utusan pelajar dari kaum Muslimin yang di mana dengan cara inilah akan sempurna dalam mempengaruhi akal-akal cerdas dari putra-putri Ummat Islam, lalu setelah selesai memulangkan ke Negara-negara mereka dengan kondisi yang sudah kenyang semangan dan wawasan kebaratan.
Pemberian pelayan ledokteran serta kesehatan.
Dengan cara membuka rumahsakit dan puskesmas, mengirimkan tenaga-tenaga kedokteran dan regu-regu penolong untuk memberikan bantuan-bantuan konsumsi dan pembekalan, ini merupakan cara yang paling rencah dan cepat yang di pakai oleh para Misionaris demi untuk mneggolkan tujuan-tujuan mereka dalam proyek kristenisasi dalam tubuh masyarakat Islam yang miskin dan membutuhkan. Morysoon berucap: (kita sepakat tanpa ragu-ragu lagi bahwa tujuan yang paling dasar dari pada proyek kristenisasi di antara pasien-pasien rawat di rumah sakit adalah untuk memberikan mereka pengetahuan keselamatan, pengetahuan tentang tuhan kita Yesus al-Masih serta memasukkan mereka menjadi anggota-anggota gereka Kristen).** Bol Harison berkata pula: (kita telah mendapatkan di Negara arab untuk menjadikan para pria dan wanitanya menjadi pemeluk nasrani)***
Penyampaian ceramah-ceramah, pendirian klub-klub tempat berkumpul, mencetak buku-buku dan majalah-majalah serta koran dan selebaran-selebaran rutin, dengan harapan dari balik semua itu adalah dapat terserapnya segala tujuan dan racun=racun milik mereka.
Para Misionaris menjadikan dua kota, yaitu Kairo dan Beirut sebagai pusat ppenyebaran buku-buku dan majalah-majalah mereka. Adapun Kairo telah di oleh Kristen protestan sebagai pusat untuk membagi-bagikan borosur-brosur Kristen yang di tujukan kepada Ummat Islam di dalam territorial Mesir dan Dunia Islam seluruhnya. Mereka juga membangun sebuah percetakan Amerika di Beirut, percetakan itulah yang menjadi sarana terpenting kristenisasi di seluruh wilayah timur. Adapun para pengikut Yesus telah memusatkan semua kesungguhan mereka di penerbit "al-katulikiyyah" di Beirut sejak tahun 1887 M. dan mereka dalam proyek kristenisasi menempati peosisi pertama.*
Mendiskusikan dan mengikuti perkembangan proyek-proyek kristenisasi dengan mengadakan kongres atau pertemuan-pertemuan rutin dalam skala teritorial maupun internasional untuk kalangan Misionaris, hal ini di lakukan demi untuk perbaikan dan perbaruan terhadap rencana-rencana apa yang cocok untuk sampai pada hasil yang di harapkan.
Membina partai-partai dan organisasi-organiosasi yang memiliki konsep-konsep berselisihan dengan Islam, …..**
Bersambung yach....
Label: Terjemahan
