Allah itu indah dan ia-pun menyukai keindahan

Oleh: Hafidz el maqsudy Abdullah


Allah itu indah dan ia-pun suka terhadap sesuatu yang indah pula, itu kira-kira salah satu kata yang terlantun dari bibir seorang bernama “Muhammad” dengan segala ke-nubuwahan-nya . Tampak singkat memang kalimat diatas, tapi ternyata didalamnya mengandung hal-hal yang sangat perlu untuk di tadabburi atau di hayati oleh kita semua, karena hal itu menyangkut dengan diri kita semua sebagai insan yang sudah mengklaim diri sebagai muslim/ah khususnya.
Yang pertama, kita sudah mengerti dan tahu bahwa Allah SWT itu disifati dengan segala kesempurnaan dirinya sebagai Rabb yang maha tunggal, yang eksistensi-nya tiada awal dan akhir baginya. Sedang semua yang ada awal dan akhir adalah baru dan semua yang baru adalah makhluk dan semua yang namanya makhluk itu bersifat lemah dan musnah, sedangkan Allah kekal abadi yang tiada awal permualaan dan akhiran baginya.
Oleh karena ia adalah dzat yang maha sempurna, sehingga iapun ia-pun memiliki nama-nama yang indah atau kita kenal dengan "al-asma'ulhusna". Alam yang indah ini adalah merupakan merupakan diantara bukti dan penjelmaan dari pada "al-asma'ulhusna" yang dimilikinya. Di dalam salah satu firman-nya yang mulya tersebutlah: " Sungguh kami telah ciptakan manusia didalam sebaik-baik bentuk " .
Manusia, yaitu kita semua saat ini maupun yang ada sebelum kita dan yang akan ada nantinya, adalah merupakan bentuk terindah dari penjelmaan seni dari Allah SWT yang maha indah. Tetapi mengapa kemudian dalam lanjutan firmannya Allah menyatakan "Kemudian kami melemparkannya ketempat yang serendah-rendahnya ". Kenapa kemudian Allah menjadikan sesuatu yang indah itu hina…? Sebuah pertanyaan singkat yang memerlukan renungan atau sebuah jawaban dari kita yang masih mau menggunakan akal sehatnya untuk berpikir.
Secara sederhana salah satu pelajaran yang dapat kita ambil dari hal ini adalah ternyata sesuatu yang indah awalnya, kemudian ketika tiadanya pemeliharaan maka tidak dapat dipungkiri akan menjadi jelek bahkan dicela akhirnya. Ternyata pemeliharaan terhadap sesuatu itu sangat menentukan segalanya. Coba didalam lanjutan firmannya Allah menyatakan " kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh maka bagi mereka mendapatkan pahala yang tiada terputus " .
Barang yang indah dan mahal-pun akan menjadi makin bernilai dan berharga dihadapan manusia , apabila barang itu dijaga dan di pelihara dengan baik dan dipajang di galeri pameran misalnya , maka ia akan punyai nilai yang mahal. Beda misalnya barang yang sama indahnya tapi ia ditaruh ditempat barang bekas maka jadillah bernilai rendah juga, bahkan bias jadi tidak bernilai sama sekali .
Manusia dengan segala kesempurnaan dan keindahan yang dimilikinya , maka supaya ia tetap mempunyai nilai dihadapan penciptanya maupun dihadapan makhluk Allah lainnya, pemeliharaan yang sesuai terhadap dirinya harus di lakukan. Dan Allah sebagai penciptanya-pun telah memberikan manusia pengetahuan tentang bagaimana cara menjaga diri mereka supaya mereka tetap mulya dengan segala fasilitas yang diberikan terhadap diri mereka. Caranya sangat simpel sebagaimana yang telah Allah jlaskan dalam firmannya, yaitu dengan beriman kepada Allah dan dan mengerjakan amal-amal sholeh. Selanjutnya sudah pasti apabila manusia menjaga dirinya dengan cara yang pas tersebut, maka nanti Allah-pun tidak akan menyiakannya, bahkan mereka akan ditempatkan kedalam seindah-indah tempat yang dirindu, bahkan telah dirindukan oleh pintu syurga untuk menyambutnya. Kita menginginkannya bukan…?
Hanya Allahlah yang sanggup dan kuasa memberi petunjuk, sedangkan kita dari sebagian manusia yang masih sadar dengan apa yang harus dilakukan sebenarnya hanyalah hamba-hamba yang lemah tanpa pertolongannya. Kita hanyalah dibebani tugas menyamaikan, sedangkan hasil akhir Allah jualah yang tentukan. Wassalam ,

0 komentar: