Unsur Kekuatan Dalam Kehidupan Ummat Islam.

Oleh : Ibn Maqshudy
(Mengambil dari khutbahnya Syekh ‘Aid Al Qarny)

(Hal yang menambahkan kemulyaan dan kebanggaan pada diriku, adalah saat masuknya aku di dalam satu kalimat dalam firman Rabb-ku“ wahai hamba-hambaku” , dan ketika Muhammad swt. menjadi nabi untukku, kemudian hidup dalam naungan hidayah Allah dan bimbingan Rasulnya)

Saudaraku…
Merupakan dasar asli kita, ajaran agama kita, adalah kita selalu berbangga dengan agama ini, merasa diri di mulyakan karena Allah telh menjadikan kita di antara orang yang di tunjukki untuk menerima islam sebaga landasan hidup. Jangan sampai kita tidak merasa di mulyakan dengan agama ini, jangan sampai tidak berbangga dengan agama ini, sebab jikalau sampai begitu berarti masiha ada keragu-raguan di hati kita serta keyakinan yang di punyai masih sedikit. Allah berfirman :”Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab.”

Kemulyaan untukmu wahai Muhammad, kemulyaan untuk kaummu, dan merupakan kemulyaan untuk semua pengikutmu, yach…kita harus merasa diri mulya dengan Qur’an, karena kita termasuk ummat Al Qur’an, dan termasuk ummat islam. bukankah merupakan gegembiraan bagi kita yang memiliki konsep kehidupan yang kekal dan tidak akan pernah musnah sampai berakhirnya kehidupan, ketika Allah menyeru kita untuk masuk ke dalam agamanya dengan seorang Rasul termulya , sedangkan kita di jadikannya sebagai ummat yang termulya dari semua ummat yang ada.
Ingatlah ketika Allah swt. Bersabda

ولا تهنوا ولا تحزنوا وأنتم الأعلون إن كنتم مؤمنين

“dan janganlah kalian merasa hina dan merasa juga jangan bersedih, karena kalian adalah paling tingi jika kalian itu beriman”

Yang paling tinggi sandaranya, yang paling tinggi hukumnya, yang paling tinggi manhajnya; dasar hukum kita adalah yang paling asli berasa dari pencipta kita, yaitu Al Qur’an yang mulya, sandaran kita adalah Allah Rabb alam semesta, lalu bagai mana kemudian kita yang sandarannya adalah Allah merasa hina, bagaimana kita merasa hina padahal Allah sebagai Rabb tan Tuan kita, baimana kita merasa hina padahal Rasul termulya sebagai nabi dan ikutan kita?, bagaimana kemudian kita merasa hina ketika islam menjadi agama dan jalan hidup kita?
Saudaraku….

Engkau adalah yang tertinggi derajatnya dari semua makhluk yang ada ketika engkau menjadi manusia yang beriman.

Yach…kita harus berbangga diri, harus merasa keagungan diri dan kemulyaan pada hari ketika Allah menjadikan diri kita sebagai di antara orang yang menjadikan islam sebagai landasan hidup; sebab sebagian orang merasa malu diri untuk menoleh kepada perkara sunnah, atau menjadi pengusung sunnah, ini sungguh merupakan kekalah diri yang sangat fatal dan memprihatinkan.

Bagaimana seorang beriman merasa malu dengan sunnah? Sedangkan keselamatannya di hari kiamat di tentukan dengan bagaiamana ia mengikutinya, sebagian orang menyangkan bahwasannya barat dengan segala apa yang telah di capainya dalam bidang kemajuan keilmuan bahwasannya mereka itu lebih berpetunjuk dari pda ahli keimanan dan islam, sebab itulah kemduian Allah menjawab bagi orang-orang yang menyangka bahwa kemlyaan dan ketinggian derajat itu di ukur dengan banyaknya harta atau dunia:

“Dan mereka berkata: "Mengapa Al Quran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini ?"Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”

Kemulyaan, bahkan semua kemulyaan bukannya berada di mewahnya rumah-rumah, bukan juga berada did alam istana yang megah-megah, bukan pula berada di harta benda, bukan di mana, karena kemulyaan itu ketika engkau menjadi seorang hamba untuk Rabb pencipta langit dan bumi, kemulyaan adalah ketika engkau menjadi di antara kekasih Allah, yang mengerjakan kebaikan dan menjauhkan diri dari perkara yang di haramkan.

Suatu saat Abdullah bin Ummi maktum –seorang sahabat yang miskin lagi buta- menemui Rasulullah saw. Untuk bertanya beberapa permasalahan, pada saat itu kebetulan Rasulullah sedang di sibukkan dengan beberapa kafir quraisy dan tokoh-tokoh mereka, belaiu ingin menunjukan mereka kepada jalan Allah yang lurus, ketika Abdullah masuk menemuinya maka berkatalah ia : wahai rasulullah, saya mau ….maka Rasulullah karena sedang sibuk tidak terlalu memperhatikannya karena beliau tidak mau kehilangan kesempatatan dengan para pembesar itu, maka kemudian Allah pun menegurnya dari langit ketujuh, menegurnya atas sikapnya terhadap seorang yang miskin ini, Firmanya:

عبس وتولى () أن جاءه الأعمى () وما يدريك لعله يزكى() أو يذكر فتنفعه الذكر () أما من استغنى () فأنت له تصدى () وما عليك أن ألا يزكى () وأما من جاءك يسعى ()وهو يخشى() فأنت عنه تلهى()

Allah menegur nabi-nya untuk jangan melakukannya lagi…

Kemudian Abdullan datang untuk kedua kalinya, maka Rasulullah saw berdiri dan memeluknya, dan berkata kepadanya:” selamat datang dengan orang yang Rabb-ku telah menegurku sebabnya…”

Dan lihatlah akhirnya; para pembesar dan tokoh yang pada saat itu di seru nabi untuk masuk islam, mereka semuanya mati dalam kadaan masih kafir dan mreka semuanya akan di masukkan ke dalam neraka yang menyala sangat panasnya, sedangkan ibnu ummi maktum ia telah masuk islam dan istiqomah dengan keislamannya serta kerta kesetian atas islam sampai ia di matikan Allah dalam keadaan yang di redhai oleh Allah dan Rasulnya.

Ketika seorang peneru hidayahdatang, ketika penyeru kepada jihad datang, dan saat panji islam terangkat tinggi penuh kemulyaan di tangan Umar –rayilallaahu ‘anhu- kemudian mengutus tentaranya islam ke Al Qadisiyyah, menghadapi kisra dan rustum, di antara para mujahidin terdapat seorang yang bernama ‘Abdullah ibn Ummi Maktum.

Para sahabat bertanya kepadanya:” sesungguhnya engkau itu di maafkan untuk tidak itku dalam perang, karena engkau buta….” Maka menjawablah ia tegas:” tidah demi Allah, Allah telah berfirman:” Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat,…” “ pada saat ia menghadiri peprangan, memera memberikan panji kepadanya, maka lihatlah ia senantiasa berdiri di tempatnya sampai mati syahid, dan dulu kuburanya di berada pas di bawah pijakan kaiknya radiyallaahu ‘anhu wa ardhaahu- . keselalamatan untuk siapa saja yang betul-betul berislam dengan penuh keikhlasan, keselamatan teruntuk mereka yang selalu menjadikan Allah sebagai tempat aduan utama, kepada mereka yang merasamulya dengan islam. Bersemangatlah dalam berislam seperti Ibn Ummi maktum, lihtlah bagaimana ia melaksanakan panggilan Rabbnya. Rasul saw pernah di Tanya Aisyah ra.:” tidak sesuatupun yang menakjubkan Rasulullah dari dunia, dan tidak seorangpun yang menakjubkan diri Rasulullah, kecuali orang yang bertaqwa…”

Ketika engkau melihat sosok yang bertaqwa, hatimu menjadi menyukainya jika memang engkau seorang muslim; tampak padanya tanda kebaikan, tanda menerima dan keredhaan, sebaliknya saat engkau melihat sosok kafir maka hatimu murka atasnya, walaupun ia rupawan wajahnya, akan tetapi dalam dirinya terdapat tanda-tanda kemurkaan dan keamrahan, terdapat cap pembangkangannya terhadap Alla swt., firmannya:
“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar[1477]. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?”

Badan tinggi gagahnya, kulit begitu mulus indahnya, sayng hati dalam kesesatan. Maka lihatlah para sahabat yang kebanyakan dari mereka hidup dalam kesederhanaan, dalam kekuarangan dari harta dunia, akan tetapi Allah melihat hati mereka kemudian menunjukki mereka kepada islam. adapun mereka-mereka yang bersenang-senang dalam istana-istana dan rumah-rumah mewah, Allah tidak menunjuki mereka keapda jalan kebaikan, firmannya:

“Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu).”

Dalam sebuah hadis di ceritakah datang julaibib kepada Rasulullah, maka bersenyumlah sang Rasul ketika melihatnya, kemudian bertanya kepadanya:” wahai Julaiib, apa engkau kepingin menikah…?” maka jawabnya:” siapakah yang mau menikahkan aku? Sedangkan saya tidak memiliki keluarga di sisiku, tidak punya harta, tidak punya rumah, dan tidak punya sesuatupun dari kesenangan dunia…” maka bersabdalah baginda kepadanya:” pergilah kamu kerumah seorang anshar, kemduian sampaikan kepada mereka salam dariku, dan katakanlah kepada mereka:” sesungguhnya Rasulullah saw menyuruh kalian untuk menikahkan aku”. Maka pergilah Julaibib mengetuk pintu rumah mereka sedangkan mereka adalah seorang dari keluarga terpandang, di antara keluarga besar dari kaum anshar, ketika tuan rumah keluar, melihat kondisi julaibib, keadannya, kemiskinannya serta sifat pemalunya, maka bertanyalah tuan rumah kepadanya:” ada perlu apa? Maka Julaibib memberitahukan apa yang telah di suruh Rasululah; setelah itu tuan rumah itu kembali kedalam menemui istrinya dan meminta pendapatnya, kemudian berkatalah mereka:” seandainya dia bukan Julaibib; tidak punya nasab, tidak punya harta, tidak punya rumah….kemudian mereka meminta pendapat putrid mereka yang shalehah yang telah di didik di madrasah tauhid, maka lihatlah bagaiman jawab dan ucapannya:” apakah kita hendak menolah Rasulullah saw….” Maka singkat kata akhirnya Julaibib menikah dengan gadis shalehah tersebut, membangun rumah tangganya yang di bangun di atas landasan taqwa kepada Allah dan redhanya, iapun segeramendapatkan ketenangan dalam pernikahan itu, di hiasi dengan takbir, tahlil dan tahmid, menghiasi kamarnya dengan shalat, dan puasa di saat yang sangat panas.

pada suatu saat nabi datang pada satu medan peperangan, ketika sudah kemenangan sudah tercapai, maka bertanaylah beliau kepada para sahabatnya:” apakah kalian kehilangan seseorang…?” maka jawab mereka:” ya, fulan dan fulan…” kemudian bertanya lagi:” apakah kalian kehilangan seseorang…?” jawab mereka:” ya, fulan, fulan dan fulan….” Kemduian bertanya lagi:” apa kalian kehilangan seseorang?” mereka menjawab:” tidak…” maka kemduian sabda ucap nabi saw.:” saya kehilangan Julabib, maka carilah dia…” kemudian Julaibib di cari di antara mayat yang bergelimpangan, hingga akhirnay mereka menemukannya berada di sisi tujuh orang yang telah di bunuhnya, dan meraka dapat membunuh ia pula, maka nabipun datang dan berdiri di sisinya, dan bersabda:” ia telah membunuh tujuh kemudian mereka membunuhnya. Ini dariku dan saya darinya, ini dariku dan saya darinya.” Kemudian mengangkatnya di atas kedua lengannya, kedua langan baginda yang muya, kemudian menggalikan lubang untuknya, dan julaibibpun di letakkan di dalam kuburnya.

Merupakan kemulyaan mereka pada hari berumpa dengan Allah yang maha satu, mereka di dunia telah mengenal Allah, maka kelak Allahpun akan mengenal mereka di tampatkan bersama orang-orang yang benar di sisinya.

Pada suatu saat terjadi perbedaan pendapat antara sulaiman dan anak-anaknya tentang satu masalah haji, maka berkatalah dia kemudian:” tunjukan aku kepada ‘atho bin abi rabbah,…” kemudian mereka membawanya menemui ‘aha pada saat itu belau sedang berada di masjidi al haram, orang-orang sedang berkumpul seperti semut mengerumuninya, maka saat itu sulaiman hendak melwati shaf-shaf yang banyak itu supaya dapat cepat bsia menemui ‘atha, kedudukannya kan pada saat itu sebagai khalifah, maka melihat itu Atho segera berkata kepadanya:” wahai amirul mukminiin, ambillah tempatmu, jangan mendaului orang-orang, karena merereka telah mendahuluimu apda tempat ini…” ketika sampai gilirannya beranyalah ia permasalahannya hingga Atha menjawabnya, setelah itu Sulaiman berkata kepada anak-anaknya:” wahai anak-anakku , hendaknya kalian bertaqwa kepada Allah, mendalami ilmu agama, maka demi Allah aku dalam hidupku belum merasa hina kecuali karena seorang hamba ini ( maksudnay ‘atha); karena Allah mengangkat orang yang dia kehendaki dengan ketataannya, walaupun ia seorang budak hitam, tidak punya harta ataupun nasab, dan menghinakan orang yang dia kehendaki walaupun mempunyai nasab dan kedudukan.
Sungguh beruntung mereka yang memahami dunia dengan segala tahunnya, sehingga dapat menggunakannya untuk meraid keredhaan Allah swt.

Rustan panglima Persia, di bawah kekuasannya terdapat 280.000 tentara kafir, pada suatu kesempatan berkata kepada saad bin abi waqqash panglima muslim: utuslah kepadaku seorang utusanmu supaya aku dapat berbicara dengannya…” maka mengirimkan seorang utusan yaitu rab’I bin ‘amir, pada saat itu umurnya 30 tahunan, termasuk seorang sahabat yang faqir, berkatalah saad kepadanya:” pergilah kamu dan jangan merubah penampilanmu sama sekali, karena kita adalah kaum yang di mulyakan Allah dengan islam, dan ketika kita mengharapkan kemulyaan denagn selainnya maka Allah akan menghinakan kita…” maka keluarkan Rab’I dengan mengendarai kudanya yang kurus, dengan pakainya yang kucal, beserta lembingnya yang ringan sederhana. Ketiak Rustum mendengar utusan kaum muslimin telah datang akan menemuinya, maka iapun segera mengumpulkan para pembesar di sekitarnya, para mentri, tentara, dan mereka bersiap-siap untuk membuat gentar utusan ini, kali saja saking gemetarnya nanti sehingga tidak bsia berbicara, maka ketika Rustan telah bersiap dan duduk di tempatnya segera memerintahkan:” persilahkan dia masuk….” Masuklah Rab’i dengan menuntun kudanya, sambil bertopang dengan lembingnya di atas hamparan krpet mereka dan mengoyak serta merusaknya, untuk menunjukkan kepada mereka bahwasannya dunia itu kecil dan hina, dunia itu murah, dunia tidak bernilai apa-apa di sisi Allah, dan tanda-tanda murah dan hinanya dunia maka Allah memberikanya ke orang kafir ini, dan menjadikan untuk saad bin abi waqqas untuk berbaring di atas tanah.
Ketika sudah sampai di hadapan Rustan, maka berkatalan Rustam kepadanya:” duduklah…” maka jawab Rab’i:” saya tidak datang kepadamu sebagai tamu, akan tetapi saya datangs ebagai utusan…” maka berkatalah Rustam ( dengan penerjemah di antara keduanya):” apa yang kalian miliki wahai orang arab, kami belum menegtahui—bersumpah dengan tuhan-tuhannya---pada sebuah kaum yang lebih hina dan lebih sedikit dari kalian; Romawi mepunyai peradaban, Yunani memilii peradaban, India memilik peradaban, sedangkan kalian adalah bangsa primitip, memburu kambing-kambing dan unta di padang pasir, maka apakah yang kalian bawa sebenarnya?” menjawablah Rab’i:” ya, wahai Raja dulu kami seperti yang kamu katakana itu dan tambahan, dulu kami adalah manusia-manusia bodoh, penyembah berhala, seling membunuh antar kerabat sendiri, akan tetapi Allah kemduian mengutus Rasulnya kepada kita untuk membebaskan perbudakan, dari penyembahan hamba kepada menyembah Rabb para hamba, dari kesempitan dunia kepada kelapangan akhirat, dari agama dan keyakinan salah kepada keadilan islam..” mendengar itu marahlah Rustam dan berkata:” kamu tidak boleh keluar, sehingga engkau membawa debu dari lantaiku…” maka Rab’i memikulnya di atas kepalanya dan berkata:” ini adalah ghanimah dengan izin Allah; penyerahan tanah dan rumahmu

“Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”

Ketika Rab’i kembali menghadap sa’ad , maka bertanyalah ia:” apa yang kamu bawa di atas kepalamu wahai Rab’i?” maka jawabnya:” debu dari tanahnya Rustam dan Kisra,..” mendengar itu orang-orang islampun segera bertakbir sehingga bergetarlah perkemahan mereka dan berkatalah mereka:” itu adalah kemenangan, mendapatkan tanah mereka dengan izin Allah….”

Saat masih pagi sekali, pada hari ketika matahari memancarkan cahaya kemenangan atas dunia, bertemulah dua tentara, bertempur dengan sengitnya, maka akhirnya Allah swt memberikan kemenangan untuk golongannya dalam waktu tiga hari, tentara keburukan di buat hancur lebur, pada hari ke empat sa’ad memasuki kisra yang telah memerintah dunai selama seribu tahun, ketika melihatnya berhiaskan dengan, berlantaikan permadani indah, mak menangislah sa’ad dan membaca firman Allah:
“Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan, dan kebun-kebun serta tempat-tempat yang indah-indah, dan kesenangan-kesenangan yang mereka menikmatinya, demikianlah. Dan Kami wariskan semua itu kepada kaum yang lain. Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan merekapun tidak diberi tangguh.”

Seorang muslim yang hendak membangun rumahnya, hendaknya membangun atas landasan islam dan hukumnya; mengenalkan rumah dan anak-anaknya dengan islam, mengagungkan syiar-syiar Allah di hatihati mereka, memperkenalkan batasan-batasan yang yang perintahkan Allah untuk menjaganya, maka dengan izin Allah rumahnnya akan menjadi mengagungkan Allah yang maha suci, artinya engkau mendidik di dalam jiwa anakmu pada pengagungan Allah, jangan sampai berada di dalam hatinya ada sesuatu yang lebih besar dari pada Allah, juga tidak ada yang lebih mulya dari Allah, tidak ada yang lebih di sukai dari Allah, inilah dia rumah muslim idaman.

Keistiqomahan rumah muslim serta penunjukkan anak-anak kepada jalan hidayah dapat di hasilkan dengan hal-hal sebagai berikut, di antaranya:

Mengagungkan di dalam hati anakmu nama Allah swt, mengenalkannya atas diri dzat yang maha satu, tidak mengucapkan lafadz jalaalah ‘ Allah’ kecuali di tempat yang mulya, di kesempatan yang termulya, mengharinay di manakah Allah yang maha tinggi di dalam kekuasannya, mengenalkannanya sifat-sifat yang dimiliki sang maha satu; kemulyaan Allah dan kelembutannya, kebaikannya, kemudian juga memperihatkan bukti-bukti kekuasaan Allah di nama-nama dan sifatnya.

Ketika anakmu hendak maka maka engkau segera katakana kepadanya:” ini adalah karunia Allah; niscaya ia akan mencntai Allah, ketika ia memakai pakaian maka katakana kepadanya:” ini salah satu kedermawanan Allah; maka iapun segera mengenal Allah, ketika ia hendak memasuki rumah maka engkau bisa berkata kepadanya:” ini adalah pemberian Allah dan karunianya; maka iapun akan makin cinta kepada Allah Rabbnya.

Dan di antara perkara pengagungan juga , mengagungkan kitab Allah, menanamkan rasa cinta qur’an kepada anakmu, mengagungkan dasar qur’an di dalam hatinya, menjadikan Qur’an sebagai perhatian terbesarnya dalam hidup di dunia ini.
Ketika engkau mendengarkan hadis Rasulullah maka segera mengamalkannya. Ketika di sebut nama Rasul saw di dalam masjlis maka segera bershalawat atas diri beliau yang mulya, engkau harus senantiasa mengagungkan Rasul mulya di dalam hati anakmu, menanamkan di dalam hatinya bagaimana Rasulullah berjihad dan berjuang mengangkat kalimat tauhid dalam hidupnya.

Begitu juga engaku menanamkan kisah-kisah Abu bakar, umar, usman , ali dan semua sahabat sehingga mereka-mereka manusia pilihan terbaik merka dapat menjadi indola-idola bagi anak-anak kita, sehingga idola mereka bukan pada bintang-bintang artis, bintang bola, karena banyak anak-anak orang tua mereka lebih suka mendidik mereka di bawah artis-artis dan selebritis, yang hidup maupun yang mati, si orang tua melihat bahwa si artis ini telah mencapai jalan kehormatan, telah mendaki puncak kesuksesan, telah memperoleh kebanggaan yang belum di peroleh seorangpun di dunia.

Anak-anak itu mengira bahwa para artis ini,para selebritis ini, mendapatkan rizik bersumber dari akan dan kecerdasan mereka, yang tidak sembarangn di dapatkan semua orang, ini bukan apa sebabnya adalah karena si anak-anak ini pagi dan sorenya di lenakan dengan suara artis ini, penyanyi ini, sedangkan penyebutan nama Muhammad saw sangat sedikti sekali di dalam rumahnya.

Segolonagn manusia lainnya, wawasan mereka salah, sesat dan menyimpang dari kebenaran; mereka melihat melihat bintang-bintang artis, melihat marx, lenin, hertezel, napoleon, hitler, musuh-musuh kemanusiaan, mereka lebih tertarik membaca buku-buku mereka, menghadal kalimat-kalimat mereka, dan mereka sesungguhnya demi dzat yang tiada illah selainnya, dan demi dzat yang telah memulyakan Muhammad saw dengan risalah kebenaran islam, mereka sama sekali tidak menyamai debu kedua sandal Rasulullah, tidak menyamai sandal Abu bakar, atau umar, atauusman, atau ali, atau lainnya.

أولئك الذين هداهم الله فبهداهم اقتده

Mereka-mereka yang telah memenuhi panggung sejarah, yang memperdengarkan telinga zaman, duduk di lautan kemulyaan, adalah karena mereka mengangkat dan meninggikan kalimat ‘ laa ilaaha illallaah..”

Mereka orang-orang yang telah Allah ajarkan mereka kemanusian dan keadailan, dengan mereka Allah menghancurkan kesesatan, dengan mereka Allah telah para hamba dunia.

Mereka-mereka adalah qur’an yang berjalan di atas bumi, beraktivitas dengan pengajaran Al Qur’an, tidur di atas seanndung Al Qur’an, dan mereka bangun di atas suara Al Qur’an.

Merekalah orang-orang yang Allah telah melihat kepada hati-hati mereka, merehai mereka dan merekapun redha terhadap Allah, dan Allahpun memuji mereka atas laku mereka di dunia.

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud ”

Mulya, putih bercahaya, bersinar…adapun mereka yang memasuki ktia dengan majalah-malah porno, dengan buku-buku mesum, dengan pemikiran-pemikiran keingkaran dan kesesatan, mereka adalah seburuk-buruknya ciptaan Allah, tidak berlebihan jika sampai aku mengatakan:” sesungguhnya anjing itu lebih suci dari mereka, himar lebih bersih dari mereka, karena keduanya adalah makhluk tanpa memilii akal dan tidak di bebani, beda dengan mereka yang telah di amanahi dengan akal, eh kemudian malah berbuat ingkar, kufur, durhaka, maka mereka lebih sesat dari pada binatang.
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”

Kemudian sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, maka laknat Allah mengejar mereka di dunia dan akhirat, sebagaimana firman Allah swt.:
“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat la'nat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalam la'nat itu; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh.”

Saya memohon kepada Allah dengan nama-namanya yang baik, dengan sifat-sifatnya yang tinggi, untuk menjagakan keislamanan kita, iaslam yang telah datang bersama Rasulullah saw., yang telah mengeluarkan dunia dari kegelapan kebodohan kepada cahaya keimanan dan tauhid.

Manusia sebelum terutusnya Muhammad saw mareka dalam keadaan yang terburuk, dalam keadaan yang tersesat, dalam dalam keadaan yang penuh dengan keingkaran dan kesyirikan; kemudian Allah merubahnya dengan mengutus Utusan akhir zaman, memulyakan manusia dan menjadikan ummat islam sebagai ummat pilihan terbaik dengan terustusnya semulya dan sebaik-baiknya manusia pilihan yang kemudian menjadi penerang kehidupan dengan cahaya kebenaran ilahiyyah yang di embannya.
Akhirnya semoga shalawat serta salam ktia selalu tercurahkan teruntuk nabi yang mulya, dan segala puji hanya milik Allah yang maha kuasa atas segala sesuatu.

Masih Editan--

Wallahu a’lamu bisshawaab…

0 komentar: