Kewajiban Yang Terabaikan.

(Oleh: Ibn Maqshudy)

Terdapat dua macam orang buta; orang yang buta matanya, sedangkan yang lainnya adalah orang yang buta hatinya. Untuk kebutaan pada hati tidak terdapat obat dan penyembuhnya, firman Allah swt. :

أفمن يعلم أنما أنزل اليك من ربك الحق كمن هو أعمى انما يتذكر أولوا الألباب

“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran,”

Yang di maksud dengan buta di ayat adalah buta hati; maka mohonlah selalu kepada Allah untuk selalu membukakan pintu hati kita supaya dapat menerima kebenaran darinya.

Yang telah datang kepada Rasulullah saw adalah seorang yang hanya buta matanya; akan tetapi mata hatinya tidaklah buta, ia seorang sahabat yang harus menjadi permisalan bagi kita semua bagaimana ia berusaha menjadi sosok muslim yang sangat istijabah/segera memenuhi dengan panggilan Allah dan Rasulnya ketika mendapatkan seruan. Dia meninggal syahid di peperangan, sedangkan Allah sendiri sudah mengecualikan dan memberi keringanan bagi orang-orang buta atau sakit untuk tidak hadir dalam peperangan, akan tetapi ia dengan semangat masuk dalam kencah peperangan demi untuk menegakkan risalah tauhid; lalu syahid di jalan Allah. Ia adalah Abdullah bin Ummi maktum.

Ia telah pergi keapda Rasulullah untuk bertanya tentang satu hal, maka berkatalah ia:” wahai Rasulullah saya itu seorang laki-laki buta, antaraku dan masjid terdapat lembah yang sulit, kemudian bahwas saya hidup sendirian di rumah, tidak memiliki pembantu yang dapat mengantarkan dan menuntunku, maka apakah terdapat keringanan bagiku untuk dapat shalat di rumahku saja?”

Mendengar itu maka Rasulullah saw melihat sebuah kesulitan bagi pria buta tersebut, dan melihat sebuah alasan yang jelas sekali, maka menjawablah beliau:” ya…”. Mendengar jawaban itu kemudian berpaling pria tersebut hendak pergi, akan tetapi belum jauh nabi saw memanggilnya kembali seperti orang yang telah lupa akan sesuatu kemudian baru mengingatnya. Tahukah kalian apakah yang telah menyebabkan Rasulullah saw sampai memanggil kembali pria buta tersebut? Sebabnya adalah karena satu hal, yaitu: kewajiban shalat berjamaah..., maka bertanyalah beliau kepada pria ini:” apakah kamu dapat mendengar panggilan shalat (adzan)...?’’ menjawablah laki-laki buta ini:” ya..saya dapat mendengarnya” mendengar jawaban itu maka berkatalah nabi saw kepadanya:” maka penuhilah panggilah itu jika engkau mendengarnya...” Dan dalam satu riwayat sabdanya:” saya tidak mendapatkan sebuah keringanan uuntukmu (dalam masalah ini)”

Sesungguhnya aku tidak dapat memberikan keringanan untukmu untuk meninggalkan shalat berjama’ah, walau engkau seorang yang buta, walaupun antara dirimu dan masjid terdapat lembah yang sulit (terjal), walau engkau tidak mempunyai penuntun jalanmu, selama engkau masih mendengar suara panggilan shalat dan seruan rabbani ini sampai ke dalam hatimu, maka penuhilah maka sesungguhnya aku tidak menemui sebuah keringanan bagimu untuk meninggalkannya. Wahai saudaraku semua...karena berjamaah mempunyai nilai yang sangat besar dalam pembinaan kepribadian generasi ummat yang baik.

----

Kisah ini sebagai peringatan untuk orang-orang yang suka meninggalkan shalat berjamaah, orang-orang yang harta dan keluarga mereka dari mengingat Allah, mereka hidup bertetangga dengan masjid akan tetapi tidak mendatanginya,, walau hanya sekali saja dalam sehari, kemudian setelah itu, kemudian setelah itu malahan mengaku-aku dengan keislaman dan keyakinannya yang benar, dan bahkan menentang dan mendebat para Dai dan Penuntut ilmu!!!

Rasulullah saw bersabda:

من سمع النداء فلم يأته فلا صلاة له إلا من غذر

” barang siapa mendengar suara panggilan (untuk shalat) kemudian tidak mendatanginya maka tidak ada shalat baginya terkecuali sebab uzur/halangan”

Para ahli hadis mewajibkan shalat berjamaah dengan dalil-dalil ini, dan kejiban berjamaah itu tidak bisa gugur kecuali sebab uzun syar’I; seperti sakit dan semisalnya.

-----

Suatu saat ketika Rasulullah meluruskan barisan sahabat-sahabatnya untuk shalat isya, beliau mendapati jama’h yang sedikit, maka menjadi marahlah Rasululullah saw dan bersabda:

والذى نفسى بيده ، لقد هممت بالصلاة فتقام، ثم آمر بحطب فيحتطب، ثم أخالف الى أناس لا يشهدون الصلاة معنا فأحرق عليهم بيوتهم

“dan demi dzat yang diriku berada di genggamannya, sungguh aku telah ingin sekali ( memilih seseorang untuk ) memimpin shalat kemudian di dirikan, sedangkan aku memimpin beberapa laki-laki mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku pergi keapda orang-orang yang tidak datang shalat berjamaah bersama kita lalu membakar rumah-rumah mereka”

Dan dalam riwayat lain Imam Ahmad menambahkan:

لو لا ما فى البيوت من النساء والذرية

“seandainya di dalam rumah-rumah itu terdapat perempuan-perumpan dan anak-anak”

Nabi ingin sekali membakar rumah-rumah orang-orang yang meninggalkan kewajibah shalat berjamaah, ini merupakan bentuk peringatan yang besar sekali akibat meninggalkan syi’ar islam yang agung ini.

-----
Di kisahkan seorang laki-laki shalih pada suatu kali tertinggal shalat berjamaah, apdahal sudah selama empat puluh tahun ia sekalipun tidak pernah meninggalkannya, menjadi sangat menyesallah ia, kemudian segera melakukan shalat sendirian; ia mengerjakan shalar sebanyak 27 kali shalat; karena ia telah mendengar hadis nabi saw:” shalatnya seorang laki-laki ra berjamaah itu lebih utama dari shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat” maka ia mengerjakan satu shalatnya yang tidak berjamaah sebanyak 27 kali, kemudian tidur, di dalam tidurnya ia melihat para penunggang kuda di atas kuda-kuda mereka dan setiap dari mereka mengenakan pakaian putih, kemudian dia juga melihat dirinya di atas kuda sendirian, berusaha menyusul mereka akan tetapi tidak bisa, segera ia melecut kudanya untuk menyusul mereka akan tetapi tetap tidak sanggup, mereka kemudian menoleh ke arahnya dan berucap:” nggak sudah mencoba-coba lagi, kami itu senantiasa menjaga shalat dengan berjamaah, sedangkan engkau shalat sendirian....!!"

Nabi saw dulu senantiasa menyeru Ummatnya untuk melaksanakan shalat berjamaah, dan para shahabat berkeyakinan bahwasannya seseorang itu tidak akan meninggalkan shalat berjamaah terkecuali ia seorang munafiq yang di ketahui kemunafikannya.


Said bin musayyab-seorang ulama tabi’iin- ketika menjelang kematiannya, putrinya menangisinya, maka berkatalah ia kepada putrinya:” janganlah engkau menangisiku wahai putriku...., demi Allah tidaklah seorang Muadzin mengumandangkan adzan semenjak 40 tahun terkecuali saya sudah berada di dalam masjid.”

Perhatikanlah seudaraku, seorang Muadzin tidak pernah mengumandangkan adzan terkecuali Sai’d bin Musayyab sudah berada di dalam measjid menunggu shalat, menunggu panggilan supaya dapat shalat bersama kaum muslimin.

Al A’masy pernah berkata:” demi Allah aku tidak pernah ketinggalan takbiratul ihram bersama jamaah selama 50 tahun.” Subhaanallaah....

Bagaimana kalau mereka melihat keadaan sekarang ini, dengan orang-orang seakrang ini yang tidak sempuarna shalatnya baik itu ruku’ atau sujudnya, bagaimana kalau mereka melihat keadaan sekarang ketika gang-gang pedesanaan, kota, dan komplek perumahan lainnya sudah di penuhi dengan banyak sekali penghuni, akan tetapi bersamaan dengan itu tidak pada melaksanakan shalat wajib berjamaah di masjid kecuali hanya satu baris atau dua baris saja, kecuali hanya segelintir saja; entah apa yang di pikirkan dan di kerjakan kebanyakan manusia yang meninggaalkan berjamaah ini? ...sungguh menyedihkan....!

Dimana mereka? anak-anak delapan atau tujuh tahun di setiap rumah? Di mana para pemuda yang kita lihat banyak bertebaran di banyak tempat? Di mana mereka semuanya?

Menara menara masjid menjulang tinggi
Bangunan banguna masjid berdiri dengan megahnya
Akan tetapi di manakah orang -orang yang beriman?
ketika masjid-masjid kosong dari para pemakmurnya....

Ah....sungguh memprihatinkan kondisimu wahai masjid Allah, entah di mana mereka yang mengaku dirinya sudah berislam? yang merasa dirinya sudah beriman? yang merasa dirinya sudah berlaku benar?

Dalah sebuah hadis nabi saw di riwayatkan oleh Tirmidzi, nabi saw bersabda:

اذر رأيتم الرجل يعتاد المساجد فاشهدوا له بالإيمان

“jika kalian melihat seorang laki-laki terbiasa ke masjid-masjid (untuk berjamaah--), maka saksikanlah untuknya dengan keimanan”

kita memang tidak bisa mengetahui isi hati seseorang, akan tetapi kebiasaan melaksanakan shalat berjamaah di masjid adalah satu ciri orang yang beriman yang berhak mendapatkan kebaikan dari Allah, kita oleh Rasulullah di beritahukan bahwasannya ketika kita melihat seseorang akrab dengan masjidnya, selalu merindukan masjidnya sehingga tidak shalat wajib kecuali dengan berjamaah di dalamnya. Karena ketahuilah wahai saudaraku....Ummat islam hanya akan meraih kemulyaannya kembali itu ketika saf-saf masjid sudah di penuhi dengan ummatnya, jikalau masih kosong melompong dan hanya di isi dengan angin saja maka jangan harap akan meraih kembali kejayaan peradaban islam yang sudah sekian lama terlepas dari genggaman ummat terpilih ini.

Kita adalah para saksi Allah swt di bumi, kita tidak tidak menyaksikan dengan sebuah ke iamanan kecuali untuk orang yang senantiasa shalat bersama kita di masjid setiap hari lima kali, adapun seorang laki-laki berdekatan dengn masjid kemudian tidak mengerjakan shalat bersama kaum muslimin maka kita tidak bersaksi baginya di hadapan Allah pada hari kiamat.

sabda nabi saw.:" tidak (sempurna) shalatnya tetangga masjid terkecuali melaksanakannya di masjid"

Lalu apa artinya keimanan yang di klaim oleh suatu kaum, kemudian mereka tidak menghadiri shalat berjamaah di masjid? Dan apa harganya shalat di dalam kehidupan mereka kemudian ketika engkau menyuruh seorang dari mereka atau melarangnya ia lalu mengatakan bahwasannya engkau telah menuduhnya munafiq???!!!

Sesungguhnya para sahabat-radhiyallaahu ‘anhum-mereka menuduh para peningal shalat jam’ah dengan sifat kemunafikan, ibn Ma’ud –radhiyallaahu ‘anhu-berkata:” dan sungguh aku telah melihat pada kami (sahabat), dan tidaklah meninggalkan shalat berjamaah terkecuali dia adalah seorang munafiq yang di ketahui kemunafikanya.”

Agama apa bagi mereka yang tidak suka memakmurkan masjid-masjid mereka? Ke islaman seperti apa bagi orang-orang yang mendengarkan suara adzan kemudian tidak memenuhinya?

Seorang mufassir berpendapat di dalam firman Allah swt.:

إنهم كانوا إذا قيل لهم لا إله الا الله يستكبرون

“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri,”

Di dalamnya berkenaan dengan orang-orang yang tidak mengerjakan shalat secara berjamaah!!

Mana generasi-generasi harapan itu? Mana para pemuda ummat ini? Ketika Masjid-masjid terus mengadu kepada Allah karena banyak hambanya yang tidak mau memakmurkannya, karena selalu meninggalkannya kesepian dari jamaah shalatnya....!

Firman Allah swt. di Al Qashash : 28 :

قال ربى بما أنعمت على فلن أكون ظهيرا للمجرمين

"Musa berkata: "Ya Tuhanku, demi nikmat yang telah Engkau anugerah- kan kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang- orang yang berdosa."

Bagaimana ummat bisa maju kalau tidak berlaku baik kepada Allah swt? bagaimana ummat bisa sukses kalau mereka tidak menyucikan syiar-syiar Allah? Bagaimana akan bisa menang di dalam peperangan, di lama membangun peradaban, di dalam mengajar generasi-generasinya, sedangkan hubungan dengan Tuhannya yang telah di wajibkan atas hamba-hambanya di dalam shalat tidak di lakukannya?!

Para Ulama telah mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat berjamaah itu lebih dekat dengan kemunafikan dan jauh dari Allah swt., para Ahli hadis juga telah mewajibkan shalat jama’ah, dan sebagian mereka menjadikan sebagai syarat sahnya shalat.

Wahai kaum muslimin....
Wahai saudaraku Muslim....
Berapa banyakkah shalat jamaah mengambil waktu kita? Sebandingkah dengan waktu-waktu yang kita habiskan untuk makan minum, tidur, bersenda gurau dab bekerja di kantor kita? Hanya beberapa menit saja, dengan saat yang sebentar itu orang-orang beriman akan terangkat derajatnya, sedangkan orang-orang munafiq dan jahat akan berguguran, dengannya di bedakan antara kekasih-kekasih Allah swt atau kekasih-kekasih syaitan, dengannya di bedakan antara si Mukmin dan Munafiq.

Waha hamba Allah sekalian; jagalah shalat-shalat ini ketika kalian di panggil untuk mendatanginya, makmurkanlah masjid-masjid Allah untuk membentuk pribadi baikmu, berlomba-lombalah untuk mendapatkan barisan pertama demi sebuah kebaikan yang di janjikan, ketahuilah tidaklah akan bisa memperbaiki akhir ummat ini kecuali yang sudah bisa memperbaiki generasi awalnya...

Dan akhir kata dariku, memetik sebuah perkataan seorang Yahudi, katanya:" Ummat islam tidak akan bisa bangkit selama masjid-masjid mereka masih kosong.." dan ini kita lihat sekarang ini mengapa mereka begitu berani menumpahkan darah suci ummat islam, ini mengapa sekarang kita lihat betapa begitu murahnya musuh-musuh islam membantai dan membunuh ummatislam, ini mengapa sekarang kita begitu banyak melihat para pendengki islam begitu enaknya menginjak-injak ummat dengan tanpa takut di hati mereka...

Ayo bangkit, buktikan bahwasannya dirimu adalah orang-orang yang beriman...cukup awal kali buktikan dengan konsistenmu dalam shalat jamaahmu, maka kitapun akan mempersaksikanmu di hadapan Allah bahwasannya engkau adalah orang yang berima yang berhak mendapatkan syurga dan perujmpaan dengan penciptamu kelak.

Wallahu a'lamu bisshawaab.

0 komentar: