Kalimat "saya belum siap menerapkannya" akan sering kita dengar dari mulut banyak orang ketika kita tanyakan akan kesiapan mereka untuk menerapkan nilai islam secara keseluruhan (kaffah), saya sendiri ketika mendengarnya, selain merasa prihatin juga heran, bagaimana bisa tidak memunculkan perasaan seperti ini jikalau ada sebuah fakta yang menyatakan bahwasannya mereka itu sudah sejak di lahirkan dalam keadaan islam, mereka-pun terlahir dari orang tua islam yang juga keturunan orang islam, bersamaan dengan itu muncul suatu perasaan ke-tidak siapan untuk hidup berdampingan dengan nilai-nilai islam dalam seluruh sendi kehidupannya.
Ketika makin banyak berdatangan godaan yang makin membuat lupa para budak nafsu dengan agama yang seharusnya ia jadikan pegangan utama, syahwat sudah lebih penting dari pada jihad, melarat iman tiada masalah apa bagi mereka, sebab yang di pentingkan adalah bagaimana menjadi kaya dan ber-pangkat tinggi, hendaknya kita berlindung kepada Allah dari yang demikian itu. Pada saat itulah ummat islam yang seharusnya menjadi ummat ber-peradaban mulya malah menjadi korban orang-orang biadab dan tak beradab, yang seharusnya menjadi pemimpin . Bisa kita saksikan hari ini betapa ummat islam hidup terombang-ambing dalam permainan tangan-tangan iri dan dengki.
"laa taiasu min rahmatillah…" itulah kira-kira kalimat yang saya berikan kepada orang yang masih mampu membuka matanya, agar mereka tak usah bingung menghadapi peradaban manusia yang sedang sakit, karena harus senantiasa mengingat bahwasannya rahmat Allah itu selalu terbuka luas untuk hamba-hamba yang masih suka dan seantiasa beranjak diri dan menengadahkan tangan kepadanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar