Bagaimana dengan dirimu saat ini saudaraku? Apakah engkau masih jauh juga dari hal apa yang Allah swt. telah wajibkan atas diri-mu? Ingatlah, kalau engkau sesungguhnya hanyalah sosok makhluk yang sangat lemah dan penuh dengan segala kekurangan. Tiada hal yang patut di banggakan dari dirimu, sekedar seorang makhluk yang tiada daya di hadapannya.
Yach, kita kadang masih sombong dengan diri kita. Entah apa yang di sombongkannya. Si Kaya dengan kekayaannya merasa bangga, tapi apalah arti kebanggannya yang tidak pernah terpuaskan tersebut, ketika mati, apa pula yang ia bawa dan sertakan dengan dirinya kedalam liang lahat, tidak ada! Jadi apalah yang patut di sombongkan dan di-banggakan saudaraku? Saudariku? Sekali-kali saya katakana, sesungguhnya tidak ada.
Juga Si Miskin dengan kemelaratannya, masih menampakkan lagak kebengalannya, masih menampakan laku keingkarannya, entah apa juga yang ia miliki? Sungguh hal yangs angat mengenaskan, Saudaraku dan juga sangat memperihatinkan, bisa di bayangkan di dunia ia hidup miskin bercampur dengan kepongahannya, di akhirat pula ia mendapatkan siksa. Kita berlindung kepada Allah dari hal yang demikian itu.
Ratap dan tangis akan mengantarkannya pada awal ia berpisah dari dunia, bahkan ada pula ketawa yang mengantarkannya, barangkali karena merasa bersyukur atas kepergianya, mungkin merasa terbebas dari segala kekotoran kata dan hal yang keluar dari mulutnya? Yach, sungguh kasihannya…! Saudaraku sekalian, harus kalian ingat semua ini di dalam setiap hal, kematian! Tidak ada seorangpun yang sanggup meloloskan diri darinya, walaupun ia bersembunyi di dalam berlapis-lapis benteng baja sekalipun yang melindunginya, berlindung di balik gagahnya para tentara yang ia bayarnya, sekali-kali semua itu tiada guna baginya.
Saudaraku, bukankah sayang rasanya hidupmu yang singkat ini harus di bayar dengan kekekalan penderitaan di akhirat nanti? Ingatlah yang saya ucapkan ini bukanlah hal yang hanya omong kosong belaka, hal ini pastilah akan terjadi, sedangkan mengenai waktunya…hanya Allah seorang yang tahu. Satu yang harus senantiasa engkau pegang erat dalam peganganmu dan juga diriku serta kita semuanya tanpa terkecuali, selalulah bersiap menunggu saat tersebut! Bukankan engkau sudah mengetahui semua apa yang harus disiapkan? Yaitu kebaikan kelurusan iman dan taqwa serta kebaikanmu yang di lakukan dengan ikhlas karena Allah semata.
Sekarang engkau miskin atau kaya, pintar atau kaya, tuan atau budak, semuanya tidak ada yang di pilih kasih oleh Allah, semuanya di pukul rata, di tuntut beribadah yang sama sebagai realisasi dari tujuan utama manusia dan jin di ciptakan. Allah sebagai Rabb yang maha adil kelak akan memberikan baginya penilain dengan seadil-adilnya, tanpa ada setitik-pun yang kan terlewatkan.
“dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali mereka kecuali supaya mereka untuk beribadah”
Aku mau, engkau dan kita semuanya selamat di hari pertanggungjawaban nanti saudaraku, bukankah itu yang engkau harapkan?
Luqman al-Hakim yang namanya di abadikan di dalam Qur’an adalah seorang budak, yach ia memang hanya seorang budak! Bukankah engkau tahu budak itu seperti apa? Ia tidak memiliki kebebasan seperti yang orang bebas merasakannya. Tapi ia telah menyadari halnya yang sebenarnya, menyadari dengan sesungguhnya akan apa yang harus ia lakukan, menyadari dengan keikhlasannya untuk apakah ia di ciptakan? Hanya untuk mengabdikan dirinya untuk menggapai ridla sang pencipta segala sesuatu yang ada, lalu bagaimana dengan engkau Saudaraku? Bagaimana kondisimu sekarang ini? Saya Al-Akh saudaramu ingin tahu! Luqman al-Hakim di sela keterikatanya sebagai seorang budak, tapi kenyatannya hatinya selalu bebas, dan ia bisa mencapai derajat tinggi di sisi penciptanya.
Bagaimana dengan engkau saudaraku?
Di manakah engkau kini?
Apakah engkau sudah menjadi orang bebas yang sebenarnya? Ataukah engkau terlihat seperti orang yang bebas, akan tetapi hatimu senantiasa merasa sempit dan gelisah?
Allah telah mencontohkan dalam kehidupan orang-orang sebelum kita untuk dapat kita ambil sebagai bahan pembelajaran yang harus di perhatikan. Dari hal-hal yang menyebabkan kehancuran kehidupan manusia sampai hal yang mendatangkan kebahagiaan sebenarnya di bawah naungan ridla Allah swt. Lihatlah kaum Tsamud, Ad, dan masih banyak lagi, juga lihat pula si Qorun, Fir’aun dan semisal mereka yang sudah banyak di sebutkan dalam Qur’an maupun di dalam Sunnah Nabi kita yang mulya. Hanya orang yang tidak menggunakan akalnya dengan baiklah yang tidak bisa mengambil pelajaran dari semua ini, akibat dari pada kedurhakaan pada sang pencipta segala yang ada. Dan ingatlah saudaraku, engkau pada dasarnya sama dengan binatang, yang membedakan hanyalah akal yang kau miliki, jadi jadilah manusia yang sebenarnya.
Ingatlah janji Allah selalu akan adanya hari pembalasan yang pasti datang dan tiba, maka sesungguhnya janji Allah itu pasti akan terjadi. Dan engkau..? hanya dirimulah yang akan mendapatkan akibat dari apa yang telah di lakukan diadalam hidup, kelakuanmu itulah gambaran balasan yang akan engkau dapatkan nantinya.
Apabila engkau orang yang di beri harta dan kekayaan yang berlimpah, akankah engkau berperilaku seperti Qorun la’natullah ‘alaih, ataukah akan mengikut Abu Bakr dan Utsman yang merahmati keduanya di dalam berperilaku atas harta yang dimilikinya.
Apabila engkau orang yang di beri pengetahuan akankan engkau berperilaku seperti Abu jahal atau Abu lahab yang di mana keduanya sudahlah mengetahui akan kebenaran kenabian Muhammad saw. Akan tetapi malah tetap mengingkarinya. Ataukah kalian akan berperilaku seperti Salman al-Farisi yang walaupun menghadapi berbagai derita dan sakit, tapi karena ia tahu akan sebuah kebenaran, maka dengan pengetahuannya ia berusaha untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki tersebut. Itu tergantung engkau di dalam menentukan sikap yang pas, akibat dan balasan yang akan di dapatkan nantinya engkau pula yang akan merasakannya.
Kehidupan dunia hanyalah saat yang sangat singkat di bandingkan kehidupan akhirat, saat yang sangat singkat dan sebentar. Apalah salahnya saudaraku jika kita bersakit dan bersusah di kehidupan yang singkat ini untuk siapkan perbekalan sebuah perjalanan panjang mencapai sebenarnya kehidupan yang penuh keabadian di dalamnya.
Periode kehidupan dunia saatmu sekarang ini tiada akan terulang kedua kalinya ketika semuanya telah berakhir, kelak di hadapan Allah pada hari dimana semua hal di mintai pertanggungjawaban tiada lagi waktu untuk penyesalan lagi. Engkau, saya dan kita semua tinggal mendapatkan satu hasil, yaitu orang yang sukses dan beruntung ataukah galal dan celaka. Yach tujuan untuk akhirat cuman ada dua, kalau tidak syurga maka kiranya neraka menjadi tujuan akhir.
Saya cuman bertanya satu hal padamu saudaraku…saudariku, mana yang engkau pilih antara keduanya? Saya yakin engkau akan langsung menjawab tentu saya memilih syurga, anak kecilpun tahu akan jawaban ini. Satu lagi pertanyaan untukmu, apa yang telah engkau lakukan untuk merealisasikan tujuanmu? Wallahu A'lamu Bsshowaab.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar