Dia Adalah Seorang Ratu

Sesungguhnya Dia Adalah Seorang Ratu
DR. Muhammad Al-‘Uraifi
Mutarjim: Muhafidz el-Maqshudy

Ia mendapatkan petunjuk...
Ia gadis berkebangsaan rusia, berasal dari keluarga yang sangat fanatik dengan ajaran Kristen Ortodok. Suatu ketika seorang pedagang menawarkan kapadanya, juga kepada beberapa gadis lain untuk menemaninya pergi ke-Negara teluk, kebetulan ia sedang mempunyai keperluan untuk membeli perangkat-perangkat listrik yang kemudian akan dijualnya di-Rusia, dengan menjanjikan mereka pada pekerjaan yan menguntungkan yang barangkali bisa di dapatkan di sana, hal inilah yang telah menjadi kesepakatan antara pedagang tersebut dengan beberapa gadis yang di ajaknya.

Ketika telah sampai tujuan, ternyata yang terjadi adalah hal yang tidak sesuai dengan kesepakatan semula, ditawarkan-lah kepada mereka pekerjaan-pekerjaan buruk dan tercela. Pada mulanya dilakukan bujukkan, hingga kemudian sampai menggunakan paksaan kepada mereka, mereka beralasan bahwa bahwasannya pekerjaan itu di-bayar dengan imbalan harta yang besar dan berlimpah, juga tambah banyak dan luasnya hubungan, hingga akhirnya kebanyakan dari rombongan gadis ini-pun kemudian terbujuk dengan bujukan-bujukan ini, walau tidak sesuai dengan perjanjian awal, banyak juga yang secara terpaksa mengikutinya karena tidak tahu lagi hendak berbuat apa, kecuali gadis ini,kefanatikan-nya yang masih sangat kuat dengan agamanya yang Nasrani, ia terus menolaknya dengan keras, hingga pedagang yang membawanya-pun tertawa terhadapnya dan berkata:

”engkau di Negara ini sesat, dan di tambah lagi tiada ada lagi engkau memiliki apapun, kecuali selembar pakaian yang engkau pakai, dan saya tidak akan memberimu suatu apapun...” kemudian mulailah ia menyudutkan gadis ini.

Kemudian gadis rusia tersebut di tempatkan bersama gadis-gadis lainnya di sebuah apartemen, sedangkah seluruh paspor mereka di sembunyikan oleh pria yang mengaku sebagai pedagang tersebut, goncanglah hati para gadis dengan hal ini, sedangkan seorang gadis ini tetap berusaha menjaga kemulyaannya, setiap hari selalu meminta kepada laki-laki pedagang tadi untuk mengembalikan paspornya atau mengembalikan dia ke-Negaranya, tanggapan yang di terimanya selalu tolakan.

Suatu hari, tiba dimana ia tanpa sengaja mendapatkan paspornya dalam apartemen, setelah mengambilnya maka bersegera saja langsung angkat kaki kabur dari apartemen, keluar kejalan dengan tiada memiliki tujuan sama sekali, dan ia sendiri dalam keadaan tidak memiliki sesuatu-pun, kecuali sekedar pakaian yang dikenakannya. Terbayang kecemasan dan juga kesedihan diwajahnya, ia tidak tahu kemana hendak pergi, tidak ada keluarga maupun handai taulan, dan tidak pula ada uang dan makanan serta tempat tinggal. Ia hanya sanggup tengok kanan-kiri kebingungan, tiba-tiba ia melihat seorang pria berjalan bersama tiga orang wanita, maka ia merasa tenang melihat pemandangan ini, segera ia mememui mereka dan mulai berbicara dengan bahasa rusia, akan tetapi pria tersebut meminta maaf karena tidak paham bahsa rusia, lalu ia berkata:

“apakah kalian bisa bahasa inggris?”
“ya…” jawab pemuda tersebut.

mendengarnya, gadis inipun menjadi senang dan timbul harapan. Lalau ia mulai berucap bahwasannya dia adalah gadis berkebangsaan rusia, lalu menjelaskan kisahnya dari awal, bahwa dia tidak ada uang dan juga tempat tinggal, sedangkan saya mau pulang ke Negaranya, saya cuman mau dari kalian untuk menampungku barang dua atau tiga hari, sehingga aku dapat menghubungi keluarga dan saudaraku di Rusia. Pemuda tersebut yang bernama Kholid sejenak berpikir dalam urusan ini, sekilas berpikir barangkali gadis ini seorang penipu, akan tetapi ketika ia melihat wajahnya yang tampak membayangkan keputus asaan dan meneteskan air mata, segera muncul perasaan iba, kemudian Khalid bermusyawarah dengan ibu dan ke-dua saudarinya.

Akhirnya mereka memutuskan membawa gadis malang ini kerumah mereka, dan mulailah ia menghubungi keluarganya, akan tetapi tidak ada jawaban, jaringan selalu terputus di Negara itu, sedang ia selalu mengulangi menelpon hampir setiap jam. Khalid dan keluarganya kemudian tahu bahwa gadis ini beragama Nasrani, merekapun bersikap ramah dan lembut terhadapnya, hingga gadis ini menjadi suka terhadap mendapat perlakuan ini. Ketika ditawarkan terhadapnya islam, segera ia menolak dan tidak mau meninggalkan agamanya, bahkan sama sekali tidak mau berdialog dalam masalah agama sama sekali, karena ia berasal dari keluarga Katolik Ortodok yang sangat membenci islam. Kholid kemudian pergi kepusat dakwah islam setempat, kemudian membawakan buku-buku mengenai islamyang sudah di terjemahkan ke-bahasa rusia. Ketika telah membacanya perlahan ia pun mulai tertarik dengan Islam, ternyata Islam tidak seperti yang selama ini ia bayangkan. Haripun berlalu, kholid dan keluarganya berusaha meyakinkannya sehingga akhirnya gadis rusia inipun memeluk Islam dan menjadi bagus keislamannya. Sejak saat itu ia mulai aktif dalam kajian-kajian agama, dan juga senantiasa ikut dan bergabung dalam majlis wanita-wanita sholihah, hingga dirinya merasa takut pulang ke-Negara asalnya, kalau-kalau menjadi murtad dan kembali ke agama Nasrani.


Pernikahan
Kholid menikahinya karena melihatnya sangat berteguh dengan agama islam yang sudah di peluknya. Pada suatu hari ia pergi bersama suaminya ke-pasar, disana di-lihatnya wanita-wanita berjilbab telah menutup wajahnya, ini baginya adalah pertama kali melihat wanita berjilbab secara sempurna, jelasnya langsung merasa janggal melihat pemandangan ini.

“kholid,…kenapa wanita ini berpakain seperti itu? atau barangkali perempuan ini tertimpa suatu penyakit yang merusak wajahnya, hingga ia-pun menutupinya….?”
“tidak...! justru wanita ini berhijab dengan hijab yang Allah swt meridhainya untuk hamba-hambanya, dan Rosul-nya juga telah menyuruh akan hal seperti ini”
Istrinya sejenak diam mendengarnya, kemudian berkata kepada suaminya:

“iya...tentu ini dia hijab yang syar'i yang Allah mau-kan dari kita para wanita Muslimah”
“lalu apa pendapatmu?” Tanya khalid kepada istrinya.
“sekarang mulai saat ini apabila memasuki toko manapun, para pemilik toko tidak boleh melihat wajahku! Sehingga seperti melap wajahku sepotong-potong...!, oleh karena itulah wajahku ini ini harus ditutup, hanya utuk suamiku saja yang melihatnya, kalau begitu saya tidak akan keluar dari pasar ini kecuali dengan hijab semacam itu,darimana-kan kita dapat membelinya…..?”
“tetaplah dengan hijabmu ini, seperti ibu dan saudariku, itupun sudah cukup menurut syar'i”
“tidak, saya mau hijab yang lebih Allah Allah maui dan di ridhainya...!”

Akhirnya mulai saat itu juga ia menutup wajahnya dengan cadar, seperti yang di lakukan oleh Istri-Istri nabi saw.

dengan terus Lewatnya hari, bulan, kecuali senantiasa bertambahlah keimanan wanita ini, sehingga orang di sekitarnya menjadi kagum dan menyukainya, sedang dirinyapun hanya menjadi milik suaminya, hati dan badannya. Karena ia sangat mengharapka rida Allah.

Ketika suatu hari ia memeriksa paspornya, ternyata sudah hampir habis masa berlakunya, dan harus memperbaharui lagi, dan hal ini sangatlah sulit karena ia haruaslah memperbaharui di Negara dimana ia berasal.

Sebab itulah iapun harus pergi ke Rusia,negara asalnya, sebab kalau tidak, maka tinggalnya di situ menjadi illegal. Kholid memutuskan untuk pergi bersama istrinya tersebut, karena ia tidak mau bepergian dengan tanpa mahram.

Lalu mereka berdua-pun naik pesawat ke-Rusia, perempuan tersebut yang sudah menjadi istri kholid tetap mengenakan hijabnya secara sempurna, ia duduk dengan anggun di samping suaminya penuh dengan kemulyaan. berkata kholid:” saya takut kalau kita menghadapi banyak masalah di Negaramu sebab hijabmu ini…”, mendengarnya istrinya-pun menjawab sambil tersenyum,

“maha suci Allah...,apakah negkau menginginkan aku menta’ati mereka orang-orang kafir dan saya berbuat maksiat kepada Allah …? Tidak, demi Allah…! Maka biarlah mereka berkata sekehendak mereka…”

Orang-orang-pun mulai melihat kearahnya, para pramugari mulai membagikan makanan, dan bersama dengan makanan tersebut terdapat juga khomr, maka mulailah khomr tersebut berpengaruh ke-masing-masing kepala peminumya, mulailah dari sana sini terdengar kata-kata hinaan yang ditujukan terhadapnya, sebelah sini menyindir, samping yang lainnya lagi menertawakannya, dan yang lainnya pula mengejek, dan entah banyak lagi kalimat tidak pantas yang mereka lontarkan terhadap-nya.

Sedangkan Kholid melihat kearah mereka dengan tidak memahami sesuatupun, sedang adapaun Istrinya hanya tersenyum dan tertawa pelan, lalu menerjemahkan apa yang mereka katakana, setelah mengetahuinya hal ini membuat Kholid menjadi emosi. Maka istrinya berkata kemudian,

“jangan…jangan bersedih suamiku! Dan jangan sampai hal ini menyesakkan dadamu, maka hal ini adalah perkara yang ringan kalau di bandingkan dengan apa yang di hadapi oleh para shohabat nabi dulu, juga apa yang di hadapi oleh para shohabiyat menghadapi ujian-ujian yang lebih berat dari sekedar ini…”


Di Rusia

Kholid berkata,

“ketika kita turun di bandara, saya menyangka kita akan langsung pergi kerumah keluarganya dan tinggal bersama mereka untuk menyelesaikan segala urusan berkas kita kemudian langsung pulang, akan tetapi ternyata pandangan istrinya lebih jauh lagi, ia berkata,
“keluargaku adalah pemeluk “Ortodok” yang sangat fanatic dengan agama mereka ini, maka saya tidak mau pergi kemereka saat ini…! Akan tetapi untuk sementara kita menyewa kamar di penginapan untuk di tinggali sementara dan menyelesaikan urusan berkas-berkas, nah pada saat sebelum kita pulang kembali kita mengunjungi keluargaku…”

Maka saya melihat ini sebagai pendapat yang bagus, maka kamipun menyewa sebuah kamar untuk bermalam didalamnya. Besoknya kami pergi ke-kantor imigrasi , ketika kami sudah masuk menemui petugas, maka ia meminta paspor lama dan fotho perempuan. Maka istriku-pun mengeluarkan paspornya beserta pas fotho hitam putih, tidak tampak didalamnya kecuali daerah wajah saja. Berkata-lah pegawai tersebut,

“ini gambar yang berbeda…kami mau fotho berwarna yang tampak wajah, rambut secara sempurna…!! Maka iapun menolak memberinya selain gambar ini, maka kamipun pergi kepegawai kedua, ketiga dan semuanya dari mereka meminta fotho tidak berjilbab. Hingga istriku berkata,
“saya tidak mungkin memberikan terhadap mereka fotho tidak berhijab selamanya..” . akhirnya parapegawai imigrasi menolak berkas, lalu kamipun pergi menemui direktur imigrasi.
Maka istriku berusaha membujuknya untuk menerima gambarnya, akan tetapi pihak imigrasi tetap menolak, maka istriku-pun menjadi sedikit emosi, lalu berucap,
“apakah engkau belum memperatikan gambarku yang sesunguhnya…dan engkau membandingkan dengan gambarku yang sudah bersamamu…? Yang pentingkan gambar wajah…adapun rambut tentunya sudah berubah …gambar-gambar ini sekiranya sudahlah cukup-kan?!” akan tetapi direktur imigrasi tetap bersikukuh bahwasannya peraturan tidaklah menerima gambar ini, maka istriku kemudian berkata lagi,
“saya tidak akan memberikan selain fotho-fotho ini…maka apa yang akan terjadi…?”
“kalian tidak akan mendapatkan masalah-masalah kecuali kalian pergi ke kantor imigrasi pusat di mosko…” jawab direktur imigrasi tersebut.. lalu kamipun keluar dari kantor imigrasi.
Istriku kemudian menoleh kearahku dan berkata,
“wahai kholid kita pergi ke- Moskow…”
“istriku berikan sajalah fotho yang mereka inginkan…Allah tidaklah memberatkan seorang hamba kecuali meneurut kemampuan diri hamba tersebut…maka bertaqwalah engkau semampu-mu…dan keadaan sekarang ini adalah terpaksa…dan lagian paspor-kan hanya dilihat oleh beberapa orang saja, karena keharusan lagi, kemudian engkau menyimpannya dirumah sampai habis masa berlakunya lagi, maka terselesaikanlah oelehmu masalah ini dan nggak usah pergi ke-Moskow lagi…!”kata kholid kepada istrinya.
“tidak…tidak!!! Tidak mungkin aku menampakan gambarku dalam keadaan tidak berhijab…” kata istrinya lagi mempertahankan prinsip-nya setelah is mengenal agama Allah yang maha suci.

Di Moskow
Aku-pun menuruti keinginannya pergi ke-Mskow, di sana kami menyewa sebuah kamar untuk tinggal, besoknya pergi ke kantor imigrasi, kami menemui pegawai kesatu…kedua…sampai akhirnya kami mengahadap direktur tertingi imigrasi, ia adalah seorang yang sangat bengis…! Ketika ia melihat paspor ia membolak-balikkan gambar, kemudian mengangkat kepalanya kepada istriku dan berkata,
“siapa yang bisa membuktikan bahwasannya kamu adalah yang berada dalam fotho ini…?” rupanya ia menginginkan istriku menyingkap wajahnya untuk melihatnya, maka istriku berkata kepadanya,
“katakanlah kepada salah satu pegawai wanitamu…atau sekertaris paling tidak…saya akan memperlihatkan wajahku terhadapnya, maka ia akan melihat wajahku…maka adapun engkau…maka tidaklah akan aku perlihatkan wajahku… dan saya tidaklah akan menampakkan wajahku terhadapmu…”. Mendengar perkataan istriku laki-laki tersebut menjadi marah, kemudian ia mengambil paspor lama beserta gambar serta seluruh berkas, mengumpulkannya menjadi satu, lalu memasukkan kelaci mejanya yang khusus. Kemudian berkata,
“engkau tidaklah akan mendapatkan paspor lama ataupun yang baru, kecuali engkau datang beserta gambarmu secara terbuka, dan kamipun dapat mencocokkannya denganmu…”
Istriku-pun berbicara kepadanya berusaha membujuknya, mereka berdua berbicara dengan bahasa rusia, sedangkan aku memeprhatikan terhadap mereka berdua dengan tidak memahami sesuatu-pun, akan tetapi aku merasakan kemarahan, walaupun tidak dapat berbuat sesuatupun. Direktur tersebut kemudian berucap dengan agak keras,
“engkau harus memberikan fotho yang sesuai dengan syarat-syarat kita…” . semua usaha istriku tidaklah ada artinya, ia menjadi terdiam berdiri. Aku menoleh karahnya, kemudian kembali berkata,
“sayangku…Allah tidaklah memberatkan seorang hamba ksecualimenurut kemampuannya, sekarang kita terpaksa…maka akan sampai kapankah kita bolak-balik dari satu kantor ke-kantor lainnya..”? istriku mendengarku berkata demikian, lalu menjawablah ia,
“dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, maka akan di berikan baginya jalan keluar, dan ia akan di beri rizki dari arah yang tidak terduga-duga..” terjadi perdebatan antara aku dengannya hingga direktur imigrasi menjadi marah terhadap kita dan mengusir kita berdua keluar dari kantor. Kamipun keluar, aku antara kasihan dan marah terhadap istriku, kita keluar untuk mempelajari urusan ini di kamar penginapan. Aku terus berusaha membujuknya dan ispula berusaha terus membujukku sampai larut malam, kemudian kamipun melaksanakan sholat isya. Saya sendiri menjadi pusing memikirkan cobaan ini, setelah kami makan seikit, saya berusaha memejamkan mata untuk tidur.

Bagaimana engkau dapat tidur..?
Ketika ia melihatku seperti itu wajahnya menjadi berubah, kemudian ia berpaling kearahku dan berkata,
“kholid..engkau tidur!!”
“iya…tentu engkau merasa kelelahan!!”
“maha suci Allah…dalah keadaan yang serba sulit ini bagaimana engkau dapat tidur!!! Kita sedang di hadapkan pada keadaan yang membutuhkan kita segera meyrahkan semuanya kepada Allah, berdirilah engkau untuk berdo’a kepada Allah, karena saat ini adalah waktunya..” mendengar ucapannya tersebut akupun langsung berdiri melaksanakan sholat semampuku, kemudian tidur. Setiap kali aku terbangun dan melihat kearahnya, maka aku melihatnya kalau tidak sedang ruku’ maka sedang bersujud atau berdiri, berdo’a dan menangis sampai munculnya fajar, kemudian ia membangunkanku dan berkata,
“telah masuk waktu fajar, maka mari kita sholat bersama…”. Maka akupun mengambil air wudhu, kemudian kita sholat berjama’ah, setelah sholat barulah ia tidur sesaat.
Ketika telah terbit matahari, ia segera bangun dan berkata kepadaku,
“mari kita pergi ke-kantor imigrasi…!”
“kita pergi ke imigras!!untuk apa?!trus sudah adakah gambar yang diminta…? Bukankah Kita tidak memilikio fotho tersebut…?” kataku mendengar ajakannya.
“kita pergi dan mencoba…jangan engkau putus asa dari rahmat Allah…demi Allah kalau ia berkehendak, maka di kantor pertama yang kita datangpun sesuatunya akan lancer…” katanya dengan penuh keyakinan.
Ketika kami memasuki kantor imigrasi, para pegawai di sana sudahlah mengenal istriku dari bentuk hihajb yang dipakainya, hingga seorang pegawai memanggilnya,
“bukankah egkau wanita yang kemaren lusa itu?”
“iya…”jawab istriku.
“ini ambil paspor-mu…sudah selesai semuanya dengan fotho berjilbab…”. Langsung brserilah wajah istriku, lalu berpaling kepadaku dan berkata,
“bukankah aku sudah berkata kepadamu:”barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, maka cincaya Allah menjadikan baginya jalan keluar””(attolaq:2)
Ketika kita hendak keluar, pegawai tersebut berkata kembali,
“kalian harus kembali ke imigrasi di kota kalian untuk menstempel paspornya..”. maka kamipun pergi ke kota pertama kami datang. Saya berkata dalam diriku, tentu inilah waktu yang dipilih istriku untuk mengunjungi keluarganya sebelum kepergian kita ke-Rusia. Sampailah kami ke kota tempat tinggal keluarganya, lalu menyewa sebuah kamar dan menyelesaikan sisa urusan paspor.

Kisah perjalanan yang menyedihkan

Kemudian kami pergi mengunjungi keluarganya, ketika mengetuk pintu aku perhatikan rumah mereka yang merupakan model lama dan tampak sederhana, tampak kemiskinan pada penghuninya. Kakaknya yang terbesar membukakan pintu untuknya, ia adalah seorang pemuda yang kekar dengan otot-ototnya yang menonjol, istriku langsung gembira melihatnya, menyingkap wajahnya dan tersenyum dan mengucapkan selamat. Adapaun saudaranya ketika melihatnya pertama kali seperti orang bingung, antara gembira melihat saudarinya pulang selamat, dan juga merasa asing dengan pakaiannya yang serba hitam yang menutup segala sesuaatu dari saudarinya, istriku masuk degan tersenyum, lalu memeluk saudaranya. Kemudian akun masuk rumah mengikutinya, duduk di ruang taamu sendirian.

Adapaun ia maka masuklah ke-dalam rumah, saya ia berbicara dengan para saudaranya dengan menggunakan bahasa rusia, akan tetapi makin lama aku mendengarkan irama suara yang kiat keras bernada marah!!! Suara berubah meninggi!! Juga teriakan-teriakan marah…ketika semuanya memarahinya, sedangkan ia membela dirinya dan menjawab semua keheranan mereka. Maka aku merasakan kalau urusan di situ berubah menjadi buruk dan tidak di inginkan. Akan tetapai aku tidaklah dapat berbuat sesuatu karena aku tidak memahami ucapan mereka sama sekali.

Tiba-tiba suara ribut mendekati tempat aku duduk menunggu, mucul tiga orang pemuda, di dahului oleh orang yang paling tua, berumur antara 30-35 tahun. Mereka yang menemuiku ini partama kalinya aku sangka mereka hendak mengucapkan selamat atas suami dari saudari mereka, akan tepai yang kudapatkan adalah mereka tiba-tiba menyerangku seperti binatang buas, rupanya ucapan selamat berubah menjadi pukulan-pukulan , tendangan dan tamparan…! Tentunya reflek aku membela diri, juga berteriak dan meminta tolong sampai habis kekuatanku, dan aku meresakan bahwasannya akhir dari kehidupanku adalah di dalam rumah ini, mereka terus memberikan pukulan dan tendangan untukku, sedangkan aku sambil menoleh mencari celah melarikan diri, mulailah saya berpikir letak pintu yang aku masuk darinya tadi untuk melarikan diri, maka ketika aku melihat pintu segera berdiri dengan cepat dan lari. Mereka terus mengejarku, maka akupun masuk kepada karamaian orang sehingga dapat menghindar dari kejaran mereka. Setelah aman segera menuju ke tempatku menginap yang sebenarnya tidak jauh dari rumah istriku, segera membersihkan darah dari wajah dan mulutku, ketika aku melihat kearah wajahku di cermin ternyata terdapat memar-memar bekas pukulan dan tentangan di kening, pipi dan mulutku. Darah mengucur dari mulutku yang pecah-pecah, sedangkan bajuku tercabi-cabik, tapi aku bersyukur kepada Allah yang telah menyelamatkan aku dari orang-orang ganas tersebut, dalam hatiku berkata:” aku selamat, akan tetapi bagaimana dengan keadaan istriku…?!” aku ambil gambarnya dan memandangnya, apakah ia juga akan mendapatkan pukulan dan tendangan seperti yang aku rasakan? Saya adalah seorang pria yang barangkali masih dapat menahannya, sedangkan ia adalah seorang wanita, apakah dapat bertahan??!! Aku sangat menakutkan keimanannya akan runtuh.

Apakah telah tiba saatnya berpisah?
Syaitan-pun mulai menjalankan aksinya, ia berbisik terhadapku,
“ia akan murtad dari agamanya dan akan kembali ke nasrani, sedangkan kamu akan pulang ke negara-mu sendirian…”. Aku menjadi bingung tidak tahu apakah yang hendak di perbuat, di Negara ini kemana aku pergi dan bagaimana aku bergaul? Sedangkan nyawa di Negara ini sangatlah murah, engkau mugkin menyewa seseorang untuk membunuh orang lain hanya dengan bayaran 10 dolar saja. Bagaimana kalau mereka menyiksanya dan ia terus memberitahukan tempatku, kemudian mengirim seseorang untuk membunuhku dalam kegelapan malam…? Lalu aku kunci pintu dan berdiam dalam kamar dengan penuh kekawatiran serta ketakutan. Siang harinya setelah mengganti pakaianku aku keluar dengan hati-hati mencari kabar, melihat rumah mereka dari jauh untuk mengawasinya dan mengikuti perkembangannya, akan tetapi pintu tertutup, dengan sabar aku terus menunggu. Tiba-tiba aku melihat tiga orang muda keluar dari rumah mereka, setelaha aku perhatikan mereka adalah orang-orang yang kemaren memukuliku, tampak dari penampilannya nampaknya mereka hendak pergi kepekerjaan-pekerjaan mereka, pintu ditutup dan dikunci…aku terus melihat dan mengawasinya dengan berharap hendak melihat wajah istriku, akan tetapi tidak ada gunanya, hingga akhirnya para pemuda tadi pulang dari pekrjaan mereka, aku yang sudah lelah menunggu segera kembali kepenginapanku. Aku terus melakukan hal ini pada hari kedua dan ketiga, sangat kawatir dengan hidupnya bagaimana kalau ia sampaimati karena mendapatkan siksaan yang berat, atau di bunuh…?! Akan tetapi jikalau ia mati tentunya si sana akan ada sedikit keributan, pasti aka datang yang mengucapkan berduka ataupun hanya sekedar menziarahinya. Akan tetapi ketika aku melihat hal yang asing ini, saya membujuk diriku bahwasannya ia masihlah hidup, dan pertemuan tidaklah lama lagi.

Pertemuan
Pada hari ke-empat saya tidak sabar duduk di kamarku, maka aku segera pergi mengawasi rumah mereka dari jauh, ketika para pemuda penghunianya berserta ayahnya pergi bekerja seperti biasanya, sedang saya hanya memandang dan berharap, maka tiba-tiba pintu terbuka, dari samping pintu tampak wajah istriku, tampakia menoleh kanan kiri, ketika aku melihat kewajahnya maka tampak memar-memar merah, dan juga lebam bekas pukulan, karena banyaknya tamparan dan pukulan, pakainya-pun tampak merah-merah terkena darah lukanya, hatiku langsung kawatir serta kasihan melihatnya, segera aku mendekatinya, melihat kearahnya lama-lama, tampak darah mengalir dari luka diwajahnya, kaki dan tangannya juga terluka dan mengalirkan darah. Dan bajunya…tercabik-cabik, tidak tersisa kecuali hanya sedikit yang menutupinya, sedangkan kedua kakinya terbelenggu dengan rantai…! Sedang kedua tanganya terikat kebelakang dengan belenggu juga. Ketika melihat pemandangan ini saya langsung menangis tidak dapat menahan diri lagi dan memanggilnya dari jarak yang agak jauh.

Keteguhan dan Wasiat…
Ia berkata kepadaku sambil menahan air matanya yang bercucuran, juga merintih dari saking beratnya siksaan yang didapatkannya.
“dengarkanlah wahai Kholid…janganlah engkau menghawatirkan aku…! Maka sungguh aku senantiasa istiqomah dengan janjiku sebagai seorang islam, maka demi Allah yang tiada yang berhak disembah selainnya…sesungguhnya yang saya dapatkan saat ini tidaklah bisa menyamai seujung rambutpun dengan apa yang dihadapi oleh para sahabat nabi dan juga para tabi’in, dan juga para Nabi dan Rosul….yang saya harap darimu Kholid, janganlah engkau ikut campur dalam urusan antara aku dan keluargaku ini…! Dan tunggulah saja aku di penginapan sampai aku mendatangimu jika Allah mengijinkannya…! Akan tetapi perbanyaklah do’a dan sholat malam…”.

Kemudian akupergi dari hadapannya, dan saya sangatlah merasakan sedih dan duka atas apa yang menimpanya hingga seharian aku tinggal di kamar sambil menangis menati kedatangannya. Hingga hari pertama berlalu sampai ketiga harinya, hingga ditengah malam tiba-tiba pintu kamar diketuk, siapakah yang mengtuknya…?! Langsung saja ketakutan menyelimuti hatiku…siapakah gerangan yang datang pada tengah malam…? Barangkali keluarganya yang sudah mengetahui kedatanganku…? Barangkali istriku yang sudah memberitahukan keberadaanku maka mereka datang untuk membunuhku. Tiba-tiba aku ditimpa ketakutan akan mati, tidak tersisa antara aku dan kematian kecuali tinggal serambut jaraknya…sambil menghilangkan ketakutan maka akupun berkata,
“siapa di pintu…?”
“saya, bukalah pintu …!” sauara istriku menjawab pertanyaanku dengan tenang. Akupun segera menyalakan lampu kamar dan membuka pintu, iapun segera masuk dengan keadaanya yang tampak limbung dalam keadaan lemah karena luka-luka di badannya.
“cepat kita harus pergi sekarang…!” katanya langsung membuatku terkejut.
“tapi engkau dalam keadaan seperti ini…?!”
“iya…cepat!!!”

Maka aku langsung mengumpulkan pakaianku dan ia juga langsung membuka tasnya dan menggganti pakaian yang dikenakannya, mengeluarkan dari dalam tas hijab dan cadar dan memakainya. Setelah mengambil semua yang kita miliki lalu segera menyewa taksi, ia segera duduk dalam taksi dengan keadaan yang penuh dengan kehancuran karena banyaknya mendapatkan siksaan.

Ke-Bandara
Pada awal aku naik ke-taksi langsung saya katakana kepada sopir dengan bahasa rusia.
“ke-Bandara…” dan aku memang sudah mengetahui beberapa kalimat Rusia. Mendengar perkataanku istriku langsung berucap membatalkan tujuanku.
“tidak…! Kita tidak akan pergi kebandara…kita akan pergi ke desa yang aku kenal…?”
“kenapa istriku…?! Bukankah kita ingin lari…?”
“benar…akan tetapi jika keluargaku sudah mengetahui bahwasannya aku lari, maka mereka akan mencari kita di bandara…karena itulah maka kita pergi ke desa ini dulu kemudian kita turun, lalu kita naik taksi lain pergi ke desa yang lainnya…setelah itu barulah kekota yang terdapat bandara internasional didalamnya, nah…ketika kita dah sampai ke bandara internasional ini maka kita segera memesan tiket untuk pulang ke negaramu…”.

Lalu setelah sampai kamipun segera memesan tiket, dan rupanya tidak ada pesawat langsung padaa saat itu, makanya aku dan istriku segera mencari tempat penginapan. Ketika sudah sampai ke kamar penginapan maka saya segera melihatnya, ya Allah…tidak ada tempat padanya yang terbebas dari darah sama sekali…!!” kulit yang terkoyak, darah membasahi badannya, rambut yang terpotong, dan juga bibir yang tampak membiru.

Kisah yang menakutkan
“apa sebenarnya yang terjadi istriku…?” aku menanyai istriku.
“ketika kita sampai rumah, aku segera duduk berkumpul bersama keluargaku, mereka langsung berkata kepadaku:” pakaian apa ini…?” maka aku menjawab:” ini adalah pakaian islam…” ,lalu mereka bertanya lagi :” dan siapa lelaki itu…?” maka jawabku :” ini adalah suamiku…sesungguhnya aku telah masuk islam, lalu menikah dengan pria muslim ini…”, medengarnya mereka langsung terkejut seakan tidak meyakini pendengaran mereka,” ini tidakmungkin…”.

“dengarlah dulu saya hendak menceritakan sebuah kisah untuk kalian…” kemudian aku menceritakan keadanku secaa keseluruhan kepada mereka, dan juga tentang pria rusia yang ingin menjualku menjadi pelacur, dan juga bagaimana aku lari darinya dan bertemu denganmu. Mendengarnya mereka langsung brekata:”seandainya engkau menjadi wanita panggilan maka itu lebih baik bagimu dari pada engkau kembali dengan keadaan menjadi seorang islam…”, kemudian berkata lagi:”kamu tidak akan keluar dari rumah ini, kecuali dalam keadaan kembali ke katolik atau mati…!!” Dari saat itulah mereka segera mengurungku, kemudian mendatangimu memukulimu, dan saya mendengar mereka memukulimu, engkau berteriak minta tolong, sedangkan aku dalam keadaan terikat…

Ketika engkau telah berhasil lari…para saudaraku kembali kepadaku, mulailah mereka mencerca danmenghinaku…lalu pergi untuk membeli rantai, lalu mereka mengikatku dengan rantai tersebut, setelah mengiklatku merekapun mulai mencambuki tubuhku, tapi sungguh ajaibnya saya sanggup menahan campukan-cambukan yang menyakitkan, sungguh aneh…!!

Setiap hari mulai cambukan itu dari waktu sampai waktu tidur, adapun pagi hari maka ayah dan saudara-saudaraku pergi bekerja, sedangkan ibuku di rumah, dan di sampingku tidak ada sama sekali orang kecuali saudariku yang baru berumur 15 tahun…ia mendatangiku dan menertawakan keadaanku…inilah satu-satunya waktu istiraha bagiku…apakah engkau merpercayai sampai tidur, tudurkupun dalam keadaan pingsan…! Mereka mencambuki aku sampai aku jatuh pingsan…mereka cuman meminta satu dariku untuk keluar dari islam, sedangkan aku tetapi menolak dan sabar, nah sebab itulah saudariku mulai penasaran dan menyanyaiku tentang kenapa aku meninggalkan agama ibu bapakku serta nenek moyangku…

Allah mejadikan baginya jalan keluar
Mulailah aku membujuknya , saya menjelaskan baginya agama ini, menjelaskan baginya tentang tauhid, maka mulailah ia merasakan ketertarikan terhadap islam…! Maka tiba-tiba ku aku dikejutkan oleh perkataanya kepadaku ;”engkau berada dalam kebenaran…inilah dia agama yang benar, inilah agama yang aku harus memeluknya pula…!! Kemudian ia berkata kepadaku:” aku akan membantumu…” maka aku kemudian mengatakan kepadanya kalau memang ia mau membantuku maka harus harus di pertemukan dengan engkau, maka mulailah saudariku naik keloteng rumah hingga dapat melihatmu yang sedang berjalan, kemudian ia datang menemui aku dan berkata: ”saya melihat seorang laki-laki seperti ini….” Ia memberitahukan sifat orang yang ia lihat. Maka aku kemudian katakana kepadanya bahwasannya ini adalah engkau, suamiku.

“kalau engkau melihatnya maka bukakanlah pintu untukku supaya aku dapat berbicara dengannya…” kataku kepada saudariku. Dan tentu saja saya ingin sekali keluar dari rumah ketika pintu dah terbuka, akan tetapi itu tida mungkin karena diriku yang terikat dengan dua buah rantai, sedang kunci-kuncinya ada bersama saudara-saudaraku, dan rantai ketika terikat ketiang rumah sehingga aku tidak dapat keluar, dan kuncinya ada sama saudariku ini, supaya dia dapat melepaskan aku untuk sekedar pergi ke kamar mandi…

Dan ketika aku berbicara denganmu, dan memintamu untuk berdiam dulu menanti sampai aku datang, waktu itu aku masih dalam keadaan terikat dengan rantai, maka mulailah aku membujuk saudariku untuk masuk islam, maka berislam-lah dia, dan ia ingin membuat pengorbanan sebab keislamannya yang melebihi pengorbananku, maka iapun memutuskan untuk bisa membuatku kabur dari rumah, akan tetapi kunci-kunci rantai yang membelengguku ada bersama saudara-ku dan ia sangat menjaganya.

Pada hari itu saudariku menghidangkan untuk para saudara dan ayahku arak yang sangat keras, maka merekapun minumlah hingga menjadi mabuk berat tidak menyadari sesuatupun, maka saudariku segera mengambil kunci-kunci dari saku baju saudaraku dan segera membuka rantai yang membelengguku, maka hingga dapatlah aku datang kepadamu dimalam yang gelap itu”.

Mendengarnya aku segera bertanya kepada istriku,
“lalu bagaimana dengan saudarimu…? Apa yang akan menimpanya…?”
“tidak penting…aku hanya memintanya sekedar untuk mengumumkan keislamannya…”

Lalu kita tidur dan besoknya kembali ke-kota kita, maka pada awal kali sampai aku langsung memasukkannya ke rumah sakit, dan ia dirawat di dalamnya sampai beberapa hari untuk mengobati luka-lukanya bekas pukulan-pukulan dan siksaan, dan hari ini kita hanya berjaarap semoga Allah senantiasa meneguhkan saudarinya untuk senantiasa berteguh dengan keislamannya”.

Wahai Saudariku yang tersayang…
Tidaklah aku menceritakan kisah ini untuk sekedar menarik simpatimu, tidak pula untuk membuat air matamu mengalir, ataupun juga untuk memepengaruhi perasaanmu, sekali-kali tidak….akan tetapi sekedar untuk memberitahukan kepadamu,. Bahwa agama ini memiliki para pemberani-pemberani yang senantiasa mendukungnya, berkorban untuknya, …..
Kalau kaum kafir pada saat awal dakwah, ada Abu Jahal dan Umayyah yang menyiksa Bilal dan Sumayyah, maka Mereka orang kafir saat ini-pun senantiasa bersungguh-sungguh, membuat rencana serta tipu daya untuk memerangi agama ini, maka berhati-hatilah engkau ketika di jadikan mangsa sehingga segala kemulyaanmu menjadi musnah.

Ketahuilah bahwasannya “ yang pertama kali menghuni tanah Haram adalah seorang wanita…”

Dalam shohih bukhory di sebutkan bahwasannya Ibrahim as. Pergi dari Syam ke-Tanah Haram, ia membawa bersamanya Sarah dan juga ismail anaknya yang masih kecil menyusu, dan Sarah senantiasa menusuinya, sehingga sampailah ketika Ibrahim meninggalkan keduanya di tempat di bangunnya “Baitullah” , dan di Makkah pada saat itu tidaklah ada seorangpun yang tinggal, juga tidak ada air sama sekali disitu. Ibrahim meninggalkan keduanya di sana dengan hanya meninggalkan untuk keduanya seranjang kurma dan sedikit air minum...

Kemudian Ibrahim as. Kembali ke Syam, maka ibu Ismali-pun menoleh kesekitarnya, kepada keadaan padang pasir yang gersang, hanya terdapat gunung-gunung batu yang keras serta bebatuan hitam, juga tdak menyaksikan di sekitarnya tean ataupun tetangga. Ia seorang perempuan yang awalnya tinggal di Istana Mesir, kemudian di Syam yang subur serta memiliki kebun-kebun yang banyak, maka timbulah ketakutan dalam keadaan di sekitarnya, kemudian di ikutinya sang suami.
“wahai Ibrahim keman engkau hendak pergi meninggalkan kita di lembah yang tidak ada penghuninya sama sekali ini dan juga tidak ada sesuatupun…?”
Ibrahim diam tidak menjawabnya dan juga tidak menoleh sama sekali, meka Ummu Ismail kembali bertanya dan kembali pula tidak ada jawaban, dan bahkan tetap tidak menoleh sama sekali. Kemudian terakhir ia berkata.
”apakah Allah yang telah memerintahkanmu…?”
“ya…” jawab Ibrahim singkat.
“sekiranya cukuplah bagiku kalau begitu…saya telah ridha kepada Allah yang tidak akan menyiakan kita…”.Kemudian ia kembali ketempat dimana Ibrahim as. Tadi meninggalkannya.

Ibrahim, seorang yang sudah tua segera berangkat meninggalkan istri dan anaknya sendirian, sehingga ketika ia sudah berjalan melewati bebrapa bukit sehingga sudah tidak bisa dilihat mereka, segera menghadapkan wajahnya menghadap arah baitullah, kemudian mengangkat kedua tangannya berdo’a kepada Allah dengan penuh harap

ربنا انى أسكنت نت ذريتى بواد غير ذى زرع عند بيتك المحرم ربنا ليقيموا الصلاة فاجعل أفئدة من الناس تهوى اليهم وازقهم من الثمرات لعلهم يشكرون
( ابراهيم: 37)

Kemudian pergilah Ibrahim ke Syam, sedangkan Ummu Ismail kembali ke anaknya, menyusui dan minum dari air yang ditinggalkan suaminya, akan tetapi karena sedikit maka belumlah cukup untuk menghilangkan rasa haus, maka timbullah rasa kasihannya melihat kearah anaknya jikalau meninggal karena kehausan, akan tetapi bersamaan dengan itu ia juga bingung kemana hendak pergi…?! Maka melihatlah ia ke bukit sofa sebagai bukit terdekat dengannya, maka iapun mendakinya walaupun dalam keadaan badan yang lemah, barangkali ia bias melihat ada orang yang berjalan atau barangkali kafilah yang lewat, ketika sudah sampai di bukitnya maka matanyapun memandang ke lembah apa ia meliat seseorang, tidak seorangpun ia saksikan, maka turunlah ia dari bukit shofa sampai pertengahan lembah hingga samapi penghujung lembah, setelah itu dengan bersunguh pula di dakinya bukit marwa dengan tujuan yang sama , akan tetapi disinipun ia tidak melihat seorangpun, ia terus melakukannya sampai tujuh kali. Ketika ia sedang berada yang ketujuh kalinya di marwa tiba-tiba telinganya mendengarkan suara, maka ia berkata kepada dirinya sendiri:" betul…." Kemudian ia betul-betul mendengarkan kali saja ada kafilah yang datang.

Maka ia berkata:"adakah yang dapat memberikan pertolongan kepadaku….?"serunya dengan harapan ada kafilah yang mendengar kemudian memberikan pertolongan untuknya. Ia tidak mendengar suatu jawaban-pun, kama kemudian berpalinglah ia kepada anaknya, di lihatnya putranya terbaring sedangkan kedua kakinya atau tangannya menendang-nendang tanah sehingga terpancarlah air darinya, kemudian mengalirlah ari dengan cepat, maka Ummu Isma'il segera mengumpulkannya dengan tangannya, menciduk air dengan tanagnnya memenuhi kantong air yang di milikinya, mata air it uterus memancar setelah ia menciduk dengan tangannya.

Kemudian Jibril berkata kepadanya:" kalian jangan takut tersia-siakan…sesungguhnya di tempat ini terdapat Baitullah yang akan di bangun oleh anak ini dengan bapaknya…" maka jiwanya adalah milik Allah, betapa sabarnya dia, betapa mnakjubkan keadaannya, betapa besar ujiannya, ini adalah sebuah kabar tentang Hajar yang telah bersabar, berkorban, sehingga Allah menyebutkannya di dalam Qur'an, serta anaknya menjadi salah seorang Nabi, dan ia adalah Ibu para nabi serta tauladan para Aulia. Seperti inilah keadaannya setelah semuanya perkara (kesulitannya)terlewat, ya , ia telah merasa terasing di tempat yang tiada berpenghuni serta merasakan takut, ia merasakan haus dan lapar, akan tetapi ia ridha dengan semua itu selama semua itu berada di dalam keridhaan tuhannnya. Ia hidup terasing karena Allah sehingga Allah memberikannya kebahagiaan serta kabar gembira, jadilah engkau di antara orang-orang yang terasing, maka siapakah mereka…? Mereka adalah kaum-kaum yang sholih, di anatara kebanyakan kaum yang buruk dan rusak, mereka terdiri dari kaum pria dan wanita, membenarkan apa yang telah Allah janjikan atasnya, (meskipun) mereka seperti memegang bara api, berjalan di atas padang pasir yang panas, tidur dan bermalam di atas abu, mereka lari dari berbuat kerusakan, lisan mereka selalu jujur dalam berucap, selalu menjaga kemaluan mereka, memelihara pandangan mereka, ucapan-ucapan mereka terjaga, perkumpulan mereka juga mulya. Maka jikalau mereka tela menghadap Allah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi, telingan dan mata berbicara, mereka menjadi gembira dan mendapatkan kabar gembira, mata yang di miliki tidak menjadi saksi sebagai mata yang digunakan untuk melihat perkara haram, dan juga telingan yang di gunakan untuk mendengarkan nyanyian (yang sia-sia—penerjem.) akan tetapi menjadi saksi mereka dengan tangisan di waktu malam, menjaga iffah dan kemulyaan di waktu siang, sehingga mereka mengorbankan jiwa mereka untuk agama mereka.

Masyitah bintu Fir'aun, para ahli sejarah tidak banyak menyebut atau mengingat akan namanya, akan tetapi laku yang telah di perbuatnya senantiasa terjaga dalam sejarah. Seorang wanita yang baik (shalihah), ia bersama dengan suaminya hidup bersama di bawah naungan istana (kerajaan) milik Fir'aun, suaminya termasuk kerabat dekat Fir'aun, sedangkan ia adalah adalah seorang pelayan untuk putri-putrinya Fir'aun, kemudian Allah menganugerahkan kepada keduanya (suami istri) dengan keimanan, maka ketika fir'aun mengetahui keimanan suami Masyitah langsung saja ia membunuhnya, sedangkan sang istri (Masyitah) masih senantiasa bekerja di istana fir'aun (sebab belum di ketahuiakan keimanannya—penerjem.) tugas biasanya menyisiri rambut-rambut putrid-putri Fir'aun, iapun juga tidak lupa senantiada menafkahi anak-anaknya sebanyak lima orang, memberi makan mereka sebagaimana burung memberikan makan anak-anaknya. Maka pada suatu hari di saat ia menyisiri rambut putrid Fir'aun, tiba-tiba sisir yang di pegangnya terjatuh, maka (dengan reflek) ketika mengambilnya ia berucap:" dengan menyebut nama Allah…"
Maka putri Fir'aun mendengar-nya meresa heran dan bertanya:" yang kamu Maksud dengan Allah (Tuhan) adalah ayahku…?"
"tentu bukan, Allah adalah tuhanku, tuhanmu dan tuhan bapakmu…" jawab Masyutah mendapatkan rasa keheranan dari putrid Fir'aun tersebut yang mengetahui ada orang yang menyembah selalin Ayahnya, kemudian iapun mengabarkan hal itu kepada ayahnya, maka Fir'aunpun menajadi heran akan adanya orang yang menyembah selain dirinya di dalam istananya, kemudian ia memanggilnya dan segera menanyainya:"siapa tuhanmu…?"
Jawab Masyitah:" tuhanku dan tuhanmu adalah Allah…"
Mendengar itu Fir'aun segera menyuruh Masyitah untuk segera meninggalkan agamanya, mengurung dan mencambukinya, maka wanita beriman ia tetap tidak mau meninggalkan agamanya. Maka kemudian Fir'aun menyruh para pembantunya untuk menyiapkan belangan dari tembaga yang kemudian di isi dengan minyak yang kemudian di panaskan hingga mendidih, segera menghadapakan wanita beriman ini di depan belanga besar berisi minyak mendidih, maka ketika ia melihat siksaan yang ada di depannya ia tetap tabah dan makin yakin, bahwasannya ketika nyawanya yang hanya satu keluar dari tubuhnya maka ia akan berjumpa dengan Allah, maka ( mengetahui akan ketabahannya ini—penerjem.) bahwa orang yang paling di cintainya adalah kelima anak-nya yang sudah yatim dan hanya di nafkahi oleh Masyitah serta yang memberi makan mereka, maka Fir'aun ingin agar siksaanya terhadap Masyitah agar lebihlebih erasa maka ia-pun menertakan bersamanya keliman orang anaknya, mereka hanya mengedarkan padangannya bingung tidak tahu hendak di bawa kemana, maka ketika melihat ibu kepada ibu mereka (Masyitah) segeralah mereka berpegangan pada ibu mereka menangis, wanita beriman ini kemudian mendekekap mereka untuk memberikan ketetapan ( hati) menciumi mereka sambil menangis, kemudian di ambilnya-lah anaknya yang paling kecil dan menyusuinya, ketika Fir'aun menyaksikan pemandangan ini maka ia memerintahkan tentaranya untuk melemparkan anak tertua masyitah kedalam kuali berisi minyak mendidih, anak tersebut hanya biasa berteriak ketakutan dan meminta tolong, meminta kasihan para tentara Fir;aun, serta meminta kepada Fir'aun untuk di kasihi, ia berusaha berontak dan kabur, ia memanggil-manggil adaik-adiknya, memukuli tentara yang memegangnya dengan tangan kecilnya, sedangkan adik-adiknya berusaha menolong dan membelanya, sedangkan sang ibu hanya melihat itu dengan (tabah) mengucapkan selamat berpisah, keadaan ini hanya sesaa saja sehingga si kecilpun di lemparkan kedalam minyak mendidik, sebagai seorang ibu ia hanya biasa menangis dan melihat, sedangkan saudara-saudaranya hanya bias menutup mata mereka dengan tangan mereka yang mungil-mungil, hingga ketika di angkat dari kuali sudah habislah dagingnya dan yang tersisa hanya tulang saja yang tampak memutih. Kemudian Fir'aun melihat Masyitah akan reaksinya melihat ini serta menyuruhnya untuk kembali kepada ajaran kafir ( yaitu menjadikan ia sebagai tuan—penerjem.), dengan tabah ia tetap menolak kepada kekafiran, hinggaFir'aun mendengar jawaban ini menjadi murkalah ia, kemudian giliran anaknya yang kedua di tarik dari sisi ibunya yang hanya bias menangis dan meminta tolong, kemudian di lemparkan pula kedalam minyak mendidih seperti kakanya yang pertama, ia hanya bias menyaksikannya, sehingga tulang anaknya ini bercampur dengan milik saudaranya, ia tetap teguh di dalam agamanya, makin yakin akan perjumpaan dengan Tuhan-nya, kemudian anakanya yang ketiga dan ke-empat-pun di lemparkan kedalam minyak mendidih seperti dua saudarnya tadi, mereka hanya bisa menangis ……

Bayi yang masih menyusu...
Kemudian giliran anak terakhirnya yang masih menyusui di renggut dari rengkuhannya, ketika itu ia sudah selesai menyusu dari sang ibu, tatkala ia di renggut lepas dari pelukan ibunya langsung berteriak menangislah ia, mengasislah sang ibu, ketika Allah melihat perasaan hancur serta bencana yang tertimpa atas anak-anaknya, maka Allah-pun menjadikan bayi yang berada di dalam pelukannya berbicara:"wahai ibu-ku, bersabarlah…karena sesungguhnya engkau berada di atas kebenaran…" kemudian suaranya terputus darinya, bergabung bersama-sama saudaranya di dalam kuali minyak mendidih, sedangkan di mulutnya masih dapat sisa dari air susunya, di tangannya masih terdapat helai rambut dari rambut sang ibu, di bajunya masih ada sisa air matanya, anak-anaknya yang lima orang akhirnya telah meninggalkan ia seorang, tulang kerangka mereka masih tampak di dalam kuali, daging mereka sudah bercampur dengan minyak yang mendidih, wanita ini menatap tiada lepas, kepada tulang-tulang anak-anak kecil itu, tulang-tulang siapa? Sesungguhnya mereka adalah anak-anaknya, yang di mana mereka ketika berkumpul di rumah selau meramaikan dengan dengan canda dan tawa serta kebahagiaan, sesungguhnya mereka adalah buah-buah hatinya, sari-sari hatinya, di mana ketika mereka meninggalkan ia, maka seakan hati dan jantungnya keluar dari dalam dadanya, ketika mereka berlari-lari kearahnya, menjatuhkan diri di antara kedua tangannya, ia merengkuh mereka keatas dadanya, memakaikan mereka pakaian mereka dengan tangannya sendiri, mengusap air mata mereka dengan jari-jari tangannya, kemudian mereka di renggut dari kedua tangannya, di bunuh di depan pandang kedua matanya, dan dalam waktu dekat iapun akan bersama dengan merema, sebetulnya ia bisa menghalangi mereka dari siksaan Fir'aun dengan satu kaliat kekufuran yang ia perdengarkan kepada Fir'aun, akan tetapi ia tahu bahwasannya sesuatu yang berada di sini Allah adalah lebih baik dan kekal, kemudian…tidak tersisa kecuali ia seorang, kemudian iapun di giring kearah kuali seperti seekor anjing untuk di campakkan kedalam kuali berisi minyak mendidih, melihat-lah kembali ia kepada tulang belulang anak-anaknya, ingatlah ia pada masa ia berkumpul bercengkrama dengan mereka waktu hidup, maka kemudian ia menoleh kearah Fir'aun dan berkata:" saya ada satu permintaan kepadamu…"
Mendengarnya, Fir'aun langsung berteriak kepadanya serta menjawab:"apa permintaanmu…?"
"hendaknya engkau mengumpukan tulangku beserta tulang –tulang anak-anakku, kemudian engkau menguburkannya di dalam satu kuburan…" setelah berucap seperti itu ia-pun memejamkan kedua matanya, kemudian di lemparkan-lah ia kedalam kuali, badannya-pun langsung luluh, tersisa hanya tulag-tulangny sahaja.

Maka bagi Allah-lah tempat kembalinya…
Betapa besar keteguhannya, betapa banyak pahalanya, pada malam nabi ber-isra' telah di perlihatkan pada sebagian nikmat yang di berikan kepada Masyitah, maka nabi-pun berbicara kepada para sahabatnya dan berkata:"ketika aku di isra'kan tiba-tiba aku mencium bau harum, maka akupun bertanya bau apakah gerangan ini? Maka kmudian di katakana kepadaku bahwasannya ini adalah Masyitah putri Fir'aun dan anak-anaknya…"

Allahu akbar…, setelah ia merasakan sedikit lelah, akan tetapi kemudian ia mendapatkan istirahat yang banya, pergilah wanita beriman ini menghadap penciptanya, di terima di sisinya, dan di harapkan saat ini berada di dalam kebun-kebun dan sungai indah, duduk di peraduan di sisi keridhaan tuhan penentu segala sesuatu, dan keadaanya hari ini tentunya lebih baik dari pada ketika ia di dunia, lebih banyak mendapatkan kenikmatan dan keindahan, di riwayatkan oleh Bukhori bahwasannya Rosulullah saw bersabda:' seandainya seorang wanita dari penghuni syurga muncul di bumi maka akan menjadi teranglah antara keduanya serta akan memenuhi bumi dengan wanginya…dan niscaya sekedar tutup kepalanya saja itu lebih baik dari dunia dan seluruh apa yang ada di dalamnya…" dan imam Muslim juga meriwayatkan perkataan nabi Muhammad saw :" barang siapa yang masuk syurga selamanya ia akan senang dan tidak menderita, tida akan menjadi rapuh dan usang bajunya, tidak akan pernah berubah/pergi masa mudanya, ia di syurga mendapatkan apa-apa yang tidak pernah di lihat mata dan juga di dengar telinga, tidak akan tersirat kembali dalam hati manusia (yang masuk syurga), dan barang siapa yang masuk syurga maka ia telah melupakan derita dunia" akan tetapi seseorang tidak akan sampai syurga, kecuali ia melwan hawa nafsunya.

Harta di dalam kubur…
Masyitah binti Fir'aun senantiasa teguh dalam agamanya walaupun cobaan besat datang mengerumuninya, maka demi Allah merupakan suatu keanehan tang tertuju kepada para putri ummat yang tidak bisa istiqomah walapun hanya sekedar mengerjakan sholat, senantiasa bermudah-mudahanbermain-main dalam melaksanakannya sehingga sampai meninggalkannya, bahkan sampai kafir.

Dalam hadits di riwayatkan oleh Turmudzi, nabi bersabda:" 'ahdu (jarak atau pemisah) antara kita dan mereka adalah shalat, maka sungguh siapa saja yang meninggalkannya telah menjadi kafir…" barang siapa yang meninggalkan shalat Allah mengekalkannya di dalam neraka, menyiksanya bersama denga syaitan, menjauhkannya dari kenikmatan, minumnya dari air panas. Imam Dzahabi menyebutkan di antara contoh di antara akibat meninggalkan shalat, bahwasannya seorang wanita meninggal dunia, maka iapun di kuburkan oleh saudaranya, maka tidak terasa tempat uangnya jatuh kedalam kuburan sampai ia pulang meninggalkan pekuburan, ketika mengingatnya segera kembali ke kuburnya, kembali ia membongkar tanah kubura saudarinya, maka tatkala sudah sampai kepada (jasadnya) ia melihat api menyala di dalam kuburnya, menjadi takut dan terkejutlah ia, setelha mengembalikkan tanah seperti sedia kalanya, kembali kepada ibunya dalam keadaan menangis dan ketakutan.
"wahai ibuku, beritahulah aku, apa sebenarnya yang telah di perbuat oleh sudariku…?"
"kenapaka engkau bertanya demikian…?" sang ibu keheranan melihat keadaannya.
"wahai ibu, sesungguhnya aku melihat api menyala di dalam kuburannya…."
Mendengarnya sang ibu-pun langsung memangis dan berucap kemudian,
"dulu sebelum meninggal saudarimu suka melalaikan shalatnya, mengakhirkan dari waktunya, tidak melaksanakan shalat fajr kecuali setelah terbit matahari, maka bagaimanakah keadaan orang-orang yang tidak melaksanakan shalat…?"

Nabi telah mengkhabarkan akan mimpinya tentang orang yang senantiasa mengeluarkan shalat dari waktunya, beliau menceritakan bahwasannya pada malam di datangi dua orang(malaikat), keduanya kemudian membangunkan-nya dan mengajak pergi, lalu pergilah nabi mengikuti keduanya, kemudian kami mendatangi seorang yang terlentang, sedangkan seorang lagi berdiri dengan membawa batu besar, kemudian batu besar itu di lempar-ka kepada kepalanya, maka menjadi hancurlah kepala itu, sambil nabi mengisyaratkan di mana batu itu pas di lemparkan, kemudian batu itu di ambil kembali, belum di lemparkan kembali melainkan ketika kepala orang yang telentang itu sudah kembali kepada keadaannya semula, maka kembali di jatuhin batu hingga hancur, seperti ini terus2 berulang tanpa berhenti, melihatnya Rosulullah berucap:" maha suci Allah, apakah dua macam ini….?" Maka dua malaikat yang membawanya menjelaskan bahwasnnya ini adalah laki-laki yang mengambil qur'an kemudian ia menolaknya ( artinya tidak mengamalkan apa-apa yang ada di dalamnya) serta tidur ketika waktu shlata lima waktu ( tidak mengerjakannya). Firman Allah yang artinya:" seperti itulah siksa itu, dan sungguh siksa di akhirat itu lebih dahsyat seandainya mereka mengetahuinya"(al-qolam:33).

Seorang Permaisuri/Ratu…
Apakah engkau tahu siapa dia? Seorang permaisuri yang senantiasa duduk di atas singgasananya bersama sang raja, hidup santai di layani para pembantu, serta di hormati para handai taulan dan keluarga.

Akan tetapi ia memilih beriman dengan menyembunyikan keimanannya, sesungguhnya ia adalah Asiyah, istri fir'aun, sebelumnya ia hidup di dalam kemewahan, akan tetapi ketika ia melihat para kafilah syuhada, berlomba-lomba pergi menuju pintu-pintu langit, iapun menjadi rindu untuk berjumpa dengan Rabb-nya, dan benci berdampingan dengan Fir'aun.

Maka ketika Fir'aun telah membunuh Masyitah yang beriman, ia masuk menemui istrinya membangga dan memamerkan kekuasannya, Asiyah langsung berterik kepada Fir'aun:" kecelakaan atas-mu, memangnya apa yang membuatmu berani kepada Allah…?" kamudian ia langsung memberitahukan hal keimanannya kepada Allah, menjadi murka-lah Fir'aun, dan bersumpah untuk istrinya supaya mencicipi kematian, atau mengkufuri Allah, kemudian Fir'aun memerintahkan untuk menyalibnya di atas kayu, kedua tangan dan kakinya di ikat dengan belenggu kuat dari besi.

Kemudian di perintah untuk mencambukinya, hingga darah mulai mengalir dari badannya, dagingnya-pun tercecah dari tulangnya, ketika siksaan sudah sangat parah dan merasakan ia akan segera mati, maka iapun mengakat pandangannya ke-langit dan berdo'a :" wahai tuhan-ku, buatkanlah untukku di sisimu sebuah rumah di syurga, dan selamatkanlah aku dari fir'aun dan perbuatannya, serta selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim"(attahrim:11).

Maka terangkatlah do'a-nya ke-langit, ibn Katsir berkata:" maka Allah-pun memperlihatkan baginya sebuah rumah di syurga, tersenyumlah ia, kemudian meninggal. Ya, ia telha mati, seorang ratu ini telah mati, yang di mana sebelum ia mendapatkan kematian ia hidup di antara wewangian dan kemewahan, kesenangan, ya, iapula telah meninggalkan gaun-gaun indahnya, minyak-minyak harum serta para pembantunya, teman-temannya, dan lebih meilih kematian, akan tetapi hari ini ia sudah di gantikan dengan kenikmatan yang sebagaimanapun ia kehendaki, kesabarannya di dalam keta'atan serta perlawannya terhadap hawa nafsu telah emberikan buah manis baginya.

Manusia yang pertama kali masuk islam adalah perempuan…
Ketika seorang permaisuri tadi telah perg menghadap tuhan-nya, kebaikan senantiasa mengiringi wanita. Di ceritakan dalam bukhori, bahwasannya nabi sebelum di wakyukan kenubuwahan kepadanya, ia senantiasa pergi ke gua hiro yangterletak di samping kota, beribadah di dalamnya, maka pada suatu hari di tengah keheningan gua, tiba-tiba malaikat Jibril datang, dan berkata:" iqro'…(bacalah)" menjadi gemetarlah nabi saw, dan berkata:"saya tidak dapat membaca sama sekali dan juga tidak dapat menulis…." Kemudian Jibril-pun segera mendekapnya hingga membuat nabi menjadi sesak kemudian baru melepaskan-kannya, kemudian menuruh nabi pula:" bacalah…" masih tetapi jawaban nabi:"saya tidak bisa membaca(ma ana biqoori') maka kemudian Jibril mendekapnya lagi samapi tiga kali hingga nabi merasa sesak, kemudian selanjutnya membacakan surat al_'alaq satu-lima.

Maka ketika nabi saw mendengar ayat-ayat ini serta melihat pemandangan yang ada di hadapannya ia merasa sangat ketakutan, menjadi bergetar kalbunya, kemudian pulanglah ia ke-Makkah. Ketika Khadijah ummul mu'minin masuk menemuinya, ia langsung berkata :" selimuti aku…selimuti aku…(zammiluuni…zammiluuni…" kemudian ia berbaring dan Khadijah-pun menyelimutinya, ia hanya bisa melihat kepada suaminya ( Rasulullah ) tidak tahu apa kiranya-kah yang telah membuatnya gemetar ketakutan.

Ketika beliau sudah merasa tenang hatinya kemudian berpaling kearah Khadijah, maka iapun memberikathukan apa yang sudah terjadi, dan berkata kepada istrinya itu :"wahai Khadijah…sungguh saya merasakan takut akan diriku…" mendenarnya sang istri lalu berkata kepadanya :"sekali-kali tidaklah demikian adanya…sesunggguhnya engkau adalah orang yang suka menyambung hubungan silaturrahmi, suka menolong/menjamu orang-orang lemah, berlaku adil terhadap setiap orang, taksibu al-ma'duum, 'aana 'ala nawaaibi al-haq…." Kemudian banyak sekali kebaikan khadijah, semangatnya yang tidak berhenti, kemudian ia membawa suaminya (Muhammad) pergi menemui anak pamannya, waraqah ibn naufal, ia sudah menjadi seorang renta yang buta, ia termasuk orang yang mengikuti ajaran nasrani pada masa jahiliyyah, ia-pun hafal injil serta menuliskannya, dan juga mengetahui berita-berita tentang para nabi.

Ketika Khadijah masuh menemuinya bersama Rasulullah, maka berkatalah ia kepada pamannya yang buta :"wahai anak paman-ku! Dengarkanlah apa yang akan di katakana oleh putra saudaramu…" maka waraqah berkata kepadanya :"wahai putra saudaraku sesungguhnya apa yang telah engkau saksikan?" keumdian Rasulullah-pun memberitahukan kepadanya kejadian yang telah ia saksikan dan lihat serta apa yang telah ia dengar dari ayat-ayat qur'an, mendengarnya kemudian Waraqah berkata :" Allah….Allah…(ia menyebut sifat Allah Subbuh) saya berikan berita gembira, saya beri berita gembira, sesungguhnya yang telah di lihatnya adalah Namus (Jibril) yang telah juga datang keapada Musa, kemudian Waraqah berkata pula :" seandainya pada saat itu saya seorang pumuda yang kuat ketika kaummu mengusirmu niscaya saya akan ikut keluar dan menolongmu…" gemetarlah nabi mendengarnya dan berkata :" aw makhraji hum…?" Waraqah menjawab :"ya…sesungguhnya belumlah seseorang itu pernah di datangi seperti apa yang terjadi terhadapmu, dan seandainya saya mendapatkan hari itu sayapun akan ikut menolong dan membantumu selamanya…"

Setelah itu nabi saw-pun keluar bersama sang istri, Khadijah telah meyakini bahwasannya masa terutusnya kenubuwahan telah terutus dan muncul, dab bahwasannya ia bersama suaminya akan mendapatkan ujian, ikut terusir dari rumahnya, ikut mendapatkan gangguan. Ia seorang wanita yang yang telah terlahirkan dan tumbuh dalam keluarga kaya, terjaga kemulyaan dirinya, maka di kemudian hari ia mendapatkan ujian dan cobaan, lalu apakah sebab cobaan itu ia menjadi lemah di dalam membela agama, atau sampai mencampur keraguan dengan keyakinan, sama sekali tidak demikian, akan tetapi ia senantiasa beriman kepada Tuhannya, memabantu Nabinya dengan harta dan pikirannya serta kesungguhannya, ia senatiasa seperti ini keadaanya sampai ia menghadap kepada Rabb-nya.

Di riwayatkan bahwasannya pada suatu waktu Jibril datang kepada Nabi Muhammad saw dan berkata :" wahai Utusan Allah, ini Khadijah telah datang kepadamu dengan membawa lauk dan makanan serta minuman, maka ketika ia datang kepadamu maka bacakanlah salam atasnya dari Rabb-nya dan juga dariku, serta berikanlah ia kabar gembira dengan sebuah rumah di syurga yang terbuat dari emas, tidak ada kebisingan serta sakit di dalamnya.

Inilah dia kabar tentang Khadijah, orang yang pertama kali masuk Islam, serta menjauhkan dirinya dari menyembah berhala, maka Allah-pun telah meridhai Khadijah Ummul Mu'miniin, Allah meridhai Ibu kita itu, maka ikutilah ia wahai putri-putri-nya, supaya engkau mendapatkan untukmu seperti dirinya, sebuah rumah dari emas, yang tiada kebisingan di dalamnya serta tiada yang namanya sakit lagi.

Tusukan terakhir…!!
Ia adalam Ummu Ammar, Sumayyah bint Khayyat, seorang budak wanita Abu Jahal, ketika islam datang, ia bersama dengan suami dan anaknya-pun masuk menajadi islam, maka Abu Jhal-pun mengatahuinya segera mencela dan menyiksa mereka, mengikat mereka di bawah terik matahari sehingga mereka hamper tewas sebab haus danpanas, Rasulullah lewat dekat mereka ketika mereka di siksa, sedangkan darah mereka mengalir dari badan-badan mereka, sedangkan matahari memanggang dari atas mereka, maka nabi-pun merasakan pedih ketika melihat keadaan mereka ini, dan berkata :" sabarlah wahai keluarga Yasir…sabarlah wahai keluarga Yasir…maka sesungguhnya tempat kembali kalian adalah syurga…" maka kalimat ini berngiang di telinga mereka, maka menjadi menari dan bergembiralah hati mereka, merasakan kebahagiaan dengan berta gembira ini. Maka ketika Fir'aun zaman itu, yaitu Abu Jahal mnedatangi mereka makin marahlah ia, makin memberatkan siksaannya terhadap kularga Yasir, dan berkata dengan keras:" hinalan Muhammad dan Tuhan-nya…" mendengar ini tidaklah bertambah sesuatupun kepada Yasir beserta anak dan istrinya melainkan makin bertambahnya keteguahan dan kesabaran mereka, ketika telah memuncak kemarahan manusia hina ini, lalu ia berpaling mendekati Sumayyah, kemudian mengangkat lembingnya, kemudian menusukkan-nya pas di kemaluan Sumayyah, maka seketika mengalirlah darahnya, tercecah dagingnya, maka wanita ini-pun berteriak menahan sakit, sedangkan suami serta anaknya yang terikat di sampingnya hanya bias menoleh dan memandangnya, sedangkan Abu jahal terus saja menghina dan mengkafirkan, sedangkan Sumayyah sedang sakaratul maut dengan mulutnya yang senantiasa mengucapkan takbir, badannya masih belum terpisah dengan lembing yang menusuknya sampai tercabik-cabiklah daging tubuhnya, hinga pada akhirnya Sumayyah-pun menghadap penciptanya meninggalkan dunia yang fana, ya ia telah mati, akan tetapi tempat kambali telah Allah siapkan rumah di sisinya, sungguh betapa indah akhir hidupnya, ia memang telah mati, ia telah meridhai terhadap ketentuan Tuhan-nya, serta senantiasa berteguh dengan agamanya, tidak di hiraukannya cambukkan serta bujukan para perusak.

Ia minum air dari langit…
Ya, ia hanya seoarang wanita yang senantiasa bersabar menghadapi cobaan, senantiasa bersabar menerima siksaan yang berat, di sulut dengan besi panas, di pisahkan dengan anak-anak dan suaminya, ia senantiasa bersabar menghadapi semua itu karena mempertahankan agamanya, dan juga sebagai pemulyaannya terhadap Tuhan seluruh alam semesta, tiada ada satupun dari banyak siksaan yang di terimanya dapat menggoyahkan dari keyakinannya dalam memegang teguh agamanya, tidak membuat ia menanggalkan hijab-nya, serta tidak menodai kehormatannya, walau semua itu harus ia bayar dengan nyawanya sendiri, ia adalah Ummu Syuraik seorang wanita Anshar, ia masuk islam bersamaan dengan mereka yang terdahulu masuk Islam di kota Makkah, maka ketika ia menyaksikan keadaan orang kafir yang masih kuat dan masih lemahnya kondisi kekkuatan orang-orang beriman, ia berusaha menyeru mereka kepada agamanya (Iskam), keimanannya makin kokoh, rasa cinta terhadap Rabb-nya makin terpupuk tinggi, kemudian ia mulai menemui wanita-wanita Quraisy secara rahasia kemudian menyeru mereka untuk masuk Islam, memperingatkan mereka dari menyembah berhala, sehingga sampailah pada waktu kegiatannya itu di ketahui oleh kaum kafir Makkah, maka menjadi murkalah mereka terhadapnya, mereka tidak dapat mencegahnya untuk menghentikan aktivitas dakwahnya.

Kemudian orang-orang kafir berkata kepadanya:" seandainya kaum-mu bukanlah termasuk sekutu-sekutu bagi kami niscaya kami sudah menyisamu sebab semua ini, akan tetapi kita akan mengeluarkan engkau dari Makkah kepada Kaum-mu, kemudian dalam keadan terikat ia di naikan keatas unta tanpa pelana maupun kain penutup untuk menahan panas, hal ini di lakukan untuk menyiksanya, kemudian pergola ia bersama mereka selama tiga hari, ia tidak di beri makan ataupun minum, sehingga hampir saja ia mati karena haus dan lapar, saking besarnya rasa dengki mereka terhadap Ummu Syuraik, maka ketika mereka singga di sebuah rumah, kemudian mengikat dan melemparkannya ke-bawah terik matahari, sedangkan mereka berteduh di bawah pohon rindang. Maka suatu saat ketika mereka sampai pada spersinggahan seperti biasa mereka menurunkannay dari punggung unta, setelah mengikatnya lalu melemparkannya ke bawah terik matahari, maka mereka sendiri kemndian menghilangkan dahaga dengan minum tampa memberikan sedikitpun kepada Ummu Syuraik, ketika ia berada betapa sangat dahaganya ia, tiba-tiba ia merasakan Sesutu yang dingin di atas dadanya, ketika ia meraih dengan tangannya ternyata itu adalah se-ember air, maka minumlah ia sedikit darinya, setelah ia minum kemudian ember air itu kembali terangkat, kemudian ketika ia kehausan muncul lagi hingga ia selalu dapat menghilangkan dahaganya, hal ini terjadi berulang-ulang, hingga hilanglah rasa hausnya, kemudian sebagian dari air itu ia menguyurkannya di atas tubuh dan pakainnya.

Pada saat orang-orang kafir bangun dari istirahan dan hendak melanjutkan perjalanan, merekapun menemuinya, maka mereka menyaksikan bekas-bekas air di tubuh dan bajunya, mereka melihatnya dalam keadan yang baik-baik saja, maka menjadi heranlah mereka, bagaimana air bias sampai kepadanya wanita ini pada tubuhnya dalam keadaan terbelenggu. Maka sanging herannya mereka menanyainya :" apakah engkau bias melepaskan belenggumu dan kemudian mengambil bekal minum kami dan meminumnya…"
"demi Allah tidak demikian, akan yang benar sember air telah dating keapdaku dari langit, maka manumlah aku sampai hilanglah semua rasa haus…." Jawab Umu Suraik.
Mereka menjadi saling pandang satu dengan lainnya, dan berkata:" apabila ia berkata benar, niscaya agamanya itu lebih benar dari agama kita…"
Kemudian mereka memeriksa tempat persedian air minum mereka, maka mereka mendapatinya sebagaimana tadi mereka tinggalkan, maka seketika itu juga semua dari mereka segera menyatakan ke-islamannya, segera melepaskan belenggu dan memberlakukannya dengan baik. Mereka masuk Islam sebab kesabaran dan keteguhannya, maka Ummu Syurak pada hari kiamat akan dating dan di dalam lembaran catatan amalnya terdapat orang-orang, laki-laki dan wanita yang masuk Islam lewat tangannya.

Wanita penghuni syurga
Sejarah selain mengenal Ummu Syuraik, sejerah juga telah mengenalkan kita kepada Al-Ghumaisa, ibu Anas bin Malik, di mana nabi telah berbicara mengnainya sebagaimana di riwayatkan oleh imam Bukhory: (ketika aku memasuki syurga maka maka aku mendegarkan suara, maka ternyata itu adalah suara Al-Ghumaisa bintu Milhan…)
Ia termasuk seorang wanita yang banyak menarik kegaguman banyak orang, ia hidup pada masa mulanya seperti para gadis remaja lainnya di masa jahiliyyah, kemudian ia di nikahi Malik bin nadhir, dan ketika Islam Allah menndatangakn Islam, di sambut oleh para kaum Anshar, ber-islamlah Ummu Sulaim, bersama dengan mereka yang awal mula masuk Islam, ketika ia menawarkan Islam terhadap suaminya, maka menolaklah ia dan murka terhadapnya, ketika Malik bin Nadir mengajaknya untuk keluar bersamanya dari Madinah ke-Syam Ummu Sulain menolak, maka keluarlah Malik bin Nadhir dari Madinah ke-syam yang kemudian malah tewas di sana. Ia seorang wanita yang cerdas dan cantik sehingga banyak kaum pria yang berlomba-lomba untuk mendapatkannya, ketika Abu Tholhah melamarnya (sebelum ke-islamannya) maka jawab Ummu Sulaim:"sebenarnya aku juga suka kepadamu, maka siapakah wanita yang akan menolak semisalmu, akan tetapi sayangnya engkau adalah lekaki kafir, sedangkan saya wanita muslim, maka jilakau engkau masuk Islam sudah cukuplah itu sebagi mahar untukku, saya tidak meminta selainnya…."
"akan tetapi saya juga beragama…"kata Abu Thalhah.
"wahai Abu Thalhah, tidakkah engkau tahu bahwasannya tuhan yang engkau sembah itu hanyal berupa kayu yang tumbuh di bumi yang telah di ukir oleh seorang tukang pahat habasyah…?"
"tentu ….!"ucap Abu Thalhah.
"tidakkah engkau malu, engkau menyembah sebongkah kayu yang tumbuh di bumi yang telah di ukir oleh pemahat Haasyah? Wahai abu Thalhah, jika engkau mau masuk Islam, maka aku tidak meminta selainnya…"
"bentar, saya piker dulu dalam perkara ini…" kata Abu Thalhah, kemudian dalam beberapa saat kemudian ia datang kembali dan langsung berkata :" saya bersaksi bahwasannya tiada dzat yang berhak di sembah dengan benar selain Allah dan bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah…"
Menjadi gembiralah Ummu Sulaim mendengarnya, kemudian ia berkata kepada putranya, Anas:" wahai Anas, nikahkan aku dengan Abu Tholhah…!" maka kemudian Anas-pun menikahkan-nya. Maka apakah di sana ada maharyang lebih mulya dari mahar Islam? Lihatlah bagaimana ia tidak menjual mahal dirinya demi untum agamanya, demi Islam ia menjatuhkan hak-nya, ya, ia adalah sosok wanita yang hidup hanya untuk satu urusan, yaitu Islam. Karena bagaimanapun dengan ini ia telah meninggikan urusan Islam, meninggikan kedudukannya, serta menunjukkan orang untuk masuk ke-dalamnya.
Ketika nabi datang ke-Madinah, di sambut oleh MUhajirin dan Anshar, kemudian turunlah nabi di rumah Abu Ayyub, maka berduyunlah orang datang mengunjunginya, maka Ummu Sulaim termasuk di antara banyak orang ini, maka ia menginginkan untuk mempersembah yang terbaik untuk Rasulullah, maka ia tidak mendapatkan yang lebih ia cintai dari buah hatinya, maka kemudian ia membawa Anas dan menemui Rasulullah, dan berkata:" wahai Rasulullah, ini Anas mulai saat ini ikut bersamamu senantiasa memabntumu…" setelah berucap demikian kemudian ia berlalu, sedangkan Anan setelah itu diam bersama Rasulullah membantunya pagi dan sore.

Semalam bersama Ummu Sulaim…

Ummu Sulaim tidak hanya berpura-pura melakukan pengorbanan di hadapan orang saja dan lupa berkorban untuk dirinya sendiri, akan tetapi yang mankjubkan adalah keadaannya di dalam rumahnya sendiri, yaitu berupa perhatiannya terhadap suaminya, senantiasa ridha atas bagian yang ia dapatkan dari Tuhan-nya, setelah ia menikah dengan Abu Thalhah maka kemudian Allah menganugrahkan seorang anak yang bagus rupanya, Abu 'Umair ( Abu Thalhah) sangat mencintai anaknya tersebut, bahkan Rasulullah-pun menyukainya, ketika ia berjalan dengan putranya maka Rasulullah melihat bersamanya ada seekor burung yang bermain-main dengannya, namanya"Naghir" maka beliau bergurau dengannya dan berkata: "wahai Abu 'Umair apa yang sedang di lakukan "Naghir"…?"
Suatu waktu sakitlah putra Abu Tholhah, langsung ia merasakan sangat sedih sekali, sampailah pada satu hari sakit si kecil sudah bertambah sangat parah, ketika Abu Tholhah ada keperluan keapda Rasulullah ia terlambat pulang, sakit si kecil-pun makin bertambah dan akhirnya meninggal, sedangkan ibunya menunggu di sisinya, sebagian penghuni rumah menangislah sebab itu, maka Ummu Sulaim langsung menenangkan mereka dan berkata: " janganlah kalian berbicara mengenai kematian putranya kepada Abu Tholhah sebelum aku sendiri yang mengatakan keapdanya…!" kemudian ia membaringkan tubuh putranya di kamar dan menyelimutinya seperti orang tidur lelap, menyiapkan makanan untuk suaminya. Ketika Abu Tholhah telah pulang ia langsung bertanya kepada istrinya (Ummu Sulaim) : "bagaimana keadaan si kecil?" kemudian ia menjawab: " saya telah menenangkannya, saya harapkan ia sekarang sudah beristirahat…"
Mendengar itu Abu Thalhah segera melangkah ingin melihat keadaan putranya, tapi segera di cegah oleh Ummu sulaim, lalu berkata: " ia sedang tenang, jangan engkau bangunkan dia…!" kemudian ia menghidangkan makan malamnya, maka makan minumlah ia, setelah itu mereka melakukan hubungan suami istri, ketika melihat suaminya sudah kenyang dan tenang, ia mulai berkata:
"wahai Abu Tholhah, bagaimana pendapatmu tentang suatu kaum meminjamkan suatu pinjaman pada sebuah keluarga, kemudian ketika mereka meminta kembali pinjaman tersebut, apakah keluarga yang di beri pinjaman itu boleh menolak mengembalikan pinjamannya…?"
"tidak…!" jawab Abu Thalhah.
"apakah engkau tidak heran dengan tetangga-tetangga kita?"
"knapa dengan mereka?"
"mereka di titipan oleh suatu kaum, maka attipan itu sampai lama di tempat mereka, sehingga seolah mereka melihatnya seperti sudah menjadi milik sendiri, maka ketika pimilik asli meminta titipannya kembali mereka merasa kawatir dan saying mengambalikan keapda pemiliknya…"
Maka mendengarnya Abu Thalhah langsung berkata pula: "sungguh buruk apa yang telah mereka perbuat…"
"Anakmu adalah titipan dari Allah, dan Allah telang mengambilnya kembali, maka anggaplah putra-mu sekarang sudah berada di sisi Allah…!"
Setelah mendengar itu dengan bercampur kejut dan sedih, kemudian berkata kepada istrinya: "demi Allah…sebab inikah engkau menyabarkan-ku malam ini…?" lalu ia langsung bangkit dan mengurus penguburan putranya. Ketika pagi sudah menjelang ia langsung pergi mengadukan peristiwa ini kepada Rasulullah saw, maka iapun menggakarkan segala apa yang telah terjadi, maka setelah mendengar itu nabi saw langsung mendo'akan keduanya dengan keberkahan.
Periwayat hadits ini kemudian berkata : "maka sungguh aku telah melihat mereka setelah itu di masjid dengan tujuh orang anak, setiap dari mereka telah dapat membaca Qur'an…" maka lihatlah bagaimana ia telah meninggikan agamanya, ia tidak merobek-robek bajunya, tidak memukul-mukul pipinya, serta tidak pula menangis meratap-ratap penuh dengan ucapan penyesalan. Apakah kalian pernah menyaksikan seorang wanita yang kematian putranya di antara kedua tangannya, kemudian ia melayani suaminya, menyerahkan dirinya, bahkan apakah kalian pernah melihat seorang wanita yang lebih lembut dan halus darinya?

Wanita yang mendidik suaminya…!!!
Sesungguhnya seorang wanita dengan keimanan dan kualitas agam sepereti ini, penuh kejujuran dan keyakinan, niscaya akan tersebarlah kebaikannya, akan merata pulalah berkah perbuatannya, suaminya-pun akan terpengaruh dengan kabaikannya, maka tidaklah mengherankan apabila setelah menikah dengan Ummu sulaim keadaan Abu Thalhah meningkat baik, Ummu Sulaim senantiasa menyerunya untuk berdakwah dan ber-jihad, senantiasa menta'ati Rabb-nya, sehingga ketika perang uhud Abu Thalhah ikut keluar bersama para Mujahidin, maka dalam peperangan ini mereka mendapatkan cobaan yang besar, pasukan Muslimin terpukul kalah, banyak di antara mereka yang mati dan mereka bercerai-berai.

Kaum Musyrik segera mengepung Rasulullah hendak segera membunuhnya, maka para sahabat terpilih-pun berusaha melindunginya, dalam keadaan mereka luka-luka, lapat, tampak darah mereka mengalir membasahi baju-baju mereka, dagingpun pada terkoyah dari badan-badan mereka.
Mereka membela Rasulullah,mengelilinginya dengan badan mereka, melindingi beliau dari serbuan anak panah maupun lembing, dari sabetan pedang-pedang musuh, biar hinggap di tubuh mereka asalkan bukan di badan Rasulullah saw, Abu Thalhah mengangkat dadanya dan berkata: "Wahai Rasulullah…anak panah tidak akan menimpamu, leherku yang akan tertembus dan bukan lehermu" ia terus berprang di sisi Rasulullah saw dan melindunginya.
Orang-orang kafir terus memukulnya dari semua arah, yang satu memanahnya, yang lainnya memukulnya dengan pedang, yang lainnya menusuknya dengan tombak, ia terus saja mengamuk dan akhirnya jatuh juga karena banyaknya pukulan dan luka yang di dapatinya, Abu Ubaidah dengan cepat menyusul Thalhah yang sudah jatuh terbanting, maka berkatalah Nabi saw : "ambillah saudara kalian, sungguh dia telah menghadap Rabb-nya…!" maka merekapun membawa jasadnya, di badannya di temukan belasan luka pukulan dan tusukan, inilah yang di dapatkan Abu Thalhah dengan dirinya yang senantiasa berusaha mengangkat bendera agama, nabi saw berkata tentangnya: " sungguh suara Abu Tholhah itu dalam tentara itu lebih baik dari pada sekelompok prajurit…!!" ini hanya sekedar suaranya di dalam prajurit, maka lalu bagaimana denganmu di bandingkan dengan kekuatan dan kemampuannya dalam berperang?

Dari Norwegia sampai Afrika….!!
Bagaimana mundurnya para pemudi hari ini dalam menolong agamanya, bahkan bagaimana kita melihat bagaimana kemungkaran-kemungkaran yang terlihat dengan jelas, dengan gambaran yang keji dan buruk, ataupun hubungan-hubungan pamer aurat dan perkara haram di dalam berpakaian dan hijab, yang sudah berhak untuk di turunkan siksa karenannya. Ia melihat kemungkaran-kemungkaran ini di antara kerabat-kerabat, saudari-saudari serta teman-temannya, kemudian ia tidak bertindak mengingkarinya, padahal Rasulullah saw telah bersabda :"barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran maka rubahlah kemungkaran itu…." Apakah engkau telah merubah sebisamu dari pada kemungkaran-kemungkaran itu…? Seandainya tepat demikian, maka bagaimanakah keadaanmu kelak pada hari kiamat apabila teman dan sahabatmu, kekasihmu, pada bergantung kepadamu, mereka meratap dan menangis, kenapa dirimu yang melihat mereka dalam kemungkaran, mendekati dan berbuat perkara haram, engkau tidak mencegah dan menasehati mereka, mengingatkan mereka.

Engkau bisa melihat bagaimana pengorbanan wanita-wanita kafir untuk agama mereka, seorang Da'i berkata bahwasannya ia mengadakan perjalanan dakwah kepada para pengusngsi di Afrika, keadaan jalan yang kami lewati terjal dan berbahaya, menyebabkan kami sangat kecapaian dan kelelahan, kita tidak melihat di depan kita kecuali debu-debu pasir yang bergulungan, kita belumlah sampai ke-desa yang kita tuju kecuali sepanjang perjalanan selalu was-was dengan adanya begal jalanan, kemudian Allah-pun memudahkan kami sampai ke-tempat para pengungsi pada malam hari, mereka-pun menyambut kedatanganku dengan gembira, menyiapkan aku sebuah sebuah kemah dengan sebuah kasur usang di dalamnya, langsung saja aku melemparkan badan di atas kasur saking lelahnya, kemudian aku sambil beristirahat mengingat-ingat perjalananku kali ini, apakah engkau tahu apa yang tersirat dalam pikiranku?!

Aku merasakan kemulyaan dan keangkuhan pada diriku sendiri, bahkan aku memunculkan rasa takjub dan bangga serta superiotas ! maka siapakah yang telah mendahului aku ke-tempat ini?!maka siapakah pula yang melakukan seperti apa yang telah aku buat?! Dan siapakah yang sanggup untuk menahan semua kelelahan ini!...?!

Syaitan senantiasa meniup-niup di dalam hatiku, sehingga hampir-hampir saja aku terperosok dalam perasaan sombong dan congkak. Pada pagi hari kami keluar keliling-keliling ke pelosok-pelosok daerah tersebut, saya melihat rombongan kamu wanita membawa kendi-kendi air di atas kepala-kepala mereka.

Perhatianku jatuh kepada seorang wanita berkulit putih di antara wanita itu, awalnya aku kira ia hanya seorang pengungsi yangterserang penyakit kusta, maka aku bertama temanku tentangnya, maka ia menjelaskan kepadaku bahwasannya wanita itu adalah seorang misionaris berkebangsaan Norwegia, umurnya baru tiga puluh, sudah tinggal bersama para pengungsi selama setengah tahunan, memakan pakain seperti pakaian mereka, memakan makanan seperti yang mereka makan, menenami mereka di dalam banyak aktivitas mereka, setiap malam berkumpul bersama remaja-remaja pengungsi, bercengkrama bersama mereka, mengajari membaca dan menulis, dan kadangkala mengajari menari, entah sudah berapa banyak anak Yatim yang ia usap kepalanya, dan orang sakit yang ia ringankan rasa sakitnya…?!

Perhatikanlah keadaan wanita ini….!apa sebenarnya yang telah memanggilnya untuk datang ke daerah yang tandus ini, sedangkan ia berada dalam kesesatannya…?! Apa juga yang telah mendorongnya untuk meninggalkan megahnya peadaban eropa serta kebun-kebunnya yang hijau…?!

Dan apa juga yang telah menguatkan semangatnya untuk tinggal bersama mereka, para pengungsi lemah dan miskin, sedangkan ia sedang berada di puncak-nya masa muda…?! Melihat ini apakah engkau tidak merasakan kehinaan di dalam dirimu? Ketika melihat seorang Misionaris yang sesat ini selalu bersabar dan bertahan menahan kesulitan, sedangkan ia berada di dalam kebatilan.

Bahkan di pedalaman Afrika, para Misionaris wanita yang masih muda yang berdatangan dari Amerika, Inggris, dan Francis, mereka datang untuk hidup di dalam sebuah gubuk yang terbuat dari kayu, atau rumah yang terbuat dari tanah liat, makan makanan yang paling buruk seperti yang mereka para penghuni daerah tersebut makan, minum dari air sungai seperti apa mereka minum, memelihara anak-anak dan berlaku baik kepada para wanita, maka apabila engkau melihatnya setelah kepulangannya ke-Negaranya warna dan kulitnya telah berubah menjadi pucat, badannya telah menjadi lemah, akan tetapi melupakan semua kesengsaraan ini sebab untuk mengabdi untuk agamanya, sungguh menakjubkan bukan…?!

Inilah yang mereka para wanita kafir Nasrani korbankan untuk menyemba selain Allah. Firman Allah :
ان تكونوا تألمون فانهم يألمون كما تالمون و ترجون من الله ما لا يرجون (النساء : 104)
Seorang Da'i lainnya menceritakan…

Ketika saya di Almania, pada suatu saat ada orang yang mengetuk tempat aku tinggal, kemudian terdengar suara seorang wanita muda berseru dari balik pintu, maka aku lalu berkata padanya: " apa yang engkau mau…?"
"bukalah pintu dulu…!" jawabnya.
Lalu kemudian aku berkata lagi: " aku adalah seorang pria Muslim dan di rumah sedang tiada seiapa lagi selainku, karena itulah engkau tidak boleh masuk bertamu kepadaku…."
Ia terus mendesakku untuk membukakan pintu, maka aku tetap menolak untuk membukakannya.
"saya berasal dari jama'ah dan saksi terhadap Jehova (tuhan dalam perjanjian lama), bukalah pintu dan ambillah buku-buku saku serta selebaran ini…"ia terus merayu. Akan tetapi aku tetap menolaknya, sedangkan ia terus saja membujuk. Maka akhirnya akupun segera membalikkan punggungku dari pintu dan beranjak masuk ke-kamarku. Mengtahui tidak mendapatkan perhatian dariku, ia lalu menaruh mulutnya di celah pintu, kemudian berbicara mengenai agamanya, serta mejelaskan dasar-dasar agamanya selama sepuluh menit.

Ketika sudah selesai, aku segera menuju pintu dan menenyainya: "kenapa engkau bersusah payah begitu….?'
"saya sekarang sudah merasa santai, karena saya sudah brkorban sebisaku di dalam usaha mengabdi untuk agamaku…" jawabnya.

Dan engkau,
tidakkah engkau menanyaimu sendiri pada suatu hari….?
Apa yang telah engkau persembahkan untuk Islam? Berapa banyak pemudi-kah yang telah bertobat lewat kedua tanganmu? Berapa banyak harta yang sudah engkau nafkahkan untuk memberikan hidayat para pemudi ke-jalan Tuhan-mu?

Sebagian wanita shalihah berkata: " saya tidak berani berdakwah dan tidak pula tidak mengingkari kemungkaran…" sungguh aneh dan mengherankan sekali bukan…?!

Bagiamana mereka berani menyanyi lagu-lagu yang hina/keji? Menyanyi di hadapan ribuan orang yang melahapnya dengan pandangan sebelum dengan telinga mereka, dalam hal ini ia tidak mengatakan bahwa saya takut. Bagaimana dia berani menari dengan tarian cabul? Memamerkan tubuhnya di hadapan ribuan orang, sedangkan ia tidak merasakan takut dan kawatir. Dan engkau…jikalau kami menginginkan nasihat atau dakwah, maka syaitan berusaha menelantarkanmu, bahkan sebagian pemudi menghiaskan perkara mungkar kepada lainnya, antar mereka saling beretukar majalah-majalah porno, kaset-kaset musik, atau mengundang mereka kepada tempat-tempat kemungkaran, sesungguhnya ini termasuk saling tolong menolong di dalam dosa dan permusuhan, dan masuk kedalam golongan Syaitan, maka niscaya di saat kemudian cinta antar mereka akan berubah menjadi saling permusuhan dan benci-membenci.

Allah berfirman:
الأخلاء يومئذ بعضهم لبعض عدو الا المتقين (الزخرف:67)

Inilah keadaan mereka hari kiamat, mereka memakai pakaian kehinaan dan penyesalan, adapun di dalam Neraka, itu sebagaimana Allah firmankan tentang para pelaku maksiat:

ثم يوم القيامة يكفر بعضكم ببعض و يلعن بعضكم بعضا و مأواكم النار و ما لكم من تاصرين (النكبوت : 25)

Ya, mereka saling melaknat satu dengan lainnya, ia berkata kepada temannya yang senantiasa menjadi temannya di dunia, yang saling tertawa bersamanya, menciumnya, pada hari kamata ia berkata kepadanya: "Allah melaknatmu karena engkau-lah yang telah membuat aku terjatuh dalam pacaran dan perbuatan keji…" lalu yang lainnya berteriak kepadanya pula: " Allah juga melaknatmu, engkaulah yang memberikan aku kaset-kaset nyanyian…" maka yng lainnya menjawab pula: "Allah melaknatmu, engkau yang telah merayu aku untuk berterusan dalam perkara batil dan terbuka dalam berpakaian…" maka di jawab pula: "Allah melaknatmu, karena engkaulah yang telah menuntun aku kepada jalan-jalan kekejian…"

Sungguh aneh, bagaimana ketawa-ketawa dan senda gurau itu bisa lenyap? Pada saat keduanya bersama berkeliling di pasar-pasar, saling tertawa berdua penuh kesetia kawanan, akan tetapi pada hari ini ( kiamat ) mereka saling mengkafirkan satu sama lainnya, tentu saja, karena pada hari itu mereka tidak berkumpul untuk bersama saling menasehati dan berbuat kebaikan, maka mereka pada hari kiamat akan berkumpul bersama, akan tetapi di manakah mereka berkumpul? Mereka berkumpul di dalam Neraka yang tiada pernah padam apinya, tidak pernah dingin panasnya, dan tidak berkurang pula pasanya, kecuali kalau Allah menghendaki.

Maka di manakah wanita-wanita kita pada hari ini….?

Di manakah wnaita-wanita kita yang mengikuti jejak mereka para wanita shalihah? Di manakah para wanita yang terjatuh di dalam hal-hal yang bertentangan dengan syari'at di dalam cara berpakaiannya mereka, bertutur katanya mereka, cara memandangan mereka, kemudian ketika salah seorang dari mereka di nasehati, maka ia akan menjawab: "setiap wanita melakukan hal seperti itu, dan saya tidak dapat menyelisihi tren yang ada…!" maha suci Allah, di manakah kekuatan di dalam agama itu? Keteguhan berpegang pada asas-asas hukumnya? Jikalau keadaan generasi mudi Islam itu sudah tertimpa fitnah yang paling hina di mana ia sudah mengsingkan dirinya daripada ketaatan kepada Tuhannya, menta'ati Syetan, entah di manakah ketertundukkah terhadap perintah-perintah Allah…?

Allah swt berfirman:
وما كان لمؤمن ولا مؤمنة اذا قضى الله و رسوله أمرا ان يكون لهم الخيرة من أمرهم ومن يعص الله و رسوله فقد ضل ضلالا مبينا (الأحزاب : 36)

Di manakah para pemudi yang suka melakukan kesia-siaan tersebut? Yang membiarkan dirinya mendapatkan laknat dari Allah, memakai kainnya di atas pundahnya, sehingga orang-orang bisa melihat sela-sela pundah dan badannya, di samping pada sisi ini ia berarti pula menyerupai pakaian laki-laki, karena kaum prialah yang memakai kain-kain mereka di atas pundak-pundak mereka, dan barang siapa menyrupai laki-laki maka sesungguhnya terlaknatlah ia, di mana pula mereka para wanita tukang tato? Yang menaruh tato di wajahnya dalam bentuk yang bermacam-macam, atau dalam bentuk lukisan-lukisan di daerah-daerah tubuhnya, dan ini sesungguhnya adalah pekerjaan para pelacur.

Nabi saw telah bersabda:

لعن الله الواشمة و المتوشمة.....
"Allah melaknat tukang tato dan juga yang meminta di tato…"

Di mana juga mereka para wanita yang suka memakai rambut-rambut palsu/wig (baarukah), Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya dengan rambut orang lain dan pula wanita yang minta di sambungkan, merekalah para wanita yang di laknat, apakah engkau tahun dan faham apa arti di laknat? Artinya adalah di campakkah dari rahmat Allah, terusir dari jalan menuju syurga. Apakah engkau relah di keluargan dari jalan ke Syurga karena sebab engkau mencukur bulu-bulu alismu? Atau sebab pakaian yang engkau turunkan di bawah pundakmu, atau tato-tato di sekitar badanmu…?!!

Perkara-perkara haram…!!
Di antara pengikut hawa nafsu dan syetan adalah, perbuatan wanita di dalam menghiasai penampilannya walaupun hal itu menyebabkan berhaknya ia mendapatkan laknat Allah, di antaranya: mencukur bulu alis, dengan mencabut ataupun dengan mencukurnya, hal ini merupakan salah satu hal syetan inginkan tatkala ia berkata kepada Tuhannya:
وللآمرنهم فليغيرن خلق الله و من يتخذ الشيطان وليا من دون الله فقد خسر خسرانا مبينا (النساء:119)
Dan mencabut alis mata, dengan sebab ini ia telah berhak mendapatkan laknat Allah. Telah tersebut dalam hadis shahih di riwayatkan oleh Abu Dawud dan selainnya, dari Ibn Mas'ud, ia berkata: " Rasulullah saw melaknat tukang tato dan yang minta di tato, orang yang mencukur alis mata mata dan yang minta di cukurkan alis matanya yang telah merubah ciptaan Allah…"
Maha suci Allah… saudariku, bagaimana engkau bisa melakukan hal-hal yang mengundang laknat Allah atasmu? Sedangkan engkau senantiasa meminta ampunan dan rahmat kepadanya di setiap maupun di luar ketika shalat, bukankah ini hal yang berlawanan antara perkataan dan perbuatanmu?! Engkau meminta rahmat, tapi pada saat lain engkau melakukan hal-hal yang menolak rahmat itu datang kepadamu, sungguh ini adalah hal yang aneh…!!! Para ahli ilmu telah menfatwakan pengharamannya, lebih dari 20-an fatwa mengnai ini muncul mengharamkannya. Maka sesuai dengan keimananmu kepada Allah, ketaatan terhadap perintah-nya serta menjauhi dan mencegah diri dari segala larangannya, mencukur alis mata itu menyerupai dengan wanita-wanita kafir, dan barang siapa yang menyerupai suatu kamu, maka ia termasuk dari mereka. Allah akan berkata pada hari kiamat nanti:

أحشروا الذين ظلموا و أزواجهم ...(الصافات:22)

Yaitu yang menyerupai dan sama dengan mereka, barang siapa cinta kepada suatu kaum maka kelak ia akan di kumpulkan bersama mereka, jangan-lah engkau sampai berkata: " kan banyak wanita yang melakukan hal itu…" karena sungguh betapa banyak wanita yang menyembah berhala, maka apakah engkau mau beribadah bersama mereka? Banyak wanita yang memakai kalung salib, maka apakah engkau akan melakukan hal yang sama pula? Sesungguhnya banyaknya mereka yang melakukan kemaksiatan bukan suatu halangan bagimu di hadapan Allah, karena sesungguhnya engkau sendirilah yang bertanggungjawah atas segala perbuatanmu, seperti apa ketika engkau berada di gendongan ayahmu sendiri, kemudian di dalam perut ibumu sendirian, kemudian engkau di lahirkan sendirian, kemudian engkau mati pula sendirian, engkau-pun di bangkitkan pada hari kiamat dengan dirimu, dan nanti engkau pula di tanya di hadapan Allah tentang amalmu sendirian…

Allah berfirman:

ان كل من فى السماوات و الأرض الا آتى الرحمن عبدا . لقد أحصاهم و عدهم عدا . و كلهم آتيه يوم القيامة فردا . (مريم : 93-95)

Di atas gelombang lautan.

Entah berapa banyak jumlah pemudi Muslim yang yang hanyaut bersama gelombang, maka mereka mulai berlaku seenaknya dengan hijab dan pakaian serta rela dengan apa yang telah di buat oleh para pelaku kerusakan ( perusak akhlak), bahkan yang di buat oleh ppara pelaku kemaksiatan dan kaum kafir, dari pakaian-pakaian yang memperlihatkan perhiasan sebagai ganti yang menutupinya, sungguh aneh…!! Bagaimana engkau rela menjadi boneka yang mereka beri pakaian sekehendak mereka…?
Maka adapun yang ini adalah baju bordiran ( kainnya jarang sehingga menampakkan kulit), terus yang itu pula pakaian pas-pasan ( ngepres di badan), yang lain pula adalah pakain sebahu saja, trus pakaian dengan kerah luas, kebanyak pakaian membutuhnya di tutup lagi dengan kain lainnya. Maka adapun hijab itu di anjurkan untuk menutup perhiasan dari pandangan kaum pria, trus kalau hijab itu dengan sendirinya adalah perhiasan, lalu apa perlunya ia lagi…? Nabi bersabda yang telah di riwayatkan oleh Muslim : " dua penghuni neraka yang aku belum pernah melihat keduanya, laki-laki yang memegang cambuk seperti ekor sapi kemudian menggunakannya untuk memukuli orang, dan perempuan yang berpakaian tetapi telanjang yang cendrung mengundang kepada kemaksiatan yang jikalau berjalan maka kepala mereka bergoyang seperti punuk unta yang bergerak, mereka tidak akan masuk ke-dalam syurga dan tidak akan mendapatkan baunya sama sekali, sesungguhnya bau syurga itu dapat tercium dari jarak seperti ini…seperti ini…( jarang yang sangat jauh maksudnya) …."
Maka wanita manakah yang tidak menginginkan syurga dan baunya…? Maka apakah engkau sudah mengetahui bahwasannya dengan tabarrujmu, dengan melepas hijabmu, engkau sudah menjadi perantara di antara alat-alat yang di pakai oleh syetan…? Apakau engkau rela bila engkau menjadi sebab seorang Muslim terjatuh kepada perkara haram…? Apakah engkau tahu jikalau engkau memakai pakaian terbuka, kemudian gadis lainnya melihatmu, lalu mereka membeli seperti apa yang engkau pakai dan memakainya, apakah engkau tahu bahwa dengan ini berarti engkau ikut pula menanganggung dosanya dan dosa orang yang mengikutinya pula sampai hari kiamat…? Apakah hal ini menyenangkanmu apabila engkau menjadi contoh dan ikutan di dalam perkara buruk…?

Engkau berhias untuk siapa…?

Jikalau engkau bertanya kepada seorang wanita yang berhias dengan pakaian macam ini, kenapa engkau memakai pakaian ini? Niscaya ia akan berkata kepadamu: " inikan bagus…!" kemudian bertanyalah engkau untuk siapakah ia berdandan? Untuk calon suamikah? atau untuk suaminya-kah? Sesungguhnya ia berdandan hanya untuk meminta perhatian mata rendah manusia, perhatian dari orang yang tidak pernah menolehkan pandangan untuk mendekatkan diri kepada Allah, orang-oramh yang sudah tidak memandang kehormatan dan kesucian serta kemulyaan kaum wanita, mereka yang hanya bebuat untuk kesenangan kemaluannya saja ( li syahwati farjihi), untuk kenikmatan pandangannya, kemudian ketika sudah selesai dari menikmatinya, lalu ia menendang dengan kakinya, kemudian mencari sasaran wanita lainnya. Apakah pada suatu hari engkau pernah berpikir, kenapakah Allah mewajibkan hijab? Kenapa Allah berfirman :

و ليضربن بخمورهن على جيوبهن ولا يبدين زينتهن (النو : 31)

Kenapa Allah menyuruhmu menutupi perhiasannya…? Wajah dan rambut serta badanmu, kenapakah Allah menyuruh akan hal ini…? Apakah terdapat permusuhan antara dirinya dan dirimu, atau terdapat emosi dan dendam, sekali-kali tidak demikian, sesungguhnya dia itu sudah cukup berdiri sendiri dari pada hamba-hambanya, dia-lah yang tidak akan berlaku dzalim walaupun hanya seukuran biji sawi (dzarroh). Akan tetapi ketentuan Allah yang abadi, syari'at-nya yang berlaku, firmannya yang tidak tergantikan, serta hukumnya yang penuh keadilan, menentukan hukum-hukum terhadap kaum laki-laki dan begitu pula terhadap wanitanya, dan dunia tidak akan dapat menetapkan eksistensinya kecuali dengan ketaatan keapada Allah, wanita yang baik akan menyerahkan dirinya untuk melaksakan segala perintah Allah.
Orang-orang yang beruntung adalah mereka yang berserah diri kepada segala perintah Allah, adapun selain mereka, mereka orang-orang yang bersungguh-sungguh berusahan melepaskan pakaianmu, merenggut hijabmu, mereka berbuat mati-matian demi untuk merealisasikan tujuan mereka itu.
Menggunakan harta mereka, mengorbankan waktu mereka, membuat majalah-majalah amoral, menulis makalah-makalah cabul, mebuat acara untuk membikin keraguan pada hijab, mereka menyebarkan perbuatan kejia di lingkungan orang-ornag yang berman, mereka ingin merasakan kenikmatan melihat perhiasanmu di pasar-pasar mereka, menyaksikan tarianmu di pertunjukan-pertunjukan yang mereka buat, menikmati tubuhmu di ranjang mereka, kemudian pekerjaanmu di pesawat-pesawat milik mereka, sebenarnya hal itu mereka hanya menuntut hak mereka bukan hakmu, betapa anehnya mereka itu…! mereka tidak mengenal hak-hak perempuan, kecuali hak untuk tabarruj dan melepaskan hijab, hak mengendarai mobil, hak untuk epergian tanpa di iringi muhrim-nya, hak untuk bekerja dan bercambur baur dengan kaum pria, hak mereka untuk keluar ke media-media informasi dan komunikasi, dan sampai pada ketololan-ketololan lainnya yag mereka namakan hak-hak, kecelakaan bagi mereka…!!

Mereka tidak pernah menuntut hak-hak untuk para janda dan orang-orang yang tidak mampu, atau menuntut anak-anak untuk mendapatkan hak-hak para ibu. Mereka hanya menuntut pada kerusakan, mereka menampakan seakan perilaku mereka ini itu demi peningkatan masyarakat, ini adalah merupakah keadaan orang-orang munafik, mereka adalah cucu-cucu Abdullah Ubay bin Salul, pentolan Munafik pada masa hidup Rasulullah saw, apakah engkau pernah memperatikan akan dia yang telah menuduh Ibu kita, Aisyah ra. Berbuat zina? Ia menyebarkan tuduhan ini sehingga menjadi buah bibir di banyak orang, ia mengklaim bahwa dirinya hanya ingin menyebarkan keutamaan, tapi pada hakikatnya dia itu adalah gurunya kehinaan, sedang adapun tempat kembalinya adalah neraka, apakah engkau sudah mengetahunya pula akan dia yang membeli wanita-wanita cantik kemudian menyuruh mereka untuk bekerja sebagai pelacur, dari itu ia ingin mengumpulkan banyak harta, sehingga Allah-pun menyingkanya di dalam Qur'an dengan firmannya:

ولا تكرهوا فتياتكم على البغاء ان أردن تحصنا لتبتغوا عرض الحيوة الدنيا (النور : 33)

Mereka terus mengulang-ulang dengan menyebut bahwasannya hijab di kepalamu itu membuatmu tertekan, pakain panjang yang engkau kenakan itu memberatkanmu, celana panjang lebih memudahkanmu ketika berjalan, menutup wajah membuat sesak nafasmu. Yach…segolongan orang yang bangga dengan peradaban kaum kuffar, mereka menyangka bahwa cara untuk meraihnya adalah dengan menanggalkan hijab serta menyingsingkan pakaianmu, dan dengan sekali perjalanan ke salah satu Negara barat ataupun timur sudah cukup untuk menemukan kenyataan ini, perempuan bisa bekerja sebagai buruh di bandara, pekerja kebersihan dijalan-jalan, pembersih wc di perusahaan, dan jikalau ia seorang wanita cantik maka ia berkeja sebagai tukang tari atai di-bar.

Maka ini seorang pemabuk berpesta ria bersamanya, trus pria keji berusaha mendapatkan tubuhnya, lalu yang lainnya menjadikannya sebagai barang jualan untuk mendapatkan keuntungan darinya, apabila mereka sudah selesai menggunakannya lalu tinggal menggampar wajahnya saja, apabila sudah tua maka di lemparkan saja dip anti jompo yang mirip dengan penjara, bahkan sama dengan kuburan, aneh…., apakah ini kebebasan yang mereka usahakan….?demi Allah nscaya kita akan merasa sedih dan berdukan dengan nasib muslimah-muslimah kita di Filipina, di Kasymir, wanita di sana tidak mendapati orang yang bersedih atas nasib yang menimpanya.

Engkau adalah Ratu…engkau adalah Ratu….

Seorang dokter meceritakan: dulu aku ketika sedang belajar di inggris, kita memiliki tetagga wanita yang sudah tua sekali, umurnya lebih dari tujuh puluhan tahun, wanita tersebut senantiasa mengharapkan belas kasihan dari setiap orang yang melihatnya, punggungnya telahlah bungkuk, tulangnya telah rapuh, kulitnya sudah keriput, dan bersamaan dengan itu ia hidup sendirian di antara empat dinding rumahnya, masuk dan keluar tanpa ada seorangpun yang membantunya, anak atau suaminya, ia masak dan mencuci sendiri, rumahnya sudah mirip dengan kuburan saja, di dalamnya tiada seorangpun selainnya, tidak ada orang yang mengtuk pintu rumahnya. Pada suatu saat istriku mengundangnya untuk megunjungi kami, kemudian Istriku memberitahukan dia bahwasannya di dalam Islam itu seorang suami di beri tanggung jawab terhadap istrinya, bekerja untuknya, memenuhi kebutuhan makan dan pakainnya, mengobatinya jika sakit, membantunya jikalau sedang menghadapi masalah, sedangkan seorag Istri dalam Islam senantiasa duduk di rumahnya sednagkan suaminya mempunya kewajiban untuk manafkahi dan menjaganya, dan ia sendiri wajib untuk menjaga kehormatan dan dirinya, apabila ia di anugrahi anak-anak maka wajih atas mereka untuk berbuat baik peadanya, berkorban untknya, apabila mereka mendurhakainya maka orang-orang akan menjauhi dan memutus hubungan dengannya mereka sehingga menjadi kembali berlaku baik terhadapnya, apabila seorang wanita sudah tidak memiliki suami lagi, maka sdah merupaka keharusan atas ayah atau saudaranya dan walinya untuk menjaga dan melindunginya, wanita ini mendengarkan setiap yang di ucapkan oleh istriku dengan penuh cengang dan kekaguman. Bahkan ia kemudian menceritakan keadannya, ia ingat anak-anak dan cucunya yang semenjak lama belum ia pernah melihatnya, tidak seorangpun dari mereka mengunjunginya, bahkan ia tidak tahu entah di manakah mereka, telah matikah? Telah di kubur? Atau bahkan telah terbakar-kah mereka ia tidak mengetahuinya. Karena ia sudah tiada harganya bagi mereka. Setelah istriku selesai dari bicaranya, maka tampak wanita ini menangis hingga dalam beberapa saat kesulitan untuk bicara, lalu setelah tenang ia berkata :" para wanita di Negara kalian sebenarnya adalah para ratu…"

Ya, demi Allah saudariku yang mulya…engkau di sisi kami adalah seorang ratu, seorang ratu yang demi dirimu relah berkorban sekalipun mengalirkan darah, maka barang siapa yang terbunuh sebab membela kehormatannya ia adalah mati syahid, demi dirimu nyawa dengan murah bisa di korbankan, harta pula di belanjakan untuk dirimu, karena dirimu adalah seorang Ratu yang di jaga menyuruh kaum pria di sekitarmu untuk menjagamu.

Lagu…
Sebagian pemudia Islam telah di kendalikan oleh syaitan, kepada jalan kehinaan, dengan mendengarkan nyanyian-nyanyian, serta kesukaan berbuat kekejian, Allah telah berfirman:

و من الناس من يشترى لهو الحديث ليضل عن سبيل الله (لقمان : 6)

Ibn Mas'ud ra. berumpah bahwa yangdi maksud di sini adalah nyanyian, di sebutkan dalam shahih bahwasannya nabi bersabda yang artinya: "akan datang suatu masa akan muncul dalam ummatku kaum-kaum yang mereka menghalalkan sutera, khamar, dan alat-alat musik…" dan tersebut juga dalam hadits shahih di riwayatkan oleh Imam Atturmudzi, yang artinya: " akan ada di Ummat ini banyaknya kehinaan, fitnahan, serta pencemaran ( pemerkosaan) dan ketika pada saat mereka sudah meminum khamar-khamar dan memanggil biduanita-biduanita serta memukul alat-alat musik…" dan para ulama banyak mengharamkan alat permainan yang sia-sia dan musik, dan keharaman di sini menjadi semakin besar apabila di temani pula dengan nyanyian, dan beranjak menadi sebuah musibah ketika berisikan kalimat-kalimat pecintaan dan kasmaran, bahkan itu termasuk suling syaitan, yang di mana ia bersuling dengannya yang kemudian di ikuti oleh para pendukungnya, Allah berfirman:

و استفزز من استطعت منهم بصوتك و أجلب عليهم بخيلك و رجلك (الاسراء: 64)

Ibn Mas'ud mengatakan bahwasannya nyanyian adalah semacam guna-guna yang menarik pada perbuatan zina, sungguh menakjubkan bukan? Beliau berkata seperti ini pada saat lagu itu di nyanyikan ole anak-anak perempuan dan budak perempuan, ketika nyanyian masih menggunakan tamborin atau rebana serta menggunakan syair'syair yang fasih, beliau berkata bahwasannya nyanyian itu merupakan guna-guna pada perbuatan zina, maka apakah yang akan di katakana oleh Ibn Mas'ud jikalau beliau melihat zaman kita sekarang ini? Lagu sudah bermacam-macam, dan kebanyakan adalah para pembantu syaitan, nyanyian sudah dapat di perdengarkan di mobil dan pesawat, di darat dan laut, bahkan jam-jam, lonceng, mainan anak-anak, computer serta telpon sudah tidak lepas dari yang namanya musik. Bersambung....

0 komentar: