Aktivitas Masisir Dimyath Jadidah

Masisir Dumyath Jadidah beraktivitas

Oleh: Muhafidz el_Maqshudy (Mahasiswa indonesia syu’bah syari’ah isamiyyah tk.II al_Azhar prov. Dumyath jadidah)

Dumyath, Dimyath, New port damietta atau Madinah orang menyebutnya, salah satu muhafadzoh yang di miliki republik arab Mesir. Belum banyak masisir yang mengenalnya dengan baik, bahkan hanya mendengarnya sekalipun, padahal tidak sedikit mahasiswa asal Indonesia yang belajar di provinsi yang jaraknya bisa di tempuh sekitar 4 jaman dari kairo, ratusan kilo meter untuk menempuhnya melewati beberapa provinsi. Padahal di tempat yang jauh dari kebisingan kairo dengan 80 coret-nya yang akrab dengan mahasiswa/i lebih dari 20 orang masisir hidup dan belajar di kulliyath addirosaat al_islamiyyah wa al_arabiyyah lil baniin, jami’at al_azhar.

Barangkali kalau sebelumnya masisir hanya sebatas tahu dan mendengar akan Manshurah, tanta, zaqaziq, maka dalam tulisan pendek ini isnya Allah akan segera mendapatkan hal baru, dan sekilas dapat tahu akan sebuah muhafadzoh yang bernama”Dimyath jadidah” dan juga bisa mengintip keberadaan minoritas masisir di sana bersama segala aktivitas yang di lakukannya. Semisalnya study masisir di dumyath, trus kehidupan berorganisasinya bagaimana, aktivitas apa saja di luar jam kampus dan seterusnya.

Studynya masisir di al_Azhar.

Al_Azhar Dimyath jadidah menjadi pilihan sekitar 20-an masisir untuk memperbanyak bekal pengetahuannya sebelum pulang ke daerahnya masing-masing di tanah air tercinta Indonesia. Dengan kesejukkan dan kebersihan udaranya serta jauhnya dari kebisingan memang pantas kalau daerah yang belum banyak di kenal masisir ini menjadi pilihan mereka, dan memang sebagai faktanya hampir tidak ada yang menyesal telah mendapatkan status “muqoyyad” di muhafadzoh yang jauh dari kebisingan kairo ini. Daerah yang orang biasa menyebutnya”madinah/kota” memang menjanjikan suasana untuk belajar yang sangat kondusif, walaupun barangkali dari segi keilmuan tidak bisa di bandingkan dengan kelengkapan kota kairo. Maklumlah untuk seumuran kota yang baru menginjak tiga puluhan tahunan jelasnya tidak bisa di bandingkan dengan kairo yang merupakan salan satu kota tertua di dunia.

Ke-20 an masisir yang memilih dimyath jadidah (Madinah) sebagai tautan hatinya untuk tinggal selama empat tahun, dari tiga syu’bah di kulliyatu addirosat al-islamiyyah wa al-‘arabiyyah hanya syu’bah ushuluddin dan syari’ah islamiyyah yang sementara menjadi pilihan sejumlah masisir tersebut. Nah dekatnya kampus dengan rumah tempat tinggal masisir di sini memberikan kesempatan untuk dapat pergi mendengarkan muhadhoroh para duktur di kampus dengan aktif.

Trus bagaimana dengan aktivitas masisir diluar kampus?

Nah untuk yang kedua ini masisir di dimyath walaupun belum lama keberadaannya, tapi sudah memiliki organisasi sendiri yang yang sifatnya indefenden (terpisah dari PPMI di kairo) kita di dimyath menamakannya FORMASI Dimyath alias Forum Koumuikasi dan Informasi Mahasiswa Indonesia. Nah dia inilah yang banyak mengordinir aktivitas masisir di luar jam kuliyah, tentunya yang bersifat jama’ah di kerjakannya-lah, misalanya: diskusi tematik, diskusi fakultatif serta bedah kasus yang di adakan rutin dalam satu bulan beberapa kali. Oh iya tidak ketingal juga kadang di adakan acara barengan dengan kawan-kawan dari malasyia dan Thailand di sini yang mempunyai hubungan harmonis dengan masisir dimyath, selain acara berbau ilmiyyah yang kadang di jadikan sarana ngumpul bareng di sini antar sesama orang asing, yang paling seringnya main bola bersama, hingga tak mengherankan kalau untuk yang satu ini, mahasiswa Indonesia dengan mahasiswa malasya seperti sudah tidak ada tabir penghalang lagi dalam pergaulan, mahasiswa dari Thailand juga yang memang menjadi masyoritas masis asing di al_Azhar dimyath jadidah baik sekali hubungannya dengan masis asal Indonesia, khususnya yang berasal dari daerah pathani. Kalau sobat sobit ingin buktinya—yach pergi saja ke-Dimyath jadidah yang dalam bahasa inggrisnya biasa di kenal dengan sebutan New port damietta city. So di tungu kedatangannya yach…!

Masis yang hobby main bola nggak usah kawatir ketika berkunjung di sini tersedia lapangan gratis untuk bermain sampai kaki sudah nggak kuat lagi, ada lapangan kampus, luar kampus atau kalau mau main di pantai yang sangat dekat dari tempat tinggal. Atau barangkali ada yang hobby keindahan, jangan kawatir pula, dimyath sebagai kota wisata memberikan wisata pantai yang lumayan menarik, ada syati’ madinah dan ada ro’sul barr ( tempat pertemuan dua lautan di sini) dan kalau mau melihat mabna al-qubbah di terusan suez port said juga hanya setengah jam dari dimyath jadidah. Enak bukan…!? Emang semuanya itu mendukung untuk menjadi penyemangat masisir di sini, khususnya orang yang masih mempunyai niat belajar.

Oh iya ada yang ketinggalan, kalau masalah talaqqi di sini walaupun tidak sebanyak di kairo bukan berarti nggak ada, ada juga talaqqi tauhid, fiqh dan ushul fiqh yang di dengan pemateri para duktur. Tinggal siapa yang suka untuk menambah pengetahuannya di sini. Malah al_Markaz islami sebagai lembaga di sini yang sangat memperhatikan mahasiswa asing selalu siap untuk menyediakan duktur untuk memberi tambahan kepada masis, gratis tentunya lah. Nah kalau mau bisa juga pergi langsung kerumah duktur kuliyah untuk belajar langsung untuk meminta penjelasan dari materi muhadhoroh yang belum di pahami! Yang ini kayaknya nggak bisa di kairo-kan? atau barangkali ingin menyesaian hafalan qur’annya, masisir di sini tinggal memilih mau syekh yang mana utnuk yang satu ini.

I’tikaf Romadhan di Dimyath Jadidah.

Yang ini aktivitas rutin masisir Indonesia di dimyath setiap tahunnya, biasnya beri’tikaf di masjid markaz islami yang melaksanakan kegiatan rutin tiap tahunnya ini pada sepuluh akhir romadhan. Biasanya masisir dimyath pada saat ini rata2 ber-i’tikaf, tak tidak sedikit juga masisir dari daerah lain yang tahu, seperti dari zaqoziq, manshuroh serta kairo yang ikut bergabung mengikutinya. Dan juga di awal romadhan selalu di adakan “musabaqoh qubro” dari lima juz sampai 30 juz dan ada juga yang bersama dengan tafsirnya serta hadis. Nah bagi masisir dari daerah mana yang merasa bagus hafalannya di tungu kedatangannya pada awal romadhan untuk mengikuti musabaqoh ini!

Ala kulli hal…itu sedikit gambaran tentang deyut aktivitas masisir di Dimyath jadidah yang dapat saya tuliskan disini, mudahan dapat memberikan pengetahuan baru tentang masisir di tempat yang lumayan jauh dari kebisingan kairo ini. Untuk lebih jelasnya kiranya memang tidak ada jalan lain lagi kecuali datang sendiri kesini, dekat kok…! Cuman 4-5 jam dari kairo dengan biaya 25 pergi—pulang. Dan akhir kata yang saya tuliskan, kiranya hanya harapan do’a dari akhi ukhti semua agar kita semua di sini dapat menjadi putra-putra islam yang baik dan terbaik, seperti juga kami mendo’akan akhi ukhti demikian. Wallahu a’lamu bisshowab.

0 komentar: