Kenapa engkau mengatakan tidak?!
Seperti di ceritakan oleh DR. Hindun Ahmad dari pengalamannya, ia melihat seorang suami mendaprat istrinya yang membuat darahnya mendidik melihat pemandangan itu, akan tetapi ia melihat si istri begitu kuat dan teguhnya, ketika DR. Hindun menaanyainya tentang rahasia kelemahan dan penyerahannya, karena ketika ia melihatnya dan hanya terdiam menerima sampai-sampai ia hampir berteriak kepadanya di wanita itu:” kenapakah engkau tidak mengatakan tidak?!” knapa engkau tidak membela diri?!” ketika suaminya menyuruh dan melarang ia tetapo seperti itu, tidak terlihat di wajahnya selain senyuman yang oenuh kerelaan, kemudian menganggukan kepalanya dengan begitu taat dan tunduknya dengan berucap lirih dari kedua bibirnya:” Ya….” Kalimat yang DR Hindun katakan ia sangat membencinya dan tidak kuat untuk mendengarnya, akan tetapi yang menakjubkannya si wanita ini bersikap berlawanan begitu mendengar dan taat keapda suaminya!!
Ketika DR. Hindun bertanya tentang rahasia akan sikapnya itu menghadapi permasalahan kecil dan besar dalam kehidupannya, ketika masuk dan keluarnya, dan di dalam setiap sesuatu?!sampai pada satu saat ia mengetahui rahasianya, dulu ia pernah tertimpa sakit yang selalu membuatnya pusing ketika bangun dan tertimpa penyakit parah yang membuatnya semingguan hanya bisa berbaring di atas pembaringan tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan badannya sendiri, pada saat itu ia di kejutkan dengan keadaan suaminya yang menjadi seperti anak kecil yang kehilangan ibunya, kemudian emperlakukan dan melayani istrinya dengan penuh kelembutan sekali dan kerelaan, kemudian keluar dari kamarnya dalam keadaan gelisah sampai menangisi sang istri yangs edang terbaring lemah sakit.
Kemudian DR. Hindun duduk di samping wanita ini, ia mengusap kepalanya dnegan telapak tangannya yang penuh sayang dan tersenyum dengan senyumannya yang penuh kelembutan, kemudian berkata lirih:” ketaatan seorang wanita terhadap suaminya adalah termasuk hal terbesarnya atas sang istri, jangan engkau sangka wahai putriku bahwa aku menyerah begitu saja pada hal-hal yang tidak aku ridhoinya, semua yang aku lakukan itu adalah menunggu waktu yang pas untuk dialog dan membela diri, akan tetapi bagaimana kemudian kalau kita masih belum sepakat?! Pada akhirnya kalimat yang harus di pakai adalah kalimatnya—di dalams elain kemaksiatan keapda Allah—ini yang harus di lakukan agar hidup menjadi harmonis, dan ketahuilah wahai putriku bahwasannya puncak kekuatan seorang wanita itu ada di dalam kelemahannya.”
Seandainya seorangw anita mengetahui hak suaminya yang besar atas dirinya niscaya banyak perselisihan rumah tangga yang terjadi akan padam dan terselesaikan dengan baik, dan keharmonisan rumah- pun akan terwujudkan pada saat ini.
Para suami, baik yang halus ataupun yang kasar perangainya, setiap dari mereka selalu suka merasakan pengahrgaan istrinya dan ketaatan istrinya ketika ia berkata dan meminta, dan seorang wanita yang cerdas itu adalah yang bisa memahami bahwasannya itu adalah sifat suaminya.
Jalan menuju kebahagiaan rumah tangga
Teruntuk raihanah rumah tangga….
Teruntuk bunga keindahan…..
Teruntuk kebahagiaan hidu….
Teruntuk rahasia dan sumber kasih sayang serta kehangatan rumah….
Dan keapda setiap istri aku hadiahkan kalimat-kalimat ini….
1. Lihatlah kepadanya dengan mata penuh cinta.
Betapa sangat buruknya ketika api cinta sudah hilang dan padam….
Betapa berhayanya ketika cahaya cinta sudah menghilang berganti dengan gelap…
Dan betapa celakanya ketika cinta sudah hilang keberadannya di dalams ebuah rumah….
Dan sunggu kecelakaan untuk orang yang membunuh cinta dengan tangannya…!
Dengan cinta semua semua yang ada tampak menjadi indah, debu menjadi emas, kesulitan menjad mudah, dan kemustahilan menjadi kenyataan, dengan cinta pula kita bisa menghilangkan dan emnutupis emua kecelaan dan melewatkan semua permasalahan.
Allah telah menyifatkan cinta hakiki kepada kita dengan firmannya:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُون
َ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. “
Hingga akhirnya mata cinta selalu bisa saling memahami, memaafkan, dan menutupi setiao keburukan.
2. Bagaimana engkau memperbarui cintamu?
a. Ketahuilah bahwasannya taggungjawab pembaruan cinta berada di posisi pertama di atas pundakmu wahai makhluk yang di irikan bidadari syurga, hal itu sebelum menjadi perhatian sang suami; karena suami kebanyakan tersebukkan dengan banyak urusan, terlebih lagi kadang malah tidak terlintas di dalam benaknya.
Pastikanlah bawasannya suamimu bukan batu, akan tetapi aia adalah makhluk dari daging dan darah , maka segala percobaanmu pasti akan berpengaruh terhadapnya dengan izin Allah walaupun seteleh beberapa saat lamanya.
b. Tanamkan niatmu di awal dan akhirnya adalah karena mengharapkan kerdihoan Allah –ta’aalaa- niscaya ia akan memudahkan dan menolongmu.
Perbaikilah hubungan antara dirimu dan Allah niscaya ia ekan membaiki urusanmu, jangan pernah lupakan doa karena doa adalah sejatamu yang paling ampuh, yakinlah dengan seyakin-yakinnya bahwasannya sang pemilik hati dan yang berhak membolak- balikkan hati manusia itu sanggup menghilangkan segala kegelisahan dan kesedihanmu dan membebaskanmud ari cobaan yang menimpamu dan mengganti kebencian hati dengan cinta dan kasih sayang.
c. Kalimat yang baik, perhatian yang lebih, hadiahmu semisal minyak wangi dan bunga niscaya akan makin menghidupkan perasaan terindah dan sering memunculkan pengaruh yang menakjubkan dan menyihir.
d. Baik dalam penyambutan dan melepasnya ketika keluar dan masuknya ia dari rumah menanamkan perasaan di dalam dirinya akan perhatianmu terhadapnya.
e. Pembicaraan lewat telpon ketika hari ia bekerja mengingatkannya denganmu sepanjang hari.
f. Panggilan dengan nama atau gelar yang paling di sukainya bersama dengan membiasakan ruh senda gurauan yang bisa merehatkan akal dan badan yang kelelahan serta menghilangkan segala bentuk kebosanan dan kerutinitasan.
g. Lihatlah kembali bersama album-album gambar kalian berdua bersama-sama untuk memperbarui memori terindah kalian berdua, engkau jangan lupa untuk melakukan hal itu bahwasannya kalian berdua mempunyai masa lalu yang indah bersama dan ingatkanlah semua memori indahnya yang pernah di alaminya.
h. Jangan engkau lalaikan pemandangan indahmu selamanya daam keadaan sesibuk apapun, jangan engkau lalaikan segala keperluan dan kebutuhannya yang khusus sekali, dan jangan terlebih dahulu engkau tidur sebelum engkau yakin dia sudah tidak meminta apa-apa lagi darimu.
i. Jadilah seperti wanita istri tukang kayu yang telah dis ebutkan oleh Rasulullah –shollallaahu ‘alaihi wasallam- bahwasannya dia termasuk penduduk syurga, maka ketika ia di tanya tentang rahasia hal itu, berkatalah ia:” Ketika suamiku pergi mencari kayu aku merasakan kecapaian yang ia peroleh pada saat mencari rizki untuk kita, aku merasakah panasnya kehausannya di gunung yang hampir-hampir membakar tenggorokanku, maka akupun menyiapkan air dingin sehingga ketika ia sidah datang bisa langsung mendapatkannya, saya telah korbankan kesenanganku dan menyiapkan makanannya, kemudian aku berdiri menantinya dan saya dalam keadaan berpakaian dengan sebaik-baiknyapakaianku, ketika pintu di ketuka segera aku menyambutnya seperti seorang mempelai menyambut pengantinya yang di rindukannya….”
Sekarang apakah engkau sudah menemukan rahasianya? Sesungguhnya rahasianya adalah di kalimat:’ saya merasakan….” Sungguh betapa indahnya perasaan kasih dan cinta yang keluar dari hatimu.
Bagaimanakah engkau memperlakukan suamimu?
Oleh: Muhafidz Ibn Maqshudy
Perhatikan dengan baik wahai istri yang baik dengan lakumu terhadap suamimu, dan bertanyalah pada dirimu sendiri apakah engkau sudah memperlakukannya sebagaimana seharusnya?! Apakah engkau sudah menampakkan dan menunjukkan kasih sayang, penghormatan dan ketaatan keapdanya?! Apakah engkau sudah memperlakukannya dengan hal yang Allah ridhoi?! Apakah engkau selalu berusaha memperbaharui nit dan semangatmu?! Apakah engkau sudah memikirkan tentang syurga ketika engkau mentaati suami dalam beberapa hal, khususnya ketika perkara ini tidak muncul dari nafsumu?!
Dengarlah baik-baik kepada putri Sa’id bin Al Musayyib ketika ia berkata:” Tidaklah kami membicarakan para suami kita kecuali seperti kalian membicarakan para pemimpin kalian.”
1. Bersihkanlah kalimatmu bersamanya dan jangan memperlakukannya kecuali dengan akhlak yang baik.
2. Jangan mengejek atau meremehkan perkataannya walaupun dalam keadaan bergurau, dan jangan mengejek cela yang di milikinya.
3. Jagalah kemulyaannya, dan tampakkan pula penghormatanmu kepadanya di depan orang lain.
4. Jangan engkau sampai memberikan atau menimbulkan sebuah perasaan terhadapnya bahwa engkau itu lebih utama darinya, mulai dari pengetahuan, pemahaman ataupun pengalaman hidup, akan tetapi tanamkanlah perasaan di dalam dirinya bahwasannya engkau selalu memerlukannya di setiap waktu kapanpun saja adanya.
5. Hormatilah ia selalu, saat ia ada maupun tidak ada, jangan pernah sekali-kali menyebut-nyebut tentangnya di depan orang lain kecuali kebaikan.
6. Jangan engkau pergi atau keluar rumah kecuali setelah mendapatkan izinnya; Rasulullah –shollallaahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
إن المرأة إذا خرجت من بيتها وزوجها كارهٌ لعنَها كلُّ ملك في السماء وكل شيء مرَّت عليه غير الإنس والجن حتى ترجع
“Sesungguhnya seorang wanita jika keluar dari rumahnya sedangkan suaminya dalam keadaan tidak suka (benci) maka ia akan di laknat oleh setiap malaikat di langit dan setiap sesuatu yang di lewatinya selain manusia dan jin sampai ia pulang.”
7. Jangan engkau berpuasa sunnah kecuali dengan izinnya. Rasulullah bersabda:
لا يحلُّ لامرأةٍ أن تصوم وزوجها شاهد إلا بإذنه
“Tidak halal untuk seorang wanita berpuasa sedangkan suaminya ada kecuali dengan izinnya.”
8. Jangan engkau memasukkan orang yang tidak di ridhoi atau tidak di sukai atau I benci oleh suamimu.
9. Jangan membelanjakan hartanya sama sekali kecuali dengan izinnya, juga jangan engkau menyimpan sesuatu- pun dari hartnya kecuali dengan izinnya.
10. Jika engkau memang harus menasehatinya maka nasehatilah ia dengan halus dan lembut, pilihlah waktu dan kalimat yang pas untuk itu.
11. Jangan engkau lukai perasaanya dan jangan pula menyakitinya dengan perkataan atau perbuatanmu. Rasulullah bersabda:
لا تؤذي امرأةٌ زوجَها في الدنيا إلا قالت زوجتُه من الحور العين: لا تؤذيه قاتلك الله،...
“Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia kecuali istrinya dari bidadari berkata kepadanya:” Jangan engkau menyakitinya, (jika engkau menyakitinya) mudahan Allah memrangimu, …..”
12. Jangan negkau bersikap masa bodoh dengan hubungan khusus antara kalian berdua walau apapun juga sebabnya, akan tetapi penuhilah panggilannya, tampakanlah kebahagiaanmu dengan hal itu; Rasulullah –shollallaahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
إذا دعا الرجلُ امرأتَه إلى فراشه فلم تأتِهِ فبات غضبان عليها لعنتها الملائكةُ حتى تصبح
“Ketika seorang suami memanggil istrinya ke- ranjangnya kemudian ia tidak mendatanginya , maka kemudian (suaminya) bermalam dalam keadan marah atas dirinya, maka para malaikatpun melaknatnya hingga pagi hari.”
Ketahuilah bahwasannya poin terakhir ini merupakan poin terpenting yang banyak di lalaikan atau di remehkan oleh para istri, sehingga akibatnya adalah dia merusak hubungannya dengan sang suami, antara menghormatinya dengan hak ini terhadap suaminya dan ketidak ta’atannya yang menjadikan suaminya menjadi marah terhadapnya dan mudah terangkat emosinya ketika menghadapi cela atau masalah yuang timbul dari istrinya secara khusus.
Dengarlah baik-baik nasihat Rasulullah untuk seorang istri yang baik:
ما استفاد مؤمنٌ بعد تقوى الله عز وجلَّ خيرًا له من زوجةٍ صالحةٍ، إن أمرها أطاعته، وإن نظر إليها سرَّته، وإن أقسم عليها أبرَّته، وإن غاب عنها نصحته (حفظته) في نفسها وماله
“Tidaklah seorang beriman mendapatkan manfaat secara taqwa kepada Allah –ta’aalaa- pada kebaikan untuknya dari seorang istri yang baik, jika ia menyuruhnya ia menataatinya, jika ia menatap kepadanya (istri) menyenangkannya, dan jika ia membagi atasnya ia menerimanya, dan jika ia tidak berada di sisinya ia menjaga diri (suami) di dalam dirinya (istri) dan hartanya (suami).”
Wallahu a’lamu bisshowaab….
